Anda di halaman 1dari 17

MODUL PRAKTIKUM

FISIOLOGI
TUMBUHAN
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
ATURAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

1. Kehadiran 100% (alasan syar'i, susulan sendiri koordinasi dengan asprak,


laporan praktikum sendiri)
2. Toleransi keterlambatan 15 menit
3. Menggunakan jas lab
4. Tidak makan & minum selama praktikum
5. Tidak melakukan kegiatan lain selain praktikum
6. Melakukan praktikum sesuai petunjuk praktikum pada setiap topik praktikum
7. Membentuk kelompok praktikum
8. Memiliki kotak “ajaib” setiap kelompok, berisi:
a. Serbet
b. Tissue gulung
c. Sikat tabung reaksi
d. Sabun cair cuci piring
e. Kertas label kecil
f. Cutter tajam/pisau tajam
9. Menulis jurnal praktikum secara individu sebelum praktikum dimulai, dengan
rincian :
a. Topik Praktikum
b. Teori Dasar
c. Variabel Bebas (X), Variabel Terikat (Y)
d. Rumusan Masalah/Pertanyaan
e. Hipotesis/Jawaban Sementara Pertanyaan
f. Alat & Bahan
g. Gambar Langkah Kerja
h. Dapus
10. Membuat Laporan Praktikum setiap Kelompok, dikumpulkan pada saat
diskusi kelompok, dengan rincian:
a. Topik Praktikum
b. Teori Dasar
c. Variabel Bebas (X), Variabel Terikat (Y)
d. Rumusan Masalah/Pertanyaan
e. Hipotesis/Jawaban Sementara Pertanyaan
f. Alat & Bahan
g. Gambar Langkah Kerja
h. Dokumentasi (Photo) Langkah Kerja
i. Tabel Pengamatan dari kelompok
j. Dokumentasi (Photo) Hasil Pengamatan
k. Grafik/diagram Hasil Pengamatan (bila membutuhkan grafik/diagram)
l. Penjelasan hasil pengamatan
m. Jawaban Pertanyaan
n. Kesimpulan
o. Rekomendasi
p. Daftar Pustaka
11. Mengganti alat-alat praktikum yang pecah atau rusak
12. Menjaga kebersihan laboratorium
13. Membuat jadwal piket kelompok, dengan tugas:
a. Melakukan koordinasi dengan asisten praktikum mempersiapkan alat-alat
praktikum
b. Melakukan pengecekan alat-alat pasca praktikum
c. Membereskan kembali alat-alat pasca praktikum
14. Warna sampul jurnal individu berbeda sesuai kesepakatan
15. Peraturan lain dapat menyusul sesuai kesepakatan

JADWAL PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Sistem praktikum: 30% Online, 70% Offline


No Tanggal Topik Bahan yang Disiapkan Keterangan
1 11-09-2023 Pengantar Praktikum Alat tulis Dosen
(Online)
2 18-09-2023 Potensial Air Ubi Larutan Gula, Ubi Jalar (mentah Dosen dan
Jalar & sudah dikukus) asprak
3 25-09-2023 Mengukur potensial Sukrosa dan Rhoe discolor Dosen dan
osmosis jaringan asprak
tumbuhan
4 02-10-2023 Imbibisi Larutan Gula & Biji Kacang Dosen dan
Hijau asprak
5 09-10-2023 UTS (Online) Folio & Alat Tulis, Laporan Dosen dan
Final asprak
6 16-10-2023 Fotosintesis Daun Hydrilla sp Dosen dan
asprak
7 23-10-2023 Respirasi Kacang hijau, kacang merah, Dosen dan
jagung asprak
8 30-10-2023 Pengaruh gas etilen Kacang hijau, kacang merah, Dosen dan
pada perkecambahan jagung asprak
9 6-11-2023 Diskusi (Online) PPT & Laporan sementara Dosen dan
asprak
10 13-11-2023 UAS (Online) Folio & Alat Tulis, Laporan Dosen dan
Final asprak
Praktikum 1
POTENSIAL AIR

A. PENDAHULUAN

Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu sistem kimia.
Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan
tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “potensial air”.
Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu
substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari
energi yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain,
potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan
difusi. Menurut para ahli potensial air suatu system atau bagian system yang
mengandung air atau dapat mengandung air setara dengan potensial kimia air dalam
system yang mengandung air. Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa
substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga
potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada
tekanan atmosfer. Apabila tekanan disekitar sistem ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis potensial air juga akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
tersebut.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki komponen, yaitu potensial tekanan dan
potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air,
sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan
memasukkan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri larutan yang telah diketahui
potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat diketahui.

