Anda di halaman 1dari 10

Tropical Bioscience: Journal of Biological Science Vol. 1, No.

1 (Juni 2021)
Running title is about five words

Identifikasi Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum


albidum di Kawasan Hutan Kota Serang, Banten

Identification of morphology of Ceratodon purpureus and Leucobryum albidum in


Serang Urban Forest area, Banten

ANAS NASUHA1*, DEWI SARI1, GUT WINDARSIH1


Program Studi Biologi, Fakultas Sains, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin
1

Banten. Jl. Syech Nawawi Al Bantani Kp. Andamu'i, Kel. Sukawana, Kec. Curug, Kota Serang 42171,
Banten. Tel. (0254) 200 323. *E-mail: anasnasuha.student@uinbanten.ac.id

Manuskrip diterima: 20 April 2021. Manuskrip disetujui: 02 Mei 2021

Abstrak. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
melimpah, baik flora maupun fauna. Salah satu keanekaragaman hayati flora yang sering ditemukan
adalah tumbuhan lumut. Lumut merupakan tumbuhan yang hidup di daerah lembap, berukuran
kecil, dan tumbuh menempel pada substrat, seperti bebatuan, kayu, dan pepohonan. Salah satu
daerah persebaran lumut diantaranya terdapat di kawasan Hutan Kota Serang, Banten. Lumut yang
dapat ditemukan di daerah tersebut antara lain Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum dari kelas
Bryopsida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi C. purpureus
dan L. albidum yang terdapat di kawasan Hutan Kota Serang, Banten. Penelitian dilakukan pada
Januari 2021 dengan metode eksplorasi, adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan berupa
purposive sampling. Identifikasi karakter morfologi spesimen dilakukan di laboratorium, kemudian
sampel dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri morfologi yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa morfologi C. purpureus terdiri dari rizoid, batang, tangkai (seta) yang tegak disertai kapsul
pada ujungnya, dan daun berwarna hijau karena mengandung klorofil. Adapun morfologi L. albidum
terdiri dari rizoid, batang, seta yang panjang dan berwarna merah-kecokelatan dengan disertai kapsul
pada ujungnya, serta daun berwarna hijau dengan ujung meruncing.
Kata kunci: Ceratodon purpureus, Hutan Kota Serang, Leucobryum albidum, lumut daun, morfologi

Abstract. Indonesia is one of the countries that has a very abundant biodiversity, both fauna and flora.
One of the many varieties of flora found is bryophyte. Bryophyte lives on moist land, have a small size
and grows attached to substrates, such as stones, wood and trees. One of the spreading areas of
bryophyte is found in the Serang Urban Forest area, Banten. The bryophyte that can be found in this
area, namely Ceratodon purpureus and Leucobryum albidum from Bryopsida class. The purpose of this
research was to identify the morphology of C. purpureus and L. albidum found in the Serang Urban
Forest area, Banten. The research was conducted in January 2021 with an exploration method, while
the sampling technique used was a purposive sampling. The identification of morphological
characteristic of each specimen was conducted in the laboratory, then the sample was described based
on the observed morphological characteristic. The results showed that C. purpureus morphology
consists of rizoid, stem, upright stalk (seta) accompanied by capsules at the end, and green leaves
containing chlorophyll. Meanwhile, L. albidum morphology consists of rizoid, stem, long brownish-red
seta accompanied by capsule at the end, and green leaves with tapered ends.
Keywords: Ceratodon purpureus, Leucobryum albidum, morphology, moss, Serang Urban Forest

11
Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum Nasuha et al.
SEM NAS MASY BIODN 1 (1): xx-xx, Maret 2015

PENDAHULUAN pembuluh atau berkas pengangkut


(non-vaskuler). Lumut tumbuh di
Indonesia termasuk negara yang daerah yang lembap dan tidak terkena
memiliki keanekaragaman hayati yang cahaya matahari secara langsung. Hal
sangat melimpah, baik fauna maupun ini dikarenakan lumut tidak memiliki
flora, sehingga Indonesia sering disebut kutikula untuk mencegah hilangnya air
sebagai negara Megabiodiversitas. (Hasanuddin dan Mulyadi, 2014).
Salah satu keanekaragaman hayati flora Lumut merupakan salah satu
yang sering ditemukan adalah keanekaragaman hayati flora yang
tumbuhan lumut (Bryophyta). Lumut masih sedikit diteliti, karena
biasanya hidup di daerah lembap, keberadaannya dianggap kurang
berukuran kecil, dan tumbuh dengan menarik dan dianggap sebagai
menempel pada substrat, seperti penyebab lingkungan menjadi kotor
bebatuan, kayu, atau pepohonan (Wati et al., 2016).
(Endang et al., 2020). Sekitar 16.000 Pada umumnya, lumut memiliki
spesies lumut tersebar di seluruh dunia struktur tubuh pipih yang berbeda-
dan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) beda, ada yang menyerupai pita,
kelas, yaitu lumut daun (Bryopsida), menyerupai batang dengan daun-daun,
lumut hati (Hepaticae), dan lumut dan bagian yang tumbuh tegak
tanduk (Anthocerotae) (Lukitasari, ataupun mendatar dan menempel pada
2018). Lumut daun memiliki anggota substrat dengan menggunakan rizoid.
spesies terbanyak dibanding kelompok Lumut memiliki alat reproduksi berupa
lumut lainnya, yaitu sekitar 12.800 arkegonium yang berfungsi untuk
spesies yang tersebar di seluruh memproduksi ovum dan anteridium
belahan bumi (Mulyani et al., 2015), yang memproduksi spermatozoid.
sedangkan keanekaragaman lumut Lumut memiliki dua siklus hidup,
daun di Indonesia sekitar 1.500 spesies. yaitu generasi haploid dan generasi
Tentunya, keanekaragaman tumbuhan diploid, hal ini disebut dengan
lumut ini berbeda-beda, tergantung pergantian generasi heteromorfik.
pada kondisi lingkungannya (Raihan et Pergantian generasi antara gametofit
al., 2018). dan sporofit pada lumut bermanfaat
Lumut termasuk organisme dalam membedakan karakter berbagai
fotoautotrof atau organisme yang dapat spesies lumut secara morfologis (Al
memproduksi makanannya sendiri, Fajri, 2019).
karena memiliki klorofil untuk Dalam ekosistem, lumut berperan
melakukan fotosintesis. Akan tetapi, sangat penting untuk menjaga
kelompok tumbuhan ini tidak memiliki keseimbangan air, siklus hara, dan

12
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science Vol. 1, No. 1 (Juni 2021)
Running title is about five words
dapat berfungsi sebagai bioindikator di albidum yang terdapat di kawasan
daerah hutan hujan tropis. Tumbuhan Hutan Kota Serang, Banten.
ini juga merupakan salah satu
tumbuhan perintis untuk menjadi METODOLOGI PENELITIAN
pembuka ruang yang dapat ditumbuhi
oleh tumbuhan lainnya (Bawaihaty et Material penelitian
al., 2014). Selain itu, lumut juga Alat-alat yang digunakan dalam
berperan penting dalam menyediakan penelitian ini meliputi kantong plastik,
habitat yang optimal bagi tumbuhan kamera, lup, dan mikroskop stereo.
vaskuler untuk berkecambah Adapun bahan tanaman yang
(Damayanti, 2016). Lumut memiliki digunakan berupa tumbuhan lumut
ketinggian berkisar antara 1-2 cm, yang ditemukan di kawasan Hutan
bahkan jenis lumut yang terbesar dapat Kota Serang, yaitu C. purpureus dan L.
memiliki tinggi hingga 20 cm (Kimbal, albidum.
2003).
Salah satu daerah persebaran Waktu dan Lokasi Penelitian
keanekaragaman lumut terdapat di Penelitian ini dilaksanakan pada
kawasan Hutan Kota Serang di Januari 2021 di kawasan Hutan Kota
Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota
Banten. Di daerah tersebut, Serang, Provinsi Banten dengan titik
keanekaragaman hayati tumbuhan koordinat di sekitar 6o9’8,6” LS dan
sangat tinggi. Lumut yang hidup di 106o11’32,5” BT (Gambar 1). Sampel
kawasan Hutan Kota Serang tersebar yang ditemukan selanjutnya
luas dan menempel pada berbagai diidentifikasi di Laboratorium Biologi,
macam substrat, seperti pepohonan, Fakultas Sains, Universitas Islam
bebatuan, dan tembok dengan kondisi Negeri (UIN) Sultan Maulana
lingkungan yang lembap dan teduh. Hasanuddin Banten.
Lumut yang dapat ditemukan di
Prosedur Penelitian
daerah tersebut, diantaranya Ceratodon
Pada penelitian ini digunakan
purpureus dan Leucobryum albidum.
metode eksplorasi, yaitu pengamatan
Kedua jenis lumut tersebut termasuk
yang dilakukan secara langsung
dalam kelompok lumut daun (Musci),
terhadap tumbuhan lumut dengan
kelas Bryopsida, dan ordo Dicranales.
menjelajahi kawasan Hutan Kota
Dengan demikian, tujuan dari
Serang, Banten. Teknik pengambilan
penelitian ini adalah untuk
sampel yang digunakan adalah
mengidentifikasi karakter morfologi
purposive sampling, yaitu teknik
Ceratodon purpureus dan Leucobryum
pengambilan sampel dimana anggota

13
Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum Nasuha et al.
SEM NAS MASY BIODN 1 (1): xx-xx, Maret 2015

sampel dipilih secara khusus dengan diidentifikasi. Identifikasi dilakukan


pertimbangan-pertimbangan tertentu. dengan merujuk pada Holyak (2004).
Tahap-tahap identifikasi sampel Sampel diamati dengan menggunakan
adalah sebagai berikut. Masing-masing lup atau mikroskop stereo. Sampel
spesimen lumut yang ditemukan di yang diamati dideskripsikan
lapangan dimasukkan ke dalam berdasarkan ciri-ciri atau bagian-bagian
kantong plastik. Sampel selanjutnya tumbuhan lumut tersebut sesuai hasil
dibawa ke laboratorium untuk pengamatan.

Gambar 1. Lokasi penelitian. (A) Peta Indonesia, (B) peta wilayah Provinsi Banten, dan (C)
peta kawasan Hutan Kota Serang, Banten.

Analisis Data meliputi tangkai/seta dan kapsul.


Pada penelitian ini digunakan Kemudian data yang diperoleh disusun
analisis data secara deskriptif kualitatif. dalam bentuk tabel serta ditentukan
Data dianalisis berdasarkan ciri-ciri klasifikasi, deskripsi, dan gambar dari
morfologi yang diamati, seperti daun, masing-masing spesimen.
rizoid, dan bagian-bagian sporofit yang

14
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science Vol. 1, No. 1 (Juni 2021)
Running title is about five words
HASIL DAN PEMBAHASAN dataran rendah lebih banyak dibanding
lumut hati, karena lumut daun
Tumbuhan lumut (Bryophyta) umumnya lebih tahan kekeringan
merupakan anggota dari kelompok dibandingkan lumut hati yang
kingdom Plantae, berukuran kecil biasanya tumbuh di tempat yang
(kurang dari 2 cm), bersifat lembap dan teduh (Gradstein dan
fotoautrotrof, tidak memiliki pembuluh Costa, 2003). Lumut daun bisa
pengangkut, serta memiliki dua fase dibedakan dari kelompok lumut hati
hidup, yaitu gametofit dan sporofit. dan lumut tanduk berdasarkan batang,
Fase gametofit lebih dominan dan daun, dan rizoidnya. Berbeda dengan
berukuran lebih besar dibanding fase lumut tanduk ataupun lumut hati yang
sporofit. Bagian gametofit terdiri dari umumnya berbentuk lembaran
rizoid, talus atau daun yang belum ataupun talus, meskipun terdapat
sejati, dan batang. Lumut hidup di kelompok lumut hati yang memiliki
daratan, terutama di daerah dengan daun, daun pada lumut sejati bisa
kondisi lembap dan tidak terpapar dibedakan dari lumut hati berdasarkan
cahaya matahari langsung keberadaan tulang daun serta tidak
(Hasanuddin dan Mulyadi, 2014). terdapatnya badan minyak pada sel-
Lumut dikelompokkan menjadi selnya.
tiga kelas, yaitu lumut daun Keanekaragaman kelas Bryopsida
(Bryopsida), lumut hati (Hepaticae), mencakup hingga 84% famili dari 98%
dan lumut tanduk (Anthocerotopsida) spesies dari seluruh keanekaragaman
(Campbell et al., 2003). Sebanyak dua tumbuhan lumut di dunia (Goffinet et
spesies lumut berhasil ditemukan di al., 2001). Bryopsida yang ditemukan di
kawasan Hutan Kota Serang, Banten, kawasan Hutan Kota Serang sebanyak
keduanya termasuk ke dalam dua spesies, yaitu C. purpureus yang
kelompok lumut daun (Musci). Kedua termasuk anggota famili Ditrichaceae,
jenis lumut tersebut teridentifikasi dan L. albidum dari anggota famili
hingga tingkat spesies (Tabel 1-2). Leucobryaceae, keduanya termasuk
Lumut daun merupakan anggota ordo Dicranales. Ordo tersebut
kelompok lumut yang memiliki spesies banyak ditemukan hidup epifit pada
terbanyak dibanding kelompok lumut berbagai substrat, seperti bebatuan,
lainnya (Mulyani et al., 2015). Jenis pepohonan, kayu, dan tembok pada
lumut ini banyak ditemukan di daerah kondisi lingkungan yang lembap dan
pegunungan Indonesia, biasanya tidak terkena cahaya matahari secara
tumbuh di tempat-tempat yang langsung. Berikut ciri morfologi dari C.
lembap. Lumut daun yang tumbuh di purpureus dan L. albidum.

15
Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum Nasuha et al.
SEM NAS MASY BIODN 1 (1): xx-xx, Maret 2015

Tabel 1. Daftar tumbuhan lumut yang ditemukan di kawasan Hutan Kota Serang, Banten.

No Divisio Classis Ordo Familia Genus Species


1 Bryophyta Bryopsida Dicranales Ditrichaceae Ceratodon C. purpureus
2 Bryophyta Bryopsida Dicranales Leucobryaceae Leucobryum L. albidum

Tabel 2. Hasil identifikasi terhadap tumbuhan lumut yang ditemukan di Kawasan Hutan
Kota Serang, Banten.

Panjang
Nama Ujung Warna Ketebalan Warna
No Talus Warna Seta Habitat
Spesies Daun Daun Daun Sporangium
(cm)

1 Ceratodon 1-2 runcing hijau tipis hijau hijau-merah Epifit pada


purpureus kekuningan dinding,
bebatuan,
dan
pepohonan
dengan
kondisi
lingkungan
yang lembab
dan teduh
2 Leucobryum 1-2 merun- hijau tebal merah hijau-merah Epifit pada
albidum cing kekuning kecokelatan bebatuan,
an dinding, dan
kayu dengan
kondisi
lingkungan
yang lembab
dan teduh

Ceratodon purpureus (Hedw.) Brid. fotosintesis, ujung daun runcing.


Klasifikasi. Ceratodon purpureus Batang sangat pendek dan tidak
termasuk anggota kingdom Plantae, tampak dari luar karena tertutup oleh
divisio Bryophyta, classis Bryopsida, daun-daun. Bagian sporofit (tangkai
ordo Dicranales, familia Ditrichaceae dan kapsul) dapat menghasilkan spora.
(USDA, 2006). Tangkai (seta) tegak, berwarna hijau
Deskripsi. Struktur tubuh terdiri hingga kekuningan, di ujungnya
dari kapsul atau sporangium, tangkai terdapat kapsul atau sporangium yang
(seta), daun, rizoid, dan batang. Ukuran berwarna hijau hingga kemerahan.
dari spesies ini tidak terlalu tinggi, Jenis lumut ini dapat ditemukan
hanya mencapai 1–2 cm. Bagian tumbuh menempel pada dinding
gametofit (daun, batang, dan rizoid) tembok, bebatuan, atau pepohonan
memiliki jangka hidup yang lebih lama. dengan kondisi yang lembap dan teduh
Daun tipis berwarna hijau karena (Gambar 2-3) (Holyoak, 2004).
mengandung klorofil untuk

16
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science Vol. 1, No. 1 (Juni 2021)
Running title is about five words

Gambar 2. Ceratodon purpureus yang ditemukan di kawasan Hutan Kota Serang, Banten

Gambar 3. Morfologi Ceratodon purpureus yang ditemukan di kawasan Hutan Kota Serang,
Banten. A = Kapsul, B = tangkai (seta), C = daun, dan D = rizoid.

Leucobryum albidum (Brid. ex P. melakukan fotosintesis. Batang sangat


Beauv.) Lindb. pendek dan tertutup oleh daun-
Klasifikasi. Leucobryum albidum daunnya. Adapun sporofit terdiri dari
termasuk anggota dari kingdom tangkai (seta) dan sporangium (kapsul)
Plantae, divisio Bryophyta, classis yang dapat menghasilkan spora.
Bryopsida, ordo Dicranales, dan familia Tangkainya tegak, berwarna merah
Leucobryaceae (USDA, 2006). kecokelatan, dan pada bagian ujungnya
Deskripsi. Struktur tubuh L. terdapat sporangium yang berwarna
albidum terdiri dari gametofit dan hijau hingga merah. Lumut ini
sporofit. Gametofit terdiri dari batang, memiliki tinggi berkisar antara 1-2 cm,
rizoid, dan daun. Daun sedikit tebal, hidup di daerah yang lembap,
ujung meruncing, dan berwarna hijau menempel (epifit) pada berbagai
kekuningan. Daun mengandung substrat, seperti bebatuan, dinding, dan
klorofil yang digunakan untuk kayu (Gambar 4-5) (Firdaus, 2020).

17
Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum Nasuha et al.
SEM NAS MASY BIODN 1 (1): xx-xx, Maret 2015

Gambar 4. Leucobryum albidum (Brid. ex P. Beauv.) Lindb. yang ditemukan di kawasan


Hutan Kota Serang, Banten

Gambar 5. Morfologi Leucobryum albidum yang ditemukan di kawasan Hutan Kota Serang,
Banten. A = Kapsul, B = tangkai (seta), C = daun, dan D = rizoid.

SIMPULAN luar, tangkai (seta) panjang berwarna


merah kecokelatan dan di ujungnya
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat kapsul, serta tingginya antara
dapat disimpulkan bahwa morfologi C. 1-2 cm.
purpureus terdiri dari daun yang tipis
berwarna hijau dengan ujung daun UCAPAN TERIMA KASIH
runcing, rizoid, batang yang pendek,
tangkai (seta) yang tegak berwarna Penulis mengucapkan terima
hijau kekuningan disertai kapsul pada kasih kepada pengelola kawasan Hutan
ujungnya, serta memiliki tinggi 1-2 cm. Kota Serang, Kecamatan Cipocok Jaya,
Adapun morfologi L. albidum terdiri Kota Serang, Banten, yang telah
dari daun yang sedikit tebal dan memberikan izin untuk melakukan
berwarna hijau kekuningan dengan penelitian di kawasan tersebut serta
ujung daun meruncing, rizoid, batang seluruh pihak yang telah membantu
yang pendek dan tidak tampak dari selama proses penelitian.

18
Tropical Bioscience: Journal of Biological Science Vol. 1, No. 1 (Juni 2021)
Running title is about five words
DAFTAR PUSTAKA Brazil. New York: The New York
Botanical Garden Press.
Al Fajri, M.T. 2019. Keanekaragaman Hasanuddin dan Mulyadi. 2014. Botani
lumut (Bryophyta) di sekitar kawasan tumbuhan rendah. Aceh: Syiah
wisata air terjun Tumpak Sewu, Kuala University Press.
Kabupaten Lumajang. [Skripsi]. Holyoak, D.T. 2004. The Bryophytes of
Universitas Islam Negeri Maulana Cornwall and the Isles of Scilly.
Malik Ibrahim, Malang. Praze en-Beeble: Croceago Press.
Bawaihaty, N., Istomo, dan Hilwan, I. Kimbal. 2003. Biologi, Edisi V, Jilid ke-2.
2014. Keanekaragaman dan peran Jakarta: Erlangga.
ekologi Bryophyta di Hutan Lukitasari, M. 2018. Mengenal tumbuhan
Sesaot Lombok, Nusa Tenggara lumut (Bryophyta): Deskripsi,
Barat. Jurnal Silfikultur Tropika 5 klasifikasi, potensi, dan cara
(1): 13-17. mempelajarinya. Magetan: CV AE
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Media Grafika.
Mitchell, L.G. 2003. Biologi, Edisi Mulyani, E., Perwati, L.K., dan
V, Jilid ke-2. Jakarta: Erlangga. Murningsih. 2015. Lumut daun
Damayanti, L. 2006. Koleksi Bryophyta epifit di zona tropik kawasan
Taman Lumut Kebun Raya Cibodas. Gunung Ungaran, Jawa Tengah.
Cibodas: UPT Balai Konservasi Bioma 16 (2): 76-82.
Tumbuhan. Nadhifah, A., Noviady, I., Suharja,
Endang, T., Jumiati, dan Pramesthi, D. Muslim, dan Suhendri, Y. 2018.
2020. Inventarisasi jenis-jenis Keanekaragaman lumut (musci)
lumut (Bryophyta) di Daerah berukuran besar pada zona
Aliran Sungai Kabura-Burana, montana kawasan Hutan Lindung
Kecamatan Batauga, Kabupaten Gunung Sibuatan, Sumatra Utara.
Buton Selatan. Jurnal Biologi Tropis Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 4
20 (2): 161-172. (2): 101-106.
Firdaus, F. 2020. Keanekaragaman dan Raihan, C., Nurasiah, dan Zahara, N.
pola distribusi tumbuhan lumut 2018. Keanekaragaman tumbuhan
(Bryophyta) di jalur pendakian lumut (Bryophyta) di air terjun
Gunung Penanggungan, Jawa Peucari Bueng Jantho, Kabupaten
Timur. [Skripsi]. Universitas Islam Aceh Besar. Prosiding Seminar
Negeri Maulana Malik Ibrahim, Nasional Biotik 2018. Banda Aceh:
Malang. Universitas Islam Negeri Ar-
Goffinet, B., Cox, C.J., Shaw, A.J., dan Raniry.
Hedderson, T.A.J. 2001. The USDA [United States Department of
Bryophyta (mosses): Systematic Agriculture]. 2020. The Plants
and evolutionary inferences from Database Version 5.1.1. Diakses
an rps4 gene (cpDNA) phylogeny. pada 20 Januari 2021, dari
Annals of Botany 87: 191-208. http://plants.usda.gov/.
Gradstein, S.R. dan Costa, D.P. 2003. Wati, T.K., Kiswardianta, B., dan
The liverworts and hornworts of Sulistyarsi, A. 2016.

19
Morfologi Ceratodon purpureus dan Leucobryum albidum Nasuha et al.
SEM NAS MASY BIODN 1 (1): xx-xx, Maret 2015

Keanekaragaman hayati tanaman Kecamatan Pilang Keceng,


lumut (bryophyta) di hutan Kabupaten Madiun. Jurnal Florea 3
sekitar Waduk Kedung Brubus, (1): 46-51.

20

Anda mungkin juga menyukai