Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Geologi Regional

Pulau Muna merupakan bagian dari mandala Buton, berdasarkan peta geologi lembar
Buton-Muna daerah penelitian masuk dalam Formasi Wapulaka. Formasi Wapulaka berumur
Pleistosen terdiri dari Batugamping terumbu, ganggang, dan koral, serta memperlihatkan undak-
undak pantai purba dan topografi karst. Kawasan karst umumnya tersusun atas batugamping
(Davidson dkk, 1991).
Secara litostatigrafi dapat dibedakan atas dua formasi yaitu formasi Mukito dan formasi
Wapulaka, dimana formasi mukito adalah formasi tertua berumur Trias Awal menempati 5%
dari total wilayah luas Pulau Muna yang jenis litilogi sekis dan filit. Formasi Wapulaka
menempati lebih dari 85% dari total wilayah Pulau Muna dengan jenis litologi batugamping
terumbu serta selebihnya endapan aluvium (Sikumbang dkk, 1995).
Secara keseluruhan, sebaran formasi ini hanya kira-kira 5%. Pada Pulau Buton, Formasi
inipun tersebar sangat terbatas, kurang dari 3% luas Pulau Buton. Sebaran utama yang
menempati hampir lebih dari 85% Pulau Muna adalah Formasi Wapulaka berumur Pleistosen.
Formasi ini terutama didominasi oleh satuan batugamping, terdiri dari batu gamping terumbu,
batugamping dolomitan dan batugamping pasiran bersifat pejal dan keras dan batulempung
yang bersifat lunak.
Berdasarkan kepada sifat-sifat batugamping yang beragam. Sihwanto (1994) membagi
Formasi Wapulaka kedalam dua fasies, yaitu fasies batugamping pasiran, batupasir gampingan
dan lempung yang menempati bagian barat laut, fasies batugamping terumbu dan batugamping
dolomitan yang menempati bagian timur laut dan selatan pulau. Satuan termuda adalah endapan
aluvium, terdiri umumnya merupakan batulempung, pasir, dan kerikil lepas dengan fragmen
utama batugamping, menempati tepi-tepi pantai terutama di daerah barat, barat laut dan timur
laut dimana Kota Raha berkembang.
Berdasarkan Sikumbang, dkk (1995) pada pengamatan lapangan di Kota Raha
menunjukkan satuan aluvium juga merupakan teras pantai. Elevasi yang terukur menunjukkan
permukaan teras yakni 12 m dari muka laut. Gawir teras setinggi 1,5-2 meter terlihat
memanjang hampir utara-selatan sesuai arah memanjang Kota Raha. Berbeda dengan
tetangganya Pulau Buton yang memiliki struktur geologi yang kompleks. Pulau Muna dipetakan
tanpa struktur geologi. Melihat bentuk pulaunya, ada kemungkinan batuan dasar di Pulau Muna
juga terkontrol oleh orientasi struktur yang sama dengan di Pulau Buton.
Pola struktur ini sama sekali tidak dicerminkan oleh struktur yang berkembang pada
batugamping Formasi Wapulaka yang berumur Pleistosen. Berdasarkan analisis kelurusan peta
dari SRTM, arah utama pengontrol struktur pada endapan muda yaitu umumnya berarah utara-
selatan dan sebagian barat laut-tenggara. Struktur batuan dasar diperkirakan tidak menerus dan
tidak mematahkan batuan yang lebih muda di Pulau Muna. Peta geologi regional Lembar Buton
disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Peta Geologi Lembar Buton (Modifikasi Sikumbang, dkk. 1995)

Anda mungkin juga menyukai