“WADUK”
Dosen Pembimbing :
Drs. Dharmono, M. Si
Drs. H. Hardiansyah, M.Si
Mahruddin, S. Pd, M. Pd
Disusun Oleh :
Ayu Maulyda
A1C211056
2. Pengamatan Fauna
No. Nama Jenis
1. Semut Rang-rang
2. Semut Hitam
3. Nyamuk
No Jenis Organisme yang ada di Air Waduk
1. Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton
(plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu
dipengaruhi oleh arus air.
2. Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga
air.
3. Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
4. Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
5. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-
batuan) di perairan
Sumber: (http://viogeo.blogspot.com/2012/05/bab-ii-pembahasan-2.html)
Parameter
No Nama Alat Satuan Kisaran
Lingkungan
Anonim b. 2014
Anonim d. 2014
Anonim f. 2014
8. Rumput
Anonim h. 2014
Anonim j. 2014
2. Nyamuk
Anonim k. 2014
3. Semut Hitam
Anonim l. 2014
V. ANALISIS DATA
Lahan basah didefinisikan sebagai daerah payau, gambut dan perairan alami
maupun buatan, tetap maupun sementara dengan perairannya yang mengalir atau
tergenang, tawar, agak asin maupun asin dan termasuk di dalamnya wilayah laut
yang kedalamannya kurang dari 6 meter pada waktu air surut paling rendah.
Berbagai fungsi dan manfaat penting lainnya dari ekosistem lahan basah antara
lain sebagai penyedia air bersih (daerah tangkapan air), pelindung banjir dan badai,
penyeimbang daerah pantai dan pelindung erosi, penyaring dan penjernih air dari
sedimentasi, nutrien dan pencemar, penyeimbang kondisi iklim lokal antara lain
curah hujan dan suhu udara, sumber makan dan pendapatan (perikanan, produksi
kayu dan hasil hutan non kayu, dan pertanian), lokasi pendidikan dan penelitian,
sumber energi serta penunjang transportasi dan pariwisata.
Lahan basah dapat dibedakan berdasarkan tipenya yaitu lahan basah laut dan
pesisir, lahan basah daratan dan lahan basah buatan manusia. Secara umum lahan
basah dapat diklasifikasikan sebagai rawa hutan mangrove, estuaria, padang lamun,
rumput laut, terumbu karang, danau, sungai, sawah dan tambak (ikan dn garam).
Ekosistem lahan basah perlu dilestarikan karena merupakan lingkungan /
ekosistem paling produktif di dunia serta merupakan habitat bagi kehidupan
berbagai keanekaragaman hayati (flora dan fauna) termasuk sebagai penyedia air
bersih dan gudang plasma nutfah.
Salah satu ekosistem lahan basah yang terdapat di Kalimantan Selatan adalah
ekosistem waduk. Waduk adalah lahan basah buatan, biasanya dibuat dengan cara
membendung sungai dan tentunya memiliki tata perairan tertentu. Waduk memiliki
peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, seperti untuk tenaga
pembangkit listrik, mengairi sawah atau areal pertanian. Di samping itu juga,
waduk oleh warga sekitar juga digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan seperti
ikan nila, patin, dll. Selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani warga
sekitar, juga dapat membuka peluang usaha sampingan bagi warga sekitar. Waduk
itu sendiri adalah danau yang dibangun oleh manusia secara sengaja dengan
memotong atau membendung aliran sungai. Tujuan pembuatan waduk adalah untuk
irigasi serta untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Waduk pada umumnya dibangun untuk kepentingan tertentu yang bersifat
tunggal atau multiguna, misalnya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
irigasi, perikanan,dan pariwisata. Waduk mempunyai badan air yang tergenang
sehingga memiliki ciri-ciri ekologis yang sangat mirip dengan danau. Pada saat
waduk akan dibendung air akan menggenangi daerah daratan sekitarnya yang
bervegetasi, sehingga tumbuhan mati dan membusuk. Proses pembusukan tersebut
melepaskan unsur hara sehingga menyuburkan pertumbuhan plankton. Sebagai
akibatnya, jenis-jenis ikan pemakan plankton akan meningkat populasinya secara
drastis. Setelah proses pembusukan awal ini selesai, populasi plankton akan
menurun, diikuti populasi ikan pemakan plankton, sehingga akan tercapai
kesetimbangan ekologi yang baru.
Waduk buatan di Kalimantan Selatan yang dalam pembangunannya
memakan waktu selama 10 tahun tersebut dibangun dengan membendung 8 sungai
yang bersumber dari Pegunungan Meratus, serta ada 9 desa yang kemudian
ditenggelamkan di area seluas 9.730 hektar tersebut.
Tujuan utama dibangunnya Bendungan Riam Kanan di Kalimantan Selatan
yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1973 ini adalah untuk
membangun Pembangkit listrik Tenaga Air yang akan digunakan untuk menerangi
wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.
Waduk memiliki beberapa komponen yaitu :
1. Waduk/ Bendungan (DAM)
Bendungan (DAM) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan Dam juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diperlukan secara bertahap atau
berkelanjutan. DAM berfungsi untuk menahan atau membelokkan arah aliran air.
2. Pelimpah (Spillway)
Bangunan air yang bernama spillway ini mempunyai kegunaan untuk
mengendalikan tinggi air pada waktu saat terjadinya banjir, dimana pengendalian
spillway ini yakni dengan mengatur kedudukan pintunya. Pada saat terjadi hujan
dengan curah yang tinggi, maka kemungkinan permukaan air untuk itu guna
menghindari meluapnya air yang tinggi tersebut maka dapat diatasi dengan membuka
pintu spillway agar kedudukan air pada waduk dalam keadaan stabil. Selain itu
spillway juga berfungsi mengurangi banyak sedimen yang masuk ke dalam waduk
dengan cara yang sama yakni mengatur buka dan tutupnya pintu air spillway.
Konstruksi bangunan pelimpah terbuat dari beton, urugan batu, urugan tanah atau
gabungan dari ketiganya.
3. Tailrace Outlate (Pintu Keluar Saluran Akhir)
Suatu konstruksi khusus tempat keluarnya air dari spillway atau air buangan
rumah pembangkit. Konstruksinya dari beton.
4. Pembangkit listrik (Power House)
Power house hanya terdapat pada bendungan pembangkit listrik, atau dapat
disebut sebagai rumah pembangkit merupakan konstruksi tehnik khusus yang
berfungsi sebagai tempat merubah energi air menjadi energi listrik yang melalui
turbin. Konstruksi umumnya dari beton.
Flora dan Fauna yang terdapat di Waduk, berdasarkan pengamatan waduk di Riam
Kanan di Kalimantan Selatan, flora yang terdapat disana adalah pada jenis pohon
terdapat Pinus, Kelapa, Halaban, Sungkai, Anak Sungkai, Akasia pada semak
terdapat kerinyue, keji beling, dan pada liana terdapat Brotowoli.
Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana
keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan
organisme lainya melalui pelepasan toksin atau racun. Pinus (Pinus merkusii)
memiliki saluran resin yang dapat menghasilkan suatu metabolit sekunder bersifat
alelopati (Taiz & Zeiger,1991). Alelokimia pada resin tersebut termasuk pada
kelompok senyawa terpenoid, yaitu monoterpen α-pinene dan β-pinene (Harborne,
1987; Taiz & Zeiger, 1991). Senyawa ini diketahui bersifat toksik baik terhadap
serangga maupun tumbuhan. Selain itu, senyawa tersebut merupakan bahan utama
pada pembuatan terpentin. Monoterpen (C–10) merupakan minyak tumbuh-
tumbuhan yang terpenting yang juga bersifat racun (Sastroutomo, 1990). Dari
beberapa kajian ekologis pada daerah pertumbuhan pohon pinus menunjukkan tidak
ada pertumbuhan tanaman herba, hal tersebut diduga karena serasah daun pinus yang
terdapat pada tanah mengeluarkan zat alelopati yang menghambat pertumbuhan
herba.
Fauna yang ada pada saat pengamatan adalah semut rang-rang, semut hitam, dan
nyamuk.
Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air yang ada di
waduk dibedakan atas 5 macam:
a. Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton
hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus
air.
b. Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c. Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d. Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan)
di perairan
Dilihat dari parameter lingkungan yaitu dengan pH tanah yang berkisar antara
6.3 ini menandakan kondisi tanah tempat tumbuhan ini tumbuh tergolong asam.
Kecepatan angin yang berhembus di kawasan tempat penelitian berkisar
antara 0.5 m/s, ini berarti angin yang berhembus di daerah tersebut sedang tidak
berangin/ rendah. Kelembapan tanah 70% dan suhu udara berkisar 29-300C
Pemanfaatan bendungan yang terdapat di Indonesia, sebagian besar waduk
utama (sekitar 59 buah) di bangun dipulau Jawa. Pembangunan waduk ini
diperuntukan bagi berbagai keperluan seperti irigasi lahan pertanian, pengendali
banjir, perikanan, keperluan air, dan pembangkit tenaga listrik. Beberapa waduk yang
besar di Indonesia antara lain waduk Saguling, Cirata, Jatiluhur di Jawa barat;
Waduk sempor, Rawa pening, Kedung Ombo, dll.
Berdasarkan pengamatan wawancara dengan Bapak Rusdi pemanfaatan
waduk di Riam Kanan di Kalimantan Selatan adalah digunakan masyarakat untuk
mencari ikan (Rengge), sebagai air minum tapi tidak digunakan untuk air minum
kemasan, memancing (mencari ikan dilarang memakai penyetruman), dan terdapat
objek wisatanya yaitu hutan pinus 1 dan hutan pinus 2, dengan menggunakan alat
transportasi yang berupa klotok (kapal kecil) pengunjung akan pergi ke hutan pinus
tersebut.
Perbedaan antara hutan pinus 1 ini tidak dikelola sedangkan hutan pinus 2 ini
dikelola oleh masyarakat. Pada hutan pinus 1 areanya besar tetapi tidak bersih karena
tidak dikelola tetapi padi hutan pinus 2 areanya kecil tetapi bersih dan ramai karena
dikelola oleh masyarakat desa yang tinggal disana. Fasilitas yang ada di hutan pinus
2, terdapatnya tempat duduk, Kamar mandi (WC).
VI. KESIMPULAN
1. Lahan basah didefinisikan sebagai daerah payau, gambut dan perairan alami
maupun buatan, tetap maupun sementara dengan perairannya yang mengalir atau
tergenang, tawar, agak asin maupun asin dan termasuk di dalamnya wilayah laut
yang kedalamannya kurang dari 6 meter pada waktu air surut paling rendah.
2. Lahan basah dapat dibedakan berdasarkan tipenya yaitu lahan basah laut dan
pesisir, lahan basah daratan dan lahan basah buatan manusia.
3. Salah satu ekosistem lahan basah yang terdapat di Kalimantan Selatan adalah
ekosistem waduk. Waduk adalah lahan basah buatan, biasanya dibuat dengan
cara membendung sungai dan tentunya memiliki tata perairan tertentu.
4. Waduk memiliki beberapa komponen yaitu :
1. Waduk/ Bendungan (DAM)
2. Pelimpah (Spillway)
3. Tailrace Outlate (Pintu Keluar Saluran Akhir)
4. Pembangkit listrik (Power House)
5. Flora dan Fauna yang terdapat di Waduk, berdasarkan pengamatan waduk di Riam
Kanan di Kalimantan Selatan, flora yang terdapat disana adalah pada jenis pohon
terdapat Pinus, Kelapa, Halaban, Sungkai, Anak Sungkai, Akasia pada semak
terdapat kerinyue, keji beling, dan pada liana terdapat Brotowoli.
Fauna yang ada pada saat pengamatan adalah semut rang-rang, semut hitam, dan
nyamuk
5.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, a-c. 2014. https://www.google.co.id/search?q=eupatorium+odaratum
%29&client=firefox-
a&hs=Hfq&rls=org.mozilla:id:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&e
i=boKXU47wCoTp8AW7_YCwCw&ved=0CAgQ_AUoAQ. (Diakses
pada tanggal 9 Juni 2014)