Anda di halaman 1dari 6

Lembar Kerja Peserta Didik.

Uji Cakram Daun Terapung

Kompetensi Dasar
4.2 Melaksanakan percobaan dan menyusun laporan tentang cara kerja enzim, fotosintesis dan
respirasi anaerob secara tertulis dalam berbagai bentuk media informasi.

Teori dasar
otosintesis adalah proses penting yang terjadi di Bumi, dan
memberi bahan bakar pada ekosistem dan mengisi kembali
F
atmosfer dengan oksigen bebas. Seperti semua reaksi yang
digerakkan oleh enzim, fotosintesis dapat diukur dengan
hilangnya substrat atau akumulasi produk (atau produk
sampingan). Persamaan ringkasan umum untuk fotosintesis
adalah:
6CO2(g) + 6H2O + energi cahaya → C6H12O6 + 6O2(g)

Berdasarkan proses tersebut, laju fotosintesis dapat ditentukan dengan mengukur:


1. Produksi O2 – (Berapa mol O2 yang diproduksi untuk satu mol glukosa yang disintesis?)
2. Konsumsi CO2, atau
3. Akumulasi gula

Esperimen kali ini, akan menggunakan sistem yang mengukur akumulasi oksigen. Karena
lapisan mesofil sponsa daun biasanya diinfuskan dengan gas (O 2 dan CO2), daun, maka potongan
cakram dari daun yang akan diuji coba biasanya mengapung di air. Jika gas diambil dari lapisan
mesofil spons dengan menggunakan vakum sehingga ruang antar sel mesofil sponsa hampa dan
diganti dengan larutan berair dengan sedikit bikarbonat, maka densitas (kerapatan cakram daun
akan meningkat, dan cakram daun akan tenggelam dalam air.
Dengan bikarbonat yang berfungsi sebagai sumber alternatif karbon dioksida, fotosintesis
dapat terjadi di cakram daun yang tenggelam. Saat fotosintesis berlangsung, oksigen terakumulasi
di ruang udara mesofil spons dan cakram daun akan sekali lagi menjadi apung dan naik di kolom
air. Oleh karena itu, laju fotosintesis secara tidak langsung dapat diukur dengan laju apung cakram
daun. Namun, ada lebih banyak hal yang terjadi selain itu! Anda juga harus ingat bahwa respirasi
sel berlangsung bersamaan dengan fotosintesis pada daun tumbuhan (sel tumbuhan) juga
memiliki mitokondria, sehingga respirasi aerobik akan mengkonsumsi oksigen yang telah
terkumpul di mesofil spons. Akibatnya, kedua proses tersebut saling berlawanan sehubungan
dengan akumulasi oksigen di ruang udara mesofil spons. Jadi secara keseluruhan, eksperimen ini
memiliki alat ukur yang lebih kuat karena daya apung cakram daun sebenarnya merupakan
pengukuran tidak langsung dari laju netto fotosintesis yang terjadi di jaringan daun.

Tujuan
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk mengeksplorasi pengaruh faktor-faktor tertentu,
termasuk variabel lingkungan yang berbeda, terhadap laju respirasi sel.
2. Menghubungkan dan menerapkan konsep, termasuk hubungan antara struktur dan fungsi sel
(kloroplas); strategi untuk menangkap, menyimpan, dan menggunakan energi bebas; difusi gas
melintasi membran sel; dan hukum fisika yang berkaitan dengan sifat dan perilaku gas.
Teknik pengukuran disk mengambang menerapkan teknik fisika dan bergantung bagaimana
variabel yang dipilih mempengaruhi laju fotosintesis. Butuh kemauan untuk mengembangkan
beberapa keterampilan selama bagian eksperimen, khususnya untuk teknik floating disk,
keterampilan paling menantang adalah membuat cakram daun tenggelam. (Jangan hanya
melihat seseorang melakukan ini; pastikan Anda juga dapat menenggelamkan cakram daun).

Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan Bahan yang dibutuhkan
1. Pelubang kertas 1. Soda kue (natrium bikarbonat)
2. 2 gelas plastik bening 2. Sabun cair
3. 2 jarum suntik plastik - tanpa jarum, (10cc 3. Daun hidup (bayam kecil, daun
atau lebih besar) mint, dll.)
4. Pengukur waktu
5. Sumber cahaya

Prinsip Kerja
Gelembung oksigen biasanya terperangkap di ruang udara mesofil spons di daun tanaman.
Dengan menciptakan ruang hampa dalam prosedur eksperimental ini, gelembung udara dapat
ditarik keluar dari mesofil spons, yang kemudian disusupi oleh larutan di sekitarnya. Hal ini
memungkinkan cakram daun tenggelam dalam larutan eksperimental. Jika larutan memiliki ion
bikarbonat dan cukup cahaya, cakram daun akan mulai menghasilkan gula dan oksigen melalui
proses fotosintesis. Oksigen terkumpul di daun saat fotosintesis berlangsung, menyebabkan
cakram daun mengapung kembali. Prosedur ini secara tidak langsung mengukur laju netto
fotosintesis.

Langkah Kerja
1. Siapkan 300 mL larutan bikarbonat 0,2% untuk setiap percobaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan melarutkan 1/8 sendok teh soda kue ke dalam 300 mL air. Bikarbonat akan berfungsi
sebagai sumber karbon dioksida untuk cakram daun saat berada di dalam larutan.
Catatan : Untuk mendapatkan ET50 eksperimen variable konsentrasi bikarbonat:
 Bikarbonat kontrol = 5,5
 Bikarbonat 2x = 4,5
 Bikarbonat 3X = 3,5
Untuk membuat kelipatan konsentrasinya, tinggal dinaikkan 2X atau 3X
2. Tuang larutan bikarbonat ke dalam gelas plastik bening dengan kedalaman sekitar 3 cm. Beri
label cangkir ini "Dengan CO2". Isi gelas ke-2 dengan hanya air untuk digunakan sebagai
kelompok kontrol. Beri label cangkir ini "Tanpa CO 2". Sepanjang prosedur, perlu disiapkan
bahan untuk kedua cangkir, jadi lakukan semuanya secara paralel untuk menyiapkan bahan
untuk kedua cangkir secara bersamaan.
3. Dengan menggunakan pipet (bisa diganti sedotan), tambahkan 1 tetes larutan sabun cair
encer ke dalam larutan di setiap cangkir. Sangat penting untuk menghindari busa. Jika salah
satu larutan menghasilkan buih, encerkan dengan lebih banyak larutan bikarbonat atau air.
Sabun bertindak sebagai surfaktan atau “agen pembasah” - membasahi permukaan hidrofobik
daun sehingga larutan dapat ditarik ke dalam daun dan memungkinkan piringan daun
tenggelam dalam cairan.
4. Dengan menggunakan pelubang kertas, potong 10 atau lebih cakram daun yang seragam
untuk setiap cangkir. Hindari urat daun utama. Satu daun dilubangi beberapa lubang tetapi
seragam jumlah lubangnya. Pemilihan bahan tanaman mungkin merupakan aspek paling kritis
dari prosedur ini. Permukaan daun harus halus dan tidak terlalu tebal, oleh karena itu, daun
dengan permukaan berbulu harus dihindari. Daun mint dan bayam berfungsi dengan baik,
tetapi banyak yang lainnya juga. Perbedaan antara tumbuhan mungkin menjadi salah satu
faktor pengaruh (variable bebas) pada eksperimen lainnya.
5. Selanjutnya gas harus dikeluarkan dari jaringan mesofil spons dan menyusup ke daun dengan
larutan natrium bikarbonat. Untuk melakukan ini:
a. Lepaskan piston atau plunger dari kedua jarum suntik. Tempatkan 10 cakram daun ke
dalam setiap tabung jarum suntik.
b. Pasang kembali plunger tetapi hati-hati agar tidak menghancurkan cakram daun.
Dorong plunger sampai hanya sedikit udara dan daun disk yang tersisa di laras (<10%).
c. Tarik larutan natrium bikarbonat volume kecil (5 cc) ke dalam satu jarum suntik dan
sedikit air ke dalam jarum suntik lainnya. Ketuk jarum suntik untuk membebaskan
cakram daun dalam larutan.
d. Untuk membuat ruang hampa di plunger agar dapat menarik udara keluar dari jaringan
daun, lakukan dengan menahan jari di atas lubang jarum suntik yang sempit sambil
menarik kembali plunger. Tahan vakum ini selama sekitar 10 detik. Sambil menahan
vakum, gerakkan jarum suntik memutar agar cakram daun untuk bebas bergerak di
dalam larutan. Sekarang lepaskan vakum dengan membiarkan plunger kembali. Larutan
akan menyusup (infiltrasi) ke ruang udara di cakram daun, menyebabkan cakram daun
tenggelam dalam jarum suntik. Jika plunger tidak muncul kembali, berarti kondisi
vakum tidak bekerja baik, dan harus menukarnya dengan jarum suntik yang berbeda.
Bisa jadi prosedur ini diulang 2-3 kali untuk bisa menenggelamkan cakram daun. (Jika
mengalami kesulitan untuk menenggelamkan cakram setelah sekitar 3 kali evakuasi,
biasanya karena tidak cukup sabun di dalam larutan. Coba tambahkan beberapa tetes
sabun lagi.) Tetapi menempatkan cakram daun dalam vakum lebih dari tiga kali dapat
merusaknya.
6. Tuang cakram dan larutan dari jarum suntik ke dalam cangkir plastik bening yang sesuai.
Cakram daun yang terinfiltrasi larutan bikarbonat masuk ke dalam cangkir "Dengan CO 2", dan
cakram yang diinfiltrasi dengan air masuk ke dalam cangkir "Tanpa CO 2".
7. Tempatkan kedua cangkir di bawah sumber cahaya dan mulai pengatur waktu. Di akhir setiap
menit, catat jumlah cakram yang mengambang. Bila perlu aduk larutan dalam gelas agar
cakram daun terlepas semua, khususnya yang menempel di sisi cangkir. Lanjutkan sampai
semua cakram mengapung di dalam cangkir dengan larutan bikarbonat.
Catatan tentang sumber cahaya: Sumber cahaya (bukan matahari) yang kuat diperlukan untuk
keberhasilan prosedur ini. Beberapa hasil terbaik telah diperoleh saat menempatkan cangkir
cakram daun di atas alas proyektor. Sumber cahaya murah lainnya adalah "Lampu Sorot Kerja"
yang dapat dibeli dari berbagai took yang digabungkan dengan bohlam compact fluorescent
setara 100 watt.
8. Pengujian berulang dari prosedur ini telah menunjukkan bahwa titik (waktu) saat 50% dari
cakram daun mengapung (median) harus digunakan sebagai titik acuan untuk pengujian ini
ketika membandingkan perlakuan eksperimental yang berbeda. Titik 50%, atau ET50,
memberikan tingkat keandalan dan pengulangan yang lebih tinggi untuk prosedur ini. Lakukan
ekstrapolasi titik ini dari grafik yang telah dibuat dari data yang diperoleh dalam eksperimen
tersebut.
Catatan:
Ketika ET50 di semua perlakuan dibandingkan, akan ditemukan bahwa ada hubungan terbalik
antara ET50 dan laju fotosintesis - ET50 turun seiring dengan naiknya laju fotosintesis yang
memplot grafik dengan kemiringan negatif. Ini menciptakan grafik yang tampak terbalik saat
memplot data ET50 di sepanjang eksperimen. Untuk mengoreksi representasi ini dan
membuat grafik yang menunjukkan peningkatan laju fotosintesis dengan kemiringan positif,
istilah ET50 dapat dimodifikasi dengan mengambil kebalikannya, atau 1 / ET50, sehingga
menciptakan grafik hubungan langsung yang lebih tradisional.

Setelah menguasai teknik cakram daun terapung ini, selanjutnya bisa saja eksperimen dasar ini
dilanjutkan dengan merancang eksperimen untuk menguji variabel lain yang mungkin
memengaruhi laju fotosintesis. Beberapa ide modifikasi variable lingkungan misalnya,
intensitas cahaya (kecerahan), warna daun (bagaimana menjelaskan fakta bahwa tanaman
berwarna hijau dan berklorofil tidak menyerap cahaya hijau?), suhu, konsentrasi bikarbonat
(sumber CO2), pH larutan, maupun modifikasi variable cakram daun, misalnya jenis tanaman,
umur daun, tebal daun, kerapatan stomata daun dan sebagainya, atau bahkan bisa
memodifikasi varibel metode.

Catat data yang diperoleh dalam tabel berikut:

Jarak Waktu Jumlah Jarak Waktu Jumlah Jarak Waktu Jumlah


lampu (menit daun lampu (menit daun lampu (menit daun
(cm) ke-) terapung (cm) ke-) terapung (cm) ke-) terapung
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
10 25 50
11 11 11
12 12 12
13 13 13
14 14 14
dst. dst. dst.
sampai sampai sampai
daun daun daun
menga menga menga
pung pung pung
semua semua semua

Gambarkan data di atas dalam grafik, seperti pada contoh:

Lakukan percobaan dengan beberapa jarak lampu: 10 cm, 25 cm, dan 50 cm. Catat data dan buat
grafik, seperti contoh. Hubungan titik-titik menjadi garis. Gunakan warna berbeda untuk jarak
berbeda pada grafik.

Tulis kesimpulan dari percobaan.

Gambar tambahan:
Referensi:
- Floating Leaf Disks for Observing and Investigating Photosynthesis, Arc Centre of Excellent
for Translational Photosynthesis
- Brad Williamson, The Floating Leaf Disk Assay for Investigating Photosynthesis, Exploring
Life Coomunity

Anda mungkin juga menyukai