Anda di halaman 1dari 8

ACARA PRAKTIKUM KE-3

TRANSPORTASI
“PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP LAJU TRANSPIRASI TANAMAN PANDAN
(Pandanus amaryllifolius)”

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui peristiwa transportasi pada tumbuhan.
2. Untuk mengatahyi faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan.
3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju transpirasi tamanan pandan (Pandanus
amaryllifolius).

B. Dasar Teori
Cantumkan dasar teori yang relevan dengan penelitian yang hendak kalian lakukan. Tulis secara deduktif dan
jangan lupa cantumkan bodynote .
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan dalam bentuk uap dari jaringan, ini dapat
saja terjadi tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
bagian-bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh karena itu, dalam perhitungan besarnya jumlah
air yang hilang umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Lakitan, 2010).
Daun memegang kendali dan peran penting atas berlangsungnya proses transpirasi pada tumbuhan.
Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh energi panas matahari melalui
mekanisme membuka dan menutupnya pori-pori pada daun tersebut (Asdak, dalam Binsasi, dkk., 2016)
Proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal meliputi besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun,
banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata.
Adapun faktor eksternal meliputi temperatute, cahaya, temperatur dan kecepatan angin (Salisbury &
Ross, dalam Binsasi, dkk., 2016).
Penamaan pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) diberbagai daerah memiliki nama antara lain
Pandan Rampe, Pandan Seungit, Pandan Room, Pandan Wangi (Jawa); Seuku Bangu, Seuku Musang,
Pandan Jau, Pandan Berbau, Pandan Harum, Pandan Rempai, Pandan Wangi, Pandan Musang (Sumatera);
Pondang, Pondan, Ponda, Pondago (Sulawesi); Kelamoni, Hao Moni, Keker Moni, Ormon Foni, Keker
Moni, Ormon Foni, Pondak, Pondaki, Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali); Bonak (Nusa Tenggara)
(Benyamin, 2013).
C. Metodologi
1. Alat dan Bahan 2. Langkah Kerja
a. Alat 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan
1. Pisau 1 buah digunakan.
2. Baskom 2 buah 2. Dimasukkan air ke dalam masing masing
3. Penggaris 1 buah wadah dengan volume yang sama
4. Alat Tulis 1 set 3. Dimasukkan 1 tetes pewarna ke setiap
5. Label 2 buah masing masing gelas.
6. Tabung ukur 1 buah 4. Dimasukkan tanaman Pandan (Pandanus
b. Bahan amaryllifolius) ke dalam masing-masing
1. Tanaman Pandan (Pandanus wadah yang sudah diberi air dan pewarna.
amaryllifolius) 2 tanaman 5. Diberi label wadah A dan B
2. Pewarna Makanan secukupnya 6. Diberikan perlakuan yang berbeda untuk
3. Air secukupnya wadah A terkena sinar matahari,
sedangkan wadah B di dalam ruangan
(selama 1 jam).
7. Dipotong batang tanaman pandan
8. Diamati dengan mengukur tinggi laju
transpirasi tanaman menggunakan
penggaris
9. Dicatat hasil pengamatan

D. Hasil Pengamatan
Perlakuan Keterangan
Wadah A Setalah direndam 1 jam Wadah A dengan perlaukan diluar ruangan
(sinar matahari) dipotong batangnya atau terkena sinar matahari yang direndam
selama 1 jam dengan volume air 1
literdiperoleh 44cm dari ujung akar hingga
batang yang terkena serapan air yang diberi
pewarna.

Wadah B Setelah direndam 1 jam Wadah B dengan perlaukan diluar ruangan


(didalam ruangan) dipotong batangnya atau terkena sinar matahari yang direndam
selama 1 jam dengan volume air 1
literdiperoleh 40cm dari ujung akar hingga
batang yang terkena serapan air yang diberi
pewarna.
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai difusi yang bertujuan: untuk mengetahui
peristiwa transportasi pada tumbuhan, dan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju
transpirasi tamanan pandan (Pandanus amaryllifolius). Praktikum ini alat dan bahan yang digunakan
cukup sederhana diantaranya yaitu : pisau 1 buah, wadah 2 buah, penggaris 1 buah, alat tulis 1 set,
gelas ukur 1 buah, tanaman pandan (Pandanus amaryllifolius) 2 tanaman, pewarna makanan
secukupnya, dan air secukupnya.
Perobaan pertama pada wadah A dengan perlaukan diluar ruangan atau terkena sinar matahari
yang direndam selama 1 jam dengan volume air 1 literdiperoleh 44cm dari ujung akar hingga batang
yang terkena serapan air yang diberi pewarna.
Percobaan kedua pada Wadah B dengan perlaukan diluar ruangan atau terkena sinar matahari
yang direndam selama 1 jam dengan volume air 1 literdiperoleh 40cm dari ujung akar hingga batang
yang terkena serapan air yang diberi pewarna.
Daun pada umumnya berbentuk tipis melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang
menghadap ke atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan memiliki
permukaan luas untuk menerima cahaya. Daun berfungsi untuk transportasi dan menangkap cahaya
untuk fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia (Syarif 2009).
Laju transpirasi dan menutup dan membukanya stomata merupakan faktor yang sangat berkaitan
dengan pertukaran gas, yakni dalam proses fotosintesis (Endres et. al., dalam Sarawa, dkk., 2014).
Area permukaan yang luas dan rasio permukaan terhadap volume yang tinggi meningkatkan laju
fotosintesis, namun hal tersebut juga meningkatkan kehilangan air. Berdasarkan hal tersebut,
kebutuhan tumbuhan terhadap air yang sangat banyak merupakan konsekuensi negatif dari kebutuhan
sistem tunas untuk melaksanakan pertukaran gas dalam jumlah yang cukup untuk fotosintesis. Oleh
karena dengan adanya mekanisme membuka dan menutupnya stomata, sel-sel penjaga dapat
menyeimbangkan kebutuhan tumbuhan untuk menyimpan air (Campbell, dkk., 2008).

Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : P. amaryllifolius

Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili
Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting
dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah
dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki
akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun
palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas
memiliki tepi daun yang bergerigi.
Pada daun monkotil mempunyai jaringan yang terdiri dari jaringan epidermis, epidermis terdri
dari epidermis abaxial atau epidermis bawah dan epidermis adaxial atau epidermis bawah,pada
epidermis bagian atas biasanya terdapat kutikula yang berfungsi untuk mencegah daun kehilangan
banyak air dan melindungi jaringan yang berada diatas nya (Nurhayati, 2016).
Pada stomata daun pandan (Pandanus tectorius) yang merupakan tumbuhan monokotil, memiliki
bentuk halter (memanjang). Pada pengamatan dengan perbesaran 10x0,25 terlihat bahwa epidermis
bawah berdeferensiasi menjadi kosta dan interkosta. Kemudian terlihat pula pada stomata tersusun
dalam barisan longitudinal yang rapi dan letaknya berseling dengan sel-sel yang lebih pendek dari sel
epidermis dan berdinding tebal. Selain stomata tersusun dengan rapi, kita dapat melihat sebagain besar
warna pemukaan epidermis daunnya berwarna merah muda. Pada daun pandanus tersebut stomata juga
terlihat cukup banyak dimana ini digunakan untuk masuknya air ke dalam daun sehingga tanaman akan
selalu terlihat segar karena sebagian besar tersusun atas daun-daun yang tersusun rapi pada batang
tanaman. Tipe stomata ini sel penjaganya dikelilingi oleh empat sampai enam sel tetangga, tipe ini
terdapat pada tumbuhan family Gramineae (Schymanski, 2015)
Pandan wangi mempunyai daun yang selalu hijau sepanjang tahun. Batangnya bulat, dapat
tunggal atau bercabang-cabang dan mempunyai akar udara atau akar tunjang yang muncul pada pangkal
batang. Helaian daun berbentuk pita, memanjang, tepi daun rata dan ujung daun meruncing. Daun
berwarna hijau dan tersusun spiral, panjang 40-80 cm dan lebar 3-5 cm (Nurhayati, 2016).
Tanaman ini merupakan tanaman perdu tahunan dengan tinggi 1 m. Bunga majemuk berbentuk
bongkol dan berwarna putih. Buahnya berbentuk buah batu, menggantung, berbentuk bola dengan
diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut dan warnanya jingga (Nurkhasanah, 2013)
Transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal
atau faktor dalam meliputi besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak stomata. Sedangkan faktor eksternal atau faktor luar meliputi kelembapan, suhu, cahaya dan angin
(Papuangan, dkk., 2014).
Menurut Ariffin, dalam Nurkhasanah, dkk. (2013), suhu udara merupakan faktor lingkungan yang
mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap laju transpirasi dan evaporasi, yakni semakin tinggi
suhu udara maka laju transpirasi dan laju evaporasi semakin tinggi juga. Mekanisme proses transpirasi
dan evaporasi berfungsi untuk menjaga keseimbangan suhu di dalam tubuh tanaman sehingga aktifitas
enzimatis pada proses biokimia dalam rangkaian fotosintesis dapat berjalan normal. Hal ini sejalan
dengan pendapat Lakitan (2010) bahwa transpirasi merupakan suatu proses pendinginan (seperti halnya
juga evaporasi). Pada siang hari, radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun.
Jika transpirasi berlangsung, maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari. Jika transpirasi tidak
berlangsung, maka pelepasan panas dilakukan secara konduksi. Akan tetapi, kehilangan panas secara
konduksi ini hanya akan berlangsung jika suhu daun lebih tinggi dari suhu udara di lingkungannya.
Menurut Jasechko et al., dalam Schymanski dan Or (2015), 60 hingga 90% fluks panas laten di
darat dan separuh dari energi matahari yang diserap oleh permukaan daratan dapat dikaitkan dengan
transpirasi. Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Pieruschka, dkk. (2010) bahwa transpirasi,
evaporasi dari daun tumbuhan, memiliki sebuah peran penting dalam menjaga keseimbangan energi
dan air dan permukaan tanah. Peran ini merupakan inti proses dalam siklus hidrologi. Selain itu, karena
penyerapan CO2 dan proses transpirasi keduanya dikendalikan oleh stomata, maka hal ini sangat terkait
dengan produktivitas tanaman.
Transpirasi pada tanaman pada hakekatnya merupakan peristiwa penguapan air yang baru di mana
dalam proses tersebut garam-garam mineral terbawa dari dalam tanah. Transpirasi bermanfaat di dalam
hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah
karena sebagian dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air (Dwijoseputro,
dalam Papuangan, dkk., 2014).
Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan reaksi metabolisme, yakni fotosintesis, agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus
terjamin (Imiliyana, dalam Papuangan, dkk., 2014).
Menurut Arifin (2010), transpirasi dapat membantu penyerapan mineral dari tanah dan
pengangkutannya dalam tumbuhan. Kalsium dan boron di jaringan tampak sangat peka terhadap laju
transpirasi. Tumbuhan yang ditanam di rumah kaca yang berkelembapan tinggi dan udara yang
diperkaya dengan CO2 dapat menampakkan kadar kalsium di jaringan tertentu. Sebaliknya, laju
transpirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan beberapa unsur tertentu meningkat hingga mencapai
jumlah yang meracuni.

F. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat sesuai dengan tujuan awal praktikum. Jumlah dan deskripsinya harus bersesuaian.
Berdasarkan prkatikum pengaruh suhu terhadap proses difusi maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan
melalui stomata. Potensi kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain
dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan jumlah air
yang hilang melalui stomata.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses laju transpirasi tumbuhan yaitu: kelembapan, suhu,
cahaya, dan kecepatan angin.
3. Perobaan pada wadah A dengan perlaukan diluar ruangan atau terkena sinar matahari yang
direndam selama 1 jam dengan volume air 1 liter diperoleh 44cm sedangkan wadah B 40cm dari
ujung akar hingga batang yang terkena serapan air yang diberi pewarna.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat.
Jawablah tanpa proses copy-paste. Jelaskan dengan bahasa sendiri dengan teknik parafrase.
1. Sebutkan perbedaan antara proses transpirasi, evaporasi, dan gutasi.
Jawab:
TRANSPIRASI
a. Proses fisiologis atau fisika yang termodifikasi
b. Diatur bukaan stomata
c. Diatur beberapa macam tekanan
d. Terjadi di jaringan hidup
e. Permukaan sel basah
EVAPORASI
1. Proses fisika murni
2. Tidak diatur bukaan stomata
3. Tidak diatur oleh tekanan
4. Tidak terbatas pada jaringan hidup
5. Permukaan yang menjalankannya menjadi kering
GUTASI
1. Pada malam hari
2. Air yang keluar berbentuk cair
3. Cairan mengandung solute, seperti gula dan garam
4. Melewati hidatoda
5. Tidak terkebdali
6. Tidak menurunkan suhu permukaan

2. Apakah transpirasi hanya terjadi melalui stomata? Jika tidak, melalui organ mana sajakah proses
transpirasi terjadi?
Jawab:
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui
pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman.

3. Transpirasi sebagian besar terjadi melalui stomata yang merupakan modifikasi dari jaringan epidermis,
terutama epidermis bawah pada daun. Bagaimanakah proses transpirasi terjadi pada tanaman yang hidup
di permukaan air dan bawah air?
Jawab:
Proses transpirasi terjadi pada tumbuhan yang beada diatas permukaan tanah. Air yang berada didalam
tumbuhan menguap melalui bagian-bagian yang berhubungan dengan udara luar sperti pori-pori daun atau
stomata, lubang kutikula, dan lentisel atau celah batang berkat. Lebih lanjut pada proses transpirasi, uao
air berdifusi dari udara yang lembab didalam jaringan tumbuhan (terutama daun) difusi ini kehilangan iar
didalam tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Struktur Stomata. http;//sakitomatfis.pdf.com/2009/06/sains


dasarstrukturstomata- percobaan-htm. Diakses pada tanggal 6 November 2020;
pukul 20.29 WIB.
Benyamin, 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky dan
R.B. Jackson, 2008. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Dwijoseputro D. 2014. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Indradewa. 2011. Fisiologi Tumbuhan. UI-Press: Jakarta
Lakitan, B., 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers, Jakarta.
Nurhayati dan J. Amiruddin, 2016. Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Evapotranspirasi
Berdasarakan Metode Penman di Kebun Stroberi Purbalingga. Elkawnie: Journal of
Islamic Science and Technology. Vol.2(1):21-28.
Nurkhasanah, N., K.P. Wicaksono dan E. Widaryanto, 2013. Studi Pemberian Air dan
Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabe Jamu (Piper
retrofractum Vahl.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol.1(4):325-332.
Papuangan, N., Nurhasanah dan M. Djurumudi, 2014. Jumlah dan Distrubusi Stomata pada
Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol.3(1):287-292.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB, Bandung.
Schymanski, S.J. dan D. Or, 2015. Wind Effects on Leaf Transpiration Challenge the
Concept of Potential Evaporation. Proc. IAHS. Vol.371(1):99-107.
Syarif 2009. Struktur dan Fungsi jaringan Tumbuhan. Bandung : Pusat pengembangan dan
pemberdayaan Pendidikan.
LAMPIRAN

Alat dan Bahan


Tanaman Pandan Proses Pewarnaan Air

Proses Percobaan
Proses Percobaan Diluar
Ruangan Atau Terkena Proses Percobaan
Sinar Matahari Didalam Ruangan

Proses Pemotongan Proses Percobaan Proses Pengambilan Air


Batang Sampai Akar

Anda mungkin juga menyukai