B. TUJUAN
Mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan dengan berbagai konsentrasi larutan
gula.

C. ALAT DAN BAHAN


Mengukur potensial airubi jalar(mentah & sudah dikukus)

1. Suatu seri larutan 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; 1 M


2. Alat pengebor gabus dengan diameter 0,6 – 0,8 cm
3. Pisau cutter tajam/pisau tajam
4. Botol bermulut besar dengan kapasitas 100 ml
5. Mistar dengan ukuran mm
6. Tiga buah ubi jalar mentah & tiga buah ubi jalar sudah dikukus

D. CARA KERJA
1. Pilihlah ubi jalar (mentah & sudah dikukus) yang cukup besar dan buatlah
silinder pada kedua bahan tersebut dengan menggunakan pengebor gabus
2. Buatlah silinder-silinder tadi sama panjang, yaitu 40 mm (setiap perlakuan
ada 3 buah silinder)
3. Simpanlah masing-masing empat buah silinder dalam 30 ml larutan
sukrosa/garam 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; 1,0 M dalam botol yang

1
berkapasitas 100 ml. Bekerjalah dengan cepat untuk memperkecil terjadinya
penguapan air dari permukaan silinder.
4. Tutup rapat botol tadi selama percobaan dilakukan. Setelah dua jam,
keluarkan silinder-silinder tadi dan ukur kembali panjangnya sampai
mendekati 0,5 mm, hitung selisih antara panjang awal dan akhir.
5. Hitung harga rata-rata panjang silinder umbi dari tiap konsentrasi sukrosa
yang digunakan. Buatlah grafik dari data tadi dengan molaritas sebagai
sumbu X dan selisih panjang sebagai sumbu Y
6. Dari grafik yang diperoleh, tentukan pada konsentrasi berapa molar (M)
silinder ubi jalar/kentang tidak berubah panjangnya.

D. PERTANYAAN
1. Pada konsentrasi berapakah molar (M) silinder ubi jalar/kentang (mentah & dikukus)
tidak berubah panjangnya ? Jelaskan !
2. Berdasarkan grafik, bagaimana pola kosentrasi molaritas terhadap panjang silinder
ubi jalar ?
3. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan di atas ?

2
Praktikum 2
MENGUKUR POTENSIAL OSMOSIS
JARINGAN TUMBUHAN

A. PENDAHULUAN
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan menggambarkan perbandingan
proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin pekat suatu larutan akan makin rendah
potensial osmosisnya. Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metoda.
Metoda yang sering digunakan adalah dengan suatu seri larutan yang konsentrasi dan
potensial osmosisnya diketahui, misalnya dengan menggunakan larutan sukrosa. Metoda ini
didasarkan pada adanya peristiwa plasmolisis, yaitu dengan menentukan suatu larutan yang
hanya menyebabkan terjadinya kondisi “incipient plasmolysis”.
Pada kondisi “incipient plasmolysis”, setengah dari seluruh sel yang dimasukkan
menunjukkan tanda-tanda plasmolisis (protoplas baru mulai terlepas dari dinding selnya),
pada saat ini sel-sel menunjukkan penurunan (penguraian) volume, sehingga konsentrasi
cairan sel akan lebih pekat.

B. TUJUAN
Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara plasmolisis.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Botol vial 5 buah
2. Silet tajam 1 buah
3. Mikroskop monokuler 1 buah
4. Kaca objek dan kaca penutup masing-masing 7 buah
5. Larutan sukrosa 0,28M, 0,24M, 0,20M, 0,16M, 0,10M masing-masing sebanyak 5 ml
6. Sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 18 buah masing-
masing mengandung + 25 sel.

D. CARA KERJA
1. Sediakan 6 buah botol vial bersih dan kering, kemudian masing-masing botol diisi
dengan larutan sukrosa 0,28M, 0,24M, 0,20M, 0,16M, 0,10M sebanyak 5 ml.
2. Buatlah sayatan permukaan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor
sebanyak 18 sayatan, masing-masing mengandung + 25 sel.
3. Masukkan sayatan-sayatan epidermis tadi kedalam botol vial berisi larutan sukrosa,
setiap botol vial menerima 3 buah sayatan.
4. Biarkan selama 30 menit, kemudian periksalah seluruh sayatan dengan cara
meletakkan sayatan pada kaca objek dengan setetes larutan yang digunakan untuk
merendam sayatan tersebut. perhatikan pada konsentrasi larutan yang mana sebagian
(50%) sel epidemis pasa tiap sayatan mengalami plasmolisis atau menunjukkan gejala
plasmolisis. Keadaan demikian disebut “incipient plasmolysis”. Buatlah tabel
persentase sel yang berplasmolisis untuk setiap konsentrasi larutan.

