Anda di halaman 1dari 2

Kepulauan Spermonde (Spermonde shelf) terdapat di bagian selatan Selat Makassar, tepatnya di

pesisir barat daya Pulau Sulawesi. Sebaran pulau karang yang terdapat di Kepulauan Spermonde
terbentang dari utara ke selatan sejajar pantai daratan Pulau Sulawesi (Van Vuuren, 1920a,b. dalam
de Klerk, 1983) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Kepulauan Spermonde dikenal oleh masyarakat
pulau sebagai pulau-pulau Sangkarang dan terdiri atas 121 pulau, mulai dari Kabupaten Takalar di
selatan hingga Mamuju di Sulawesi Barat.
Hutchinson, 1945 (dalam Hoeksema, 1990) membagi Kepulauan Spermonde menjadi empat
zona, membentang dari utara ke selatan. Pembagian zona distribusi terumbu karang tersebut, seperti
halnya penelitian ini, sering dijadikan dasar dalam penelitian yang berkaitan dengan terumbu karang
di wilayah kepulauan ini (de Klerk, 1983; Moll, 1983; Hoeksema dan Moka, 1989). Zona pertama
atau zona bagian dalam merupakan zona terdekat dari pantai daratan utama Pulau Sulawesi, dengan
kedalaman laut rata-rata 10 m dan substrat dasar yang didominasi oleh pasir berlumpur. Zona kedua,
berjarak kurang lebih 5 km dari daratan Sulawesi, mempunyai kedalaman laut rata-rata 30 m dan
banyak dijumpai pulau karang. Zona ketiga dimulai pada jarak 12,5 km dari pantai Sulawesi dengan
kedalaman laut antara 20 50 m. Pada zona ini banyak dijumpai wilayah terumbu karang yang masih
tenggelam. Zona keempat atau zona terluar merupakan zona terumbu penghalang (barrier reef zone)
dan berjarak 30 km dari daratan utama Sulawesi. Di sisi timur pulau-pulau karang ini kedalaman
lautnya berkisar 40 50 m; sedangkan pada sisi barat dapat mencapai kedalaman lebih dari 100 m.
Kepulauan Spermonde memiliki tingkat keragaman karang yang cukup tinggi karena terdapat
78 genera dan sub genera, dengan total spesies 262, seperti yang pernah dicatat oleh Moll (1983).
Dilihat dari tingkat penyebaran karang, sekitar 80 - 87% terdapat di daerah terumbu terluar. Namun
demikian, Jompa (1996) mencatat adanya pengurangan tingkat penutupan karang hidup dan
keragaman jenis (diversity) sebanyak 20% dalam kurun waktu 12 tahun dibandingkan dengan yang
dicatat oleh Moll (1983), untuk beberapa lokasi yang sama.
Penurunan tingkat penutupan karang hidup masih terus berlanjut hingga saat ini, karena
eksploitasi sumberdaya yang tidak berkelanjutan. Secara keseluruhan kondisi terumbu karang pulaupulau terpilih sudah masuk kategori jelek, walaupun dibeberapa
268
titik pengamatan masih ada yang relatif baik. Kelimpahan dan keragaman ikan
karang dan biota lain yang berasosiasi dengan terumbu karang tidak cukup
untuk disimpulkan ada tidaknya perubahan, mengingat waktu penelitian yang
terbatas. Namun demikian, seperti di P. Baddi ditemukan spesies yang jarang
ditemukan di perairan pulau lainnya di Spermonde, seperti ikan giru Amphiprion
peridarion, ikan pakol Canthidermis sp., serta ikan kepe-kepe dari jenis
Chaetodon auriga dan C. melannotus .

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CCsQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fsulawesi.cseas.kyoto-u.ac.jp%2Ffinal_reports2007%2Farticle%2F32jompa.pdf&ei=kmp0VOa8NswuAT5xIGICw&usg=AFQjCNH3MbhdUvzLu4W77m8oqAOg6E4BIA&bvm=bv.8018599
7,d.c2En
sulawesi.cseas.kyoto-u.ac.jp/final.../32-jompa.pdf

Anda mungkin juga menyukai