Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Jurnal Perkembangan Ilmu Biologi

Nama : ZELLA PAZLIANTI


NIM : 2005125599
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas :IB
Mata Kuliah : Biologi Dasar
Dosen : Drs.Nursal,M.Si

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Prodi Pendidikan Biologi
Universitas Riau
2020
1.Perkembangan Ilmu Biologi
2. Bidang – bidang apa saja yang mendukung perkembangan ilmu biologi yang
sudah ada
Identifikasi Tumbuhan Lumut (Briophyta) di Sekitar Air Terjun
Sigerincing Dusun Tuo,Kecamatan Lembah Masurai,Kabupaten
Meringin
Tumbuhan lumut merupakan Kelompok tumbuhan tumbuhan tingkat rendah terbesar
setelah tumbuhan tingkat tinggi.Menurut Menih (2006) ada sekitar 1.500 keanekaragaman
jenis lumut yan tersebar di Indonesia.
Tumbuhan lumut merupakan jenis tumbuhan yang bersifat piokilohidrik yaitu tekanan
turgor sel-sel tubuhnya bergantung pada kelembaban lingkungan Gradstein,dkk.2001 dalam
Apriana (2010 : 1).
Tumbuhan lumut dibagi menjadi 3 devisi yaitu:

 Lumut Hati (Hepaticae/Liverwort)


 Lumut Tanduk (Anthocerotopsida/Honwort)
 Lumut Daun/Sejati(Moss/Bryopsida)
(Campbell dkk,2003:157)
Salah satu penyebaran keanekaragaman tumbuhan lumut terdapat disekitar wisata Air
terjun Sigerencing.

Penelitian ini memberikan informasi tentang jenis lumut yang ditemukan disekitar Air
Terjun Sigerincing,Dusun Tuo,Kecamatan Lembah Masurai,Kabupaten Merangin.Lokasi
penelitian memiliki banyak pepohonan dan tumbuhan semak dan tumbuhan rendah serta
dengan kondisi yang lembab membuat banyaknya ditumbuhi oleh tumbuhan lumut.
Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan metode jelajah yaitu dengan
menyusuri dan menentukan wilayah pengambilan sampel dengan beberapa titik dari tangga
beton hingga bagian pinggiran Air terjun Segerincing yang dapat dilihat pada pengambilan
sampel dibawah ini:
Gambar 1. Peta Pengambilan Sampel Tumbuhan Lumut

Pegambilan sampel diambil pada setiap tumbuhan lumut yang ditemukan


dihabitatnya.Selanjutnya akan dibawa dan diidentifikasi jenisnya di Laborturium Biologi STKIP
YPM Bangko,dengan tahapan sebagai berikut:
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b) Menggunakan pinset mengambil sampel lumut yang diamati
c) Mengamati objek dengan lup apabila diperlukan mikroskop dalam proses
pengamatan,maka diamati dengan mikroskop stereo.
d) Mendiskripsikan ciri-ciri tumbuhan lumut yang ditemukan.
e) Mencocokkan dengan gambar literature yang ada dalam buku acuan untuk menentukan
jenis tumbuhan lumut tersebut.Adapun buku acun yang digunakan yaitu:Handbook Of
Mosses Of The Iberian Peninsula And The Balearic Island (C. Casas,dkk),dan panduan yang
berkaitan lainnya.

Tabel 1 Spesies bryophyta disekitar Air Terjun Sigerincing Dusun Tuo


Kecamatan Lemah Manasurai,Kabupaten Merangin.

Spesies Family Habitat


1. Thuidin tamariscellum Thuidaceae Tanah
2. Hipnum cupressiforme Hypnaceae Tanah & Bebatuan
3. Dydimodon insulans Pottiaceae Tanah
4. Barbula ferruginascens Pottiaceae Tanah
5. Dicranoweisia cirrata Dicranaceae Tanah
6. Dicranium scoparium Dicranaceae Tembok
7. Dicranoweisia crispula Dicranaceae Tanah
8. Sphagnum cuspidatum Spahagnaceae Kayu Lapuk
9. Octoblepharum albidium Octoblephoraceae Tanah & Batang pohon
10. Tetraphis pellucida Tetraphidaceae Bebatuan
11. Antitricia Californi Leucodontaceae Bebatuan
12. Anthoceros punctatus Anthocerotaceae Tanah

Dalam penelitian ini pembuatan herbarium akan dilakukan dengan pembuatan awetan kering.
Berikut merupakan cara pembuatan herbarium kering (Febrianti,2015):
a) Spesimen dikeluarkan dalam kantong plastik
b) Membersihkan dengan cara perlahan agar bagian tubuh lumut tidak rusak
c) Meletakkan tumbuhan lumut diatas kertas atau koran selama ±12 Jam
d) Setelah tumbuhan lumut tidak berair,masukkan specimen kedalam amplop dengan
pengeringan diakukan dengan cara dianginkan saja.
e) Setelah itu amplop diberikan label pada bagian luar amplop dengan berisikan
diskripsi tumbuhan,tanggal lokasi,nomor,inisial kolektor serta lokasi detailnya.

 Hasil dan pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dikawasan Air Terjun Sigerincing,Dusun


Tuo,Kecamatan Lembah Masurai,Kabupaten Merangin dengan hasil pengukuran suhu dan
kelembaban udara di Kawasan Air Terjun tercatat suhunya 280 – 300C dan kelembaban udara
tercatat 64-78%. Berdasarkan catatan suhu dan kelembaban tersebut didapatkan sebanyak 19
sampel Bryopyta namun,stelah melakukan identifikasi di Laboraturium Biologi STKIP YPM
Bangko hanya terdapat 12 spesies Bryophyta yang teridentifikasi Adapun daftar table spesies
Bryophyta disekitar Air Terjun Sigerincing,Dusun Tuo,Kecamatan Lembah Masurai,Kabupaten
Merangin,Provinsi Jambi tertera pada tabel 1.
Penelitian yang telah dilakukan disekitar Air Terjun Sigerincing seperti yang tertera pada
table 3 dari 19 sampel yang telah diperoleh 12 jenis tumbuhan lumut yang telah diidentifikasi
dilaboraturium STKIP YPM Bangko terdiri 3 kelas yaitu pada kelas Bryopsida ditemukan
sebanyak 9 spesies,kelas Anthocerotopsida ditemukan 1 spesies.Dari hasil penelitian tumbuhan
lumut banyak berada ditempat yang ternaungi seperti pada pohon,kayu dan ditempat yang
lembab contohnya ditanah,bebatuan.
Hasil pengamatan menunjukkan tumbuhan lumut yang medominasi sekitar Air Terjun
Sigerencing adalah dari kelas Bryopsida atau lumut sejati. Keberadaan bryopshyta disekitar Air
Terjun Sigerincing dipengaruhi oleh factor biotik dan factor abiotiknya.Tumbuhan yang berada
disekitar Air Terjun Sigerincing lebih didominasi oleh rerumputan,semak belukar namun juga
terdapat batang pohon atau kayu yang telah lapuk/telah mati.Hal tersebut memengaruhi
keberadaan tumbuhan lumut dari hasil penelitian hanya didapatkan 2 spesies yang epifit dan
bersubstarat pada kayu atau batang pohon yang berada disekitar Air Terjun Sigerincing yaitu
Octoblepharum albidium dan Sphagnum cuspidatum.
Kayu atau batang pohon yang lapuk atau yang masih hidup merupakan substrat yang baik
untuk hidupnya tumbuhan lumut seperti yang dikemukakan oleh Windadri(2009) dalam
penelitiannya bahwa kayu lapuk merupakan media yang baik bagi lumut karena kayunya yang
telah mengalami pelapukan mampu menyerap dan menyimpan air cukup banyak diantara sel-
sel kayunya. Adanya pohon bahkan kayu yang lapuk memberikan keuntungan bagi kehidupan
tumbuhan lumut,karena pada sejatinya tumbuhan lumut mudah hidup pada tempat yang dapat
menaunginya.
Selain itu,tumbuhan lumut lebih mudah hidup pada batang-batang pohon yang sudah
tua.Batang-batang pohon yang sudah tua yang umumnya mempunyai permukaan kulit kasar
atau retak-retak sebagai akibat pertambahan umur.Pada permukaan batang pohon demikian
merupakan tempat baik untuk singgahnya spora-spora sehingga tumbuhan lumut pun akan
berkecambah,tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut dewasa (Smith 1982;Bates
2008;Windadri 2009;Windadri: 2014).

Sedikitnya spesies tumbuhan lumut yang didapatkan bersubstrat dan epifit dikayu atau
pepohonan disebabkan pada Kawasan pengambilan sampel tumbuhan yang mendominasi
adalah semak belukar dan reremputan.Menurut Gonzales et al dalam Apriana (2015)
berdasarkan hipotesis,bahwa kanopi pohon sedikit pada suatu tempat maka spesies lumut
yang ditemukan akan sedikit pula.
Selain factor biotik,keberadaan tumbuhan lumut juga berpengaruh dengan
temperature(Suhu) dan kelembaban udara disuatu tempat.Seperti yang diungkapkan Bates
dalam Windadri (2016), bahwa lumut merupakan tumbuhan berklorofil paling sederhana dan
sebagian besar tumbuh secara epifit, sehingga kehadirannya disuatu tempat sangat
dipengaruhi oleh substrat dan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.Kawasan Air
Terjun Sigerincing memiliki suhu yang berkisar pada suhunya 280-300 C dan kelembaban udara
tercatat berkisar 64-78%.Serta pH tanah sebesar 5,8.
Keadaan disekitar Air Terjun Sigerincing sangat memengaruhi keberadaan lumut.Menurut
Waldi (2017),tumbuhan lumut hidup secara optimal pada suhu yang berkisar 200C. Suhu yang
berada di sekitar Air Terjun Sigerincing merupakan suhu yang mana tumbuhan lumut hidup
namun belum secara optimal.Selain itu,tumbuhan lumut dapat hidup dengan kelembaban
udara sekitar 70-98% kelembaban yang tinggi menyebabkan banyaknya tumbuhan lumut yang
hidup.Selain faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara , tumbuh pada substrat
yang tepat juga dapat mempengaruhi pertumbuhan lumut. Berdasarkan hasil penelitian
disekitar Air Terjun Sigerincing tumbuhan lumut yang mendominasi adalah dari Family
Bryopsida yang hidup pada tanah dan bebatuan disekitar Air Terjun.
Pada kelas Hryopsida ini didominasi oleh tumbuhan lumut yang bersubstrat
ditanah.Adapun jenis-jenis tumbuhan lumut kelas Bryopsida yang ditemukan dilokasi antara
lain Thuidium tamariscellum,Hypnum cupressiforme,Didymodon insulans,Barbula
ferruginascens,Dicranoweisia cirrata,Dicranium scoparium,Dicranoweisia crispula,Sphagnum
cuspidatum,Octoblepharum albidium.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tumbuhan lumut
mendominasi disekitar Air Terjun Sigerincing adalah jenis dari lumut sejati.Hal ini dikarenakan
lumut sejati dapat tumbuh pada tanah yang lembab hingga tanah yang kering.
Tumbuhan lumut sejati hidup secara berkelompok dan biasanya dengan struktur tubuh
yang kecil serta dapat membentuk badan-badan yang berupa bantalan jika hidup ditempat yang
kering dan akan membentuk lapisan-lapisan seperti permadani jika hidup ditempat yang
lembab.Banyaknya ditemukan tumbuhan lumut sejati pada sekitar Air Terjun Sigerincing
diakibatkan spora lumut sejati jatuh ditempat yang cocok lalu berkecambah menjadi
protenema yang terdiri dari benang-benang berwarna hijau dengan banyak cabang.Selain
faktor suhu dan kelembaban udara,pH tanah juga mempengruhi tumbuhan lumut yang berada
disekitarnya.Tingkatan keasaman tanah yang telah diukur adalah 5,8 yang mana tanah tersebut
bersifat asam sehingga spesies dari kelas Bryopsida yang banyak ditemukan adalah dari family
Dicranaceae.Family dicranaceae merupakan tumbuhan lumut yang hidup ditanah dengan tubuh
yang relatif kecil berwarna hijau muda hingga hijau tua dan hidup secara berkelompok.Substrat
yang bersifat asam di lokasi penelitian juga cocok untuk pertumbuhan Dicranaceae.Menurut
Frahm dalam Windadri(2016) bahwa lumut yang termasuk kedalam Dicranaceae ditemukan
pad tempat atau substrat yang memiliki tingkat keasaman.
Pada kelas Anthocerotopsida berdasarkan hasil pengamatan hanya ditemukan 2 spesies
yaitu Anthoceros punctatus dan Antitricia California.Berdasarkan pengamatan tumbuhan lumut
kelas ini hidup pada tanah dan bebatuan ini menunjukkan bahwa lumut tanduk dapat hidup
baik didaerah yang lembab atau kering sekalipun. Pada kelas Tetraphidaceae hanya dapat 1
spesies yaitu Tetraphis pellucida yang hidup pada bebatuan.
Dari hasil penelitian dan pengamatan tentang tumbuhan lumut yang berada di sekitar Air
Terjun Sigericing dapat dilihat bahwa yang mendominasi adalah tumbuhan lumut sejati
Dicranaceae.Ini menunjukkan terdapt pengaruh perbedaan substrat pada lokasi
penelitian.Selain pengaruh dalam keanekaragaman tumbuhan lumut yang didapatkan.Waktu
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada musim hujan peralihan dari musim
hujan ke kemarau dengan intensitas curah hujan yang masih tinggi hal tersebut mempengaruhi
jenis tumbuhan lumut yang diperoleh menjadi sedikit.
Pada dasrnya tumbuhan lumut tidak berperan langsung pada hidup manusia namun,ada
spesies tertentu yang didapatkan berada disekitar Air Terjung Sigericing yaitu pada family
sphagaceae.Sphagnum yang dapat digunakan sebagai bahan pembalut,kapas dn sumber bahan
bakar. Bryophyta yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bioindikator kualitas udara
adalah pada lumut tanduk.Tumbuhan lumut ini memiliki kemampuan memfasilitasi
pendeteksian unsur-unsur yang ada dalam kondisi konsentrasi yang rendah.Tumbuhan pada
setiap habitat menyebabkan tumbuhan lumut mendapatkan nutrisi dari zat terlrut dalam
kelembaban sekitar.Zat tersebut akan diserap melalui difusi sel.Polutan mencapai jaringan
Bryophyta dalam bentuk gas dan partikel (Wahyuningsih,2016)
 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,maka dapat disimpulkan bahwa hasil identifikasi
tumbuhan lumut disekitar Air Terjun Sigerincing Dusun Tuo,Kecamatan Lembah
Marusai,Kabupaten Merangin,Didapatkan 12 spesies Bryophiyta dari 3 kelas yang berbeda yang
paling banyak ditemukan adalah dari kelas Bryopsida sebanyak 9 spesies,Anthocerotopsida
sebanyak 2 spesies dan Tetraphidopsida 1 spesies .
DAFTAR PUSTAKA
Apriana Dian.2010. Keanekaragaman dan Kelimpahan Lumut Hati Epifit Di
Kebun Raya Bogor. Jurnal deprtemen Biologi,2(3):1-10

Campbell, Reece dan Mitchell. 2003.


Biologi edisi kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga

Febrianti, Ghoirun Nisak. 2015.

“Identifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) di lingkungan


Universitas Jember Serta Pemanfaatannya Sebagai Buku
Nonteks”. Skripsi tidak diterbitkan. Jember: Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Jember.

Menih . 2006. Lumut Pembangunan Tanaman dan Kebun


Rayadiunduh 26 Oktober 2017

Waldi, Ryo,2016.”Inventariasi Lumut Di Kawasan Perkebunan Karet PTPN 7 Desa


Sabah Balau, Kabupaten Lampung Selatan,Lampung”.Skripsi tidak

Diterbitkan . Lampung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas


Raden Negeri Raden Intan.

Wati, Bekti dan Ani Sulistyarsi.2016.Keanekaragaman Hayati Tanaman Lumut Di


Hutan Sekitar Waduk Kedung Brubus Kecamatan Pilang Keceng Kabupaten

Madiun.Jurnal florea,3 (1):46-51

Windandri,F.I.2009. Keragaman Lumut Di Resort Karang Ranjang, Tanaman


Nasional Ujung Kulon,Banten.Jurnal Teknik Lingkungan 10(1): 19-25.
 Bidang yang berkontribusi atau mendukung dari perkembangan Ilmu
Biologi

-Briologi adalah cabang dari botani berkaitan dengan studi ilmiah


tumbuhan Lumut,lumut hati dan lumut tanduk.

Anda mungkin juga menyukai