Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN SACHS

DOSEN PENGAMPU :

DESTIK WULANDARI, S.Pd., M.Si

KELOMPOK : 4-F

TGL PRAKTIKUM : 26 MARET 2016

ANGGOTA : 1. EVI RUKMANA PUTRI (21154529A)

2. NENDIKA TYAS WANDANI (21154566A)

3. SEKAR ARUM R (21154549A)

4. SEPTIAN ABI WINANTO (21154548A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2016
I. JUDUL LAPORAN : PERCOBAAN SACHS
II. TUJUAN :

Praktikum ini bertujuan membuktikan bahwa daun memerlukan cahaya untuk


fotosintesis menghasilkan amilum.

III. ALAT & BAHAN

a. Alat :
- Penangas air
- Beaker glass
- Lampu bunsen
- Kaki tiga
- Penjepit
- Tabung reaksi
- Pinset
- Cawan porselin

b. Bahan :

1. Daun bayam

2. Alumunium foil

3. Alkohol 70%

4. Iodium / Lugol

5. Air

IV. DASAR TEORI

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari (Dwidjoseputro, 1986) Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat
di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam
contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama
untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul


yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya
dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari . Energi foton yang digunakan untuk
menggerakkan elektron melawan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen
dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam
fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap
sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada
keadaan dasar pindah ke orbit (Anwar, 1984). Orang yang pertama kali menemukan
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting
bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme
lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan
dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air.
Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang
diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya
oksigen (Kimball, 1993). Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang
sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan
kedalam alkohoI dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum .
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun
oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum
oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a
dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang
gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000). Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa
organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya
matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk
ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi
glukosa.

Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : 6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2 + Energi

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan
dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi
merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000). Fotosintesis
berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : 1. Reaksi Terang Reaksi terang fotosintesis
merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung digrana yang
dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap
energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas
kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona (Saimbolon, 1989). 2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP
(Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung di stroma, reaksi gelap
meliputi 3 hal penting, yaitu: a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RPB
untuk membentuk molekul PGA. b. Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi
PGAL (3C). c. Regenerasi ; pembentukan kembali RBP, kompetitor, dan organisme
patogen. Selain itu juga faktor penyebab timbulnya stress seperti ketersediaan air, adanya
polutan biosida, dan zat-zat beracun yang lain. Kondisi excess pada berbagai faktor yang
dibutuhkan dari lingkungan juga berpengaruh terhadap fotosintesis., misalnya logam-
logam beracun, biosida, SO2 dan juga O2

Daun adalah tempat utama proses fotosintesis. Jaringan daun dapat


diklasifikasikan sebagai berikut: epidermis, mesofil, dan berkas pengangkut . Pada
jaringan epidermis, terdapat suatu zat yang seperti liku yang dinamakan kitin. Bahan ini
membentuk kutikula yaang berfungsi sebagai penghalang lembab di permukaan atas
daun. Pada mesofil daun, terdapat 2 macam jaringan, yaitu jaringan palisade sel-selnya
berbentuk tabung dan lapisan bunga karang dengan bentuk sel-selnya yang tidak
beraturan. Pada jaringan epidermis bawah, terdapat stomata dan setiap stomata memiliki
sel penjaga yang berfungsi mengatur tutup bukanya stomata . Warna daun berasal dari
klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan
organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Fotosintesis terjadi di
kloroplas. Kloroplas terdapat dalam berbagai organisme yang berfotosintesis. Seluruh
bagian hijau tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yang belum matang , memiliki
kloroplas. Namun daun merupakan tempat utama fotosintesis pada sebagian besar
tumbuhan. Ada sekitar setengah juta kloroplas per milimeter persegi di permukaan daun.
Warna daun berasal dari klorofil pigmen hijau yang terletak di dalam kloroplas. Energi
cahaya yang diabsorbsi oleh klorofil menggerakkan sintesis molekul organik dalam
kloroplas. Kloroplas terutama ditemukan dalam mesofil, jaringan interior daun. Sel yang
mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun. Di dalam kloroplas terdapat klorofil
pada protein integral membran tilakoid. Sistem halus yang berupa membran tilakoid
yang saling terhubung memisahkan stroma dari ruang lain yaitu lumen. Dibeberapa
tempat, kantong tilakoid bertumpuk di dasar kolam yang disebut grana. Daun juga
menggunakan pembuluh untuk mengekspor gula ke akar dan bagian-bagian non
fotosintetik lainnya dari tumbuhan. Sel mesofil biasanya memiliki sekitar 30 sampai 40
kloroplas yang masing-masing berukuran sekitar 2-4 µm kali 4-7 µm. Selaput yang
terdiri dari dua membran menyelubungi stroma, cairan kental di dalam kloroplas. Suatu
sistem rumit yang terdiri dari kantong-kantong bermembran yang saling terhubung yang
disebut tilakoid, memisahkan stroma dari kompartemen lain, yaitu interior tilakoid, atau
ruang tilakoid. Di beberapa tempat,kantong-kantong tilakoid tertumpuk membentuk
grana (tunggal : granum). Klorofil berada di dalam membran tilakoid. Klorofil terdapat
sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya, kloroplas itu berbentuk
oval, sedangkan butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Klorofil bersifat
flouresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikkannya dalam gelombang yang
berlainan. Pada tanaman tinggi, ada dua macam klorofil yaitu :

Klorofil a ( C55H12O5 N4Mg) Klorofil a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar


direfleksikan, tampaknya berwarna merah. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap
fotosintesis. 2)

Klorofil b (C55H10O6 N4Mg) Klorofil b berwarna hijau-muda cerah tampak merah-


coklat pada flourensi. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa
bakteri autotrof. Rumus bangunnya berupa suatu susunan cincin yang terdiri atas upirol dengan
Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah),
dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe. Gambar Klorofil a dan Klorofil b Sumber:
www.biologi-sel.com Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain yang disebut karotenoid.
Pigmen karotenoid ini berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau
merah. Adanya warna daun yang beraneka ragam, itu disebabkan oleh zat warna yang disebut
antosianin. Zat warna ini terdapat di dalam air sel vakuola. Berfungsi untuk menangkap sinar
pada proses fotosintesis. Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen
klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bakteria, berwarna merah, coklat, dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain selain
klorofil, yaitu pigmen pelengkap seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah, atau ungu,
dan fikobilin yang berwarna biru atau merah.

Uji Sachs
Gustav Julius Von Sachs membuktikan bahwa fotosintesis membentuk karbohidrat amilum
(1962). Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian menggunakan yodium, dimana
ketika amilum yang direaksikan dengan yodium, maka daun yang mengandung amilum akan
berubah wana menjadi hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena
sinar matahari. Dalam percobaannya, Sachs menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alkohol untuk
melarutkan klorofil, dan ditetesi dengan yodium untuk membuktikan adanya amilum. Gambar
Percobaan Sach
V. PROSEDUR / CARA KERJA

Masukkan air panas Masukkan daun yang telah di


Siapkan alat dan 2 daun
dalam gelas beaker, lalu bungkus dengan aluminium foil
(dibungkus & tidak
panasi lagi dengan api dan yang tidak dibungkus
dibungkus)
bunsen aluminium foil ke dalam air panas

Setelah kering,masukkan Tunggu hingga daun


Panaskan alkohol daun kedalam tabung layu, setelah layu
1.
hingga mendidih reaksi yang sudah berisi angkat dan
2. alkohol, lalu panaskan keringkan
kembali

Setelah mendidih, ambil


3.
daun, keringkan, taruh
4. dalam cawan, tetesi Amati perubahan dan perbedaan
warna yang terjadi
5. dengan lugol

VI. HASIL PENGAMATAN

No Daun Gambar Keadaan Daun

Daun yang tidak ditutup


dengan aluminium foil,
Tidak ditutup saat ditetesi dengan lugol,
1. warnanya berubah, dari
Aluminium foil
yang awalnya hijau,
menjadi biru kehitaman
gelap.
1.

Daun yang ditutup dengan


aluminium foil, saat
Ditutup dengan ditetesi dengan lugol tidak
2.
aluminium foil membentuk warna biru
kehitaman, tapi membentuk
coklat kehijauan pucat.

VII. PEMBAHASAN

Daun yang tidak


mengandung amilum

Daun asli

Daun yang
mengandung amilum
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan sachs, dimana percobaan ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa daun memerlukan cahaya untuk fotosintesis
menghasilkan amilum. Tumbuhan yang kami gunakan adalah daun bayam. Bahan-bahan
yang kami gunakan adalah lugol/iodium, alkohol, dan aluminium foil. Percobaan Sachs ini
diakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Maret 2016 dimulai dengan membungkus sebagian
permukaan daun tersebut dengan aluminium foil pada sore hari. Adapun tujuan
membungkus daun tersebut dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak
terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Kemudian baik
daun yang ditutup maupun yang tidak ditutup dengan aluminium foil tersebut dipetik dan
dimasukkan kedalam beaker gelas yang berisi air mendidih sampai layu. Setelah daun
tersebut layu, ambil daun tersebut dan cuci dengan air dingin. Kemudian masukkan daun
tersebut kedalam tabung reaksi berisi alkohol, dan dipanaskan diatas beaker glass
(pemanasan tidak langsung). Hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Apabila
sudah mendidih dan berubah warna, angkat. Daun yang sebelumnya berwarna hijau menjadi
agak pudar warnanya. Setelah itu, ambil daun yang ada di tabung reaksi, letakkan pada
cawan porselin, lalu ditetesi dengan lugol / iodin. Amati perubahan warna yang terjadi.
Larutan iodium ini berfungsi sebagai indikator untuk menentukan apakah pada daun terdapat
amilum atau tidak.

Berdasarkan hasil pengamatan, daun bayam yang tidak dibungkus dengan aluminium
foil mengalami perubahan warna secara cepat setelah ditetesi dengan iodin. Dari warna hijau
menjadi berwarna biru kehitaman dan gelap. Ini berarti menunjukkan daun mengalami
fotosintesis, dan pada proses fotosintesis menghasilkan amilum. Sedangkan pada daun yang
ditutup dengan aluminium foil tidak tampak berubah menjadi biru, tetapi berwarna coklat
kehijauan dan pucat. Ini berarti daun tidak melakukan fotosintesis (cahaya tidak dapat
ditangkap klorofil karena tertutup oleh aluminium foil) sehingga tidak menghasilkan
amilum.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :

1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya
penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga
mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak
klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)
Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
Setelah melakukan percobaan ini, tentu dapat dibuktikan bahwa fotosintesis itu
memerlukan cahaya matahari agar dapat menghasilkan amilum. Apabila daun ditutup
dengan aluminium foil, aluminium foil akan memantulkan cahaya sehingga cahaya tidak
dapat menembus dan menyinari daun, akibatnya fotosintesis tidak terjadi. Daun yang
tidak dibungkus dengan aluminium foil tidak terlalu mengalami perubahan. Faktor
kesalahan yang mungkin terjadi adalah saat penutupan dengan aluminium foil yang
kurang benar.

VIII. KESIMPULAN
1. Pada proses fotosintesis, memerlukan adanya cahaya matahari untuk menghasilkan
amilum.
2. Tujuan dari daun dimasukkan dalam air mendidih adalah agar daun tersebut layu
(sel-selnya mati) dan mudah dilarutkan klorofinya jika dimasukkan dalam alkohol.
3. Tujuan dari daun yang direbus dalam alkohol adalah agar klorofilnya larut.
4. Fungsi lugol dari percobaan ini adalah sebagai indicator apakah suatu zat
mengandung amilum atau tidak.
5. Daun yang ditutup dengan aluminium foil tidak menghasilkan amilum, warnanya
coklat hijau pucat, karena tidak ada cahaya yang digunakan untuk melakukan
fotosintesis.
6. Daun yang tidak ditutup dengan aluminium foil akan berubah warnanya menjadi
biru kehitaman saat ditetesi dengan lugol, karena menghasilkan amilum.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact : Bandung.
2. Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga : Jakarta.
3. Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga : Jakarta.
4. Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga : Jakarta.
5. Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara : Bandung.
6. Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga : Jakarta.
7. Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Surakarta, 2 April 2016

Dosen Pengampu, Praktikan,

1. Nendika Tyas W ........................


2. Evi Rukmana P ........................
3. Sekar Arum R ........................
Destik Wulandari, S.Pd.,M.Si 4. Septian Abi W ........................
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai