OLEH:
NURMAIDA
STK.116031
MAKASSAR
ii
2020
KATA PENGANTAR
tingginya kepada:
1. Ketua Yayasan Pendidikan Balik Diwa Makassar, Ibu Dr. Hj. Andi
Aslinda, M.Si.
proposal ini.
v
proposal ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Nomor Halaman
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar telah banyak
merupakan rumput laut yang mudah didapatkan dengan harga yang relatif
berbeda. Gracilaria verrucosa ini juga memiliki kandungan yang baik bagi
Permintaan akan sabun mandi dapat dilihat dari data Badan Pusat
impor, dan ekspor sabun. Dari data tersebut dapat dilihat konsumsi sabun
pada tahun 2004 sebesar 55.832,930 ton yang terus meningkat sampai
tahun 2009, yaitu sebesar 101.631,090 ton (BPS, 2009 dalam Widyasanti,
et.al., 2016).
Sabun mandi terbuat dari garam alkali asam lemak dan dihasilkan
kulit yang terbuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan bahan lain
yang diizinkan dan digunakan tanpa menimbulkan iritasi ada kulit dan
kalium dengan asam lemak. Secara umum, sabun berbentuk padat atau
cair, memiliki busa dan aroma yang bervariasi. Sabun diperoleh dari
2019).
kotoran saja, tetapi juga memiliki kandungan zat yang tidak merusak kulit
serta dapat melindungi kulit, Kandungan gliserin baik untuk kulit karena
berfungsi sebagai pelembab pada kulit dan membentuk fasa gel pada
3
sabun. Penggunaan zat aktif bahan alami yang aman bagi kesehatan
dapat dilakukakn dengan menggunakan uji temple (patch test). Uji temple
adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilkukan dengan cara
atau tidak. Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat
setelah pelekatan ada kulit, iritasi ini disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi
yang demikian bersifat local ada daerah kulit yang rusak saja. Reaksi kulit
yang timbul akibat iritan primer terjadi antara beberaa menit hingga satu
sabun padat yang dihasilkan, berupa warna, aroma dan tekstur sabun.
(Ismanto et.al,.2016)
2020 (Analisis Mikrobiologi dan Asam Lemak pada Sabun rumput laut
menurunkan kadar asam lemak tidak tersabunkan. Sampai saat ini, belum
maka pada penelitian ini akan dilakukan uji iritasi untuk mengetahui sifat
uji ALT (Angka Lempeng Total) dan derajat keasaman (pH) pada sabun
B. Rumusan Masalah
verrucosa?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sifat iritan pada kulit dari sediaan sabun padat
Glacilaria verrucosa.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun. Seluruh
Divisi : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gracillariaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Gracillaria verrucosa
Gambar 2.1. Rumput Laut Glacilaria verrucosa
mengandung mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi dan
iodium. Komposisi kimia dari Glacilaria verrucosa kering dapat di lihat ada
dan Lombok Barat. Gracilaria sp. umumnya dipanen dari hasil budidaya
dan juga dari alam. Namun hasil dari alam memiliki kualitas budidaya
B. Sabun Padat
dan cair. Sabun dapat bermanfaat sebagai alat pembersih hal ini
dengan air) dan non polar (berikatan dengan minyak) sehingga dapat
membersihkan lemak atau kotoran yang tidak dapat terangkat oleh air.
Dilihat dari segi kimia sabun adalah garam dari asam lemak. Sedangkan
minyak dan basa (NaOH atau KOH). Reaksi yang terjadi disebut reaksi
berikatan dengan natrium ini dinamakan sabun. Hasil lain dari reaksi
Sumber lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan dasar sabun
dapat berasal dari hewani (lemak babi dan lemak sapi) maupun dari
digunakan pada percobaan ini adalah larutan NaOH yang dapat membuat
sabun cair digunakan larutan KOH Sabun mandi bisa ditambah dengan
susu, madu, parfum dan berbagai jenis filler yang lain tergantung tujuan.
ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dapat
Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari
panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang
sangat sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Syarat mutu sabun mandi
yang ditetapkan SNI 06 - 3532 - 2016 dapat di lihat pada tabel 2.2 di
bawah ini.
11
pelarut organik seperti lemak dan protein sedangkan bagian hidrofilik akan
alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa. 2). Jika larutan
sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih
koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci
kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai
gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen
suka air) dan larut dalam zat organik sedangkan COONa + sebagai kepala
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Non polar :
non polar). Polar : COONa+ (larut dalam air, hidrofilik dan juga
Sabun Padat adalah bahan yang telah dikenal sejak jaman dahulu,
Sabun pertama kali dibuat oleh orang Arab dan Persia yang dihasilkan
lemak dan alkali, sabun juga menggunakan bahan lain. Bahan tersebut
padat pada suhu ruang (270C). Asam lemak termasuk ke dalam asam
trigliserida adalah komponen utama dari minyak dan lemak yang terdiri
dari kombinasi berbagai jenis asam lemak (Zulfikar 2010), Minyak adalah
(Mursidah, 2019).
14
laurat dan asam palmitat yang terdapat pada minyak kelapa sawit
Asam oleat dan asam stearat akan akan banyak ditemukan pada
sabun dan busa pada sabun yang dihasilkan akan lebih stabil dan
lembut.
asam lemak yang terdapat pada minyak jarak terdiri atas 90%
oleum ricini) dihasilkan dari biji tanaman jarak yang terdiri atas
2015).
2019).
a. Gliserin (Pelembab)
tidak berbau, manis diikuti rasa hangat dan higrokopis. Dapat bercampur
dengan air dan etanol 95%, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan
humektan (menarik uap air dari udara ke kulit) dan sering ditambahkan
kosmetik.
(Purwanto, 2018).
Stearat (C18H36O2)
stearat berwarna putih kekuningan dan memiliki titik cair pada suhu 56 0C
e. Aquadest (Pelarut)
f. Gula pasir
C. Iritasi
Uji iritasi dilakukan untuk menentukan potensi iritasi pada kulit setelah
kulit akibat pH sabun yang tinggi telah banyak dilakukan. Pada tahun-
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan
dengan cara mengoleskan uji pada kulit normal panel manusia dengan
pada kulit atau tidak. Iritasi dan kepekaan kulit adalah reaksi kulit terhadap
kerusakan kulit. Iritasi kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena
setelah pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi
jika iritasi tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit,
reaksi kulit tersebut lebih kurang sama, yaitu akan tampak hiperemia,
iretema, edema, atau vesikula kulit. Reaksi kulit yang demikian biasanya
bersifat local.. Panel uji tempel meliputi manusia sehat. Manusia sehat
19
yang dijadikan panel uji tempel sebaiknya wanita, usia antara 18 sampai
sebagai panel uji tempel. Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang
dijadikan daerah lokasi untuk uji tempel. Teknik uji tempel dapat dilakukan
dengan uji tempel terbuka, uji tempel tertutup, dan uji tempel sinar.
Prosedur uji tempel dibedakan menjdi uji tempel preventif, uji tempel
diagnostik, dan uji tempel ramal. Uji tempel preventif adalah uji tempel
diagnostic dilakukan dengan teknik uji tempel terbuka, uji tempel tertutup,
dan atau uji tempel sinar. Lamanya pelekatan ditetapkan 24 jam, 48 jam,
dan 72 jam. Uji tempel ramal adalah uji tempel yang dilakukan untuk
- Lokasi lekatan
D. Organoleptik
sangat suka pada kuesioner yang telah disediakan. Kedua nilai tertinggi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari
berikut:
dicuci dengan air yang mengalir sampai bersih dan biofouling hilang.
kotoran dan garam yang masih menempel, dipastikan tidak ada dalam
Dilelehkan
Glacilaria verrucosa
diaduk
secara
Kontinyu
NaOH
Alkohol + Gliserin +
Larutan Gula
DI UJI
pH
ALT
Iritasi
Organoleptik
menggunakan spatula seluruh contoh uji pada wadah yang bersih, kering
dan tidak menyerap. Simpan contoh uji ditempat yang bersih dan kering
Perikanan) Makassar.
Hotplate Memanaskan
26
D. Unit Analisis
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sabun padat
dimodifikasi.
E. Teknik Sampling
27
Glacilaria verrucosa.
F. Objek Penelitian
Adapun objek yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi uji ALT,
hal yang sama untuk pengenceran 10 -4, 10-5 dan seterusnya sesuai
kondisi contoh.
28
posisi terbalik dalam inkubator selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 22 0C.
∑C
N = -------------------------------------
[(1 x n1) + (0,1 x n2)] x (d)
Keterangan:
meter dicuci dengan akuades agar pH meter dalam keadaan netral (pH 7).
dicatat.
iritasi pada kulit., mencuci tangan dengan sabun akan membuat nilai pH
kulit meningkat untuk sementara, tetapi kenaikan pH pada kulit tidak akan
3. Uji Iritasi
Uji iritasi terhadap kulit pertisipan dilakukan dengan cara uji tempel
(patch test). Uji tempel adalah uji iritasi dan keekaan kulit yang dilakukan
dengan cara mengoleskan uji ada kulit panel manusia dengan maksud
untuk mengetahui sifat iritan sabun. Kriteria partisipan untuk uji iritasi
adalah sehat jasmani dan rohani, berusia dalam rentang umur 18 sampai
paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel adalah bagian punggung,
lengan tangan atas bagian dalam, lipatan siku, dan bagian kulit di
belakang telinga.
bawah bagian dalam yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas
tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati. Uji ini dilakukan
sebanyak dua kali sehari (pagi dan sore hari)selama 3 hari berturut-turut
gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang
diberi perlakuan.
4. Uji Organoleptik
kamar (28–300C).
G. Analisa Data
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif terdiri dari pH, dan nilai ALT. sedangkan data kualitatif berupa
31
hasil uji organoleptik dan uji iritasi sabun padat Glacilaria verrucosa.
Ali, I. (2020). Analisis Mikrobiologi dan Asam Lemak pada Sabun Padat
Gracilaria verrucosa Gracilaria verrucosa.Skripsi. Penerbit STITEK
Balik Diwa Makassar. Makassar.
Apgar, Satrias. 2010. Formulasi Sabun Mandi Cair yang Mengandung Gel
Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L) Webb) dengan Basis Virgin
Coconut Oil (VCO). (Skripsi). Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung: Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, (1994), Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-
3532-1994, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2009. Data Konsumsi, Produksi, Ekspor, dan Impor
Sabun Mandi Padat di Indonesia. Jakarta.
Hambali, E., A. Suryani, dan M. Rivai. (2005). Membuat Sabun Untuk Gift
dan Kecantikan. Penebar Swadaya, Jakarta : 19-23 XIsmanto, S. D.,
Neswati and Amanda, S. (2016) ‘Pembuatan sabun padat
aromaterapi dari minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dengan
penambahan minyak gubal gaharu (Aquilaria malaccensis)’, Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas, 20(2): 9–19.
Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014. Pabrik Sabun Beraroma Terapi dari
Minyak Jarak dengan Proses Saponifikasi Trigliserida Secara
Kontinyu. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.
Untari, E. K. and Robiyanto, R. (2018) ‘Uji Fisikokimia dan Uji Iritasi Sabun
Antiseptik Kulit Daun Aloe vera (L.) Burm. f’, Jurnal Jamu
Indonesia, 3(2) : 55–61.