Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM

BIOLOGI

LAPORAN RESMI

FOTOSINTESIS

Nur Azzatul Amaliyah


20033010047

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fotosintesis merupakan suatu proses, dimana karbondioksida dan air di bawah
pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan
hanya akan menghasilkan energi.
Fotosintesis merupakan suatu rentetan proses yang terintegrasi dan kompleks,
yang dapat dinyatakan dalam bentuk singkat dengan reaksi kimia sebagai berikut:

energi cahaya dengan


12 H2O + 6 CO2 + kehadiran klorofil C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

Di dalam tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi maka proses fotosintesis dapat


berlangsung pada prinsipnya bila terdapat gas asam arang (CO2), air (H2O) klorofil
dan sinar matahari. Gas asam arang (CO2) ini diambil tanaman dari udara melalui
celah yang terdapat pada daun yang disebut stomata.
Pada umumnya stomata terdapat pada epidermis bawah dari daun, tetapi
kadang-kadang pada epidermis atas juga terdapat meskipun jumlahnya sedikit.

B. Tujuan
Mempelajari hubungan antar stomata dan fotosintesis pada daun.

C. Manfaat
Mengetahui hubungan antar stomata dan fotosintesis pada daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah suatu proses yang berlangsung pada tumbuhan hijau untuk
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa karbon
organik yang berasal dari molekul karbon dioksida dan air (Advinda, 2018). Fotosintesis
berlangsung didalam kloroplas, suatu organel yang terletak dalam sel mesofil daun.
Kloroplas berukuran kecil, sebanyak 200 tiap sel (Shiddieq, Putu, & Tohari, 2018).
Bagian dalam kloroplas mengandung DNA, RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya
reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya
reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang diantara membran tilakoid) (Sumbono, 2019).
Didalam kloroplas juga terdapat molekul khusus yang disebut pigmen. Pigmen
tersebut meliputi klorofil a dan b berwarna hijau dan karotenoid kuning-oranye. Pigmen
tersebut menyerap sinar terlihat dalam kisaran 400-700 nm. Klorofil paling efektif
menyerap sinar pada panjang gelombang biru dan merah dan paling sedikit pada
panjang gelombang hijau. Bagian hijau spektrum sinar yang mengenai tanaman
dipantulkan. Oleh karena itu, manusia melihat tanaman berwarna hijau. Klorofil
mengubah foton energi sinar ke dalam energi kimiawi (Shiddieq, Putu, & Tohari, 2018).
Fotosintesis menghasilkan zat makanan berupa amilum dan oksigen dari bahan
utama berupa air dan karbondikosida. Air dan mineral diserap oleh tumbuhan melalui
ujung-ujung akar dan disalurkan ke daun melalui pembuluh kayu atau xylem.
Karbondioksida merupakan sumber unsur karbon atau C yang diserap dari udara bebas
melalui stomata dan lentisel (Wardhani, 2019).
Stomata adalah bukaan sangat kecil (biasanya lebih pendek dari 40 mikrometer)
dalam jaringan epidermis tanaman yang mengatur pertukaran uap air, karbon dioksida,
dan oksigen. Daun tanaman dapat memiliki sebanyak 50.000 stomata tiap centimeter
persegi. Stomata juga terdapat pada batang tanaman. Stomata terdiri atas pori yang
dikelilingi oleh sepasang sel penjaga yang mengatur pembukaan dan penutupan pori
melalui perubahan bentuk disebabkan oleh suatu kenaikan tekanan air (turjiditas). Sel
penjaga dalam kondisi gembung sempurna sebagian melengkung dan membuka pori.
Ketika kondisi sel penjaga kembali seperti semula (datar), pori menutup. Kandungan air
sel penjaga dikendalikan oleh kandungan kalium. Akumulasi kalium dalam sel penjaga
menyebabkan akumulasi air dan membuka pori. Stomata kebanyakan tanaman
menutup selama defisit air untuk mencegah kehilangan air dan pada malam hari ketika
fotosintesis tidak berlangsung (Shiddieq, Putu, & Tohari, 2018).
Fotosintesis terdiri dari dua tahap yaitu :
1. Reaksi terang
Reaksi terang terjadi di grana (membran tilakoid). Reaksi ini membutuhkan
cahaya matahari sebagai sumber energi dan melibatkan dua fotosistem, yakni
fotosistem I (p700) dan fotosistem II (p680). Jalur reaksinya dibedakan menjadi dua
jenis.
a. Jalur elektron siklik
Fotofosforilasi siklik menghasilkan ATP, tahapannya antara lain :
1) Energi cahaya matahari (foton) diserap oleh pigmen antenna dan dialirkan
ke p700 pada fotsistem I.
2) Elektron di p700 tereksitasi dan diteruskan ke akseptor elektron.
3) Elektron kembali ke p700.
b. Jalur elektron nonsiklik
