Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER & ANTI KORUPSI

PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

DOSEN :

Dr. Abdul Wahid, S.H.,M.H.

Resmi Yustie Andini, S.H., M.H

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5 :

Ananda Tri Nirwana (F221 19 104)

Namira Affia Gayo Siregar (F221 19 083)

Annisa d. Lestari (F 221 19 012)

Nurul Inayah Dzattilah (F 221 19 125)

Ni Made Sumiati Sriasih (F221 19 039)

Cikal Anisa Lanuhu (F221 19 090)

Reza Fauzi Hasfa (F221 19 089)

Moh.Zaahir Azhar (F221 19 102)

Naskur (F221 16 098)

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PRODI S1 ARSITEKTUR

Tahun Ajaran 2020/2021


1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan


Yang maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia- Nya yang
berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serta
shawalat dan salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita kelak.

Makalah yang berjudul “Peran Mahasiswa Dalam Pemberantasan


Korupsi” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Pendidikan Karakter &
Anti Korupsi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung


serta membantu penyelesaian makalah ini. Penulis juga berharap agar isi makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Dengan kerendahan hati, penulis
memohon maaf apabila ada kesalahan penulis. Kritik yang terbuka dan
membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata
pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini. Wassalamu’ alaikum Wr.Wb.

Palu, 15 Maret 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

1.1.Latar Belakang .......................................................................................................... 4

1.2.Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

1.3.Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5

2.1.PENGERTIAN KORUPSI ....................................................................................... 5

2.2.FAKTOR PENYEBAB KORUPSI .......................................................................... 6

A. Faktor Internal ..................................................................................................... 6

B. Faktor Eksternal .................................................................................................. 7

2.3.PERAN MAHASISWA DALAM MASYARAKAT DAN PENENTUAN


KEBIJAKAN PUBLIK ................................................................................................... 9

2.4.PERANAN DAN KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI


KORUPSI ..................................................................................................................... 10

2.4.1.Peranan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi .......................................... 10

2.4.2.Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi ................................... 11

BAB III ............................................................................................................................. 13

PENUTUP ........................................................................................................................ 13

3.1.KESIMPULAN ....................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya
tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak
lepas dari peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah,
namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan
idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa,
semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan
atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan
bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme.
Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan
negaranya.

Kebijakan negara dalam melakukan pemberantasan korupsi di indonesia


harusmemperhatikan tiga aspek yang berbeda sifatnya, yaitu: politik, hukum,
dan korupsi yangmenyatu. Lebih lanjut lagi, masyarakat sangat menentukan
keberhasilan pencegahanterjadinya tindak pidana korupsi. Layaknya penyakit,
korupsi dapat dikategorikan sebagaipenyakit misterius yang kadar
penyembuhannya sangat minim dan selalu menjadi uji cobabagi
penanggulangannya. Hasilnya pun sering kali sudah dapat diprediksi secara
pesimis.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi pada umumnya ?

2. Apa semuanya faktor penyebabnya korupsi ?

3. Bagaimana peran Mahasiswa dalam pemberantasan korupsi?

4. Apa keterlibatan mahasiswa dalam pemberantasan korupsi ?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi

2. Untuk mengetahui faktor penyebabnya korupsi

3. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi

4. Untuk mengetahui keterlibatan mahasiswa dalam pemberantasan korupsi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN KORUPSI
Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara perusahaan
dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Mengkorupsi adalah
menyelewengkan atau menggelapkan uang dan sebagainya. Arti lain korupsi
adalah tindakan atau efek dari membuat seseorang berubah dari standar
perilaku moral menjadi tidak bermoral. Berdasarkan

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang


yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap
orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi. Juga menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.

Menurut Kligraard korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari
tugas-tugas resmi jabatannya dalam Negara, dimana untuk memperoleh
keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi
(perorangan,perkelompok, atau keluarga dekat). Sementara itu menurut
undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang
di kategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempakatan atau sarana yang ada
padanta karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
Negara perekonomian Negara.

Ada beberapa istilah terkait dengan jenis- jenis korupsi, yaitu kolusi dan
nepotisme yang popular dengan sebutan KKN. Kolusi merupakan sikap dan
perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam
melakukan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelican melanggar
hukum dengan menguntungkan kepentingan keluarga atau teman-teman yang
dikenal.

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara


yang bersih dan bebas dari korupsi,kolusi dan nepotisme. Pasal 1 ayat 3,4
menyebut hal-hal berikut :
5
a) Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tindak pidana korupsi

b) Kolusi adalah pemufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antara
penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain,
masyarakat, atau Negara.

c) Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggaraan Negara secara


melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya atau
kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi


dalah perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan suap, dan
sebagainya untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang
mengakibatkan kerugian keuangan Negara, yang dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kepentingan dan kekuasaan. Dalam hal ini korupsi merupakan
suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa
dan Negara.

2.2.FAKTOR PENYEBAB KORUPSI


Faktor penyebab korupsi penting diketahui tiap warga negara. Korupsi
merupakan praktik yang merugikan negara dan juga rakyatnya. Korupsi
termasuk tindakan melanggar hukum di seluruh dunia. Terkadang, kurangnya
pengetahuan tentang faktor penyebab korupsi, membuat masyarakat tidak
mengetahui bahwa perbuatannya termasuk tindak korupsi. Maka dari itu,
faktor penyebab korupsi termasuk pengetahuan dasar yang harus dimiliki tiap
orang.

Ada beberapa faktor penyebab korupsi yang menjadi pemicu perilaku kotor
ini. Faktor penyebab korupsi harus dipahami semua orang untuk menghindari
kerugian yang dihasilkannya. Faktor penyebab korupsi bisa datang pada siapa
saja dengan latar belakang apa saja.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana korupsi,


korupsi terjadi di sebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor Internal dan faktor
Eksternal.

A. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang di sebabkan oleh keinginan diri
pelaku, Faktor ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan sosial.
Aspek perilaku individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral
yang kurang kuat, gaya hidup konsumtif.
6
Sementara aspek sosial dapat terjadi karena dorongan perilaku keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluarga lah yang secara
kuat memberi dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya.faktor internal ini
dapat di jabarkan dalam hal-hal berikut.

1) Sifat kepribadian yang rakus

Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka membutuhkan


makan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah
berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya
diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam
diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus biasanya dilatar belakangi
keinginan untuk mendapatkan lebih dari yang seharusnya ia dapatkan.

1) Lemahnya akhlak dan moral


Setiap anak yang lahir di dunia pasti mendapatakan pelajaran tentang
baik dan buruk dalam perbuatan, baik dari keluarga atau orang tua maupun
dari lingkungan. Seseorang yang melakukan korupsi telah menyimpang
dari ajaran moral. Korupsi merupakan perbuatan yang tidak baik, bahkan
dianggap tercela. Oleh sebab itu. Orang yang melakukan korupsi dapat
dikatakan sebagai orang yang tidak berakhlak atau tidak bermoral.

2) Gaya hidup yang konsumtif


Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seseorang
konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan
yang memadai akanmembuka peluang seseorang untuk melakukan
berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan
tindakan itu adalah dengan korupsi.

3) Iman yang lemah


Orang yang imanya lemah sangat rentan terpengaruh hal-hal yang
kurang baik. Landasan agama tiang utama dalam membentengi perilaku
seseorang. Apabila iman seseorang kuat niscaya mereka akan terhindar
dari praktik-praktik korupsi.

B. Faktor Eksternal

Merupakan faktor dari luar yang berasaldari situasi lingkungan yang


mendukung seseorang untuk melakukan korupsi. Berikut ini beberapa
faktor eksternal penyebab korupsi.

1. Aspek Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi


Pembiaran masyarakat terhadap praktik-praktik korupsi menjadi jalan
mulus bagi para koruptor.- Meskipun mengetahui praktik korupsi,
7
sebagian masyarakat cenderung menutupinya karena kepentingan
segelintir oknum. Masyarakat yang seperti inilah yang terus menyuburkan
tindakan korupsi. Selain itu, masyarakatuga kurang menyadari bahwa
sebenarnya mereka terlibat dalam korupsi. Nilai-nilai di masyarakat
kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat sendiri.
 Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah
dan diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan.

2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi adalah
pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan
ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal
ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk
mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.

3. Aspek Politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti
kepentingan politis, meraih dan mempertahakan kekuasaan. Politik juga
merupakan salah saatu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat
dari instabilitas politik dan kepentingan para pemegang kekuasaan. Kasus
suap serta politik uang juga santer terdengar oleh masyarakat. Persaingan
dan kompetisi politik merupakan salah satu penyebab korupsi, terutama di
kalangan para elite politik. Umumnya, desakan kultur dan struktur korupsi
betul-betul terwujud dalam perbuatan korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat.

4. Aspek Organisasi
Dalam hal ini, organisasi yang dimaksud memiliki cakupan yang luas,
Termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarkat. Oraganisasi
yang menjadi korban korupsi atau tempat korupsiterjadi biasanya memberi
andil karena membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan korupsi.
Hal ini terjadi karena beberapa aspek diantaranya kurang adanya
keteladanan dari sosok pemimpin, kultur organisasi yang salah, sistem
akuntabilitas yang kurang memadai, dan manajemen yang kurang terarah.
Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di antaranya
adalah:
 Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
 Tidak adanya kultur organisasi yang benar
 Kurang meadainya sistem akuntabilitas yang benar
8
 Kelemahan sistem pengendalian manajemen
 Lemahnya pengawasan.

2.3.PERAN MAHASISWA DALAM MASYARAKAT DAN PENENTUAN


KEBIJAKAN PUBLIK
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam
menerapkan perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis
besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran
sebagai pembaharuan yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan
terhadap sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah
peristiwa turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi
mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia. Sebagai kontrol sosial,
mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan
membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil
dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang

tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan
pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja
dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa
berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah
maupun pihak legislatif.

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan


bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan
kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi
dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang
ditemuinya pada pihak yang berwenang.

Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan


melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum
terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak
hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan
tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun pembentukan opini publik.

9
2.4.PERANAN DAN KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM
GERAKAN ANTI KORUPSI

2.4.1.Peranan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi


Penegakan hukum merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan
Indonesia yang damai dan sejahtera. Apabila hukum ditegakkan, maka
kepastian, rasa aman, tenteram atau pun kehidupan yang rukun akan dapat
terwujud. Ketiadaan penegakan hukum akan menghambat pencapaian
masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya (Chaerudin, dkk, 2008) Hal
tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara damai, adil dan sejahtera.
Penegakan hukum yang mengabaikan keadilan dan nilai yang hendak
ditegakkan oleh hukum akan menjauhkan rasa keadilan masyarakat yang
pada gilirannya akan mempengaruhi citra hukum dan penegakan hukum di
masyarakat. Jika kondisi diatas dibiarkan maka masyarakat akan
menempuh cara sendiri untuk menemukan rasa keadilan meskipun
bertentangan dengan norma dan hukum yang ada.

Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik


yang mereka miliki, yaitu : intelektualitas, jiwa muda dan idealisme.
Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh
semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa
selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.
Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa
mahasiswa berperan sangat penting sebagai agen perubahan

Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat


tampil di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh
kompetensi dasar yag mereka miliki, yaitu : intelegensia, kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan
kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan
(KementerianPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, 2013b)

a) Mampu menjadi agen perubahan

b) Mampu menyuarakan kepentingan rakyat

c) Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif

d) Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga - lembaga


negara dan penegak hukum

10
2.4.2.Keterlibatan Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi
Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera dan tertib
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dan
sejahtera tersebut, perlu secara terus menerus ditingkatkan usaha-usaha
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pada umumnya serta tindak pidana
korupsi pada khususnya.

Mahasiswa, aset berharga yang sangat menentukan masa depan bangsa,


sesungguhnya dapat menciptakan solusi atas segala permasalahan di Negara ini.
Namun, kali ini mereka seakan bungkam. Tak tau harus berbuat apa, harus
melangkah kemana, dan bagaimana harus bergerak. Tak seperti pendahulu
mereka, yang sudah banyak membuat berbagai perubahan besar bagi negeri ini.
Sebut saja era reformasi saat ini, yang diperjuangkan oleh mahasiswa masa itu.
Tak akan ada reformasi tanpa ada pergerakan mahasiswa. Praktik korupsi yang
sudah sangat mengkhawatirkan dan nyata dampaknya membuat perubahan harus
segera dilakukan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Daripada
harus senasib dengan VOC yang hancur karena korupsi lebih baik segera
bertindak untuk melakukan perubahan apapun resikonya demi era reformasi saat
ini.

Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu
gerakan anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan
tumbuhnya budaya anti korupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan jangka
panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat.

Dalam konteks ini peranan mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari
masyarkat sangat diharapkan. Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat wilayah yaitu :

a) Di lingkungan keluarga

Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat di mulai dari
lingkungan keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan
terhadap perilaku keseharian anggota keluarga, misalnya :

11
 Apakah dalam mengendarai kendaraan bermotor bersama ayah atau
anggota keluarga yang lain, peraturan lalu lintas dipatuhi ? misal tidak
berbelok/berputar di tempat dimana ada tanda larangan berbelok/berputar

 Apakah ketika berboncengan motor bersama kakaknya atau anggota


keluarga yang lainnya, tidak mengendarai motor berlawanan arah ?

 Apakah penghasilan orang tua tidak berasal dari tindak korupsi ?

 Apakah ada diantara keluarga yang menggunakan produk bajakan

Tahapan proses internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiwa yang
diawali dari lngkungan keluarga sangat sulit untuk dilakukan. Justru karena
anggota keluarga adalah orang-orang terdekat, yang setiap saat bertemu dan
berkumpul. Maka pengamatan terhadap adanya perilaku korupsi yang dilakukan
dalam keluarga seringkali menjadi bias.

b) Di Lingkungan Kampus

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus


dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu :

- Untuk individu mahasiswanya sendiri

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak


berprilaku koruptif dan tidak korupsi

- Untuk komunitas mahasiswanya

Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama


mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku koruptif
dan tidak korupsi.

c) Di Tingkat Lokal Dan Nasional

Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti


korupsi bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak
korupsi yang masif dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi
yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin (leader) dalam gerakan mahasiswa anti
korupsi baik yang bersifat lokal mupun nasional.

12
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Kesimpulan dalam makalah ini adalah Mahasiswa sangat berperan dalam upaya
pemberantasan korupsi. Karena perannya mahasiswa yang sangat dibutuhkan bagi
pemberantasan korupsi, sehingga dibutuhkan juga adanya penanaman moral sejak
dini dan adanya pendidikan anti korupsi bagi untuk mahasiswa. Jadi, mahasiswa
juga sangat berperan dalam pemberantasan korupsi dan juga dalam tindakan
pencegahan tindak pidana korupsi.

Masyarakat sudah tahu jika korupsi itu tindakan buruk, keji, tercela, tidak baik,
dosa, dan merugikan orang lain, namun tetap banyak yang melanggar. Oleh
karena itu, sebaiknya dengan diadakannya pendidikan anti korupsi sebagai
kelanjutan dari masa pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi untuk
membangun kesadaran etik dan moral bagi generasi muda, termasuk mahasiswa.
Karena, mahasiswa memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan bangsa
Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal El-Faqih, Volume 5, Nomor 1, April 2019

Afifah Mahdiy Mufidah, Guruh Aryo Santoso, Muhammad Amar Ma’ruf


Politeknik Keuangan Negara STAN, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia,
“Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi”, Desember 2019

Liza Deshaini, Evi Oktarina Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda
Palembang, “Peranan dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Gerakan Anti
Korupsi”. Yogyakarta, 22 November 2017

Anugerah Ayu Sendari, Faktor Penyebab Korupsi, Lengkap dengan Teori dan
Jenisnya. 17 Des 2020, https://hot.liputan6.com/read/4436038/faktor-
penyebab-korupsi-lengkap-dengan-teori-dan-
jenisnya#:~:text=Faktor%2Dfaktor%20penyebab%20korupsi%20adalah,berk
aitan%20dengan%20individu%20pelaku%20korupsi

Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP tahun 2005 oleh Mohamad Risbiyantoro,
Ak., CFE (PFA pada Deputi Bidang Investigasi BPKP)

14

Anda mungkin juga menyukai