FISIOLOGI
TUMBUHAN
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
ATURAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
A. PENDAHULUAN
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu sistem kimia.
Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan
tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “potensial air”.
Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu
substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari
energi yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain,
potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan
difusi. Menurut para ahli potensial air suatu system atau bagian system yang
mengandung air atau dapat mengandung air setara dengan potensial kimia air dalam
system yang mengandung air. Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa
substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga
potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada
tekanan atmosfer. Apabila tekanan disekitar sistem ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis potensial air juga akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
tersebut.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki komponen, yaitu potensial tekanan dan
potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air,
sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan
memasukkan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri larutan yang telah diketahui
potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat diketahui.
B. TUJUAN
Mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan dengan berbagai konsentrasi larutan
gula.
D. CARA KERJA
1. Pilihlah ubi jalar (mentah & sudah dikukus) yang cukup besar dan buatlah
silinder pada kedua bahan tersebut dengan menggunakan pengebor gabus
2. Buatlah silinder-silinder tadi sama panjang, yaitu 40 mm (setiap perlakuan
ada 3 buah silinder)
3. Simpanlah masing-masing empat buah silinder dalam 30 ml larutan
sukrosa/garam 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; 1,0 M dalam botol yang
1
berkapasitas 100 ml. Bekerjalah dengan cepat untuk memperkecil terjadinya
penguapan air dari permukaan silinder.
4. Tutup rapat botol tadi selama percobaan dilakukan. Setelah dua jam,
keluarkan silinder-silinder tadi dan ukur kembali panjangnya sampai
mendekati 0,5 mm, hitung selisih antara panjang awal dan akhir.
5. Hitung harga rata-rata panjang silinder umbi dari tiap konsentrasi sukrosa
yang digunakan. Buatlah grafik dari data tadi dengan molaritas sebagai
sumbu X dan selisih panjang sebagai sumbu Y
6. Dari grafik yang diperoleh, tentukan pada konsentrasi berapa molar (M)
silinder ubi jalar/kentang tidak berubah panjangnya.
D. PERTANYAAN
1. Pada konsentrasi berapakah molar (M) silinder ubi jalar/kentang (mentah & dikukus)
tidak berubah panjangnya ? Jelaskan !
2. Berdasarkan grafik, bagaimana pola kosentrasi molaritas terhadap panjang silinder
ubi jalar ?
3. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan di atas ?
2
Praktikum 2
MENGUKUR POTENSIAL OSMOSIS
JARINGAN TUMBUHAN
A. PENDAHULUAN
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan menggambarkan perbandingan
proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin pekat suatu larutan akan makin rendah
potensial osmosisnya. Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metoda.
Metoda yang sering digunakan adalah dengan suatu seri larutan yang konsentrasi dan
potensial osmosisnya diketahui, misalnya dengan menggunakan larutan sukrosa. Metoda ini
didasarkan pada adanya peristiwa plasmolisis, yaitu dengan menentukan suatu larutan yang
hanya menyebabkan terjadinya kondisi “incipient plasmolysis”.
Pada kondisi “incipient plasmolysis”, setengah dari seluruh sel yang dimasukkan
menunjukkan tanda-tanda plasmolisis (protoplas baru mulai terlepas dari dinding selnya),
pada saat ini sel-sel menunjukkan penurunan (penguraian) volume, sehingga konsentrasi
cairan sel akan lebih pekat.
B. TUJUAN
Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara plasmolisis.
D. CARA KERJA
1. Sediakan 6 buah botol vial bersih dan kering, kemudian masing-masing botol diisi
dengan larutan sukrosa 0,28M, 0,24M, 0,20M, 0,16M, 0,10M sebanyak 5 ml.
2. Buatlah sayatan permukaan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor
sebanyak 18 sayatan, masing-masing mengandung + 25 sel.
3. Masukkan sayatan-sayatan epidermis tadi kedalam botol vial berisi larutan sukrosa,
setiap botol vial menerima 3 buah sayatan.
4. Biarkan selama 30 menit, kemudian periksalah seluruh sayatan dengan cara
meletakkan sayatan pada kaca objek dengan setetes larutan yang digunakan untuk
merendam sayatan tersebut. perhatikan pada konsentrasi larutan yang mana sebagian
(50%) sel epidemis pasa tiap sayatan mengalami plasmolisis atau menunjukkan gejala
plasmolisis. Keadaan demikian disebut “incipient plasmolysis”. Buatlah tabel
persentase sel yang berplasmolisis untuk setiap konsentrasi larutan.
3
Lampiran : Potensial Osmotik (PO) larutan sukrosa (M) pada 200 C.
Modifikasi (data dari A. Ursprung dan G. Blum.)
M PO M PO M PO M PO
0.01 -0.3 0.41 -11.4 0.81 -26.0 1.21 -46.0
0.02 -0.5 0.42 -11.7 0.82 -26.4 1.22 -46.6
0.03 -0.8 0.43 -12.1 0.83 -26.8 1.23 -47.2
0.04 -1.1 0.44 -12.4 0.84 -27.2 1.24 -47.8
0.05 -1.3 0.45 -12.7 0.85 -27.6 1.25 -48.4
0.06 -1.6 0.46 -13.0 0.86 -28.0 1.26 -49.0
0.07 -1.9 0.47 -13.3 0.87 -28.4 1.27 -49.6
0.08 -2.1 0.48 -13.7 0.88 -28.8 1.28 -50.3
0.09 -2.4 0.49 -14.0 0.89 -29.3 1.29 -50.9
0.10 -2.6 0.50 -14.3 0.90 -29.7 1.30 -51.6
0.11 -2.9 0.51 -14.6 0.91 -30.2 1.31 -52.6
0.12 -3.2 0.52 -15.0 0.92 -30.7 1.32 -52.9
0.13 -3.4 0.53 -15.3 0.93 -31.1 1.33 -53.6
0.14 -3.7 0.54 -15.6 0.94 -31.6 1.34 -54.3
0.15 -4.0 0.55 -16.0 0.95 -32.1 1.35 -54.9
0.16 -4.2 0.56 -16.3 0.96 -32.6 1.36 -55.6
0.17 -4.5 0.57 -16.7 0.97 -33.1 1.37 -56.3
0.18 -4.7 0.58 -17.1 0.98 -33.6 1.38 -57.0
0.19 -5.0 0.59 -17.4 0.99 -34.1 1.39 -57.7
0.20 -5.3 0.60 -17.8 1.00 -34.6 1.40 -58.4
0.21 -5.6 0.61 -18.1 1.01 -35.1 1.41 -59.1
0.22 -5.9 0.62 -18.5 1.02 -35.7 1.42 -59.9
0.23 -6.1 0.63 -18.9 1.03 -36.2 1.43 -60.6
0.24 -6.4 0.64 -19.2 1.04 -36.7 1.44 -61.3
0.25 -6.7 0.65 -19.6 1.05 -37.2 1.45 -62.1
0.26 -7.0 0.66 -20.0 1.06 -37.7 1.46 -62.8
0.27 -7.3 0.67 -20.7 1.07 -38.2 1.47 -63.6
0.28 -7.5 0.68 -20.7 1.08 -38.8 1.48 -64.3
0.29 -7.8 0.69 -21.1 1.19 -39.3 1.49 -65.0
0.30 -8.1 0.70 -21.5 1.10 -39.8 1.50 -65.8
0.31 -8.4 0.71 -27.9 1.11 -40.4 1.51 -66.5
0.32 -8.7 0.72 -22.3 1.12 -40.9 1.52 -67.3
0.33 -9.0 0.73 -22.3 1.13 -41.5 1.53 -68.1
0.34 -9.3 0.74 -23.1 1.14 -42.0 1.54 -68.9
0.35 -9.6 0.75 -23.4 1.15 -42.5 1.55 -69.7
0.36 -9.9 0.76 -23.8 1.16 -43.1 1.56 -70.6
0.37 -10.2 0.77 -24.3 1.17 -43.7 1.57 -71.5
0.38 -10.5 0.78 -24.7 1.18 -44.8 1.58 -72.1
0.39 -10.8 0.79 -25.1 1.19 -44.8 1.59 -73.1
0.40 -11.1 0.80 -25.5 1.20 -45.4 1.60 -73.9
4
PRAKTIKUM 3
PERISTIWA IMBIBISI PADA BIJI
A. PENDAHULUAN
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi air yang terjadi pada tanaman. Seperti
halnya osmosis, imbibisi merupakan tipe difusi yang khas karena pergerakan air terjadi
sepanjang gradien difusi. Perbedaan yang nyata antara osmosis dan imbibisi yaitu pada
imbibisi terdapat adsorban.
Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya yaitu adanya gradien potensial air
antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara
komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu temperatur dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak
mempengaruhi kecepatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-
duanya.
B. TUJUAN
Menganalisis pengaruh temperatur dan potensial osmosis larutan terhadap kecepatan
imbibisi pada biji tumbuhan
D. CARA KERJA
1. Sediakan 5 buah tabung reaksi dan buatlah menjadi 2 kelompok masing-masing
terdiri dari 2 dan 3 buah tabung reaksi. Isilah kelompok tabung reaksi pertama
dengan aquades, kelompok kedua dengan larutan sukrosa 1 M
2. Dari setiap kelompok tabung reaksi, tempatkan satu tabung reaksi pada suhu
kamar, satu tabung reaksi pada penangas air bersuhu 400 dan satu tabung reaksi
lagi pada penangas air bersuhu 600 C.
3. Pilihlah 50 buah biji kacang hijau yang masih utuh (usahakan biji-biji tersebut
tidak terluka). Buatlah biji-biji tadi menjadi 5 kelompok dan timbanglah setiap
kelompok biji tersebut serta catat hasilnya.
4. Masukkan 5 kelompok biji tadi pada tabung-tabung reaksi yang telah tersedia,
satu kelompok biji untuk satu tabung reaksi. Catat waktu setiap kali kelompok biji
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Biarkan biji-biji tadi terendam selama 40 menit pada masing-masing suhu
(usahakan suhu konsisten), kemudian timbang kembali seluruh kelompok biji dan
catatlah hasilnya serta masukkan pada tabel berikut:
5
Tabel. Hasil Pengamatan Imbibisi
Hitunglah berapa kecepatan imbibisi untuk setiap larutan pada setiap temperatur.
Hitung dalam satuan gram/detik.
1 jam= …….... detik
E. PERTANYAAN
1. Berapakah potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan ?
2. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah?
Jelaskan mengapa demikian!
3. Bisakah anda mengaplikasikan percobaan di atas pada kehidupan sehari-hari? Kira-
kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini ?
4. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut ?
6
Praktikum 4
FOTOSINTESIS
A. PENDAHULUAN
Cahaya matahari
6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2
klorofil
B. TUJUAN
Membandingkan pengaruh tempat terhadap hasil fotosintesis
D. CARA KERJA
Percobaan. Percobaan Ingenhousz.
a. Langkah Kerja :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, rancanglah alat-alat seperti gambar tersebut
7
Gambar. Percobaan Ingenhousz
B 0
10
20
30
8
D. PERTANYAAN
1. Apakah fotosintesis dapat berlangsung bila tidak ada cahaya matahari ?
2. Dengan proses fotosintesis menjadikan tumbuhan hijau memegang peranan penting
bagi makhluk hidup lainnya. Jelaskan pernyataan di atas ?
3. Bagaimana perbedaan hasil pengamatan masing-masing perlakuan pada percobaan
Ingenhousz ?
4. Adakah pengaruh dimasukannya larutan NaHCO3 dan pemberian es terhadap
produksi gelembung ?
5. Manakah yang menyala paling terang pada saat diberi bara pada lidi ?
6. Apa yang dapat anda simpulkan ?
9
Praktikum 5
RESPIRASI
A. PENDAHULUAN
Selain melakukan fotosintesis, tumbuhan melakukan respirasi. Pada dosornya respirasi
merupakan proses penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik dengan
merighosilkan energi. Energi ini digunakan untuk aktifitas hidup lainnya.
Persomoon reaksi dari proses respirasi dapat dilihat di bawah ini:
B. TUJUAN
Menghitung jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh kecambah.
1. KOH
2. Kasa
3. Eosin
4. Vaselin
5. Kecambah kacang hijau, kacang merah, jagung (dikecambahkan terlebih dahulu oleh
sendiri)
6. Respirator sederhana
7. Timbangan digital
D. Cara Kerja
1. Meni m b a n g s e t i a p j e n i s k e c a m b a h 3 g r a m d a n 4 gram (pada
kacang hijau dan kacang merah) dan 3 gram untuk jagung.
2. Masukan KOH secukupnya dan balut dengan kassa, kemudian lipat dan letakkan
dalam botol respirometer
3. Masukkan setiap jenis kecambah sesuai perlakuan ke dalam
respirometer sederhana
4. Memberikan vaselin pada mulut tutup botol secukupnya sehingga benar-benar
rapat agar udara luar tidak mempengaruhi tekanan didalam botol.
5. Meletakan instrumen pada meja yang datar
6. Menetesi e o s i n p a d a u j u n g p i p a r e s p i r o m e t e r
y a n g t e r b u k a tepat diangka nol
7. Mengamati pergerakan eosin tersebut dan catatlah kecepatan bergeraknya selama 3
kali dalam jangka waktu masing-masing 5 menit (3 x 5 menit) setiap jenis perlakuan
8. Masukkan data ke dalam tabel
9. Hitunglah jumlah konsumsi permassa (ml/gram) dalam satu jam
10
Tabel. Hasil Pengamatan
No Kecambah Massa Perhitungan Volume Laju Kosumsi O2
(gram) skala/ 5 Konsumsi O2 (ml/gram/jam)
menit rata-rata/5 menit
C. Pertanyaan:
1. Buatlah grafik massa terhadap laju konsumsi O2 untuk setiap jenis kecambah !
2. Apakah ada perbedaan antara perlakuan (3 gram) dan (4 gram) ? Jelaskan !
3. Apakah ada perbedaan antara perlakuan perbedaan jenis kecambah ? Jelaskan !
4. Apakah setiap bagian tanaman mempunyai konsumsi oksigen yang sama pada saat
respirasi ? Jelakan alasanya ?
5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada tumbuhan ?
6. Berikan kesimpulan pada percobaan tersebut ?
11
Praktikum 6
PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG
HIJAU (Vigna radiata )
A. PENDAHULUAN
Gas etilen memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di
antaranya sebagai berikut. -Pematangan buah. -menghambat perbungaan pada banyak
tumbuhan. -Merangsang absisi (pengguguran daun). Hormon ini ditemukan dalam
tanaman, yang terkadang disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah
menguap. Peran etilen juga sangat penting sebagai hormon alami tumbuhan, yang
berguna untuk mematangkan buah. Dalam perkecambahan gas etilen dapat merangsang
perkecambahan.
B. TUJUAN
1. Mengobservasi pertumbuhan kecambah kacang hijau akibat pengaruh gas
etilen dari buah pisang masak
2. Menganalisis hasil observasi
3. Menyimpulkan hasil observasi
4. Mengevaluasi hasil observasi
D. CARA KERJA
1. Lima pisin diberikan kapas yang telah dibasahi air secukupnya sebagai media
perkecambahan.
2. 2 pisin dikecambahkan masing-masing lima biji kacang hijau. 2 pising
dikecambahkan masing-masing lima biji kacang merah. 1 pisin
dikecambahkan lima biji jagung
3. Membuat 5 perlakuan toples. Berikan label pada masing-masing toples,
misalnya A, B, C, D dan E. Toples A dan C berisi pisin kacang hijau dengan 2
dan 4 pisang. Toples B dan D berisi pisin kacang merah dengan 2 dan 4 pisang.
Toples E berisi 2 buah pisang dan pisin biji jagung. Setiap toples ditutup rapat
dan kecambah dibiarkan tumbuh selama satu minggu.
12
4. Observasi morfologi morfologi kecambah, panjang akar, panjang batang.
Buatlah dalam Tabel Hasil Pengamatan.
5. Dokumentasikan seluruh perlakukan sebelum dan setelah proses perlakuan.
13
REFERENSI
Campbell, N.A. and Reece, J.B. (2002). Biology. Edition 6th . San Franscisco : Pearson
Education, Inc
Loveless, A.R. (1991).Principles of Plant Biology for the Tropics. Logman Group Limited.
Salisbury, F.B. dan Cleon W. Ross (1992). Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB
Salisbury, F. B dan C. W. Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan jilid 2.Terjemahan dari Plant
Physiology 4th Edition. Bandung: ITB.
14