Fotofosforilasi nonsiklik menghasilkan NADPH2 yang kemudian bersama
ATP dari jalur siklik akan digunakan pada reaksi gelap (siklus Calvin – Benson).
Tahapannya antara lain :
1) Energi cahaya matahari (foton) diserap fotosistem II. Energi dibawa ke
pusat reaksi p680.
2) Elektron pada fotosistem tereksitasi kemudian digantikan oleh elektron dari
hidrolisis air (fotolisis) menghasilkan elektron dan oksigen.
3) Elektron memasuki sistem transfer elektron.
4) Elektron diteruskan ke p700 fotosistem I.
5) Elektron ditranspor ke akseptor elektron kemudian digunakan untuk
mereduksi NADP+ menjadi NADPH.
2. Rekasi gelap
Rekasi gelap adalah reaksi kedua dari fotosintesis. Disebut reaksi gelap karena
tidak memerlukan cahaya. Reaksi gelap berlangsung di stroma, kloroplas. Tahap
pada reaksi gelap, yaitu :
a. Fase fiksasi, penambatan (fiksasi) CO2 oleh RuBp (Ribula Bifosfat) menjadi 3-
fosfogliserat (3 PGA).
b. Fase reduksi, PGA direduksi menjadi 1, 3-bifosfogliseraldehid (PGAL atau
G3P). Fase reduksi memerlukan ATP dan ion H+ dari NADPH2.
c. Fase regenerasi, RuBp dibentuk kembali dari PGAL atau G3P. Proses pun
berulang lagi dari fiksasi.
Setiap 3 molekul CO2 yyang memasuki siklus Calvin-Benon akan menghasilkan
6 molekul PGAL atau G3P. Setiap 1 molekul G3P akan keluar dari siklus dan
digunakan sebagai bahan baku membentuk glukosa, sedangkan 5 molekul G3P
akan mengikuti siklus menuju fase regenerasi (Rossalia & dkk, 2018).
Laju fotosintesis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor dalam
a. Kadar klorofil
Semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis
berlangsung semakin cepat. Umur daun juga mempengaruhi fotosintesis.
Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena
adanya perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas
b. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan
naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau berkurang bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.
c. Tahap pertumbuhan
Laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah daripada tumbuhan dewasa. Hal ini dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh .
2. Faktor luar
a. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya matahari.
b. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan
yang dapat digunakan untuk melangsungkan fotosintesis.
c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Laju fotosintesis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
d. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, hal ini
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis (Wardhani, 2019).
Beberapa percobaan yang membuktikan fotosintesis ;
1. Engelmann, 1883
Percobaan ini menggunakan spirogyra sp dan Bacterium thermos (bakteri
aerobic). Yang membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, memerlukan
klorofil, membebaskan oksigen, dan paling efektif terjadi pada warna spectrum
tertentu yaitu biru kemudian merah.
2. Gustav Julius Von Sach, 1862
Percobaan ini menggunakan daun yang sudah sehari terkena sinar matahari
direbus air panas, kemudian daun dimasukkan alkohol panas dan ditetesi iodin.
Hasilnya membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, memerlukan
klorofil, dan menghasilkan amilum (diuji dengan larutan iodin menghasilkan warna
biru tua).
3. Jan Ingenhousz, 1779
Percobaan ini menggunakan tumbuhan Hydrilla veticilata dengan perangkat
ingenhousz. Hasil percobaan membuktikan bahwa fotosintesis membebaskan
oksigen berupa gelembung-gelembung udara pada saat terang, memerlukan
cahaya, CO2 sebagai sumber karbon, dan klorofil (Wardhani, 2019)
BAB III
METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gunting
b. Gelas kaca
c. Cawan
d. Tempat pemanas
e. Kompor
2. Bahan
a. Tumbuhan melati
b. Alkohol 70 %
c. Obat merah (Betadine)
d. Aluminium foil
e. Kertas putih

B. Cara Kerja

Memilih empat lembar daun tumbuhan melati dan


menyimpan selama lima hari tanpa memetic.

Menutup permukaan atas salah satu daun dengan aluminium foil, dan
menandai tepinya dengan satu sobekan. Menutup permukaan bawah
daun yang kedua dengan aluminium foil dan menandai tepinya dengan
dua sobekan. Menutup daun yang ketiga pada permukaan atas dan
bawahnya, menandai tepinya dengan tiga sobekan. Tidak melapisi
daun yang keempat, dan menandai tepinya dengan empat sobekan.

Memetik keempat daun dari tumbuhannya setelah lima hari


dan meletakkan daun tersebut di atas kertas putih.

Melepaskan aluminium foil dari daun dan memasukkan ke


dalam gelas kaca yang berisi air mendidih.
Setelah layu memindahkannya ke dalam gelas kaca berisi
alkohol. Setelah itu memanaskan alkohol dalam tempat
pemanas air dengan kompor selama 10 menit.

Mengambil daun tersebut dari alkohol dan memasukkan ke


dalam air dengan temperatur kamar selama 1 menit.

Merentangkan daun-daun tersebut dalam cawan dan


menuang obat merah.

Membiarkan obat merah tersebut beberapa menit.


Kemudian mengangkat daun-daun tersebut dari obat
merah, mencuci dengan air, dan merentangkan dalam
cawan berisi air yang diletakkan di atas kertas putih.

Mencatat masing-masing daun dan memperhatikan


perbedaan yang terjadi di antara keempat daun tersebut
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Jenis Keadaan Perubahan Warna Hijau Daun Gambar


Daun Daun Perubahan
Sebelum Setelah Direbus Direbus Perubahan Warna
ditutup tutup dalam Air dalam Warna Kandungan
dibuka Alkohol setelah Amilum
ditetesi
Melati Sobek 1 +++++ ++++ ++++ +++ Bagian tengah
sedikit gelap

Sobek 2 +++++ ++++ ++++ +++ Bagian tengah


sampai bawah
gelap
Sobek 3 +++++ +++++ +++++ ++++ Sedikit bagian
gelap

Sobek 4 +++++ +++++ +++++ ++++ Seluruh


bagian
bewarna
gelap

Keterangan :
Hijau pekat : +++++
Hijau : ++++
Hijau pucat : +++
Berikut perbedaan daun-daun setelah ditutup aluminium foil :

Keadaa Daun ditutup aluminum foil Penutup


n daun Dibuka

Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5

Sobek
1
(tutup
bagian
atas)

