Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG

ANABOLISME
Velinda Margaretha S. W. 18.I1.0077

Abstrak
Fotosintesis adalah proses penyusunan molekul-molekul kompleks dari molekul yang lebih
sederhana. Fotosintesis dapat mengubah CO2 dan O2 menjadi C6H12O6 dan O2. Jumlah
stomata dibagian bawah daun lebih banyak dibandingkan jumlah stomata di bagian atas daun.
Stomata berperan sebagai jalan keluar masuknya gas dan air. Cahaya penting dalam proses
fotosintesis karena energi cahaya digunakan untuk menghasilkan ATP dan NADPH sehingga
molekul organik kompleks dapat terbentuk. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
mengetahui proses fotosintesis pada tumbuhan, fungsi stomata dan cara perhitungan stomata,
membandingkan jumlah stomata pada berbagai jenis daun, dan mengetahui pengaruh cahaya
terhadap proses fotosintesis. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan
fotosintesis dengan menggunakan lilin, jangkrik, dan tumbuhan daun pandan, perhitungan
jumlah stomata dengan menggunakan kuteks dan daun pandan, daun singkong, daun apu-apu,
daun puring, dan daun jeruk. Juga reaksi hill yang menggunakan sampel daun pandan, daun
singkong, daun apu-apu, daun puring, dan daun jeruk dengan larutan DCPIP dan medium
isolasi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa stomata paling banyak ditemukan di daun jeruk
dan paling sedikit di daun apu-apu. Juga absorbansi yang dihasilkan pada reaksi hill
bervariasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menyusun molekul-molekul kompleks
dari molekul lebih sederhana dengna bantuan energi cahaya dan stomata digunakan sebagai
jalur keluar masuknya air dan gas.

Kata kunci : Fotosintesis, stomata, DCPIP, reaksi hill

1. TUJUAN PRAKTIKUM kemudian digunakan pada reaksi gelap


Tujuan dilakukannya praktikum sebagai tenaga untuk mensintesis
ini adalah untuk mengetahui proses molekul organik dari CO2. Reaksi
fotosintesis pada tumbuhan, fungsi fotosintesis dapat dituliskan sebagai: 6
stomata dan cara perhitungan stomata, CO2 + 6 H2O + energi cahaya →
membandingkan jumlah stomata pada C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 (Johnson,
berbagai jenis daun, dan mengetahui 2002). Menurut Campbell et al. (2003),
pengaruh cahaya terhadap proses tumbuhan dapat melakukan fotosintesis
fotosintesis. yang mengubah CO2 dan H2O menjadi
C6H12O6 dan O2 dengan bantuan dari
2. TINJAUAN PUSTAKA cahaya.
Pada fotosintesis, terjadi proses Menurut Efendi & Azrai (2010),
penyusunan molekul-molekul kompleks pada percobaan perhitungan stomata,
dari molekul yang lebih sederhana. Pada kuteks digunakan untuk mencetak
reaksi terang, klorofil pada daun akan stomata pada daun dengan teknik
menangkap energi cahaya yang imprint. Waktu yang optimal untuk
digunakan untuk menghasilkan ATP mengamati stomata adalah pada pukul
dan NADPH. ATP dan NADPH 7-10 pagi karena pada waktu itu, proses

