Penelitian ini memberikan informasi tentang jenis lumut yang ditemukan disekitar Air
Terjun Sigerincing,Dusun Tuo,Kecamatan Lembah Masurai,Kabupaten Merangin.Lokasi
penelitian memiliki banyak pepohonan dan tumbuhan semak dan tumbuhan rendah serta
dengan kondisi yang lembab membuat banyaknya ditumbuhi oleh tumbuhan lumut.
Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan metode jelajah yaitu dengan
menyusuri dan menentukan wilayah pengambilan sampel dengan beberapa titik dari tangga
beton hingga bagian pinggiran Air terjun Segerincing yang dapat dilihat pada pengambilan
sampel dibawah ini:
Gambar 1. Peta Pengambilan Sampel Tumbuhan Lumut
Dalam penelitian ini pembuatan herbarium akan dilakukan dengan pembuatan awetan kering.
Berikut merupakan cara pembuatan herbarium kering (Febrianti,2015):
a) Spesimen dikeluarkan dalam kantong plastik
b) Membersihkan dengan cara perlahan agar bagian tubuh lumut tidak rusak
c) Meletakkan tumbuhan lumut diatas kertas atau koran selama ±12 Jam
d) Setelah tumbuhan lumut tidak berair,masukkan specimen kedalam amplop dengan
pengeringan diakukan dengan cara dianginkan saja.
e) Setelah itu amplop diberikan label pada bagian luar amplop dengan berisikan
diskripsi tumbuhan,tanggal lokasi,nomor,inisial kolektor serta lokasi detailnya.
Sedikitnya spesies tumbuhan lumut yang didapatkan bersubstrat dan epifit dikayu atau
pepohonan disebabkan pada Kawasan pengambilan sampel tumbuhan yang mendominasi
adalah semak belukar dan reremputan.Menurut Gonzales et al dalam Apriana (2015)
berdasarkan hipotesis,bahwa kanopi pohon sedikit pada suatu tempat maka spesies lumut
yang ditemukan akan sedikit pula.
Selain factor biotik,keberadaan tumbuhan lumut juga berpengaruh dengan
temperature(Suhu) dan kelembaban udara disuatu tempat.Seperti yang diungkapkan Bates
dalam Windadri (2016), bahwa lumut merupakan tumbuhan berklorofil paling sederhana dan
sebagian besar tumbuh secara epifit, sehingga kehadirannya disuatu tempat sangat
dipengaruhi oleh substrat dan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.Kawasan Air
Terjun Sigerincing memiliki suhu yang berkisar pada suhunya 280-300 C dan kelembaban udara
tercatat berkisar 64-78%.Serta pH tanah sebesar 5,8.
Keadaan disekitar Air Terjun Sigerincing sangat memengaruhi keberadaan lumut.Menurut
Waldi (2017),tumbuhan lumut hidup secara optimal pada suhu yang berkisar 200C. Suhu yang
berada di sekitar Air Terjun Sigerincing merupakan suhu yang mana tumbuhan lumut hidup
namun belum secara optimal.Selain itu,tumbuhan lumut dapat hidup dengan kelembaban
udara sekitar 70-98% kelembaban yang tinggi menyebabkan banyaknya tumbuhan lumut yang
hidup.Selain faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara , tumbuh pada substrat
yang tepat juga dapat mempengaruhi pertumbuhan lumut. Berdasarkan hasil penelitian
disekitar Air Terjun Sigerincing tumbuhan lumut yang mendominasi adalah dari Family
Bryopsida yang hidup pada tanah dan bebatuan disekitar Air Terjun.
Pada kelas Hryopsida ini didominasi oleh tumbuhan lumut yang bersubstrat
ditanah.Adapun jenis-jenis tumbuhan lumut kelas Bryopsida yang ditemukan dilokasi antara
lain Thuidium tamariscellum,Hypnum cupressiforme,Didymodon insulans,Barbula
ferruginascens,Dicranoweisia cirrata,Dicranium scoparium,Dicranoweisia crispula,Sphagnum
cuspidatum,Octoblepharum albidium.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tumbuhan lumut
mendominasi disekitar Air Terjun Sigerincing adalah jenis dari lumut sejati.Hal ini dikarenakan
lumut sejati dapat tumbuh pada tanah yang lembab hingga tanah yang kering.
Tumbuhan lumut sejati hidup secara berkelompok dan biasanya dengan struktur tubuh
yang kecil serta dapat membentuk badan-badan yang berupa bantalan jika hidup ditempat yang
kering dan akan membentuk lapisan-lapisan seperti permadani jika hidup ditempat yang
lembab.Banyaknya ditemukan tumbuhan lumut sejati pada sekitar Air Terjun Sigerincing
diakibatkan spora lumut sejati jatuh ditempat yang cocok lalu berkecambah menjadi
protenema yang terdiri dari benang-benang berwarna hijau dengan banyak cabang.Selain
faktor suhu dan kelembaban udara,pH tanah juga mempengruhi tumbuhan lumut yang berada
disekitarnya.Tingkatan keasaman tanah yang telah diukur adalah 5,8 yang mana tanah tersebut
bersifat asam sehingga spesies dari kelas Bryopsida yang banyak ditemukan adalah dari family
Dicranaceae.Family dicranaceae merupakan tumbuhan lumut yang hidup ditanah dengan tubuh
yang relatif kecil berwarna hijau muda hingga hijau tua dan hidup secara berkelompok.Substrat
yang bersifat asam di lokasi penelitian juga cocok untuk pertumbuhan Dicranaceae.Menurut
Frahm dalam Windadri(2016) bahwa lumut yang termasuk kedalam Dicranaceae ditemukan
pad tempat atau substrat yang memiliki tingkat keasaman.
Pada kelas Anthocerotopsida berdasarkan hasil pengamatan hanya ditemukan 2 spesies
yaitu Anthoceros punctatus dan Antitricia California.Berdasarkan pengamatan tumbuhan lumut
kelas ini hidup pada tanah dan bebatuan ini menunjukkan bahwa lumut tanduk dapat hidup
baik didaerah yang lembab atau kering sekalipun. Pada kelas Tetraphidaceae hanya dapat 1
spesies yaitu Tetraphis pellucida yang hidup pada bebatuan.
Dari hasil penelitian dan pengamatan tentang tumbuhan lumut yang berada di sekitar Air
Terjun Sigericing dapat dilihat bahwa yang mendominasi adalah tumbuhan lumut sejati
Dicranaceae.Ini menunjukkan terdapt pengaruh perbedaan substrat pada lokasi
penelitian.Selain pengaruh dalam keanekaragaman tumbuhan lumut yang didapatkan.Waktu
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada musim hujan peralihan dari musim
hujan ke kemarau dengan intensitas curah hujan yang masih tinggi hal tersebut mempengaruhi
jenis tumbuhan lumut yang diperoleh menjadi sedikit.
Pada dasrnya tumbuhan lumut tidak berperan langsung pada hidup manusia namun,ada
spesies tertentu yang didapatkan berada disekitar Air Terjung Sigericing yaitu pada family
sphagaceae.Sphagnum yang dapat digunakan sebagai bahan pembalut,kapas dn sumber bahan
bakar. Bryophyta yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bioindikator kualitas udara
adalah pada lumut tanduk.Tumbuhan lumut ini memiliki kemampuan memfasilitasi
pendeteksian unsur-unsur yang ada dalam kondisi konsentrasi yang rendah.Tumbuhan pada
setiap habitat menyebabkan tumbuhan lumut mendapatkan nutrisi dari zat terlrut dalam
kelembaban sekitar.Zat tersebut akan diserap melalui difusi sel.Polutan mencapai jaringan
Bryophyta dalam bentuk gas dan partikel (Wahyuningsih,2016)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa hasil identifikasi
tumbuhan lumut disekitar Air Terjun Sigerincing Dusun Tuo,Kecamatan Lembah
Marusai,Kabupaten Merangin,Didapatkan 12 spesies Bryophiyta dari 3 kelas yang berbeda yang
paling banyak ditemukan adalah dari kelas Bryopsida sebanyak 9 spesies,Anthocerotopsida
sebanyak 2 spesies dan Tetraphidopsida 1 spesies .
DAFTAR PUSTAKA
Apriana Dian.2010. Keanekaragaman dan Kelimpahan Lumut Hati Epifit Di
Kebun Raya Bogor. Jurnal deprtemen Biologi,2(3):1-10