1
mikrobia, mengetahui faktor-faktor dan ciri-ciri tetap dipegang, jangan diletakan diatas meja
pertumbuhan mikrobia, mengetahui bentuk- karena akan menyebabkan kontaminasi pada
bentuk koloni mikrobia, mengetahui ciri genus tutup tabung). Setelah itu mulut tabung reaksi
dari mikrobia yang diisolasi, mengetahui dipanaskan sebentar diatas api. Kemudian
penyebab dan jenis mikrobia yang bagian sampel yang busuk diambil sedikit
mengkontaminasi, mengetahui mikroorganisme dengan jarum ose. Lalu digoreskan secara zig-
yang tumbuh pada arem-arem basi, tomat zag pada permukaan agar miring. Mulut dan
busuk, daging ayam busuk, kue lapis basi, tutup tabung reaksi dipanaskan lagi dan ditutup,
santan basi, dan susu basi , serta mengetahui jarum ose juga dipijarkan kembali. Kemudian
kenampakan mikroorganisme pada media dan diinkubasi selama 24 jam, pertumbuhan yang
bahan pangan. terjadi diamati, difoto, dan diberi keterangan
mengenai warna dan bentuk pertumbuhannya.
3.2.2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak
3. METODE PRAKTIKUM
Media semi padat steril (NB + agar) dan sampel
hasil isolasi disiapkan. Meja dilap dengan
3.1. Materi
alkohol, kemudian tangan dicuci juga dicuci
3.1.1. Alat
dengan alkohol terlebih dahulu. Jarum N (jarum
Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini
ose lurus) dipijarkan sampai berwarna merah
antara lain masker, sarung tangan, tabung
pada seluruh bagiannya agar steril. Lalu tabung
reaksi, cawan petri, rak tabung reaksi, jarum reaksi yang berisi sampel hasil isolasi dipegang
ose, jarum N, kapas, bunsen, korek api, dan dengan menggunakan tangan kiri, tutup tabung
label. dibuka (tutup tabung tetap dipegang, jangan
diletakan diatas meja karena akan
3.1.2. Bahan menyebabkan kontaminasi pada tutup tabung).
3.1.2.1. Isolasi Mulut tabung dibakar sebentar. Jarum N
Bahan-bahan yang digunakan dalam dioleskan pada isolat mikrobia, mulut tabung
pengisolasian kultur antara lain media NA steril dibakar dan ditutup kembali. Lalu tabung reaksi
dan PDA, alkohol 1. Lepet basi; 2. Lontong yang berisi media semi padat steril dipegang
basi; 3. Kuah sayur lodeh basi; 4. Kerang dengan menggunakan tangan kiri, tutup tabung
busuk; 5. Buah pisang busuk; dan 6. Buah dibuka (tutup tabung tetap dipegang, jangan
sirsak busuk. diletakan diatas meja karena akan
3.1.2.2. Inokulasi Mikroba pada Agar Tegak menyebabkan kontaminasi pada tutup tabung).
Bahan-bahan yang digunakan dalam inokulai Setelah itu mulut tabung reaksi dipanaskan
mikroba antara lain media semi padat sebentar diatas api. Jarum N yang sudah
(NB+agar) steril, alkohol, dan isolat masing- dioleskan dengan isolat, ditusukkan pada media
maing kelompok. semi padat tersebut, kemudian mulut tabung
3.1.2.3. Pemurnian Mikroba dibakar lalu ditutup dan jarum N pun dipijarkan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pemurnian kembali. Kemudian diinkubasi selama 2 hari,
mikroba antara lain NA steril, alkohol, dan pertumbuhan yang terjadi diamati, digambar,
isolat masing-masing kelompok. dan diberi keterangan mengenai warna dan
bentuk pertumbuhannya.
3.2. Metode 3.2.3. Pemurnian Mikroba
3.2.1. Isolasi Sampel hasil isolasi disiapkan. Meja dilap
Pertama, Media NA steril (1-4) dan PDA (5 & dengan alkohol, kemudian tangan dicuci juga
6) dibiarkan memadat dengan posisi miring, dicuci dengan alkohol terlebih dahulu. Media
untuk memperoleh agar miring. Kemudian, NA dituangkan dalam cawan petri secara
meja dilap dengan alkohol, kemudian tangan aseptis, kemudian dibiarkan memadat. Jarum
dicuci juga dicuci dengan alkohol terlebih ose dipijarkan sampai berwarna merah pada
dahulu.Selanjutnya, jarum ose dipijarkan seluruh bagiannya agar steril. Lalu tabung reaksi
sampai berwarna merah pada seluruh bagiannya yang berisi sampel hasil isolasi dipegang dengan
agar steril. Lalu tabung reaksi yang berisi menggunakan tangan kiri, tutup tabung dibuka
media steril dipegang dengan menggunakan (tutup tabung tetap dipegang, jangan
tangan kiri, tutup tabung dibuka (tutup tabung diletakan diatas meja karena akan
2
menyebabkan kontaminasi pada tutup tabung). bahan lepet basi dan kuah sayur lodeh basi
Mulut tabung dibakar sebentar. Jarum ose steril didapatkan hasil pertumbuhan berbentuk
tersebut dioleskan pada isolat mikrobia, beaded dan berwarna putih. Lalu pada
kemudian bakar kembali mulut tabung, lalu kelompok A2 dengan bahan lontong busuk
ditutup. Jarum ose digoreskan pada media yang didapatkan hasil pertumbuhan mikroorganisme
telah memadat dicawan petri dengan berbentuk papillate dan memiliki warna putih.
menggunakan teknik penggoresan langsung (1- Kemudian pada kelompok A4 dengan bahan
3) dan teknik penggoresan kuadran (4-6) secara kerang busuk memiliki bentuk pertumbuhan
aseptis. Cawan petri dibungkus kembali dengan echinulate dan memiliki warna putih. Terakhir
kertas buram dan diinkubasi selama 2 hari, pada kelompok A5 dan A6 dengan bahan buah
diamati pertumbuhannya, digambar dan diberi pisang busuk dan buah sirsak busuk didapatkan
keterangan mengenai warna dan bentuk hasil pertumbuhan mikroorganisme berbentuk
pertumbuhannya. filiform dan memiliki warna putih.
3
al., 2015). Setelah digoreskan tabung kemudian
diinkubasi selama 24 jam. Metode inokulasi Pada hasil pengamatan tabel 1 bahan yang
mikroba pada agar tegak dengan menyiapkan digunakan untuk uji isolasi adalah dengan
alat dan bahan lalu tuang media (NB) steril menggunakan bahan yang sudah basi. Pada hasil
ke dalam petridisk dan biarkan membeku. pengamatan didapatkan data bahwa hampir
Selanjutnya mikroba diinkubasi pada suhu semua kelompok mengalami bentuk
37°C dan dilakukan pengamatan pertumbuhan mikroba secara Spreading kecuali
karakteristik koloni dan perhitungan pada kelompok A4 (Echinulate). Menurut
jumlah koloni bakteri 2 x 24 jam (Djaya & Aditya, et al., (2017) bentuk Echinulate biasa
Rusita, 2016). Pertumbuhan bakteri yang ditemukan pada media tegak dan media miring.
telah diencerkan pada media NB+agar Menurut Gemy & Zulfiati (2020) mengatakan
ditandai dengan adanya kekeruhan dalam bahwa bentuk pertumbuhan pada bakteri media
media. Metode inokulasi mikroba dapat miring akan berbentuk Spreading dikarenakan
dilakukan dengan teknik penusukan (stab) pada mengikuti pola pertumbuhan dari medium yang
media agar tegak (Sopiah et al., 2011). Pada digunakan. Berdasarkan tabel pengamatan 2
pemurnian mikroba dapat dilakukan dengan tentang inokulasi mikroba pada media tegak
menyiapkan sampel terlebih dahulu yang telah bahwa Yulitaasary et al (2017) menyatakan jika
diisolasi selama 24 jam lalu sampel tersebut morfologi koloni isolat bakteri yang
dapat digoreskan dengan metode gores pada digunakan dalam praktikum ini memiliki
media NA secara merata agar mendapatkan karakteristik yang berbeda-beda dan pada
hasil isolat murni. Selama proses pemurnian pengamatan koloni bakteri pada medium tegak
mikroba harus dilakukan secara aseptik agar berupa bentuk pertumbuhan koloni saja. Pada
tidak terjadi adanya kontaminasi. Setelah itu kelompok A1 dan A3 memiliki bentuk beaded,
dapat diinkubasi dengan suhu 25°C dalam lalu pada kelompok A2 memiliki bentuk
waktu 2 hari (Klement et al., 2015). papillate. Kemudian untuk kelompok A4
Berdasarkan praktikum yang ada metode gores memiliki bentuk echinulate sedangkan
yang digunakan adalah penggoresan kuadran kelompok A5 dan A6 memiliki bentuk filiform.
dan penggoresan langsung. Berdasarkan teori Sabdaningsih et al., (2013)
bahwa bentuk pertumbuhan koloni pada bakteri
Media yang digunakan untuk uji Isolasi adalah itu berbeda-beda sesuai morfologinya antara
media cair PDA (Potato Dextrose Agar) dan lain rhizoid, circular, filamentous dan irregular.
NA (Nutrient Agar). Menurut Chinthia, et al., Pada hasil pengamatan tabel 3 didapatkan
(2014) media PDA dan NA bukan merupakan bentuk pertumbuhan mikroba kelompok A1
sumber karbohidrat dan strukturnya padat hingga A6 yaitu irregular sedangkan kelompok
sehingga mudah digunakan untuk proses isolasi A6 berbentuk circular. Untuk warna yang
mikroba. Media yang digunakan untuk dihasilkan pada hasil pengamatan tabel 1,2 dan
praktikum inokulasi mikroba pada agar tegak 3 berwarna putih yang merupakan tanda
adalah media semi padat NB+agar dengan tumbuhnya mikroba dalam praktikum ini (Liss,
menuang media NB steril lalu dibiarkan 2017).
membeku. Nutrient Broth (NB) merupakan
media umum yang digunakan untuk Menurut Heru, et al. (2017), bentuk
menumbuhkan biakan secara general yang pertumbuhan mikroba Spreading ini biasanya
diformulasikan dengan sumber karbon dan ditemui pada Bakteri Asam Laktat. Menurut
nitrogen agar memenuhi kebutuhan nutrisi Gemy & Zulfiati (2020) kelompok genus
bakteri (Wahyuningsih & Zulaika, 2019). Pada Bacillus sp. adalah bakteri yang memiliki
pemurnian mikroba menggunakan media NA bentuk pertumbuhan spreading pada media agar
yang awalnya cair lalu dituang ke dalam cawan miring. Berdasarkan hasil pengamatan dimana
petri lalu dipadatkan. Menurut Rosita et al., warna bakteri putih. Bacillus sp. memiliki ciri-
(2015) media NA merupakan media yang ciri merupakan genus Bacillus, memiliki bentuk
paling sering digunakan untuk pertumbuhan kokus, berwarna putih, serta merupakan bakteri
mikroba, media ini dapat ditumbuhi oleh semua gram positif. Sementara terdapat bakteri dengan
mikroba dan biasanya digunakan untuk dapat bentuk Echinulate Menurut Letha, et al. (2016),
melihat morfologi (bentuk, warna dan penampakan bakteri dengan bentuk Echinulate
permukaan) dari bakteri dan warna putih dapat ditemukan pada mikroba
4
Fascaplysinopsis sp. Ciri-ciri dari mikroba ini Isolasi berfungsi untuk menumbuhkan
sendiri adalah memiliki bentuk basil serta mikroba dalam media dengan cara inkubasi
merupakan bakteri jenis gram negatif. untuk mendapatkan isolat murni
Berdasarkan tabel pengamatan tabel 2 Bentuk pertumbuhan Bacillus sp. Spreading,
kelompok A1 dan A3 memiliki bentuk dengan bentuk bulat, dan berwarna memiliki
pertumbuhan koloni beaded lalu kelompok A4 bentuk basil (batang pendek), dan muncul warna
memiliki bentuk pertumbuhan echinulate dan putih.
berwarna putih.. Sesuai dengan pernyataan Fascaplysinopsis sp. bentuk pertumbuhannya
Umesha & Narayanaswamy (2016) bahwa Echinulate dan berwarna putih
bakteri Azotobacter sp termasuk dalam gram Bentuk pertumbuhan Azotobacter sp adalah
negatif, memiliki bentuk batang dan berwarna beaded dan echinulate dan muncul warna putih
putih. Pada hasil pengamatan kelompok A2 Mikroba Bacillus Cereus memiliki bentuk
memiliki bentuk pertumbuhan papillate dan koloni papiliate dan muncul warna putih
berwarna putih. Sesuai dengan pernyataan Pertumbuhan mikroba dapat diketahui
Salaki (2011) bahwa Bacillus Cereus memiliki dengan adanya kekeruhan pada media
bentuk batang, bersifat gram positif dan Mikroorganisme yang terdapat pada santan
berwarna putih. Sedangkan hasil pengamatan basi adalah Azotobacter sp
pada kelompok A5 dan A6 memiliki bentuk Bahan pangan yang telah rusak oleh
filiform dan menghasilkan warna putih. Hal ini mikroorganisme dapat menjadi sumber
sesuai dengan teori Ginting et al., (2019) yang kontaminasi
menyatakan bahwa bakteri Lactobacillus
Penyebab kerusakan mikrobiologis dapat
bentuk filiform yakni pertumbuhan sepanjang
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
garis inokulasi dan koloni bakteri didominasi
seperti khamir, kapang dan bakteri
warna putih yang tergolong dalam gram
Pertumbuhan mikroba dapat ditandai dengan
negatif dan berbentuk batang. Hasil
adanya kekeruhan pada media
pengamatan kelompok A1-A5 pertumbuhan
bentuk koloni irregular dan menghasilkan Pemurnian mikroba dengan metode gores
warna putih. Sesuai dengan teori Bulu et al., berfungsi agar mendapatkan biakan murni dari
(2019) Lactobacillus Yang merupakan gram satu spesies mikroba
negatif, berbentuk basil, bentuk koloni Lactobacillus memiliki bentuk pertumbuhan
irregular, memiliki warna putih, dan termasuk koloni irregular (tidak beraturan) dan muncul
bakteri mesofilik. Pada hasil pengamatan warna putih
kelompok A6 pertumbuhan bentuk koloni Leuconostoc memiliki bentuk pertumbuhan
circular dan berwarna putih. Sesuai teori Bulu koloni circular (bulat) dan muncul warna putih
et al., (2019) Leuconostoc Yang merupakan Bentuk koloni pada agar cawan antara lain
gram positif, berbentuk coccus, bentuk koloni rhizoid, circular, filamentous dan irregular.
circular, berwarna putih dan termasuk bakteri Isolasi dengan menggunakan metode gores
mesofil. zig-zag, inokulasi pada agar tegak dengan
Mikroorganisme dapat tumbuh ke dalam bahan teknik penusukan (stab) dan pada pemurnian
pangan baik melalui udara, debu, tangan, atau mikroba dengan metode gores langsung dan
media yang lain. Kondisi pada bahan pangan kuadran.
seperti kandungan air dalam pangan dan pH
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. 7. DAFTAR PUSTAKA
Bahan pangan yang telah rusak oleh
mikroorganisme dapat menjadi sumber Aditya TY., Iis NA., Mochammad I. (2017).
kontaminasi yang berbahaya bagi bahan pangan Isolasi dan Identifikasi Azotobacter dari
lain yang masih segar. Penyebab kerusakan Rhizosfer Tanaman Kopi (Coffea
mikrobiologis dapat disebabkan oleh berbagai canephora) yang Terserang Nematoda
mikroorganisme seperti khamir, kapang dan Parasit Pratylenchus coffeae. Saintifika
bakteri (Arini, 2017). 19(2): 13-23.
Arini, L. D. D. (2017). Faktor-faktor penyebab
dan karakteristik makanan kadaluarsa
6. KESIMPULAN yang berdampak buruk pada kesehatan
masyarakat. JITIPARI (Jurnal Ilmiah
5
Teknologi dan Industri Pangan Klement, Z, Rudolph, K, Sands D.C., (2015),
UNISRI), 2(1). Methods in Phytobacteriology. Abe
Arsyik I., Aditya F., Fila D. (2015). Isolasi dan Books. Sands D.C
Identifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Letha LW., Elvy L. Ginting, Stenly W. (2016).
dari Buah Mangga (Mangifera indica Isolasi Bakteri Simbion dengan Spons
L.). Jurnal Ilmiah Manuntung 1(2): 159- dari Perairan Tongkeina, Sulawesi Utara.
163. Jurnal LPPM Bidang Sains dan
Bulu, S., Mellisa, E.S., Anggreini, D. N. R. Teknologi 3(1): 57-65.
(2019). Identifikasi Bakteri Asam
Laktat Pada Nira Segar Lontar Liss D.D.A. (2017). Faktor-faktor Penyebab dan
(Borassus flabellifer Linn). Jambura Karakteristik Makanan Kadaluarsa yang
Edu Biosfer Journal. 1(2):47-52 Berdampak Buruk pada Kesehatan
Chinthia SY., Chrisnawan SB., Trisna D. Masyarakat. Jurnal Teknologi dan
(2014). Uji Daya Hambat Infusa Daun Industri Pangan 2 (1) : 15 – 24.
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Magdalena L., Karlina S., Risco BG., Nur H.
Staphylococcus aureus. Jurnal Permata (2017). Potensi Abalon Tropis Haliotis
Indonesia Volume 5, Nomor 2, asinina L. sebagai Sumber Inokulum
November 2014 Hal. 1-7. Jamur Simbion Penghasil Antimikroba.
Djaya, L., Sulastrini, I., & Rusita, I. (2016). Spermonde (2017) 3(1): 42-46.
Teknik Inokulasi Buatan Clavibacter Rosita, A. S.M., Kukuh, M., Sawitri, K. (2015).
michiganensis subsp. sepedonicus, Komparasi Media NA Pabrikan dengan
Penyebab Penyakit Busuk Cincin NA Modifikasi untuk Media
Bakteri, pada Tanaman Kentang Pertumbuhan Bakteri. FKIP Universitas
(Solanum tuberosum L.). Agrikultura, Muhammadiyah Jember. Hal 193
27(2). Sabdaningsih, A., Anto, B., Endang, K. (2013).
Gemy NH., Zulfiati. (2020). Isolasi Mikroba Isolasi dan Karakteristik Morfologi
Penghasil Antibiotik dari Pasir Pantai Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah
Lemo-Lemo Kabupaten Bulukumba (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali.
dalam Menghambat Beberapa Bakteri Jurnal Biologi, 2(2):11-17
Patogen. Jurnal Kesehatan 13 (1): 21- Sabdaningsih, A., Anto, B., Endang, K. (2013).
27. Isolasi dan Karakteristik Morfologi
Ginting, E. L., Rangian, L., Wantania, L. L., & Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah
Wullur, S. (2019). Isolasi Bakteri (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali.
Simbion Alga Merah Dari Perairan Jurnal Biologi, 2(2):11-17
Tongkeina, Sulawesi Utara. Jurnal Salaki, C. L. (2011). Isolasi dan Karakterisasi
Ilmiah Platax, 7(2), 394-400. Bakteri Indigenous (Bacillus cereus
Heru N., Evy Y., Himmatul H., Desi DA. , Frank.) Sebagai Agensia Pengendali
Puput S. (2017). Isolasi Bakteri Hayati Hama Kubis. EUGENIA, 17(1),
Kandidat Probiotik dari Isi Usus Halus 10-15.
Ayam Kampung untuk Meningkatkan Sopiah, N., Oktaviani, A., Sulistia, S., Suciati,
Produktivitas Ayam Pedaging. F., & Aviantara, D. (2011). Isolasi dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan identifikasi bakteri pendegradasi
Biologi dan Biologi B-139 - B-148. hidrokarbon yang berasal dari tanah
tercemar minyak bumi. Jurnal
Irwan B., Kornelia FN.(2019). Penerapan Teknologi Lingkungan, 12(3), 291-298.
Teknik Aseptik pada Asuhan Umesha, S., & Narayanaswamy, B. (2016).
Keperawatan di Ruang Bedah RSUD Isolation and characterization of
Kabupaten Ende. Jurnal Keperawatan microorganisms present in coconut water
Terpadu 1(2): 56-64. from coconut mills producing desiccated
coconut powder. Mysore Journal of
Agricultural Sciences, 50(2), 275-278.
6
Wahyuningsih, N., & Zulaika, E. (2019).
Perbandingan Pertumbuhan Bakteri
Selulolitik pada Media Nutrient Broth
dan Carboxy Methyl Cellulose. Jurnal
Sains dan Seni ITS, 7(2), 36-38.
Yulitaasary, A. T., Asyiah, I. N., & Iqbal, M.
(2017). Isolasi dan identifikasi
Azotobacter dari rhizosfer tanaman kopi
(Coffea canephora) yang terserang
nematoda parasit Pratylenchus coffeae.
Saintifika, 19(2), 13-23.
7
8. LAMPIRAN
8.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Isolasi
Kelompo Bentuk
Bahan Media Gambar Warna
k pertumbuhan
Kuah sayur
A3 NA miring Spreading Putih
lodeh basi
Buah pisang
A5 PDA miring Spreading Putih
busuk
8
Buah sirsak
A6 PDA miring Spreading Putih
busuk
Kuah sayur
A3 NB + agar Beaded Putih
lodeh basi
9
Buah pisang
A5 NB + agar Filiform Putih
busuk
Buah sirsak
A6 NB + agar Filiform Putih
busuk
Lontong
A2 NA tuang Irregular Putih
busuk
Kuah sayur
A3 NA tuang Irregular Putih
lodeh basi
10
Kerang
A4 NA tuang Irregular Putih
busuk
Buah pisang
A5 NA tuang Irregular Putih
busuk
Buah sirsak
A6 NA tuang Circular Putih
busuk
11
Pada praktikum bab 4 ini mempelajari tentang isolasi yang pertama membahas cara praktikan
bekerja secara aseptik. Selanjutnya pada praktikum ini digunakan 2 jenis medium yaitu
medium padat (agar miring dan agar tegak) dan medium cair yang memiliki berbagai bentuk
dalam pertumbuhan mikrobanya. Dijelaskan 3 metode yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu isolasi, inokulasi mikroba pada agar tegak dan pemurnian mikroba. Selanjutnya dibahas
alat, bahan dan metode dalam praktikum ini. Pada metode isolasi digunakan media NA dan
PDA, untuk inokulasi mikroba digunakan media semi yaitu NB+agar dan untuk pemurniaan
mikroba digunakan media NA. Selanjutnya pada metode pemurniaan dibahas juga tentang
goresan pada agar cawan seperti goresan langsung, goresan kuadran dan goresan radian.
Selain itu dijelaskan juga mengenai hal teknis seperti cara menggores kultur yang baik dan
benar.
12
Olivia Veralta A. (19.I1.0058)
13
8.4. Plagscan
14