1
fotosintesis berlangsung sangat optimal absorbansinya juga akan menurun.
sehingga stomata akan terbuka. Pada Berdasarkan teori oleh Roberts (1993),
siang hari, stomata akan menutup untuk pada ruang gelap, reaksi gelap akan
menghindari penguapan yang berlebih bekerja dengan mereduksi CO2 menjadi
(Kusumawati, 2018). Menurut karbohidrat sehingga DCPIP akan
Campbell et al. (2003), stomata adalah mengalami oksidasi menghasilkan
celah-celah kecil pada daun yang warna biru. Hal ini menyebabkan nilai
berperan dalam menjadi jalan absorbansi yang lebih tinggi. Pada
pertukaran gas CO2 dan O2 juga sebagai ruang terang, DCPIP (menggantikan
jalan keluarnya uap air melalui proses NADP pada reaksi terang) akan
difusi dari daun ke lingkungan luar tereduksi sehingga sampel menjadi
Umumnya tumbuhan memiliki jumlah tidak berwarna menghasilkan
stomata lebih banyak pada permukaan absorbansi yang lebih kecil.
bagian bawah daun dibandingkan
bagian atasnya karena hal ini 3. METODE PRAKTIKUM
merupakan adaptasi tumbuhan untuk
meminimalisir kehilangan air. Air akan 3.1. Materi
lebih cepat hilang melalui stomata pada 3.1.1. Alat
bagian atas karena bagian atas daun 3.1.1.1. Pengamatan Fotosintesis
lebih banyak terkena matahari. Alat yang digunakan dalam
Medium isolasi digunakan untuk praktikum ini adalah 3 toples plastik
membantu mengisolasi kloroplas bening besar beserta tutupnya dan
(Cockburn et al., 1968). Sentrifugasi stopwatch.
dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan pemisahan molekular 3.1.1.2. Perhitungan Jumlah Stomata
sehingga partikel yang tersuspensi akan Alat yang digunakan dalam
mengendap dan dihasilkan supernatant praktikum ini adalah gunting, kaca
(Yuwono, 2011). Menurut Vilas (2014), preparat, dan mikroskop.
apabila DCPIP teroksidasi, warna
DCPIP adalah biru sedangkan, apabila 3.1.1.3. Reaksi Hill
DCPIP tereduksi, akan terjadi Alat yang digunakan dalam
perubahan warna menjadi tidak praktikum ini adalah gunting, mortar,
berwarna. Menurut Moffett (2010), nilai kain saring (kain mori), funnel (corong),
absorbansi lebih dari satu disebabkan sentrifuge, Erlenmeyer, timbangan,
oleh larutan yang terlalu pekat atau pada pompa pilleus, pipet volum, dan glass
saat pengukuran absorbansi dan kuvet rod (batang pengaduk).
yang digunakan kotor. Berdasarkan
teori Gandjar & Rohman (2018), 3.1.2. Bahan
semakin lama pengukuran absorbansi, 3.1.2.1. Pengamatan Fotosintesis
ada kemungkinan senyawa akan Bahan yang digunakan dalam
mengalami kerusakan yaitu intensitas praktikum ini adalah 3 lilin kecil, 2
warna senyawa akan menurun dan

2
jangkrik, dan tumbuhan kecil daun berbeda. Percobaan diulangi dengan
pandan. menggunakan jenis daun yang berbeda.

3.1.2.2. Perhitungan Jumlah Stomata 3.2.3. Reaksi Hill


Bahan yang digunakan dalam 3.2.3.1. Isolasi Kloroplas
praktikum ini adalah kuteks bening, Sebanyak 3 daun tanpa tangkai
selotip, daun pandan, daun singkong, dipotong kecil-kecil dan ditumbuk
daun apu-apu, daun puring, dan daun dengan mortar sampai halus. Kemudian,
jeruk. sebanyak 2,5 gram daun ditimbang dan
dilarutkan dengan 20 ml medium
3.1.2.3. Reaksi Hill isolasi. Larutan yang terbentuk disaring
Bahan yang digunakan dalam dengan kain mori dan dimasukkan ke
praktikum ini adalah daun pandan, daun dalam tabung sentrifuge dengan diamati
singkong, daun apu-apu, daun puring, cara penggunaan sentrifuge yang benar.
daun jeruk, medium isolasi dingin, dan Tabung sentrifuge kemudian di
larutan DCPIP dingin. sentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm
seama 1-2 menit. Supernatant (bagian
3.2. Metode jernih) lalu di sentrifuge lagi dengan
3.2.1. Pengamatan Fotosintesis kecepatan 1000 rpm selama 5 menit.
Pertama, toples 1 diisi lilin Supernatant kemudian dibuang dan
menyala dan ditutup. Lalu, toples 2 diisi endapan di dasar tabung dilarutkan
lilin menyala dan jangkrik kemudian dengan 2 ml medium isolasi dalam
ditutup. Toples 3 diisi tumbuhan, lilin tabung reaksi.
menyala, jangkrik dan kemudian
ditutup. Ketiga toples ditunggu dan 3.2.3.2. Reaksi Hill
diamati selama beberapa menit sampai Larutan kloroplas yang
terjadi perubahan dan sampai lilin mati. dihasilkan pada langkah sebelumnya
diambil sebanyak 0,5 ml dan
3.2.2. Perhitungan Jumlah Stomata dimasukkan pada 4 tabung reaksi yang
Mula-mula, salah satu daun berbeda. Kemudian, tabung reaksi 1,
dipilih, lalu pada bagian bawah daun diberi 5 ml air destilasi (banko).
dicat dengan kuteks berwarna bening ± Tabung reaksi 2, diberi 5 ml larutan
1 cm2. Kuteks kemudian dibiarkan DCPIP. Tabung reaksi 3 juga diberi 5
mengering beberapa menit. Sepotong ml larutan DCPIP dan diletakkan di
selotip bening ditempelkan pada kuteks ruang terang sedangkan tabung reaksi 4
tersebut lalu dikelupas secara hati-hati diberi 5 ml larutan DCPIP dan
mulai dari bagian pojok. Setelah itu diletakkan di ruang gelap. Keempat
potongan selotip tersebut diamati di tabung reaksi kemudian didiamkan
bawah mikroskop dengan perbesaran selama 15 menit kemudian absorbansi
10x40. Lalu, daerah yang bersih dan diukur dengan menggunakan
banyak mengandung stomata dicari. spektrofotometer 600 nm.
Stomata dihitung pada 2 sisi yang

3
4. HASIL PENGAMATAN Dari hasil pengamatan yang diperoleh,
dilakukan pengukuran nilai absorbansi
4.1. Pengamatan Fotosintesis dengan spektrofotometer pada 4 sampel
Hasil pengamatan pengamatan yang berbeda yaitu pada blanko
fotosintesis dapat dilihat pada Tabel 1. (kelompok D1-D3), kloroplas+DCPIP
di lampiran. (kelompok D4-D6), kloroplas+DCPIP
di ruang terang (kelompok D7-D9), dan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, kloroplas+DCPIP di ruang gelap
dilakukan tiga perlakuan yang berbeda (kelompok D10) pada menit ke-0 dan
Waktu yang dihasilkan bervariasi pada menit ke-15. Nilai absorbansi tertinggi
setiap perlakuan. Pada perlakuan yang adalah sebesar 2,9399 dari sampel
pertama, toples berisi lilin menyala, lilin kelompok D8 di menit yang ke-15.
padam dalam 2 menit 34 detik. Pada Sedangkan, nilai absorbansi yang paling
perlakuan yang kedua, toples berisi lilin rendah adalah sebesar 0,0062 dari
dan jangkrik, waktu yang dibutuhkan sampel kelompok D3 pada menit ke-0.
adalah 2 menit 33 detik. Untuk
perlakuan yang ketiga, toples berisi lilin 5. PEMBAHASAN
menyala, tumbuhan daun pandan dan Pada fotosintesis, terjadi proses
jangkrik, waktu yang dibutuhkan hingga penyusunan molekul-molekul kompleks
lilin padam adalah 3 menit. dari molekul yang lebih sederhana. Pada
reaksi terang, klorofil pada daun akan
4.2. Perhitungan Jumlah Stomata menangkap energi cahaya yang
Hasil perhitungan jumlah stomata dapat digunakan untuk menghasilkan ATP
dilihat pada Tabel 2. di lampiran. dan NADPH. ATP dan NADPH
kemudian digunakan pada reaksi gelap
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, sebagai tenaga dalam mensintesis
jumlah stomata diamati pada 2 daun molekul organik dari CO2. Reaksi
yang berbeda yaitu daun pandan dan fotosintesis dapat dituliskan sebagai: 6
daun jeruk. Daun pandan dan daun CO2 + 6 H2O + energi cahaya →
jeruk pada bagian atas daun memiliki C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 (Johnson,
jumlah stomata yang sama yaitu 4 2002).
stomata. Sedangkan pada bagian bawah Pada percobaan pengamatan
daun, daun jeruk memiliki jumlah fotosintesis, toples pertama hanya diisi
stomata yang jauh lebih banyak dengan lilin menyala. Sedangkan, pada
daripada daun pandan yaitu sebanyak toples 2 diisi lilin menyala dan jangkrik.
671 stomata. Daun pandan pada bagian Toples 3 diisi tumbuhan, lilin menyala,
bawah daun memiliki 21 stomata. jangkrik. Ketiga toples ditunggu dan
diamati selama beberapa menit sampai
4.3. Reaksi Hill lilin mati. Lilin digunakan sebagai
Hasil reaksi hill dapat dilihat pada Tabel indikator apabila di dalam toples masih
3. di lampiran. terdapat oksigen atau tidak karena
apabila sudah tidak ada oksigen di

4
dalam toples, api akan mati. Pada percobaan ini, dilakukan
Berdasarkan pengamatan yang perhitungan stomata pada bagian atas
dilakukan, lilin lebih lama menyala dan bawah daun. Sampel yang
pada toples pertama (2 menit 34 detik digunakan adalah daun singkong (D1-
daripada toples kedua (2 menit 33 D2), daun apu-apu (D3-D4), daun
detik). Hal ini dapat terjadi karena pada pandan (D5-D6), daun puring (D7-D8)
toples pertama, hanya ada lilin yang dan daun jeruk (D9-D10). Seluruh
menggunakan O2 sedangkan, pada kelompok mendapatkan hasil bahwa
toples dua, terdapat lilin dan juga terdapat lebih banyak stomata di bagian
jangkrik yang juga menggunakan O2 di bawah daun dibandingkan di bagian
dalam toples untuk proses respirasinya. atas daun. Daun dengan stomata yang
Sehingga, lilin pada toples pertama paling banyak adalah daun jeruk
dapat menggunakan O2 yang lebih sebanayk 675 pada bagian atas dan
banyak dibandingkan pada toples bawah daun sedangka daun dengan
kedua. Di dalam toples 3, terdapat lilin, stomata paling sedikit adalah daun apu-
jangkrik, dan tanaman daun pandan. apu dengan total 19 stomata dibagian
Lilin pada toples ketiga menyala paling atas dan bawah daun. Berdasarkan hasil
lama (3 menit) karena terdapat tanaman yang diamati, dapat dilihat bahwa
daun pandan yang memasok O2 di kelompok D9 mengamati daun jeruk
dalam toples dari proses fotosintesisnya. tidak memiliki stomata. Seharusnya,
Hal ini sesuai dengan teori Campbell et berdasarkan teori oleh Campbell et al.
al. (2003), yang menyatakan bahwa (2003), daun bagian atas tetap memiliki
tumbuhan melakukan fotosintesis yang stomata hanya saja, jumlahnya lebih
mengubah CO2 dan H2O menjadi sedikit dibandingkan jumlah stomata di
C6H12O6 dan O2. bagian bawah daun. Hal ini mungkin
Pada percobaan perhitungan dapat terjadi karena ketidaktelitian
jumlah stomata, salah satu bagian praktikan saat mengamati stomata juga
bawah daun dicat dengan kuteks karena faktor waktu saat pengamatan
berwarna bening ± 1 cm2. Menurut dilakukan. Waktu yang optimal untuk
Efendi & Azrai (2010), kuteks mengamati stomata adalah pada pukul
digunakan untuk mencetak stomata 7-10 pagi karena pada waktu itu, proses
pada daun dengan teknik imprint. fotosintesis berlangsung sangat optimal
Setelah kuteks kering, kuteks dikelupas sehingga stomata akan terbuka. Pada
secara hati-hati dengan selotip mulai siang hari, stomata akan menutup untuk
dari bagian pojok. Setelah itu potongan menghindari penguapan yang berlebih
selotip tersebut diamati di bawah (Kusumawati, 2018).
mikroskop untuk mencari bagian Stomata adalah celah-celah kecil
dengan banyak stomata. Kemudian, pada daun yang berperan dalam menjadi
percobaan dilakukan lagi dengan jalan pertukaran gas CO2 dan O2 juga
melakukan perhitungan stomata yang sebagai jalan keluarnya uap air melalui
ada di bagian atas daun. proses difusi dari daun ke lingkungan
luar. Umumnya tumbuhan memiliki

5
jumlah stomata lebih banyak pada dan diletakkan di ruang terang
permukaan bagian bawah daun sedangkan tabung reaksi 4 diberi 5 ml
dibandingkan bagian atasnya karena hal larutan DCPIP dan diletakkan di ruang
ini merupakan adaptasi tumbuhan untuk gelap. Keempat tabung reaksi
meminimalisir kehilangan air. Air akan kemudian didiamkan selama 15 menit
lebih cepat hilang melalui stomata pada kemudian absorbansi diukur dengan
bagian atas karena bagian atas daun menggunakan spektrofotometer 600
lebih banyak terkena matahari nm. Penambahan DCPIP bertujuan
(Campbell et al. 2003). untuk menentukan laju reaksi hill dari
Pada percobaan reaksi hill, perubahan warna yang dihasilkan.
pertama, dilakukan metode isolasi Menurut Vilas (2014), apabila DCPIP
kloroplas yaitu dengan cara memotong teroksidasi, warna DCPIP adalah biru
daun kecil-kecil dan ditumbuk dengan sedangkan, apabila DCPIP tereduksi,
mortar sampai halus. Kemudian, 2,5 akan terjadi perubahan warna menjadi
gram daun ditimbang dan dilarutkan tidak berwarna.
dengan 20 ml medium isolasi. Medium Pada praktikum ini, sampel yang
isolasi digunakan untuk membantu digunakan adalah daun singkong (D1-
mengisolasi kloroplas (Cockburn et al., D2), daun apu-apu (D3-D4), daun
1968). Larutan yang terbentuk disaring pandan (D5-D6), daun puring (D7-D8),
dengan kain mori dan dimasukkan ke dan daun jeruk (D9-D10). Berdasarkan
dalam tabung sentrifuge. Tabung hasil yang diperoleh, nilai absorbansi
sentrifuge kemudian di sentrifuge yang dihasilkan bervariasi. Pada sampel
dengan kecepatan 1000 rpm selama 1-2 kloroplas+aquades (blanko), nilai
menit. Sentrifugasi dilakukan dengan absorbansi pada menit ke-0 secara
tujuan untuk melakukan pemisahan berurutan kelompok D1, D2, dan D3
molekular sehingga partikel yang adalah 0,0438; 0,0641; 0,0062. Pada
tersuspensi akan mengendap dan menit ke-15, nilai absorbansinya
dihasilkan supernatant (Yuwono, menjadi 0,0448; 0,0659; 0,3317. Pada
2011). Supernatant (bagian jernih) lalu sampel kloroplas+DCPIP, nilai
di sentrifuge lagi dengan kecepatan absorbansi pad menit ke-0 kelompok
1000 rpm selama 5 menit. Supernatant D4, D5, dan D6 secara berurutan adalah
kemudian dibuang dan endapan di 1,7938; 1,8940; 1,9094 dan pada menit
dasar tabung dilarutkan dengan 2 ml ke-15 menjadi 1,7592; 1,8416; 1,9031.
medium isolasi dalam tabung reaksi. Pada sampel kloroplas+DCPIP di ruang
Lalu, dilakukan percobaan reaksi hill terang, nilai absorbansi di menit ke-0
dengan cara mengambil larutan milik kelompok D6, D7, dan D8 secara
kloroplas yang dihasilkan dan berurutan adalah 2,1105; 2,9526;
dimasukkan pada 4 tabung reaksi yang 1,8288 dan pada menit ke-15 menjadi
berbeda. Tabung reaksi 1, diberi 5 ml 2,1158; 2,9399; 1,8047. Nilai
air destilasi (blanko). Tabung reaksi 2, absorbansi kelompok D10 dari sampel
diberi 5 ml larutan DCPIP. Tabung kloroplas+DCPIP di ruang gelap adalah
reaksi 3 juga diberi 5 ml larutan DCPIP sebesar 1,8129 pada menit ke-0 dan

6
menjadi 1,7546 pada menit ke-15. sebagai jalan keluarnya uap air
Berdasarkan data yang diperoleh, melalui proses difusi dari daun ke
terdapat nilai absorbansi yang bernilai lingkungan luar.
lebih dari 1, menurut Moffett (2010),  Perhitungan stomata dilakukan
hal ini mungkin terjadi karena larutan dengan cara melakukan imprint
yang diukur absorbansinya masih terlalu stomata dengan kuteks dan
pekat atau pada saat pengukuran melihatnya dibawah mikroskop.
absorbansi, kuvet yang digunakan kotor.  Stomata paling banyak terdapat pada
Nilai absorbansi juga mengalami daun jeruk dan paling sedikit di daun
peningkatan setelah 15 menit. Hal ini apu-apu.
tidak sesuai dengan teori Gandjar &  Cahaya digunakan untuk
Rohman (2018) yang mengatakan menghasilkan ATP dan NADPH
bahwa semakin lama pengukuran, ada untuk mensintesis molekul organik
kemungkinan bahwa senyawa akan dari CO2.
mengalami kerusakan. Sehingga,
intensitas warna senyawa akan menurun Semarang, 12 November 2018
dan absorbansinya juga akan menurun. Praktikan Asisten Praktikum,
Dapat dilihat juga bahwa pada sampel
di ruang terang memiliki nilai
absorbansi yang lebih tinggi Velinda M. Bernadine Agatha A.K.
dibandingkan pada ruang gelap. Hal ini Priskila Septiani K.
tidak sesuai dengan teori Roberts (1993)
yaitu pada ruang gelap, reaksi gelap 7. DAFTAR PUSTAKA
akan bekerja dengan mereduksi CO2
menjadi karbohidrat sehingga, DCPIP Campbell, Neil A., Jane B. R. &
akan mengalami oksidasi menghasilkan Lawrence G.M. (2003). Biologi
warna biru. Hal ini menyebabkan nilai Jilid 2 Edisi 5. Erlangga. Jakarta.
absorbansi yang lebih tinggi. Pada Cockburn, W., D.A. Walker & C. W.
ruang terang, DCPIP (menggantikan Baldry. (1968). The Isolation of
Spinach Chloroplasts in
NADP pada reaksi terang) akan Pyrophosphate Media. Plant
tereduksi sehingga sampel menjadi Physol Volume 43, No. 9 :
tidak berwarna. Sehingga, seharusnya, 1415-1418.
nilai absorbansi pada ruang gelap lebih Efendi, Roy & Muhammad Azrai.
besar daripada di ruang terang. (2010). Identifikasi Karakter
Toleransi Cekaman Kekeringan
Berdasarkan Respons
6. KESIMPULAN
Pertumbuhan dan Hasil
 Proses fotosintesis dapat dituliskan Genotipe Jagung. Widyariset
dalam reaksi : 6 CO2 + 6 H2O + Volume 13, No. 3 ; 41-50.
energi cahaya → C6H12O6 + 6 H2O + Gandjar, Ibnu G. & Abdul Rohman.
6 O2. (2018). Spektroskopi Molekuler
 Stomata berperan menjadi jalan untuk Analisis Farmasi. UGM
Press. Yoogyakarta.
pertukaran gas CO2 dan O2 juga

7
Johnson, Raven. (2002). Biology Sixth
Edition. Mc-Graw Hill. New
York.
Kusumawati, Siska A., Astari D., &
Andi S. (2018). Pengamatan
Fase Mitosis Hibiscus rosa-
Sinensis L. Variasi Double Red
pada Beberapa Waktu
Pengambilan Pucuk Daun.
Proceeding of Biology
Education Volume 2, No. 1 : 9-
17.
Moffett, Jonathan. (2010). Instrument
Zero and Blank Readings on the
SpectrAA Instruments. Agilent
Technologies. California.
Roberts, M. (1993). Biology Principle
and Process. Thomas Nelson
and Sons Ltd. London.
Vilas, Antonio M. (2014). Industrial,
Medical and Environmental
Applications of Microorganisms.
Wageningen Academic
Publishers. The Netherlands.
Yuwono, Triwibowo. Biologi
Molekuler. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai