Anda di halaman 1dari 10

Secuil Sonneratia dari Kitamura

Ada permintaan dari Saudara Ayun, agar KeSEMaT membahas mengenai salah satu jenis spesies mangrove bernama Sonneratia. Apakah dia, darimana asalnya, apa ciricirinya, dan deskripsi lainnya. Kalau ingin tahu secara umum bentuk Sonneratia, cobalah Anda bayangkan sebuah pohon besar yang memiliki akar-akar berbentuk serupa pensil, yang banyak sekali mencuat ke atas. Akarnya beradaptasi keluar dari tanah untuk bernafas mengambil udara. Hal ini terjadi, karena kondisi tanah mangrove yang anoksik (baca: beracun). Di Indonesia, Sonneratia disebut dengan berbagai macam nama daerah seperti Prapat, Pedada, Bogem, Mange-mange dan nama daerah lainnya. Di area kerja KeSEMaT sendiri yaitu sepanjang pantai Utara Jawa, mangrove ini lebih dikenal dengan nama Bogem. Terdapat tiga jenis Sonneratia yaitu Sonneratia alba, S. caseolaris dan S. ovata. Namun, karena yang terakhir disebut jarang dijumpai terutama di area kerja kami, maka pembahasan akan kami fokuskan untuk dua spesies terakhir. Menurut Kitamura (1997), deskripsinya adalah sebagai berikut: Sonneratia alba A. Umum 1. Komponen: termasuk komponen utama/mangrove mayor 2. Bentuk: pohon/perdu. Tinggi mencapai 16 m 3. Akar: akar nafas, berbentuk kerucut 4. Daun: susunan tunggal, bersilangan; bentuk oblong sampai bulat telur sungsang; ujung membundar sampai berlekuk; ukuran panjang 5 10 cm 5. Tipe biji: biji normal 6. Lainnya: bagian atas dan bawah permukaan daun hampir sama 7. Kulit kayu: halus, retak/celah searah longitudinal, warna kulit krem sampai coklat 8. Ciri khusus: tangkai daun pada bunga dewasa berwarna kuning, helai kelopak menyebar atau sedikit melengkung ke arah buah (pada S. ovata helai kelopak tegak pada buah) 9. Fenologi: berbunga sepanjang tahun (antara 3 4 bulan); berbuah pada bulan Mei Juni dan Oktober November; pembuahan sampai masak memakan waktu 2 3 bulan 10. Spesies yang mirip: S. caseolaris, S. ovata 11. Habitat: tumbuh di lumpur berpasir di muara sungai, sering ditemukan di daerah tepian yang menjorok ke laut, daerah dengan salinitas relatif tinggi B. Bunga 1. Rangkaian: 1 sampai beberapa bunga bersusun, di ujung atau cabang/dahan pohon 2. Mahkota: putih 3. Kelopak: 6 8 helai, merah dan hijau 4. Benang sari: banyak, putih 5. Ukuran: diameter 5 8 cm 6. Lainnya: bunga sehari (ephemeral), terbuka menjelang malam hari dan berlangsung sepanjang malam, mengandung banyak madu pada pembuluh kelopak

C. Buah 1. Ukuran: diameter 3,5 4,5 cm 2. Warna: hijau 3. Permukaan: halus 4. Lainnya: kelopak berbentuk cawan, menutupi dasar buah, helai kelopak menyebar atau melengkung, berisi 150 200 biji dalam buah Sonneratia caseolaris A. Umum 1. Komponen: termasuk komponen utama/mangrove mayor 2. Bentuk: pohon, tinggi mencapai 16 m 3. Akar: akar nafas, berbentuk kerucut, tinggi dapat mencapai 1 m 4. Daun: susunan tunggal, bersilangan; bentuk jorong sampai oblong; ujung membundar, dengan ujung membengkok tajam yang menonjol; ukuran panjang 4 8 cm 5. Tipe biji: biji normal 6. Lainnya: ranting menjuntai 7. Kulit kayu: halus 8. Ciri khusus: bunga dewasa memiliki tangkai daun pendek dengan dasar berwarna kemerah-merahan, benang sari berwarna merah dan putih, akar nafas yang berkembang dengan baik dapat mencapai tinggi lebih dari 1 m, lebih tinggi dibandingkan S. alba 9. Spesies yang mirip: S. alba, S. ovata 10. Habitat: tumbuh di tepi muara sungai terutama pada daerah salinitas rendah dengan campuran air tawar B. Bunga 1. Rangkaian: 1 sampai beberapa bunga bersusun, di ujung 2. Mahkota: merah 3. Kelopak: 6 8 helai, hijau 4. Benang sari: tak terhitung, merah dan putih 5. Ukuran: diameter 8 10 cm 6. Lainnya: bunga sehari (ephemeral), terbuka menjelang malam hari dan berlangsung sepanjang malam, mengandung banyak madu pada pembuluh kelopak C. Buah 1. Ukuran: diameter 6 8 cm 2. Warna: hijau kekuning-kuningan 3. Permukaan: mengkilap 4. Lainnya: kelopak datar, memanjang horisontal, tidak menutupi buah, helai kelopak menyebar, buah lebih besar dari S. alba, mengandung 800 1200 biji dalam buah, dapat dimakan

RANGKUMAN Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuhdi daerah pasang surut.Fungsi biologis mangrove adalah sebagai habitatorganisme makrobenthos, benih ikan, udang, dan untuk hidup dan mencarimakan.Makrobenthos merupakan salah satu organisme yang berperan dalamproses penguraian bahan organik yang terdapat dalam ekosistem mangrove.Organisme ini hidup pada permukaan dasar dan dalam dasar perairan, memilikiperanan yang penting dalam siklus nutrien di dasar perairan.Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui perbedaankepadatan dan keragaman makrobentos pada kanopi hutan terbuka, kanopi hutansetengah terbuka dan kanopi hutan tertutup. Kerja praktek ini di lakukan dikawasan hutan mangrove Kabupaten Pemalang pada bulan April-Mei 2010,dengan

lokasi yang terbagi dari 3 pengamatan. Penentuan pengamatan iniberdasarkan kanopi hutan mangrove.Berdasarkan hasil pengamatan makrobenthos pada kawasan hutanmangrove Kabupaten Pemalang, diperoleh empat jenis makrobenthos yaitu Terebradislocata, Terebra cocava, Cerithiopsis subulata, Cirithidea scalariformis . Nilai kepadatanmakrobentos pada kanopi hutan terterbuka lebih tinggi dibandingkan padakanopi hutan setengah terbuka dan kanopi hutan tertutup. Hal ini dipengaruhioleh cahaya matahari. Sedangkan nilai indeks keragaman pada kanopi hutanterbuka lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh keberadaan individu atau spesiespada semua pengamatan relatif merata dan adanya spesies yang mendominasipada tiap pengamatan

Pendahuluan

AB IPENDAHULUAN 1 . 1 . Latar Belakang Biologi laut merupkan cabang ilmu biolgi yang mempelajari organisme lautdan interaksinya terhadap lingkungan. Biota laut mempelajari hubungan antara lautdan distribusi dan adaptasi organisme. Salah satunya adalah adaptasi terhadap kondisikimiawi dan fisika lautan, ketersediaan cahaya diberbagai kedalaman laut, pergerakanarus, dan komposisi dasar lautan.Berdasarkan cara hidupnya, organisme laut dibedakan menjadi nekton, benthos, dan plankton. Nekton adalah organisme yang dapat bergerak bebas misalnyaikan, cumi-cumi dan paus. Organsime plankton berukuran sangat kecil ataumikroskopis dan bergerak pasif mengikuti arus. Benthos adalah organisme yanghidup di dasar lautan, mencangkup bentuk sessil (misalnya spon, kerang, koral),merangkak (misalnya kepiting, siput), dan menggali (missal cacing).Berdasarkan teori di atas, kami melakukan praktikum lapangan Biologi Lautyang meliputi plankton, benthos, mangrove, dan makro alga. Adapun salah satumetode praktikum yang dilakukan ialah metode pengambilan sampling. Sample yangdiperoleh di lapangan dilanjutkan dengan peneltian di laboratorium Biologi LautFakults Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran untuk mengetahu jenisapakah sample yang diperoleh.Dari data dan informasi hasil praktikum yang didapat di Pantai Cirate,Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang Banten, kami dapat mengklasifikasikan jenis biota laut apa saja yang terdapat disana. Begitu pula dengan habitat dan caramereka beradaptasi terhadap faktor lingkungan. Untuk melakukan hal tersebut tentu perlu dengan penggunan metode, prosedur, dan alat yang menunjang praktikum

Bentos 2.2.1 DefinisiSalah satu kelompok organisme penyusun ekosistem laut adalah bentos.Bentos istilah berasal dari Yunani untuk kedalaman laut. Bentos adalah biota yanghidupnya melekat,menancap,membuat

lubang,atau pun merayap di dasar perairanBentos biasanya hidup pada substrat yang berbatu,berpasir atau berlumpur,bentos juga dapat hidup di patahan karang atau karang yang sudah mati dan kemudian turunke kedalaman abyssal. Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme padasistem muara-laut ialah daerah bentik, yang terbentang dari pasang naik sampai suatukedalaman di tempat tanaman sudah jarang tumbuh.Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur. Batu-batu karang yang biasa kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos. Jikatimbunannya sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk Gosong Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain GosongKarang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit.Batu-batu karang yang dihasilkan oleh bentos dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan lain-lain. Sedangkan zatkimia yang terkandung dalam tubuh bentos bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan obat dan kosmetika.Benthic organisme contohnya seperti bintang laut, kerang, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia.2.2.2 KlasifikasiBedasarkan ukurannya bentos dibagi menjadi dua,yaitu :a. MakrobenthosMakrobenthos adalah bentos yang berukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch).Contoh dari makrobenthos adalah cacing, pelecypod, anthozoa,echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea b. MeiobenthosMeiobenthos adalah bentos yang berukuran antara 0,1 1 mm.Contoh dariMeiobenthos adalah polychaete, pelecypoda, copepoda, ostracoda,cumaceans, nematoda, turbellaria, dan foraminifera.c. MikrobenthosMikrobenthos adalah benthos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm.Contohdari mikrobenthos adalah bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.Berdasarkan morfologi dan cara makannya, benthos dapat dikelompokkan menjadiempat, yaitua. Benthos pemakan deposit yang selektif ( selective deposit feeders ) dengan bentuk morfologi mulut yang sempit b. Benthos pemakan deposit yang tidak selektif ( n o nselective deposit feeders ) dengan bentuk morfologi mulut yang lebar c. Benthos pemakan alga ( h erbivorous feeders ); dand. Benthos omnivora/predator Cara kerja untuk pengambilan bentos di laut dan di hutan mangrove:1. Ambil substrat yang terdapat kurang lebih 5 meter dari pantai menggunakan sekop.2. Letakkan substrat tersebut ke ayakan.3. Ayak substrat tersebut lalu lihat apakah terdapat bentos atau tidak.4. Jika terdapat bentos,ambil bentos tersebut menggunakan pinset.5. Apabila tidak terdapat bentos,buang substrat dari ayakan.Lalu ambil substrat lainmenggunakan sekop.6. Ulangi cara 1 6 sampai mendapatkan jumlah bentos yang kita

inginkan7.Sampel yang telah diambil dimasukkan ke dalam kantong plastik / botol plasti.8. Awetkan masing sampel dengan formalin 10 %.9. Di laboratorium, fauna yang diambil lalu dicuci dengan air tawar 10.Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan bantuan mikroskop Mangrove 2.3.1. DefinisiMangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English).Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutanyang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yangtergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas tumbuhannyamempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di manaterjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik diteluk-teluk yang terlindungdari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat danmengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.Secara lebih luas dalam mendefinisikan hutan mangrove sebaiknyamemperhatikan keberadaan lingkungannya termasuk sumberdaya yang ada. Berkaitandengan hal tersebut maka Saenger et al. 1983 mendefinisikan sumberdaya mangrovesebagai :a. Exclusive mangrove, yaitu satu atau lebih jenis pohon atau semak belukar yanghanya tumbuh di habitat mangrove b. Non exclusive mangrove, yaitu setiap jenis tumbuhan yang tumbuh di habitatmangrove, dan keberadaannya tidak terbatas pada habitat mangrove sajac. Biota, yaitu semua jenis biota yang berasosiasi dengan habitat mangroved. Proses (abrasi, sedimentasi), yaitu setiap proses yang berperan penting dalammenjaga atau memelihara keberadaan ekosistem mangrove .3.2. KlasifikasiPohon-pohon bakau ( Rhizophora spp.), yang biasanya tumbuh di zona terluar,mengembangkan akar tunjang ( stilt root ) untuk bertahan dari ganasnya gelombang.Jenis-jenis api-api ( Avicennia spp.) dan pidada ( Sonneratia spp.) menumbuhkan akar napas ( pneumatophore ) yang muncul dari pekatnya lumpur untuk mengambil oksigen dari udara. Pohon kendeka ( Bruguiera spp.) mempunyai akar lutut ( knee root ), sementara pohon-pohon nirih ( Xylocarpus spp.) berakar papan yangmemanjang berkelok-kelok; keduanya untuk menunjang tegaknya pohon di ataslumpur, sambil pula mendapatkan udara bagi pernapasannya. Ditambah pulakebanyakan jenis-jenis vegetasi mangrove memiliki lentisel , lubang pori pada pepagan untuk bernapas.Hutan mangrove juga dapat dibagi menjadi zonasi-zonasi berdasarkan jenisvegetasi yang dominan, mulai dari arah laut ke darat sebagai berikut:a.

Zona Avicennia, terletak paling luar dari hutan yang berhadapan langsung denganlaut. Zona ini umumnya memiliki substrat lumpur lembek dan kadar salinitastinggi. Zona ini merupakan zona pioner karena jenis tumbuhan yang adamemilliki perakaran yang kuat untuk menahan pukulan gelombang, serta mampumembantu dalam proses penimbunan sedimen. b. Zona Rhizophora, terletak di belakang zona Avicennia. Substratnya masih berupalumpur lunak, namun kadar salinitasnya agak rendah. Mangrove pada zona inimasih tergenang pada saat air pasang.c. Zona Bruguiera, terletak di balakang zona Rhizophora dan memiliki substrattanah berlumpur keras. Zona ini hanya terendam pada saat air pasang tertinggiatau 2 kali dalam sebulan.d. Zona Nypa, merupakan zona yang paling belakang dan berbatasan dengandaratan.

Anda mungkin juga menyukai