Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Mikrobiologi

“ Isolasi Mikroba dari Lingkungan ”

Oleh :

Nama : Putri Septianingrum


NIM : 1304617065
Kelompok :5
Tanggal Praktikum : 24 September 2019
Dosen : Dr. Dalia Sukmawati, M.Si
AnnisaWulanAgus U, S.Si.,M.Si

Pendidikan Biologi B 2017


Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroba merupakan organisme yang banyak terdapat di lingkungan normal maupun
lingkungan yang ekstrim. Dimana kondisi pertumbuhan memiliki perbedaan karena
tergantung pada spesifik mikroba itu sendiri. Mikroganisme yang berada di alam selalu dalam
keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks yang artinya banyak jenisnya atau
walaupun memiliki jenis sama tapi terdapat perbedaan dari sifat khusus yang agak jauh
walaupun dari sifat umum yang sama. (Jidoamidjojo, 1991).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba merupakan dengan
mengidentifikasinya. Terdapat empat tahapan yang dilaksanakan apablia hendak melakukan
identifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan terakhir adalah identifikasi. Dari
empat tahapan dilakukan secara sistematis agar mikroba dapat teridentifikasi. Pemanfaatan
mikroganisme dalam bidang teknologi semakin banyak digunakan dalam menghasilkan
berbagai produk seperti bahan pangan, industri, pertanian, obat-obatan dan lainya. Pemilihan
mikroganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroganisme secara
maksimal perlu didukung oleh sesuatu metode isolasi dan identifikasi. Mikroorganisme
dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks
artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula
terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama
(Mulyono, 1992).

Media yang digunakan dalam melakukan isolat adalah media yang mengandung
senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Media juga harus
memberikan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti tekanan osmosis, oksigen dan
lainya. Media pada pertumbuhan dibagi menjadi dua yaitu media padat dan media cair.
(Sutedjo,1996).

Isolasi adalah metode yang digunakan untuk memindahkan atau memisahkan mikroba
tertendu dari suatu lingkungan, sehingga akan diperolehnya kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ini merupakan kultur sel-sel mikroba yang memiliki asal dari pembelahan satu
sel tunggal. Cara yang dilakukan untuk melakukan isolasi mikroganisme antara lain adalah
goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara
pengenceran (dilution plate) serta micromanipulator. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri
dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau
penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).

Koloni dari suatu mikroganisme memiliki jenis yang berbeda-beda, yaitu koloni yang bulat, ada
yang memanjang, ada yang memiliki tepi merata, dan ada pula tepi yang tidak rata. Terdapat koloni yang rata
dengan permukaan medium ada pula yang memiliki permukaan timbul diatas permukaan medium. Koloni
yang berdasarkan dari wajah permukaan, ada koloni yang memiliki permukaanya mengkilat ada pula yang
permukaanya suram. Koloni berdasarkan warna kebanyakan koloni bakteri dengan warna keputihan atau
kekuning-kuningan, akan tetapi juga koloni kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu. Koloni
dengan kepekaan ada koloni berdasarkan kepekaan, ada pula koloni yang lunak seperti lendir. Dan terakhir
ada pula yang lunak menyerupai mentega yang keras dan kering. (Dwidjoseputro, 2005).

Menurut Pelczar dan Chan pada tahun 1986, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk
mengisolaso mikroganisme pada medium agar lempeng, diantaranya ialah metode cawan gores atau biasa
disebut dengan (streak plate), metode cawan tuang (pour plate), dan metode cawan sebar (spread plate).

- Metode cawan gores

inokulum digoreskan dipermukaan medium padat pada cawan petri menggunakan loop ose.
Mikroganisme yang nantinya akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang dapat dilihat pada garis-garis
goresan yang telah dibuat.

- Metode cawan tuang

inokulum berbentuk cair dituangkan ke cawan petri. Setelahnya medium agar yang
masih cair dituangkan juga ke cawan petri tersebut. Keduanya kemudian dicampurkan
dengan menggeser cawan petri yang sudah ditutup dengan pola angka delapan.
Mikroorganisme nantinya akan tumbuh menjadi koloni yang tersebar pada permukaan
medium agar yang telah memadat.

- Metode spread plate,

Setetes inokulum diletakkan di tengah-tengah medium padat pada cawan petri.


Dengan menggunakan spatula drigalski, inokulum kemudian disebarkan perlahan-lahan ke
permukaan medium. Mikroorganisme nantinya akan tumbuh menjadi koloni secara terpisah
pada permukaan medium.
B. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini, yaitu :

 Mengetahui adanya mikroganisme di lingkungan sekitar


 Mengetahui cara mengisolasi mikroba pada sela jari kaki dan kuah pada bakso
 Mengetahui cara mengidentifikasi pada suatu mikroba
 Mengetahui faktor pertumbuhan mikroba
 Mengetahui morfologi bentuk-bentuk pada mikroba
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat
- Cawan petri 3 buah
- Pipet
- Lampu spirtus
- Tissue
- Korek kuping
- Spatel drugalsky
- Pinset
- Aquades
- Label

Bahan

- Kuah bakso
- Nutrien agar
- PDA
- Alkohol 70 %

B. Cara Kerja

1. Medium PDA dan sela jari kaki (Streak Plate)

Sebelum dilakukanya percobaan, menyiapkan medium PDA yang telah dibuat


dan alat-alat yang akan digunakan. Setelah itu,menuangkan medium PDA yang telah
dibuat secara aseptis ke dalam cawan petri. Tutup kembali cawan petri dan diamkan
selama beberapa menit hingga ketika dibalikan tidak tumpah atau dalam keadaan
mengeras. Setelah itu, mengambil korek kuping yang telah disterilkan terlebih dahulu
di dekat bunsen menggunakan pinset. Mendekatkan juga cawan petri berisi medium
PDA dekat dengan bunsen. Lalu, mengambil korek kuping yang telah disterilkan dan
mengoleskannya pada sela jari kaki sebagai sampel adanya mikrobio pada sela jari
kaki. Lalu, streak pada bagian permukaan medium PDA yang telah mengeras dekat
dengan bunsen dan menutup kembali cawan petri hingga rapat dan memberikan label
penamaan. Lalu, menginkubasikan media pada suhu ruangan selama 24-48 jam.
2. Medium NA dan kuah bakso (Spread Plate)

Sebelum dilakukanya percobaan, menyiapkan medium NA yang telah dibuat


dan alat-alat yang akan digunakan. Setelah itu,menuangkan medium NA yang telah
dibuat secara aseptis ke dalam cawan petri. Tutup kembali cawan petri dan diamkan
selama beberapa menit hingga ketika dibalikan tidak tumpah atau dalam keadaan
mengeras. Setelah itu, mengambil 0,1 ml kuah bakso yang ingin diisolasikan
menggunakan pipet. Lalu, Meneteskan kuah bakso 0,1 ml kedalam cawan petri berisi
medium NA dekat dengan bunsen agar tetap steril.setelah itu, spread kuah bakso yang
telah dituangkan menggunakan spatel drugalsky secara perlahan dan tetap dekat
dengan bunsen. Sebelumnya spatel drugalsky disterilkan terlebih dahulu dengan
memanaskanya menggunakan bunsen. Setelah sudah merata dipermukaan, menutup
kembali cawan petri hingga rapat dan memberikan label penamaan. Lalu,
menginkubasikan media pada suhu ruangan selama 24-48 jam.

3. Medium NA dan kuah bakso (Pour Plate)

Sebelum dilakukanya percobaan, menyiapkan medium NA yang telah dibuat


dan alat-alat yang akan digunakan. Setelah itu,menuangkan kuah bakso sebanyak 1 ml
kedalam cawan petri menggunakan pipet ukur yang disediakan dekat dengan bunsen.
Lalu, menuangkan medium NA yang telah dibuat secara aseptis ke dalam cawan petri
sepertiga dari cawan petri dan menutup kembali cawan petri. Dan meletakan cawan
petri di meja, lalu membentuk angka delapan agar media dengan kuah bakso
tercampur merata. Setelah sudah merata, menutup kembali cawan petri hingga rapat
dan memberikan label penamaan. Lalu, menginkubasikan media pada suhu ruangan
selama 24 jam.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No. Medium Gambar Jumlah Keterangan


koloni
(Metode)

1. PDA dan sela jari - Tidak terlihat


kaki adanya mikroba di
sela jari kaki.
(Streak Plate)

2. NA dan kuah - Tidak terlihat


bakso 0,1 ml adanya mikroba di
(Spread Plate) sela jari kaki.

3. NA dan kuah 3 -tepiannya : licin


bakso 1ml (Pour
-warna : putih
Plate)
-Bentuk : kosentris

-elevasi : cembung
B. Pembahasan

1. Medium PDA dan sela jari kaki (Streak Plate)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 48 jam dikampus B, Universitas


Negeri Jakata. Dapat terlihat bahwa tidak adanya koloni dari mikroba sela jari kaki.
Hal ini memungkinkan terjadi dua kesalahan. Yang pertama, ketika letak sampel tidak
tepat diaplikasikan saat streak di permukaan medium. Yang membuat hasil streak
tidak tepat pada bagian sampel yang ada di korek kuping tersebut dan tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik mungkin untuk di gores sehingga
pengenceran mikroganisme menjadi kurang lanjut. Kesalahan kedua dapat terjadi
karena kurangnya ketelitian dan keterampilan dalam proses penggoresan. Yang
menyebabkan kegagalan dalam pengisolasian dan tidak tumbuhnya mikroba dari sela
jari kaki pada medium PDA.

2. Medium NA dan kuah bakso (Spread Plate)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 48 jam dikampus B, Universitas


Negeri Jakata. Dapat terlihat bahwa tidak adanya koloni dari mikroba sela jari kaki.
Hal ini memungkinkan terjadi akibat pembuatan medium yang tidak tepat dan kurang
merata saat melakukan spread menggunakan drugalsky. Yang mengakibatkan tidak
tumbuhnya mikroba dalam medium NA.

3. Medium NA dan kuah bakso (Pour Plate)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 24 jam dikampus B, Universitas


Negeri Jakata. Dapat terlihat bahwa terbentuk 3 koloni mikroba. Pada koloni pertama
terlihat sedikit lebih besar dibandingkan koloni kedua dan ketiga tetapi pada bagian
tepiannya licin, memiliki bentuk konsentris, elevasi cembung dan berwarna putih. Hal
ini memungkinkan bahwa koloni yang ada sama. Tetapi dalam hasil metode pour
plate ini tidak merata, hal ini terjadi karena pemakaian kuah bakso hanya 0,1 ml tidak
sesuai dengan yang dianjurkan. Menyebabkan koloni yang muncul hanya sedikit.
Faktor lain yang menyebabkan sedikitnya koloni mikroba yang tumbuh dapat terjadi
karena kesterilan alat dan tangan praktikan saat melakukan praktikum, atau juga
ketika membuka tutup petri disk terlalu lebar sehingga memudahkan bagi bakteri
yang ada di udara masuk kedalam inokulan atau terkontaminasi. Yang menyebabkan
koloni yang terbentuk nampak berkumpul di satu sisi saja ataupun menyebar tidak
merata, dan pertumbuhan koloninya sulit diamati karena bakteri yang dapat hidup ada
di permukaan medium dan di tengah-tengah medium.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari percobaan praktikum tersebut adalah :

 Dalam praktikum isolasi mikroganisme di lingkungan sekitar diketahui bahwa


terdapat mikroba dalam percobaan dengan menggunakan kuah bakso. Dengan teknik
isolasi mikroorganisme yang merupkan suatu usaha untuk menumbuh kembangkan
mikroba dan dapat memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang
sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.
 Dalam isolasi mikroba yang dilakukan dengan tiga cara, yaitu metode pour plate
dengan mencampurkan antara media dengan sampel mikroba, spread plate
menggunakan spatel drugalsky sebagai alat spread pada mikroba yang terdapat
dimedium, dan streak plate menggunakan jarum ose untuk membuat bentuk streak
stampel pada medium yang telah disediakan.
 Mikroba dapat diidentifikasi dari morfologinya seperti tepian, warna, bentuk dan
elevasinya serta jumlah koloni yang ditemukan dalam medium.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan mikroba adalah saat
melakukan isolasi tehadap satu jenis mikroba yang ditentukan oleh faktor steril atau
tdak sterilnya alat yang digunakan dan perlakuan atau cara yang dilakukan dalam
mengisolasi mikroba. Jika perlakuan atau alat yang digunakan tidak steril maka akan
ada mikroba dari luar yang masuk kedalam inokulan dan mengganggu proses isolasi
sehingga dapat menyebabkan kegagalan dari isolasi mikroba. selain itu juga terdapat
faktor keterampilan dan ketelitian dalam proses penggoresan.
 Koloni mikroba memiliki perbedaan bentuk. Setiap mikroba memiliki bentuknya
masing-masing. Bentuk koloni pada mikroba seperti bundar, konsentris, bundar
dengan tepian kerang, berbenang-benang, rizoid, filiform, keriput, kompleks dan
lainya.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.


Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Dwyana. 2012. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Lay, B.W.1994. Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Levine, M. 2000. An Introduction to Laboratory Technique in Bacteriology.New
York:McMillan Company.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.
Maya, Shofitri. 2012. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Aerob Proteolitik dan Tangki Septik.
Jurnal sains dan seni. 1(1), 2301-928X.
Pelczar.1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai