Anda di halaman 1dari 3

Masjid Ahmadiyah di Kendal

Dirusak Massa Tak Dikenal

Kerusakan rumah ibadah kembali terjadi, Masjid Ahmadiyah di Kelurahan Purworejo,


Kecamatan Ringin Arum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dirusak kelompok orang tidak
dikenal, Senin (23/5/2016).

Ahmadiyah merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh Mirza Ghulam pada tahun
1889 di kota kecil bernama Qadian di India. Beliau mengaku sebagai seorang mujaddid, Al-
Mahdi, dan Al-Masih. Para pengikut Ahmadiyah disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi.
Ahmadiyah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Ahmadiyya Muslim Jama’at di Indonesia
membentuk organisasi bernama Jemaat Ahmadiyya Indonesia dan yang kedua Ahmadiyya
Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore di Indonesia membentuk organisasi bernama Gerakan
Ahmadiyah Indonesia.

Faktor-faktor penyebab dirusaknya masjid tersebut salah satunya, yaitu adanya kesalah
pahaman antar aliran islam di Indonesia. Dimana dalam pembangunan masjid tersebut ada
beberapa aliran tidak setuju karena menganggap aliran tersebut adalah aliran yang sesat. Selain
itu, ada pula seseorang yang terus memprovokasi untuk melakukan perusakan terhadap masjid
tersebut. Di masjid tersebut terjadi diskriminasi terhadap suatu golongan yang dimana golongan
tersebut bertindak secara tidak adil dan tidak seimbang karena telah menyudutkan golongan lain.
Perusakan Masjid Ahmadiyah disaat ada orang yang beribadah telah melanggar HAM.
Pelanggaran HAM tersebut dinilai berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan Pancasila,
sila yang dilanggar terdapat dalam sila ke 1,2,3, dan 5. Berdasarkan UUD 1945, pasal yang
dilanggar adalah pasal 28E ayat (1). Selain dari kedua dasar tersebut, terdapat pula dasar
pelanggaran berdasarkan pasal 22 UU No. 39 Tahun 1999, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) pasal 156A yang dihubungkan pasal 4 Penetapan Presiden No. 1 / PNPS Tahun
1965 dengan lama penjara 5 tahun.

Dasar-Dasar Pelanggaran:

1. Pancasila sila ke-1

Berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dimana Pancasila sila ke 1 berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang berarti maksud dari sila
tersebut adalah kita harus saling menoleransi antar umat beragama. Perusakan masjid tersebut,
telah mengganggu aktivitas beribadah jama’ah Ahmadiyah.

2. Pancasila sila ke-2

Berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”

Yang berarti kita tidak boleh semena-mena antar sesama manusia dan harus saling menghormati
satu sama lain. Kita diharuskan untuk memiliki rasa kemanusiaan. Kasus perusakan masjid
Ahmadiyah di Kendal ini terbukti melanggar kemanusiaan, karena telah memakan korban.

3. Pancasila sila ke-3

Berbunyi “Persatuan Indonesia”

Sesuai sila ke-3, kita sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya bisa hidup berdampingan
dalam keberagaman. Salah satu alasan dasar perusakan masjid adalah adanya anggapan bahwa
aliran Ahmadiyah adalah aliran yang sesat. Anggapan inilah yang dapat menodai persatuan dan
kesatuan Indonesia. Padahal, aliran Ahmadiyah sudah terdaftar secara legal di pemerintahan RI.

4. Pancasila sila ke-5

Berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Sebagai salah satu organisasi yang terdaftar di NKRI, seharusnya masyarakat tidak
mendiskriminasi anggota organisasi Ahmadiyah tersebut. Jika hal ini dilakukan maka
masyarakat telah berperilaku tidak adil.
Upaya yang dilakukan pemerintahan dalam menangani kasus tersebut adalah melakukan
penyelidikan kasusnya. Namun penyelidikan tersebut sangat susah untuk diselidiki dikarenakan
tidak ada yang tahu dan tidak menemukan bukti seseorang yang telah merusak Masjid
Ahmadiyah. Kepolisan Kendal tetap menyelidiki kasus ini dan telah memberikan pengamanan
yang lebih untuk masjid seluruh Indonesia dan umat islam dalam berbadah.

Anda mungkin juga menyukai