3
Lampiran : Potensial Osmotik (PO) larutan sukrosa (M) pada 200 C.
Modifikasi (data dari A. Ursprung dan G. Blum.)

M PO M PO M PO M PO
0.01 -0.3 0.41 -11.4 0.81 -26.0 1.21 -46.0
0.02 -0.5 0.42 -11.7 0.82 -26.4 1.22 -46.6
0.03 -0.8 0.43 -12.1 0.83 -26.8 1.23 -47.2
0.04 -1.1 0.44 -12.4 0.84 -27.2 1.24 -47.8
0.05 -1.3 0.45 -12.7 0.85 -27.6 1.25 -48.4
0.06 -1.6 0.46 -13.0 0.86 -28.0 1.26 -49.0
0.07 -1.9 0.47 -13.3 0.87 -28.4 1.27 -49.6
0.08 -2.1 0.48 -13.7 0.88 -28.8 1.28 -50.3
0.09 -2.4 0.49 -14.0 0.89 -29.3 1.29 -50.9
0.10 -2.6 0.50 -14.3 0.90 -29.7 1.30 -51.6
0.11 -2.9 0.51 -14.6 0.91 -30.2 1.31 -52.6
0.12 -3.2 0.52 -15.0 0.92 -30.7 1.32 -52.9
0.13 -3.4 0.53 -15.3 0.93 -31.1 1.33 -53.6
0.14 -3.7 0.54 -15.6 0.94 -31.6 1.34 -54.3
0.15 -4.0 0.55 -16.0 0.95 -32.1 1.35 -54.9
0.16 -4.2 0.56 -16.3 0.96 -32.6 1.36 -55.6
0.17 -4.5 0.57 -16.7 0.97 -33.1 1.37 -56.3
0.18 -4.7 0.58 -17.1 0.98 -33.6 1.38 -57.0
0.19 -5.0 0.59 -17.4 0.99 -34.1 1.39 -57.7
0.20 -5.3 0.60 -17.8 1.00 -34.6 1.40 -58.4
0.21 -5.6 0.61 -18.1 1.01 -35.1 1.41 -59.1
0.22 -5.9 0.62 -18.5 1.02 -35.7 1.42 -59.9
0.23 -6.1 0.63 -18.9 1.03 -36.2 1.43 -60.6
0.24 -6.4 0.64 -19.2 1.04 -36.7 1.44 -61.3
0.25 -6.7 0.65 -19.6 1.05 -37.2 1.45 -62.1
0.26 -7.0 0.66 -20.0 1.06 -37.7 1.46 -62.8
0.27 -7.3 0.67 -20.7 1.07 -38.2 1.47 -63.6
0.28 -7.5 0.68 -20.7 1.08 -38.8 1.48 -64.3
0.29 -7.8 0.69 -21.1 1.19 -39.3 1.49 -65.0
0.30 -8.1 0.70 -21.5 1.10 -39.8 1.50 -65.8
0.31 -8.4 0.71 -27.9 1.11 -40.4 1.51 -66.5
0.32 -8.7 0.72 -22.3 1.12 -40.9 1.52 -67.3
0.33 -9.0 0.73 -22.3 1.13 -41.5 1.53 -68.1
0.34 -9.3 0.74 -23.1 1.14 -42.0 1.54 -68.9
0.35 -9.6 0.75 -23.4 1.15 -42.5 1.55 -69.7
0.36 -9.9 0.76 -23.8 1.16 -43.1 1.56 -70.6
0.37 -10.2 0.77 -24.3 1.17 -43.7 1.57 -71.5
0.38 -10.5 0.78 -24.7 1.18 -44.8 1.58 -72.1
0.39 -10.8 0.79 -25.1 1.19 -44.8 1.59 -73.1
0.40 -11.1 0.80 -25.5 1.20 -45.4 1.60 -73.9

4
PRAKTIKUM 3
PERISTIWA IMBIBISI PADA BIJI

A. PENDAHULUAN
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi air yang terjadi pada tanaman. Seperti
halnya osmosis, imbibisi merupakan tipe difusi yang khas karena pergerakan air terjadi
sepanjang gradien difusi. Perbedaan yang nyata antara osmosis dan imbibisi yaitu pada
imbibisi terdapat adsorban.
Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya yaitu adanya gradien potensial air
antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara
komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu temperatur dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak
mempengaruhi kecepatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-
duanya.

B. TUJUAN
Menganalisis pengaruh temperatur dan potensial osmosis larutan terhadap kecepatan
imbibisi pada biji tumbuhan

C. ALAT DAN BAHAN


1. 5 buah tabung reaksi
2. Penangas air yang bersuhu 400 C dan 600C
3. Timbangan
4. Biji kacang hijau sebanyak 50 buah
5. Aquadest dan larutan sukrosa 1 M

D. CARA KERJA
1. Sediakan 5 buah tabung reaksi dan buatlah menjadi 2 kelompok masing-masing
terdiri dari 2 dan 3 buah tabung reaksi. Isilah kelompok tabung reaksi pertama
dengan aquades, kelompok kedua dengan larutan sukrosa 1 M
2. Dari setiap kelompok tabung reaksi, tempatkan satu tabung reaksi pada suhu
kamar, satu tabung reaksi pada penangas air bersuhu 400 dan satu tabung reaksi
lagi pada penangas air bersuhu 600 C.
3. Pilihlah 50 buah biji kacang hijau yang masih utuh (usahakan biji-biji tersebut
tidak terluka). Buatlah biji-biji tadi menjadi 5 kelompok dan timbanglah setiap
kelompok biji tersebut serta catat hasilnya.
4. Masukkan 5 kelompok biji tadi pada tabung-tabung reaksi yang telah tersedia,
satu kelompok biji untuk satu tabung reaksi. Catat waktu setiap kali kelompok biji
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Biarkan biji-biji tadi terendam selama 40 menit pada masing-masing suhu
(usahakan suhu konsisten), kemudian timbang kembali seluruh kelompok biji dan
catatlah hasilnya serta masukkan pada tabel berikut:

5
Tabel. Hasil Pengamatan Imbibisi

Massa Akhir- Kecepatan


Massa awal Massa akhir
Larutan Suhu Massa Awal Imbibisi (V)
(gram) (gram)
(gram) (gram/detik)
400
Aquades
600
Kamar
Sukrosa 1 M 400
600

Hitunglah berapa kecepatan imbibisi untuk setiap larutan pada setiap temperatur.
Hitung dalam satuan gram/detik.
1 jam= …….... detik

E. PERTANYAAN
1. Berapakah potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan ?
2. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah?
Jelaskan mengapa demikian!
3. Bisakah anda mengaplikasikan percobaan di atas pada kehidupan sehari-hari? Kira-
kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini ?
4. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut ?

6
Praktikum 4
FOTOSINTESIS
A. PENDAHULUAN

Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari bahan-bahan anorganik


(CO2 dan H2O) oleh tumbuhan yang berklorofil dengan bantuan energi cahaya. Pada
dasarnya, di dalam proses fotosintesis, energi cahaya diserap dan diubah menjadi energi
kimia yang stabil dengan cara mensintesis senyawa kimia organik. Secara sederhana
reaksi kimia dari fotosintesis adalah sebagai berikut :

Cahaya matahari
6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2
klorofil

Dari persamaan reaksi di atas, tampak bahwa selain dihasilkannya karbohidrat


(C 6H12O6 = glukosa), dihasilkan pula gas oksigen (O2). Oksigen yang dihasilkan
selanjutnya dibebaskan ke atmosfir. Sebagai sumber karbon (C) diperlukan karbon
dioksida (CO2). Untuk mensintesis satu molekul glukosa diperlukan enam molekul CO2.
Di dalam proses fotosintesis, air juga memegang peranan yang sangat penting. Oksigen
yang dihasilkan berasal dari pemecahan molekul air.

B. TUJUAN
Membandingkan pengaruh tempat terhadap hasil fotosintesis

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gelas kimia
2. Tabung reaksi
3. Corong
4. Kawat penyangga
5. Stopwatch
6. Termometer
7. Kardus tertutup
8. Senter
9. Lidi
10. Korek Api
11. Air secukupnya
12. Es Batu secukupnya
13. NaHCO3
14. Hydrilla sp

D. CARA KERJA
Percobaan. Percobaan Ingenhousz.
a. Langkah Kerja :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, rancanglah alat-alat seperti gambar tersebut

7
Gambar. Percobaan Ingenhousz

2. Buatlah dalam 5 set percobaan (A, B, C, D, E)


3. Setiap set percobaan berisi tiga Hydrilla sp
4. Meletakkan gelas kimia A, B dan C dalam ruangan, kemudian gelas kimia D
ddan E di tempat gelap (dalam kardus tertutup).
5. Mengukur suhu awal masing-masing gelas kimia.
6. Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada
tabung reaksi
7. Menuangkan larutan NaHCO3 secukupnya pada gelas kimia C
8. Menuangkan beberapa bongkahan es batu pada gelas kimia A dan D, atur
suhunya agar serendah mungkin dari suhu lingkungan
9. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul pada setiap masing
-masing perlakuan (sejak pertama kemunculan gelembung dihitung jumlahnya)
lalu memasukkan data ke tabel di bawah ini

Tabel. Hasil Pengamatan Gelembung Gas


Perlakuan Waktu (Menit ke) Jumlah Gelembung
A 0
10
20
30

B 0
10
20
30

Dst (tabel sama untuk C, D, dan E)


10. Buatlah dalam bentuk grafik setiap perlakuan yaitu waktu terhadap jumlah
gelembung
11. Setelah 30 menit, banyak rongga udara yang terbentuk di tabung reaksi, lalu
angkat tabung reaksi perlahan dan tutup rapat dengan alumunium foil agar gas di
dalamnya tidak keluar.
12. Memasukkan bara api dari lidi ke atas mulut masing-masing tabung reaksi dan
amati apa yang terjadi

8
D. PERTANYAAN
1. Apakah fotosintesis dapat berlangsung bila tidak ada cahaya matahari ?
2. Dengan proses fotosintesis menjadikan tumbuhan hijau memegang peranan penting
bagi makhluk hidup lainnya. Jelaskan pernyataan di atas ?
3. Bagaimana perbedaan hasil pengamatan masing-masing perlakuan pada percobaan
Ingenhousz ?
4. Adakah pengaruh dimasukannya larutan NaHCO3 dan pemberian es terhadap
produksi gelembung ?
5. Manakah yang menyala paling terang pada saat diberi bara pada lidi ?
6. Apa yang dapat anda simpulkan ?

9
Praktikum 5
RESPIRASI

A. PENDAHULUAN
Selain melakukan fotosintesis, tumbuhan melakukan respirasi. Pada dosornya respirasi
merupakan proses penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik dengan
merighosilkan energi. Energi ini digunakan untuk aktifitas hidup lainnya.
Persomoon reaksi dari proses respirasi dapat dilihat di bawah ini:

C6HI2O6 + 6 H20 + 6 >12 H20 + 6 CO2


02 +E
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa substrat yang diuraikon adalah senyawa
karbohidrat yang merupakan hosil dari proses fotosintesis. Perlu ditekankan juga bahwa
substrat yang diuraikat d4cm proses respirasi tidak hanya karbohidrat saja, melainkan dapat
berupa protein, lemak, atau asam organik. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien respirasinya.
adapun koefisien respirasi se! tumbuhan adalah perbandingan antara jumlah karbondioksida
yang dilepaskan pada waktu proses respirasi dengan jumlah oksigen yang diperiukan pada
proses respirasi.

B. TUJUAN
Menghitung jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh kecambah.

C. ALAT dan BAHAN

1. KOH
2. Kasa
3. Eosin
4. Vaselin
5. Kecambah kacang hijau, kacang merah, jagung (dikecambahkan terlebih dahulu oleh
sendiri)
6. Respirator sederhana
7. Timbangan digital

D. Cara Kerja
1. Meni m b a n g s e t i a p j e n i s k e c a m b a h 3 g r a m d a n 4 gram (pada
kacang hijau dan kacang merah) dan 3 gram untuk jagung.
2. Masukan KOH secukupnya dan balut dengan kassa, kemudian lipat dan letakkan
dalam botol respirometer
3. Masukkan setiap jenis kecambah sesuai perlakuan ke dalam
respirometer sederhana
4. Memberikan vaselin pada mulut tutup botol secukupnya sehingga benar-benar
rapat agar udara luar tidak mempengaruhi tekanan didalam botol.
5. Meletakan instrumen pada meja yang datar
6. Menetesi e o s i n p a d a u j u n g p i p a r e s p i r o m e t e r
y a n g t e r b u k a tepat diangka nol
7. Mengamati pergerakan eosin tersebut dan catatlah kecepatan bergeraknya selama 3
kali dalam jangka waktu masing-masing 5 menit (3 x 5 menit) setiap jenis perlakuan
8. Masukkan data ke dalam tabel
9. Hitunglah jumlah konsumsi permassa (ml/gram) dalam satu jam

