Dasar-Dasar Agronomi
PEMBIAKAN SPORA
NIM : G021231134
Asisten : MUTMAINNA
PENDAHULUAN
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Tumbuhan paku
tergolong dalam jenis
tumbuhan yang
bersifat kosmopolit
atau mudah
ditemukan di
beberapa
habitat. Keanekaragaman
tumbuhan ini mencapai
±10.000 jenis
yang tersebar di berbagai
penjuru dunia khususnya
di kawasan
negara tropis. Indonesia
merupakan salah satu
negara tropis
yang memiliki
keanekaragaman jenis
tumbuhan paku tinggi.
Tumbuhan paku sebagian
besar hidup di kawasan
yang memiliki
tingkat kelembaban yang
tinggi,misalnya di hutan
dataran tinggi.
Hal iniberkaitan dengan
adaptasi daritumbuhan
paku epifit
maupun terestrial
yang membutuhkan
keberadaan air
untuk mempertahankan
kelangsungan
hidup(Pranita, H. S.,
Mahanal, S., & Sari, M. S.
2017)
Sorus merupakan kumpulan dari spora yang berada di bawah permukaan
daun. Spora merupakan bagian yang sangat penting pada tumbuhan paku karena
berfungsi untuk perkembangbiakan dalam regenerasi. Spora di bentuk didalam
kotak spora (sporangium). Kumpulan dari sporangium akan membentuk sorus.3
Penelitian ini akan mengidentifikasi mengenai bentuk, letak dan warna sorus pada
tumbuhan paku (Karimah, 2020).
Pemahaman tentang pembiakan spora memiliki aplikasi yang sangat penting
dalam berbagai bidang. Dalam penelitian mikrobiologi, pemahaman ini membantu
dalam memahami dan mengendalikan organisme mikrobiologis, sedangkan
dalam pengendalian hama pertanian, pemahaman tentang pembiakan
spora dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pengendalian
yang lebih efektif. (Spoel dan Dong, 2018).
Berdasarkan uraian diatas, praktikum pembiakan spora memiliki peran
kunci dalam mengungkapkan rahasia reproduksi aseksual pada organisme yang
menghasilkan spora dan dalam mengaplikasikan pengetahuan ini dalam berbagai
konteks ilmiah dan praktis.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Experimental Farm, Fakultas
Pertanian Universitas HasanuddinpadahariSabtu, 16 September 2023 pukul
16.00 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah wadah plastik (steril) yang memiliki
penutup 3 pcs, pinset, alatpenyiram/handsprayer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah spora
suplir/pakuan-pakuanjenispaku sejati yang telah matang (berwarna coklat
kehitaman), tanah, sekam bakar, plastik bening, akuades,dan label.
3.3 Prosedur Kerja
1. Melakukan sterilisasi media tanah dengan cara menyangrai tanah
selama 20 menit dengan api sedang.
2. Mengambil spora dari tanaman paku yang sehat dengan cara
mengusap pinggir daun yangsudahdewasadan spora yang jatuh
masukkan ke wadah plastik. Plastik bening yang mengandung
sporadi keringanginkan (shake) sampai penutup spora pecah dan
berhamburan seperti tepung.
3. Mengisi masing-masing setengah dari wadah plastik dengan
perlakuan media tanamsekambakar, tanah,dan kombinasi tanah-
sekam bakar 1:1. Media tanam harus dalam keadaan steril.
4. Taburkan spora secara merata lalu lembabkan dengan cara
menyemprot-kan akuades.
5. Tutup rapat wadah yang telah ditaburi spora.
6. Memberi label dan menuliskan nama spesies spora pada penutup
wadah.
7. Simpan wadah pada tempat terlindung/teduh namun tidak gelap.
8. Jaga kelembaban media dengan cara menyemprotkan air (tergantung
kondisi).
9. Usahakan tidak terlalu sering membuka wadah agar terhindar dari
kekeringan dan kelembaban terjamin.
10. Setelah beberapa saat wadah pesemaian mulai penuh ditumbuhi
benang-benang. berwarna hijaudanterusberkembang dan berubah
bentuk menjadi daun-daun kecil yang pipih bentuknya seperti hati.
6
Minggu Setelah Tanam (MST)
0
Sekam Tanah Sekam dan Tanah
Gambar 1. Grafik Kecepatan Tumbuh Benang-Benang Halus
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2023.
Albert, B., Johnson, J., Lewis, M., Raff, K., Roberts. and Wallier, P., 2012.
Molecular Biology of The Cell. New York: Gardland Science.