Anda di halaman 1dari 12

POTENSIAL AIR PADA UMBI DAN DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu
oleh Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si. dan Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S.

oleh:
Kelas A 2015
Kelompok 2

Aulia Fuji Yanti (1501665)


Bagustian Bayu Irianto (1507493)
Dewi Utami Tuzzahra (1503625)
Puspa Nurwindi (1500704)
Rosna Istarie (1401829)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul Praktikum
Potensial Air Pada Umbi dan Daun

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa yang berbeda terhadap
nilai potensial air pada umbi?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa yang berbeda terhadap
nilai potensial air pada daun tumbuhan?

C. Tujuan
Mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan.

D. Dasar Teori
Proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak berkaitan dengan
air atau bahan-bahan (senyawa atau ion) yang terlarut didalam air. Tumbuhan
banyak mengandung air di dalam sel-selnya (Latifah, 2014). Air merupakan
yang penting dan sangat berperan dalam kehidupan dipermukaan bumi. Secara
fisiologi air sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Status air tanaman adalah karakteristik fisiologi yang perlu diketahui untuk
menjelaskan hubungan air tanaman. Status air tanaman umunya dinyatakan
sebagai potensial air, dalam satuan tekanan, misalnya Bar, kPa, dan Mpa.
Disamping itu kadar air suatu jaringan juga dapat digunakan untuk menyatakan
status air tanaman (Murdiyarso, 1992).
Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk
melakukan difusi. Suatu sel atau jaringan dikatakan memiliki potensial air
tinggi jika memiliki kadar air tinggi. Untuk mengetahui arah dan pergerakan
air di dalam jaringan tumbuhan, harus diketahui terlebih dahulu potensial-
potensial air pada tiap sel. Air akan bergerak dari tempat berpotensial tinggi ke
tempat berpotensial rendah hingga terjadi keseimbangan diantara keduanya.
Sel yang mendapatkan tambahan air akan naik turgiditasnya, dan tekanan
turgornya menjadi besar pula. Dengan demikian, potensial air dalam sel juga
naik (Latifah, 2014).
PA air murni dinyatakan sebagai (0) nol (merupakan konvensi) dengan
satuan dapat berupa tekanan (atm/bar) atau satuan energi. Adanya beberapa
substansi yang terlarut di dalam air akan menurunkan potensial airnya,
sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol (Aristy, 2014).
Komponen potensial air ada dua : potensial tekanan, timbul karena adanya
tekanan dan sama dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu; dan potensial
osmosis yang terjadi karena adanya unsur terlarut. Potensial tekanan dapat
menambah atau mengurangi potensial air. Sedangkan potensial osmosis
menunjukan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu
jaringan tumbuhan kedalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya,
maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat diketahui (Latifah, 2014).

E. Waktu dan Tempat


Hari : Rabu, 3 Oktober 2018
Waktu : 07.00 - 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA A UPI

F. Alat dan Bahan


1. Potensial air pada umbi
a. Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum potensial air pada umbi
No. Nama Alat Jumlah
1. Pisau cutter tajam 1 buah
2. Pengebor gabus dengan diameter 0,8 cm 1 buah
3. Penimbang analitis 1 buah
4. Beker gelas 50 ml 6 buah
b. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum potensial air pada umbi
No. Nama Bahan Jumlah
1. Seri larutan sukrosa 0,0 – 1,0 M dengan selisih 6 buah
0,2 M
2. Kentang ukuran besar 5 buah
2. Potensial air pada daun Rhoeo discolor
a. Alat
Tabel 4. Alat yang digunakan pada praktikum potensial air pada daun
Rhoeo discolor
No. Nama Alat Jumlah
1. Pisau cutter tajam 1 buah
2. Pengebor gabus dengan diameter 0,8 cm 1 buah
3. Penimbang analitis 1 buah
4. Tabung reaksi 6 buah
5. Pipet 7 buah
b. Bahan
Tabel 5. Bahan yang digunakan pada praktikum potensial air pada daun
Rhoeo discolor
No. Nama Bahan Jumlah
1. Seri larutan sukrosa 0,0 – 0,6 M dengan selisih 7 buah
konsentrasi 0,1 M
2. Metilen blue 5 ml
3. Daun tumbuhan Rhoeo discolor 5 helai

G. Langkah Kerja
1. Potensial air pada umbi
Bagan alur 1. Langkah kerja praktikum potensial air pada umbi

Slinder umbi dibuat Slinder-slinder umbi


Umbi kentang yang dengan Berat slinder umbi disamakan
besar dipilih menggunakan diukur panjangnya yaitu 40
pengebor gabus mm

Empat buah slinder


Slinder umbi Botol ditutup rapat dimasukan kedalam
dikeluarkan lalu dan ditunggu selama larutan beker gelas
ditimbang 45 menit 50 ml yang terisi
larutan sukrosa

2. Potensial air pada daun Rhoeo discolor


Bagan alur 2. Langkah kerja praktikum potensial air pada daun Rhoeo discolor
Potongan daun
Tabung reaksi 50 potongan daun
dibuat
diisikan larutan dimasukan kedalam Tabung reaksi
menggunakan
sukrosa sebanyak tabung reaksi berisi ditutup
potongan gabus 1
10 ml larutan sukrosa
cm

tabung reaksi yang setelah 30 menit,


Setiap 10 menit
sudah tidak ada potongan daun
tabung reaksi
potongan daun di dikeluarkan dari
dikocok
tetesi metilen blue tabung reaksi

H. Hasil Pengamatan
1. Potensial air pada umbi
Tabel 6. Hasil pengamatan potensial air umbi seluruh kelompok kelas A 2015
Kelompok Jenis Umbi Konsentrasi sukrosa (M) Berat awal (g) Berat akhir (g) Selisih (g)
0,0 4,05 12,85 8,8
0,2 4,05 12,53 8,48
0,4 4,7 11,43 6,73
1 Kentang
0,6 4,7 10,82 6,12
0,8 4,7 10,48 5,78
1,0 4,7 10,19 5,49
0,0 6,79 7,86 1,07
0,2 6,53 7,06 0,53
0,4 6,49 6,41 -0,08
2 Kentang
0,6 6,55 5,99 -0,61
0,8 6,46 5,63 -0,78
1,0 7,15 6,19 -0,96
0,0 8,58 9,86 1,28
0,2 8,56 9,66 1,1
0,4 8,77 9,76 0,97
3 Ubi Jalar
0,6 8,92 9,63 0,71
0,8 8,39 9,11 0,72
1,0 9,04 9,68 0,64
0,0 10,95 12,26 1,31
0,2 10,76 11,93 1,17
0,4 10,38 11,29 0,91
4 Bit
0,6 10,82 11,46 0,62
0,8 10,84 11,01 0,17
1,0 11,04 10,74 0,27
0,0 9,92 11,15 1,23
0,2 9,57 10,28 0,71
0,4 9,85 10,68 0,83
5 Bengkuang
0,6 9,57 10,15 0,58
0,8 10 10,15 0,15
1,0 8,91 9,25 0,34
0,0 7,42 8,67 1,25
6 Talas 0,2 7,26 7,43 0,17
0,4 7,53 8,36 0,83
Kelompok Jenis Umbi Konsentrasi sukrosa (M) Berat awal (g) Berat akhir (g) Selisih (g)
0,6 7,54 7,91 0,37
0,8 7,65 7,98 0,33
1,0 7,43 7,5 0,07
0,0 11,91 12,42 0,51
0,2 11,76 12,69 0,93
0,4 11,77 13,27 2,50
7 Bengkuang
0,6 12,11 12,79 0,68
0,8 10,36 10,37 0,01
1,0 12,6 12,68 0,08
0,0 10,23 11,58 1,35
0,2 10,39 11,45 1,06
0,4 10,08 6,91 -3,17
8 Kentang
0,6 10,25 9,76 -0,49
0,8 10,15 9,40 -0,75
1,0 9,87 9,11 -0,76
0,0 7,35 8,53 1,18
0,2 7,61 8,45 0,84
0,4 7,47 8,28 0,81
9 Ubi
0,6 7,62 8,27 0,65
0,8 7,52 8,10 0,58
1,0 7,43 8,23 0,80

SELISIH POTENSIAL AIR PADA UMBI


SELURUH KELOMPOK KELAS A 2015
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9
10

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-2

-4

Grafik 1. Selisih potensial air daun tumbuhan seluruh kelompok kelas A 2015
2. Potensial air pada daun Rhoeo discolor
Tabel 7. Hasil pengamatan potensial air pada daun Rhoeo discolor
Konsentrasi Kondisi Larutan
No. Larutan Setelah ditetesi Foto Kondisi Larutan Keterangan
Sukrosa (M) Pewarna
1. 0,0 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 1. Kondisi Larutan Sukrosa


0,0 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
2. 0,10 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 2. Kondisi Larutan Sukrosa


0,10 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
3. 0,20 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 3. Kondisi Larutan Sukrosa


0,20 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
4. 0,30 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 4. Kondisi Larutan Sukrosa


0,30 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
5. 0,40 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 5. Kondisi Larutan Sukrosa


0,40 M setelah ditetesi metilen blue
Konsentrasi Kondisi Larutan
No. Larutan Setelah ditetesi Foto Kondisi Larutan Keterangan
Sukrosa (M) Pewarna
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
6. 0,50 Terapung Larutan menjadi pekat

Gambar 6. Kondisi Larutan Sukrosa


0,50 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)
7. 0,60 Tenggelam Larutan menjadi encer

Gambar 7. Kondisi Larutan Sukrosa


0,60 M setelah ditetesi metilen blue
(Dokumentasi Kelompok 2, 2018)

I. Pembahasan
Pada praktikum potensial air yang dilakukan oleh 9 kelompok pada 5
jenis umbi yang berbeda (kentang, ubi jalar, bit, bengkuang, dan talas) dan
diberi perlakuan berupa direndam pada 6 jenis larutan dengan konsentrasi yang
berbeda. Larutan yang dipakai yaitu larutan sukrosa 0,0 M, 0,2 M, 0,4 M, 0,6
M, 0,8 M, dan 1,0 M. Sehingga untuk setiap kelompok dengan akan mendapat
6 perlakuan.
Pada praktikum potensial air ini mengapa memakai umbi? Karena
didalam suatu sel, potensial air memiliki komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi
potensial air. Sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan
didalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan kedalam
seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan
tumbuhan tersebut dapat diketahui
Data hasil pengamatan potensial air semua kelompok kelas A 15 di
tabel 6 terdapat data berat awal, berat akhir, dan selisih berat. Data selisih berat
didapat dari data berat akhir – data berat awal.
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas maka kita melihat adanya
konsentrasi sukrosa yang bervariasi, dimana ada yang bernilai positif ataupun
negative. Nilai positif diperoleh dari berat akhir umbi kentang kelompok 1, ubi
jalar, bit, bengkuang, dan talas yang lebih besar dibandingkan dengan berat
awal. Potensial osmotic larutan bernilai negative pada umbi kentang kelompok
2 dan 8, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air
murni. Jika tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan untuk
melakukan kerja, jadi potensial air larutan juga meningkat.
Potensial osmotic larutan bernilai positif, karena air pelarut dalam
larutan umbi melakukan kerja lebih dari air murni. Jika tekanan pada larutan
meningkat, maka kemampuan larutan untuk melakukan kerja juga meningkat
sehingga bobot berat kentang dan ubi jalar juga meningkat.
Nilai positif pada konsentrasi 0,0 M sampai 1,0 M dan nilai positif pada
ke semua konsentrasi yang terdapat pada umbi diperoleh dari berat umbi
setelah direndam lebih besar dibandingkan dengan sebelum direndam.
Akibatnya terjadi penambahan berat jaringan oleh air dari larutan sukrosa.
Pergerakan air dari larutan sukrosa lebih tinggi (hipertonis) dari pada
konsentrasi air di dalam sel.
Nilai negative pada konsentrasi sukrosa 0,4 M sampai 1,0 M diperoleh
dari berat kentang sebelum direndam lebih kecil dibandingkan dengan berat
kentang sebelum direndam. Akibatnya terjadi penyusutan berat jaringan karena
air keluar dari sel menuju larutan sukrosa sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi air di dalam larutan sukrosa lebih rendah (hipotonis) daripada
konsentrasi air didalam sel kentang (hipertonis) (kandungan solutenya lebih
tinggi daripada sekelilingnya).
Pada praktikum kali ini terdapat jaringan kentang pada kelompok 1
yang mengalami penambahan maupun pengeluaran air karena ada gradient
konsentrasi larutan yang memiliki konsentrasi sama dengan konsentrasi larutan
dalam sel disebut larutan isotoner.
Pada pengamatan ini dilihat potensial air pada jaringan berbagai macam
umbi untuk mengetahui pergerakan kimia air khususnya pada sel tumbuhan
umbi yang direndam selama beberapa menit sehingga mengalami kelebihan
dan kekurangan cairan. Pergerakan air dan larutan sukrosa yang terjadi pada
umbi dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui apakah umbi diatas
mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air atau larutan sukrosa.
Selain mengukur potensial air pada berbagai macam umbi juga
mengukur potensial air pada daun Rhoeo discolor. Potensial air pada daun
Rhoeo discolor dari konsentrasi 0,0 M, 0,10 M, 0,20 M, 0,30 M, 0,40 M, 0,50,
dan 0,60 M rata-rata daunnya terapung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
sukrosa tersebut telah menjadi pekat karena ada air dari larutan yang masuk ke
dalam daun. Dengan kata lain, potensial air larutan sukrosanya lebih besar
dibandingkan dengan potensial air daun Rhoeo discolor. Sedangkan pada
konsentrasi 0,60 M daunnya tenggelam. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
sukrosanya telah mengalami pengenceran karena air dari daun keluar, lalu
masuk menuju ke larutan.

J. JAWABAN PERTANYAAN
1 Berapakah potensial air umbi kentang dan berapakah potensial air dari daun
yang diuji dengan cara Shardakov?
Jawab:
Potensial air baik dari umbi kentang dan daun akan sama dengan potensial
osmosisnya dalam keadaan tidak diberikan tekanan.

2 Adakah perbedaan potensial air dari kedua organ tumbuhan tadi? Apakah
artinya? Jelaskan!
Jawab:
Tidak, karena potensial air baik dari umbi kentang dan daun akan sama
dengan potensial osmosisnya dalam keadaan tidak diberikan tekanan.
3 Apabila umbi kentang diuji dengan cara Shardakov, apakah hasilnya akan
sama dengan hasil uji cara pertama?
Jawab:
Bisa saja sama. Namun pada uji Shardakov adanya perlakuan pemberian
metilen blue, hal ini bisa saja menjadikan hasil yang berbeda jika kentang
yang diuji dengan uji Shardakov.
4 Mengapa dalam mengambil larutan sukrosa dengan molaritas berbeda harus
menggunakan pipet yang berbeda?
Jawab:
Jika satu pipet digunakan untuk beberapa larutan sukrosa yang berbeda
konsentrasinya, itu akan memengaruhi penambahan konsentrasi pada tiap
larutan sukrosa (mengubah konsentrasi awal), karena biasanya dalam pipet
sering ada sisa satu tetes larutan sebelumnya. Jadi pipet yang digunakan
untuk larutan sukrosa yang konsentrasinya berbeda harus pipet yang
berbeda juga (1 pipet untuk 1 jenis larutan sukrosa dengan konsentrasi
tertentu).

K. SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Osmosis merupakan difusi air, hal ini karena terdapat ruang terpisah satu
sama lain oleh membran selektif permeabel. Apabila konsentrasi larutan
tinggi dari jaringan, maka air keluar jaringan sehingga berat jaringan
berkurang, disebut jaringan dalam kondisi hipertonis. begitu pula
sebaliknya (kondisi hipotonik). Sedangkan larutan isotonis tidak terjadi
perpindahan molekul air sehingga berat jaringan tetap. Potensial air
tergantung pada konsentrasi larutan.
2. Nilai potensial osmosis (Ψs) sebanding dengan potensial air (Ψw) jaringan
jika kondisinya tanpa tekanan.
DAFTAR PUSTAKA
Aristy. (2014). Potensial Osmotik Air. [Online]. Diakses dari :
https://eduscience14.wordpress.com/2014/12/19/potensial-osmotik-air. [11
Oktober 2018].
Latifah. (2014). Potensial air. Diakses dari :
https://www.academia.edu/12858887/potensial_air. [10 Oktober 2018].
Murdiyarso, D.dkk. (1992). Status Air Tanaman Sengon (Alibizia falcataria (L.)
Fosberg) pada berbagai kondisi tempat tumbuh. Jurnal pada jurusan
Geofisika dan Meteorologi FPMIPA-IPB.

Anda mungkin juga menyukai