Sobek
2
(tutup
bagian
bawah)
Sobek
3
(tutup
keduan
ya)
Sobek
4
(tidak
ditutup)
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum fotosintesis ini berpedoman pada teori Sach. Menurut Wardhani (2019)
Percobaan ini menggunakan daun yang sudah sehari atau beberapa hari terkena sinar
matahari dan direbus air panas, kemudian daun dimasukkan alkohol panas dan ditetesi
iodin. Hasilnya membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, memerlukan
klorofil, dan menghasilkan amilum (diuji dengan larutan iodin menghasilkan warna biru
tua). Pada percobaan kali ini digunakan empat daun dengan jenis yang sama yaitu daun
tumbuhan melati dengan perlakuan yang berbeda.
Perlakuan pertama, permukaan atas daun ditutup dengan aluminium foil dan ditandai
dengan satu sobekan pada daun. Perlakuan kedua, permukaan bawah daun ditutup
dengan aluminium foil dan ditandai dengan dua sobekan pada daun. Perlakuan ketiga,
kedua sisi permukaan daun ditutup dengan aluminium foil dan ditandai dengan tiga
sobekan pada daun. Perlakuan yang terakhir, permukaan daun dibiarkan terbuka dan
ditandai dengan empat sobekan pada daun.
Setelah lima hari keempat daun dipetik dari batangnya dan diberi perlakuan yang
sama. Keempat daun tersebut dimasukkan kedalam air mendidih, kemudian kedalam
alkohol dan setelah itu kedalam air dengan temperatur kamar. Selanjutnya yaitu menguji
dengan betadine untuk melihat perubahan yang terjadi.
Semua daun sebelum diberi perlakuan berwarna hjau pekat. Pada daun
pertama, setelah lima hari ditutup dengan aluminium foil warna daun menjadi hijau biasa,
begitupula pada saat dimasukkan pada air mendidih. Namun, warnanya berubah
menjadi hijau pucat setelah dimasukkan dalam alkohol. Dan setelah ditetesi dengan
betadine bagian tengah daun sedikit gelap sedangkan bagian lainya lebih terang. Pada
daun kedua, setelah lima hari warna daun hijau biasa, juga pada saat dimasukkan pada
air mendidih. Warnanya berubah menjadi hijau pucat pada saat dimasukkan dalam
alkohol. Setelah ditetesi betadine dari bagian tengah hingga pangkal daun berwarna
agak gelap dan bagian lainnya lebih terang. Pada daun ketiga, setelah lima hari
perlakuan warna daun tetap dan saat dimasukkan dalam air mendidih juga tidak
mengalami perubahan. Perubahan terjadi pada saat dimasukkan dalam alkohol, warna
daun menjadi hijau biasa. Pada saat ditetesi betadine, hanya terdapat sedikit warna
gelap pada daun. Pada daun keempat, warna daun selalu sama hanya pada saat
dimasukkan dalam alkohol warnanya sedikit pudar. Namun, ketika ditetesi betadine
seluruh permukaan daun berwarna gelap. Daun ketiga menunjukkan aktivitas
fotosintesis yang paling rendah sedangkan daun keempat menunjukkan aktivitas
fotosintesis yang paling tinggi.
Terjadinya perubahan warna lebih gelap pada sebagian atau seluruh permukaan
daun setelah ditetesi betadine ini menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Disini fungsi betadine adalah sebagai pengganti iodin yang biasa digunakan
untuk uji kandungan karbohidrat atau amilum. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Wardhani (2019) yang menyatakan bahwa fotosintesis menghasilkan zat makanan
berupa amilum dan oksigen dari bahan utama berupa air dan karbondikosida. Selain itu,
hasil dari percobaan fotosintesis ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
intensitas cahaya matahari, konsentrasi karbon dioksida, kadar air, suhu, tahap
pertumbuhan dan kadar klorofil
Laju fotosintesis akan maksimum ketika banyak cahaya matahari yang diserap,
seperti yang terjadi pada daun keempat. Hal ini dikarenakan fotosintesis terjadi melalui
dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada saat reaksi terang yang terjadi di
grana dibutuhkan cahaya matahari yang optimal, menurut Rossalia & dkk (2018) reaksi
ini membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi yang akan diserap oleh
fotosistem dan dibawah ke pusat reaksi untuk mengeksitasi elektron agar dapat
mereduksi NADP+ menjadi NADPH yang nantinya akan digunakan pada reaksi gelap.
Konsentrasi karbon dioksida juga berpengaruh pada laju fotosintesis. Jika letak
tumbuhan berada ditengah kota dengan tingkat polusi yang tinggi maka kadar
karbondioksida juga tinggi yang menyebabkan laju fotosintesis meningkat. Hal ini sesuai
dengan Wardhani (2019) yang menyatakan semakin banyak karbon dioksida di udara,
makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan untuk melangsungkan fotosintesis.
Begitupulah dengan kadar air menurut wardhani (2019) Kekurangan air atau kekeringan
menyebabkan stomata menutup, hal ini menghambat penyerapan karbon dioksida
sehingga mengurangi laju fotosintesis. Air dan mineral tersebut diserap oleh tumbuhan
melalui ujung-ujung akar dan disalurkan ke daun melalui pembuluh kayu atau xylem.
Suhu juga sangat berpengaruh pada proses fotosintesis, enzim-enzim yang
bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Sesuai
dengan Wardhani (2019) bahwa laju fotosintesis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Pada tumbuhan yang sedang
berkecambah laju fotosintesis akan jauh lebih tinggi daripada tumbuhan dewasa.
Menurut Wardhani (2019) hal ini dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih
banyak energi dan makanan untuk tumbuh
Hal lain yang juga berpengaruh pada proses fotosintesis yaitu kadar klorofil,
karena proses fotosintesis terjadi didalam kloroplas yang memiliki pigmen yang disebut
klorofil. klorofil ini akan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimiawi
sehingga semakin banyak klorofil maka produk hasil fotosintesis juga semakin tinggi.
Hal ini sesuai dengan Wardhani (2019) yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah
klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung semakin cepat. Selain itu,
semakin tua daun kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya
perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum yang ditandai dengan adanya warna lebih gelap pada permukaan daun. Laju
fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas cahaya, kadar
karbondioksida, kadar air, suhu, tahap pertumbuhan dan kadar klorofil. Jika faktor
tersebut dapat diperoleh dengan optimal maka hasil dari fotosintesis tersebut juga
akan optimal.
B. Saran
Percobaan ini membutuhkan ketelitian dalam menutup permukaan daun dengan
menggunakan aluminium foil agar hasil yang diperoleh lebih optimal. Selain itu juga
diperlukan kehati-hatian pada saat memanaskan alkohol agar tidak terjadi
kecelakaan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan . Yogyakarta: Deepublish.


Rossalia, D., & dkk. 2018. Master Kisi-Kisi UN SMA/MA IPA 2019 SISTEM UNBK +
UNKP. Jakarta: Cmedia.
Shiddieq, D., Putu, S., & Tohari. 2018. Aspek Dasar Agronomi Berkelanjutan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumbono, A. 2019. Biomolekul. Yogyakarta: Deepublish.
Wardhani, S. P. (2019). Intisari Biologi Dasar. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
LAMPIRAN

Alat yang digunakan Pemanasan dalam air mendidih

Pemanasan dalam alkohol Perendaman dalam air


temperatur kamar

Anda mungkin juga menyukai