10
Tabel. Hasil Pengamatan
No Kecambah Massa Perhitungan Volume Laju Kosumsi O2
(gram) skala/ 5 Konsumsi O2 (ml/gram/jam)
menit rata-rata/5 menit

C. Pertanyaan:
1. Buatlah grafik massa terhadap laju konsumsi O2 untuk setiap jenis kecambah !
2. Apakah ada perbedaan antara perlakuan (3 gram) dan (4 gram) ? Jelaskan !
3. Apakah ada perbedaan antara perlakuan perbedaan jenis kecambah ? Jelaskan !
4. Apakah setiap bagian tanaman mempunyai konsumsi oksigen yang sama pada saat
respirasi ? Jelakan alasanya ?
5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada tumbuhan ?
6. Berikan kesimpulan pada percobaan tersebut ?

11
Praktikum 6
PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG
HIJAU (Vigna radiata )

A. PENDAHULUAN
Gas etilen memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di
antaranya sebagai berikut. -Pematangan buah. -menghambat perbungaan pada banyak
tumbuhan. -Merangsang absisi (pengguguran daun). Hormon ini ditemukan dalam
tanaman, yang terkadang disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah
menguap. Peran etilen juga sangat penting sebagai hormon alami tumbuhan, yang
berguna untuk mematangkan buah. Dalam perkecambahan gas etilen dapat merangsang
perkecambahan.

B. TUJUAN
1. Mengobservasi pertumbuhan kecambah kacang hijau akibat pengaruh gas
etilen dari buah pisang masak
2. Menganalisis hasil observasi
3. Menyimpulkan hasil observasi
4. Mengevaluasi hasil observasi

C. ALAT DAN BAHAN


1. 5 buah pisin (piring kecil) (ukuran pisin dapat dimasukkan ke dalam toples
berukuran sedang)
2. Kapas secukupnya
3. Tiga buah toples ukuran sedang
4. Biji kacang hijau, biji kacang merah dan biji jagung dalam kondisi baik
5. 5 buah pisang yang sudah masak ukuran sedang (yang dapat dimasukkan ke
dalam toples)
6. Air
7. Label nama secukupnya

D. CARA KERJA
1. Lima pisin diberikan kapas yang telah dibasahi air secukupnya sebagai media
perkecambahan.
2. 2 pisin dikecambahkan masing-masing lima biji kacang hijau. 2 pising
dikecambahkan masing-masing lima biji kacang merah. 1 pisin
dikecambahkan lima biji jagung
3. Membuat 5 perlakuan toples. Berikan label pada masing-masing toples,
misalnya A, B, C, D dan E. Toples A dan C berisi pisin kacang hijau dengan 2
dan 4 pisang. Toples B dan D berisi pisin kacang merah dengan 2 dan 4 pisang.
Toples E berisi 2 buah pisang dan pisin biji jagung. Setiap toples ditutup rapat
dan kecambah dibiarkan tumbuh selama satu minggu.

12
4. Observasi morfologi morfologi kecambah, panjang akar, panjang batang.
Buatlah dalam Tabel Hasil Pengamatan.
5. Dokumentasikan seluruh perlakukan sebelum dan setelah proses perlakuan.

13
REFERENSI

Agustina, T.W., Rustaman, N.Y., Riandi, & Purwianingsih W. (2019).Instrumen Penelitian


Program Pembekalan Keterampilan Berpikir Sistem (KBS) dan Kreativitas
Biologi Terapan (BIOCRE) Menggunakan Pendekatan Science-Technology-
Religion-Engineering-Arts-Mathematics (STREAM). Bandung: Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Dewi, K., Sudjino, Putra, S.P. (2019). Modul Pelatihan Fisiologi Tumbuhan Dasar.
Yogyakarta: Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas Gadjah Mada.

Campbell, N.A. and Reece, J.B. (2002). Biology. Edition 6th . San Franscisco : Pearson
Education, Inc

Loveless, A.R. (1991).Principles of Plant Biology for the Tropics. Logman Group Limited.
Salisbury, F.B. dan Cleon W. Ross (1992). Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB

Salisbury, F. B dan C. W. Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan jilid 2.Terjemahan dari Plant
Physiology 4th Edition. Bandung: ITB.

Tim Dosen. (2010). Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Prodi


Pendidikan Biologi UIN SGD Bandung.

Tim Dosen. (2010). Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung: Prodi


Pendidikan Biologi UIN SGD Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai