Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CIRI-CIRI BENTUK,JENIS DAN PENYEBAB KORUPSI DAN NAPZA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Napza

Dosen Pengampu :
Dra.Wenny Murtalining Tyas, M.Si

Disusun Oleh :
1. Daniar Resti (2010412006)
2. Kuni Mukarromah (2310411135)
3. Rara Faticha N.S (2310411144)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas Ciri-Ciri Bentuk,Jenis dan Penyebab
Korupsi dan Napza dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan
Napza. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Ciri-Ciri Bentuk,Jenis
dan Penyebab Korupsi dan Napza bagi para pembaca ataupun bagi penulis.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku Dosen Dra.Wenny
Murtalining Tyas,M.Si mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Napza. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya makalah ini.

Kami sebagai penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bondowoso, 27 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
2.1 Ciri-Ciri Bentuk dan Jenis Korupsi ............................................................... 4
2.2 Ciri-Ciri Bentuk dan Jenis Napza .................................................................. 7
2.3 Penyebab Korupsi ........................................................................................ 10
2.4 Penyebab Napza .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................... 12
3.3 Dokumentasi................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor penyebab maraknya peredaran narkotika adalah karena ada praktik
korupsi,khususnya suap yang dilakukan oleh bandar narkotika kepada oknum apparat hukum.
Korupsi berasal dari Bahasa latin “corruptio” atau “corruptus” yang kemudian muncul dalam
banyak bahasa Eropa,Inggris,Prancis “corruption” bahasa Belanda “corruptie” yang kemudian
pula dalam bahasa Indonesia “korupsi”. Di Indonesia,kita menyebut korupsi dalam satu tarikan
nafas sebagai “KKN” (korupsi,kolusi,nepotisme). “Korupsi” selama ini mengacu kepada
berbagai “tindakan gelap dan tidak sah” (illicit or illegal activities) untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau kelompok. Definisi ini kemudian berkembang sehingga pengertian
korupsi menekankan kepada “penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan publik untuk
keuntungan pribadi”.
Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan
negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga
dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku
pribadi. Hukum di suatu negara adalah diperuntukkan untuk melindungi warga negara dari
segala ketidak nyamanan warga negaranya. Pembangunan nasional yang dilaksanakan bangsa
Indonesia bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh tumpah darah Indonesia seperti yang tercantum dalam Alinea 4 (empat) Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan pembangunan nasional
menjadi terganggu dengan semakin merajalelanya korupsi yang terjadi di seluruh aspek lapisan
masyarakat dalam segala bidang yang lambat laun telah menggerogoti hasil pembangunan yang
telah dicapai karena korupsi telah banyak menyebabkan kerugian keuangan negara dan
perekonomian negara.
Tindak pidana korupsi biasanya merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan secara
sistematis dan terorganisir dengan baik, serta dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
kedudukan dan peranan yang penting dalam tatanan sosial masyarakat. Oleh karena itu
kejahatan ini sering disebut Whitecollar crime atau kejahatan kerah putih. Dalam praktiknya,
korupsi yang telah sedemikian rupa tertata dengan rapi modus kejahatan dan kualitasnya,
menjadikan korupsi ini sulit diungkap. Menyadari kompleksnya permasalahan korupsi, maka
pemberantasannya harus dengan cara yang luar biasa melalui keseimbangan langkah-langkah
yang tegas dengan melibatkan semua potensi yang ada dalam masyarakat, khususnya
pemerintah dan aparat penegak hukum.
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) menurut Undang-
Undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 1, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat
yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.
Narkotika dan psikotropika semula ditunjukkan untuk kepentingan pengobatan, namun dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jenis-jenis narkotika dapat diolah sedemikian
banyak serta dapat pula disalahgunakan fungsinya .

1
Dampak yang terjadi dari penyalahgunaan NAPZA sangat besar selain seorang pengguna
akan menjadi kecanduan (addictive), terjadi juga masalah psikososial dan psikologis secara
umum yang didapat dari efek NAPZA yang dipakainya. Pengguna NAPZA juga akan
mengalami gangguan kesehatan yang kronis berupa gangguan fungsi organ dan terkenanya
Virus Hepatitis C dan D atau bahkan HIV/AIDS. Dampak yang lebih buruk terjadi pada
pengguna dalam jangka waktu lama, seperti yang ditemukan di beberapa studi antara lain
kematian, depresi, gangguan bipolar, bunuh diri dan skizofrenia . Resiko penyalahgunaan
NAPZA terhadap tubuh tergantung pada jenis NAPZA, jumlah atau dosis, frekuensi
pemakaian, cara menggunakan (apakah digunakan bersama dengan obat lain), faktor psikologis
(kepribagian, harapan dan perasan saat memakai), dan faktor biologis (berat badan, dan
kecendrungan alergi).
Perlu kita ketahui bahwa pengedar atau bandar narkoba yang selama ini sudah dipenjara
sering kali masih bisa mengendalikan orang untuk mengedarkan barang haram atau narkoba
tersebut untuk diperjualbelikan. Tindak pidana narkoba pada umumnya tidak dilakukan oleh
perorangan secara berdiri sendiri, tetapi dilakukan secara bersama-sama bahkan dilakukan oleh
sindikat yang terorganisasi secara rapi, dan sangat rahasia. Tindak pidana narkoba yang telah
berkembang menjadi kejahatan yang bersifat transnasional yang dilakukan dengan
menggunakan modus operasi dan teknologi yang canggih, termasuk pengamanan hasil-hasil
tindak pidana narkoba. Perkembangan kualitas tindak pidana narkoba tersebut sudah menjadi
ancaman yang sangat serius bagi kehidupan umat manusia, khususnya generasi muda, bahkan
dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa.
Generasi muda terlibat dalam penyalahgunaan narkotika tentunya tidak lahir dengan tiba-
tiba, melainkan melalui proses pertimbangan dari organisasi organisasi kejahatan atau sindikat
peredaran narkotika, dimana kejahatan tersebut memang menjanjikan keuntungan yang cukup
menggiurkan. Dalam perkembangan masyarakat belakangan ini terdapat beberapa hal yang
kian mendorong akselerasi merajalelanya organisasi-organisasi kejahatan atau sindikat
peredaran narkotika tersebut untuk memperluas jaringan dan bergerak melintasi negara atau
bersifat internasional, utamanya yang menyangkut adanya kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi sehingga memudahkan mobilitas manusia keseluruhan dunia, di samping itu,
karena keuntungan yang menjanjikan tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi-
organisasi kejahatan atau sindikat peredaran narkotika untuk memasuki ke semua wilayah
dunia dan semua lapisan masyarakat. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa
persoalan narkotika di Indonesia dalam kondisi yang memerlukan perhatian dan kewaspadaan
tinggi secara terus menerus dari seluruh elemen bangsa Indonesia. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa korupsi dan narkoba adalah kejahatan luar biasa yang memiliki kaitan yang
erat sehingga perlu perhatian lebih bagi aparat dan pemerintah dalam menangani hal tersebut.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri bentuk dan jenis korupsi?
2. Apa saja ciri-ciri bentuk dan jenis napza?
3. Apa saja penyebab korupsi?
4. Apa saja penyebab napza?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri bentuk dan jenis korupsi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri bentuk dan jenis napza
3. Untuk mengetahui penyebab korupsi
4. Untuk mengetahui penyebab napza

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-Ciri Bentuk dan Jenis Korupsi
Secara garis besar ciri-ciri korupsi menurut Syed Hussein Alatas dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Korupsi selalu melibatkan lebih dari dari satu orang. Inilah yang membedakan antara
korupsi dengan pencurian atau penggelapan.
2. Korupsi pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motif yang melatarbelakangi
korupsi tersebut.
3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan
keuntungan tersebut tidaklah selalu berbentuk uang.
4. Korupsi berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran hukum.
5. Mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang
serta mempengaruhi keputusan-keputusan itu.
6. Setiap tindakan mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau pada
masyarakat umum.
7. Setiap bentuknya melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari mereka yang
melakukan tindakan tersebut.
8. Korupsi dilandaskan dengan niat kesengajaan untuk menempatkan kepentingan umum
di bawah kepentingan pribadi.
Sedangkan ciri-ciri korupsi yang mungkin bisa terjadi di dalam lingkungan sekitar
adalah :
1. Adanya pembengkakan anggaran
Pembengkakan anggaran (mark up) merupakan kegiatan pembiayaan yang tidak diinginkan
dan melibatkan biaya yang tidak terduga. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat
sepanjang 2022 terdapat 303 kasus korupsi dengan modus mark up dan penyalahgunaan
anggaran. Melakukan mark up sama dengan tindakan curang atau mempermainkan
anggaran. Dari contoh kasus dan ciri-ciri korupsi mark up, maka dana yang dibuat bisa
dilebih-lebihkan atau diada-adakan (dana fiktif). Umumnya, kegiatan ini kerap dilakukan
pada proyek-proyek infrastruktur, bangunan, hingga teknologi.
2. Penyunatan dana desa untuk pribadi
Dana desa seringkali diberikan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
kualitas hidup, dan menanggulangi kemiskinan di suatu daerah. Namun, anggaran dana
desa ini ternyata disunat untuk keperluan pribadi oleh pelakunya. Menurut data ICW, kasus
korupsi dana desa ternyata naik sembilan kali lipat, yaitu pada 2015 hanya ada 21 kasus,
tapi meningkat menjadi 154 kasus pada 2021.
3. Promosi jabatan tidak sesuai kompetensi
Mendapatkan promosi jabatan di tempat kerja tentu menjadi sesuatu yang membanggakan.
Namun, nyatanya tidak mudah untuk mendapatkannya karena dipengaruhi oleh banyak
faktor. Misalnya saja, kompetensi, prestasi kerja, dan lainnya. Terkadang beberapa orang
4
tetap bersikeras jabatannya naik sehingga ia rela melakukan tindakan suap kepada atasan
maupun HRD. Suapnya bisa berupa memberikan sejumlah uang, memberikan hadiah, dan
sebagainya. Tindakan ini tentu tidak patut untuk dicontoh karena naiknya jabatan karena
melakukan suap bukan berdasarkan kompetensi.
4. Uang damai untuk polisi
Memberi “uang damai” ketika melanggar aturan lalu lintas kepada polisi lalu lintas sama
saja membiarkan cikal bakal korupsi dalam diri sendiri. Lebih baik menaati aturan tata cara
sidang dan pembayaran denda tilang. Berlaku jujur saat ditilang, tentu prosesnya akan lebih
mudah.
Adapun bentuk bentuk korupsi yang sudah lazim dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penggelapan barang milik lembaga,menipu dan mencuri.
2. Penyalahgunaan wewenang kesempatan.
3. Memperkaya diri sendiri dan orang lain.
4. Menerima hadiah,uang,jasa,uang pelican,dan hiburan yang tidak pada tempatnya.
5. Ikut serta dalam penggelapan.
6. Mengabaikan keadilan melanggar hukum,menjebak,dan memberikan kesaksian palsu.
7. Pemerasan menyalahgunakan kekuasaan.
Korupsi memiliki berbagai jenis,yang dilakukan mulai dari tataran terendah hingga para
penyelenggara negara dan anggota legislatif. Jika dibagi berdasarkan skala dampak dan
paparannya,korupsi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Petty Corruption
Sesuai dengan namanya, petty corruption adalah korupsi skala kecil oleh pejabat
publik yang berinteraksi dengan masyarakat. Jenis korupsinya seperti pungutan liar,
gratifikasi, penyuapan, uang pelicin, atau pemerasan untuk memuluskan pelayanan publik
atau birokrasi. Padahal, pelayanan tersebut seharusnya murah atau bahkan gratis untuk
masyarakat. Petty corruption dalam keseharian misalnya memberikan uang untuk
mengurus surat-surat kependudukan atau uang damai kepada polisi ketika ditilang.
Korupsi kecil-kecilan ini kadang terjadi terang-terangan, namun dianggap biasa dan penuh
pemakluman dari masyarakat.

2. Grand Corruption
Grand corruption atau biasa disebut korupsi kelas kakap adalah korupsi dengan nilai
kerugian negara yang fantastis, miliaran hingga triliunan rupiah. Korupsi kakap
menguntungkan segelintir orang dan mengorbankan masyarakat secara luas. KPK dalam
Renstra 2011-2015 menjelaskan ada empat kriteria grand corruption. Pertama, melibatkan
pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi, kedua, melibatkan aparat penegak
hukum, ketiga, berdampak luas terhadap kepentingan nasional, dan keempat, kejahatannya
berlangsung sistemik dan terorganisir. Grand corruption kadang muncul akibat
kongkalikong antara pengusaha dan para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan
untuk melakukan state capture. State capture adalah korupsi sistemik yang terjadi ketika
kepentingan swasta memengaruhi pembuatan kebijakan untuk keuntungan mereka sendiri.
3. Political Corruption

5
Political corruption atau korupsi politik terjadi ketika pengambil keputusan politik
menyalahgunakan wewenangnya dengan memanipulasi kebijakan, prosedur, atau aturan
demi keuntungan diri atau kelompoknya. Keuntungan ini bisa berupa kekayaan, status, atau
mempertahankan jabatan. Seperti halnya grand corruption, political corruption melibatkan
orang-orang di level tinggi penyelenggaraan negara yang main mata dengan pengusaha
dalam upaya state capture. Political corruption sangat berpotensi terjadi ketika anggota
legislatif juga merangkap sebagai pengusaha. Mereka kemudian memanipulasi institusi
politik untuk memengaruhi pemerintahan dan sistem politik demi kepentingan
perusahaannya. Undang-undang dan regulasi disalahgunakan, tidak dilakukan secara
prosedural, diabaikan, atau bahkan dirancang sesuai dengan kepentingan mereka. Jenis-
jenis political corruption adalah penyuapan, perdagangan pengaruh, jual beli suara,
nepotisme, atau pembiayaan kampanye.
Sedangkan menurut studi yang dilakukan oleh Transparency International
Indonesia,praktik korupsi dapat dibagi menjadi beberapa jenis,yakni :
1. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan adalah pembayaran dalam bentuk uang atau sejenisnya yang diberikan atau
diambil dalam hubungan korupsi. Dengan demikian, dalam konteks penyuapan, korupsi
adalah tindakan membayar atau menerima suap. Penyuapan biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk memuluskan atau memperlancar urusan terutama ketika harus melewati
proses birokrasi formal.
2. Penggelapan/Pencurian (Embezzlement)
Penggelapan atau pencurian merupakan tindakan kejahatan menggelapkan atau mencuri
uang rakyat yang dilakukan oleh pegawai pemerintah, pegawai sektor swasta, atau aparat
birokrasi.
3. Penipuan (Fraud)
Penipuan atau fraud merupakan kejahatan ekonomi berwujud kebohongan, penipuan, dan
perilaku tidak jujur. Jenis korupsi ini merupakan kejahatan ekonomi yang terorganisir dan
biasanya melibatkan pejabat. Dengan demikian, kegiatan penipuan relatif lebih berbahaya
dan berskala lebih luas dibandingkan penyuapan dan penggelapan.
4. Pemerasan (Extortion)
Korupsi dalam bentuk pemerasan merupakan jenis korupsi yang melibatkan aparat dengan
melakukan pemaksaan untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan. Pada umumnya, pemerasan dilakukan from above, yaitu dilakukan oleh aparat
pemberi layanan terhadap warga.
5. Favoritisme (Favortism)
Favoritisme dikenal juga dengan pilih kasih merupakan tindak penyalahgunaan kekuasaan
yang melibatkan tindak privatisasi sumber daya.

6
2.2 Ciri-Ciri Bentuk dan Jenis Napza
Ciri-ciri pengguna narkoba bervariasi,yang bergantung pada jenis dan dosis narkoba
yang dikonsumsi. Secara umum,berikut ciri-ciri pemakai narkoba yang dapat dikenali :
A. Ciri Fisik
1. Mata cekung kemerahan
2. Kurang memperhatikan kebersihan, sehingga penampilan fisik jadi tidak terawat
3. Mudah tremor dan merasa gugup
4. Perubahan berat badan drastis
5. Warna kulit pucat
6. Rambut rontok
7. Memar atau infeksi yang tidak kunjung sembuh
8. Rentan sakit
9. Mengeluarkan air mata dan keringat berlebihan

B. Ciri Psikis
1. Perubahan suasana hati yang signifikan
2. Perubahan kepribadian
3. Tidak dapat menikmati hal-hal yang dulu disukai
4. Denial
5. Cenderung lebih impulsif
6. Halusinasi dan delusi
7. Muncul gejala depresi atau kecemasan, seperti panic attack
8. Sulit berkonsentrasi
9. Mudah marah dan tersinggung
10. Insomnia
Narkoba memiliki nama lain Napza (Narkotika, Psikontropika dan zat aditif) adalah
jenis obat-obatan yang biasanya dipakai dokter untuk membius pasien saat akan dilakukan
operasi atau obat-obatan yang digunakan untuk proses penyembuhan penyakit tertentu, akan
tetapi beberapa kalangan menggunakan obat-obatan tersebut dengan tujuan yang tidak baik,
sehingga menimbulkan efek bahwa obat-obatan yang digunakan untuk medis tersebut menjadi
obat-obatan yang terlarang.
Pengelompokan jenis narkoba berdasarkan efek yang ditimbulkan :
1. Halusinogen
Pengguna narkoba jenis ini memiliki halusinasi yang kuat pada saat melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata. Contoh narkoba yang meberi efek
seperti ini adalah kokain dan LSD.
2. Stimulan
Yaitu jenis narkoba yang berefek mempercepat kerja jantung dan otak lebih dari
biasanya. Pengguna narkoba jenis ini akan memiliki tenaga extra. Efek lainnya adalah
si pengguna merasa lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
3. Depresan
Yaitu jenis narkoba yang memiliki sistem kerja dengan cara menekan sistem saraf pusat
serta mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Pengguna narkoba jenis ini akan
merasakan efek tenang, tertidur / pingsan. Contoh Depresan adalah putaw.

7
4. Adiktif
Narkoba jenis ini mengakibatkan pemakai memiliki sifat yang pasif, karena kandungan
zat yang ada dalam narkoba yang tergolong jenis ini dapat memutuskan saraf otak.
Pengguna biasanya akan selalu ingin dan ingin lagi mengkonsumsi narkoba jenis ini.
Contohnya : ganja, heroin, putaw.

Narkotika adalah zat sintetis maupun semi sintetis yang dihasilkan tanaman atau
lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa
nyeri. Adapun jenis dari narkotika adalah :
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus ( dewa mimpi ) adalah alkaloid analgesik yang
sangat kuat yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung pada sistem saraf.
2. Heroin / putaw
Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi, reaksi yang
ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri, sehingga
mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak.
3. Ganja / Kanabis / mariyuana
Ganja adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat, kandungan zat narkotika
terdapat pada bijinya. Narkotika ini dapat membuat si pemakai
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja merupakan salah satu jenis narkotika yang dapat mengakibatkan kecanduan. Jika
pemakaiannya dihentikan, sipemakai sering mengalami sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, sering merasa kelelahan dan badan menjadi lesu.
4. Kokain
Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika Selatan.
Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu
dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain mempunyai 2 bentuk, yakni :
 Kokain hidroklorida, berupa kristal berwarna putih, rasanya sedikit pahit, serta
bersifat mudah larut.
 Kokain free base, ia tidak berbau dan rasanya pahit.
5. LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
Adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk lembaran
kertas kecil, kapsul, atau pil.
Cara pemakaiannya adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30
s/d 60 menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.
6. Opiat / opium
Adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver
somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit.
7. Kodein
Adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan / diresepkan oleh dokter, namun obat
ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
8. Metadon
Efek yang ditimbulkan oleh narkotika ini adalah seperti heroin.

8
9. Barbiturat
Biasa digunakan sebagai obat tidur. Cara kerjanya mempengaruhi sistem syaraf. Efek
dari mengkonsumsi barbiturat dapat terlihat 3 hingga 6 jam.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang memiliki Khasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
pada aktivitas mental dan perilaku penggunanya. Adapun jenis dari psikotropika adalah :
1. Ekstasi
Adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat mengakibatkan
penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat berbentuk tablet, pil, serta serbuk.
2. Sabu-sabu
Merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang parah, seperti
gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.
3. Sedatif – hipnotik
Nama lain dari jenis psikontropika ini adalah Benzodiazepin/BDZ, BK, Lexo, MG,
Rohip, Dum.
4. Nipam
Adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi anseitas. Biasanya
digunakan secara bersamaan dengan minuman beralkohol yang sebenarnya dapat
beresiko bahaya bagi penggunanya.
5. Angel Dust (PCP/ phencyclidine)
Angel dust termasuk halusinogen. Obat ini diproduksi dalam bentuk bubuk dan bentuk
cair , biasanya disemprotkan ke bahan berdaun seperti ganja, mint, oregano, peterseli
atau Jahe Daun, dan rokok.
6. Speed
Speed atau biasa disebut methamphetamine merupakan stimulan sistem saraf pusat
yang kuat dan adiktif. Obat ini berbentuk bubuk dan berwarna putih, tidak berbau, dan
berasa pahit. Cara kerja obat ini adalah dengan merangsang sel-sel otak, meningkatkan
mood dan gerakan tubuh.
7. Demerol
Adalah sejenis narkoba yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit dan nyeri.
Jika over dosis, obat ini dapat berakibat kematian bagi penggunanya.
Zat Adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahan-bahan alamiah
baik semi sintetis maupun sintetis. Zat ini dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang
bekerja mengganggu sistem syaraf pusat. Contoh zat adiktif : lem, aceton, ether dan
sebagainya. Yang tergolong dalam jenis narkoba ini antara lain :

1. Alkohol / etanol
Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada
atom karbon. Alkohol biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat. Ia juga
bisa berfungsi sebagai zat pengawet.
2. Nikotin

9
Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-tumbuhan
sejenis suku terung-terungan seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan salah
satu racun saraf. Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan
insektisida.
3. Kafein
Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem metabolisme dan
saraf pusat. Kafein digunakan sebagai pengurang rasa lelah serta untuk mencegah /
mengurangi rasa kantuk.
4. Zat desainer
Merupakan zat yang dibuat secara ilegal. Zat ini sangat dilarang pemerintah untuk
dikonsumsi. Zat-zat ini sudah banyak beredar dengan nama speed ball, Peace pills,
crystal, angel dust rocket fuel.
2.3 Penyebab Korupsi
Penyebab korupsi menurut Ibnu Khaldun sejarawan pemikir muslim asal Tunisia
sekitar abad ke-14, lantaran nafsu hidup. Kalangan kelompok berkuasa memiliki nafsu hidup
untuk bermewah-mewah, katanya. Untuk menutupi pengeluaran yang serbamewah itulah,
mereka yang berkuasa melakukan korupsi (Robert Klitgaart, 1988).
Penyebab korupsi juga disampaikan Donald R Cressey dalam teori Fraud Tiangle.
Teori Segitiga Kecurangan ini melihat potensi kecurangan yang bisa terjadi kapan saja dan di
mana saja, termasuk lingkungan sekitar. Menurut Cressey, ada tiga faktor yang membuat
seseorang melakukan korupsi, yaitu:
1. Pressure (tekanan)
Memiliki motivasi untuk melakukan tindakan korupsi karena adanya tekanan, salah
satunya karena motif ekonomi. Namun, tekanan ini kadang tidak benar-benar ada,
hanya pelaku saja yang berpikir kalau mereka merasa tertekan dan tergoda pada
bayangan insentif.
2. Opportunity (kesempatan)
Adanya kesempatan membuat seseorang tergiur untuk korupsi. Ini terjadi akibat dari
lemahnya sistem pengawasan yang pada akhirnya menjerumuskan pelaku melakukan
korupsi.

3. Rationalization (rasionalisasi)
Para pelaku selalu memiliki rasionalisasi atau pembenaran untuk melakukan korupsi.
Rasionalisasi ini ternyata dapat menipiskan rasa bersalah yang dimiliki pelaku dan
merasa dirinya tidak mendapatkan keadilan. Sebagai contoh "saya korupsi karena tidak
digaji dengan layak". Sebagaimana yang diutarakan Cressey, korupsi terjadi kalau ada
kesempatan melakukannya. Tak heran, jika banyak yang melakukan tindakan culas
tersebut.

10
2.4 Penyebab Napza
Banyaknya faktor penyebab yang masih terus berkembang dan harus menjadi perhatian
dalam kehidupan seorang yang melatar belakangi mereka untuk menggunakan narkoba
diantaranya adalah :
1. Latar belakang riwayat keluarga membuka peluang bagi seseorang melampiaskannya
pada narkoba
Kondisi keluarga yang kurang harmonis bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba pada seorang. Keterbatasan ruang untuk mengekspresikan diri dalam
lingkungan keluarga dijadikan satu alasan besar bagi seseorang untuk berteman dengan
narkoba. Seseorang memiliki anggapan bahwa bila dunia tak peduli dengannya, mengapa
dirinya harus peduli. Melakukan hal sesuka hati menjadi jawaban mereka untuk mendapatkan
kebebasan dan kesenangan sesaat.
2. Keliru memilih pergaulan dan lingkungan sosial
Hampir 40 persen faktor penyalahgunaan narkoba diakibatkan oleh pergaulan yang kurang
sehat. Keliru dalam memilih sebuah pergaulan memudahkan seseorang jatuh dalam jerat
narkoba. Biasanya, seseorang hanya memikirkan kesenangan tanpa mempertimbangkan
konsekuensi yang akan diterima.
3. Berada pada situasi sulit hingga mengalami depresi dan kecemasan
Seseorang yang tengah dirundung masalah berada pada kondisi yang sulit untuk berpikiran
jernih. Terlebih lagi, tingkat emosional nya masih tidak stabil sehingga mencari jalan pintas
pun dirasa menjadi sebuah solusi yang paling tepat. Makanya tak heran, bila keinginan untuk
mencoba hal-hal baru termasuk yang negatif seperti menggunakan narkoba semakin besar bila
sedang mengalami depresi maupun kecemasan berlebih.
4. Menurunnya rasa percaya diri akibat traumatis mendalam
Tak hanya orang dewasa, remaja juga kerap mengalami permasalahan yang berat hingga tak
tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Makanya gak heran bila remaja mudah sekali
mengalami traumatis mendalam. Trauma pada remaja terbagi atas beberapa aspek, misalnya
pikiran, psikologis, dan mental. Contohnya dikucilkan dari lingkungan sosial, kehilangan
orangtua, kejahatan seksual, maupun kasus-kasus lainnya. Bila tidak didampingi, remaja akan
dengan sangat mudah mengakrabkan diri dengan narkoba.
5. Ketidakmampuan diri beradaptasi dengan lingkungan
Seorang remaja yang tertutup dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, biasanya lebih mudah berhubungan dengan narkoba karena rasa sepi dan
merasa sendiri menjadi salah satu dorongan bagi remaja menggunakan narkoba. Mulanya ingin
tahu, coba-coba, kemudian terjerumus lebih dalam.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan
negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga
dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku
pribadi. NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) merupakan zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Korupsi bisa
terjadi di mana saja dan dapat terjadi karena tekanan,kesempatan,dan rasionalisasi. Sedangkan
narkoba (napza) dapat terjadi karena pengaruh lingkungan,dipaksa,dijebak,dan kurangnya
dukungan sosial. Korupsi dan narkoba adalah kejahatan luar biasa yang saling berkaitan
sehingga perlu perhatian lebih bagi aparat dan pemerintah dalam menangani hal tersebut.
3.2 Saran
Semua faktor sangat mempengaruhi diri individu untuk melakukan kejahatan korupsi
ataupun narkoba (napza). Hal ini disebabkan kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya
tanggung jawab moral bagi mereka yang memiliki jabatan dan kekuasaan. Pendidikan
agama,aksi memperkuat iman dan merangkul sesama adalah metode yang mesti ditingkatkan
demi mendapatkan orang-orang yang memiliki hati nurani bersih sehingga jauh dari peluang
terjadinya narkoba atau korupsi.

12
3.2 Dokumentasi

Kerja kelompok mencari materi dan


mengerjakan makalah

13
DAFTAR PUSTAKA
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230111-mengenal-tiga-jenis-korupsi-
berdasarkan-skala-dan-paparannya
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20230803-ciri-ciri-dan-indikator-
penyebab-korupsi
https://katadata.co.id/amp/lifestyle/varia/650145db0cdbc/memahami-ciri-ciri-jenis-dan-
penyebab-korupsi
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/03/01/kejahatan-narkoba-erat-dengan-
korupsi-dan-terorisme
https://katadata.co.id/amp/lifestyle/varia/650145db0cdbc/memahami-ciri-ciri-jenis-dan-
penyebab-korupsi
https://sumsel.bnn.go.id/5-lima-faktor-penyalahgunaan-narkoba/
https://kalteng.bnn.go.id/jenis-jenis-narkoba/

14

Anda mungkin juga menyukai