A. Latar Belakang
sumber daya alam hayati jenis flora adalah lumut. Lumut merupakan
terbesar kedua setelah Angiospermae (Shaw dkk, 2000). Bila dilihat dari segi
hujan (Kirmaci dan Agcagil, 2009), mencegah erosi tanah, dan sebagai
ketinggian tempat dan tipe habitat. Menurut Gradestein (2005) zona montana
bawah pada kisaran ketinggian 1.000 - 2.000 meter diatas permukaan laut
1
yang diselingi oleh hutan sekunder. Demikian pula dengan penelitian yang
dilakukan Ariyanti dkk (2008) di Sulawesi Tengah pada tiga habitat yang
dan 1o16’33’’ LS yang secara administratif masuk dalam wilayah Desa Sedoa
Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso. Dilihat dari tipe hutanya, Gunung
Rore Kautimbu termasuk kedalam kategori hutan tropis yang terkenal dengan
ini juga merupakan wilayah dari Taman Nasional Lore Lindu yang
Bila dilihat dari seluruh kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Gunung rore
jumlah jenis lumut yang tercatat di Sulawesi merupakan yang terendah. Hal
Kautimbu Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah ini perlu dilakukan
agar kiranya dapat menjadi sumber data ilmiah bagi pengembangan ilmu
2
pengetahuan yang berkelanjutan sekaligus sumber informasi dalam upaya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
lumut berdasarkan ketinggian menurut Van Steenis (2006) yakni pada zona
2400 meter diatas permukaan lumut) dan zona alpin ( ≥ 2400 meter diatas
3
permukaan laut) di Gunung Rore Kautimbu Taman Nasional Lore Lindu
Sulawesi Tengah.
4
F. Tinjauan Pustaka
bryophyta dan dapat hidup menempel pada substrat berupa pohon, kayu
lingkungan seperti, suhu, kelembaban dan cahaya. Lumut yang hidup pada
pohon akan dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit kayu atau tempat
dkk., 2008).
penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar, batang
dan daun sejati. Lumut dikenal sebagai tumbuhan pelopor yang tumbuh di
lumut berukuran kecil dan membentuk koloni yang dapat menjangkau area
Pada periode kering lumut dapat bertahan, dan pada saat kondisi
5
a. Batang apabila dilihat secara melintang terdiri atas selapis sel kulit,
b. Daun tersusun atas satu lapis sel, sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang,
dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel
c. Rizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna,
d. Sporofit terdiri atas vaginula atau kaki yang dilindungi oleh sisa
dan kaliptra atau tudung yang berasal dari arkegonium bagian atas.
6
Gbr. 1.1 Morfologi Lumut (Sumber : Hasan dan Ariyanti, 2004)
a. Hepaticopsida
bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Lumut hati hidup pada
7
dan daun sehingga banyak yang menganggap kelompok lumut hati
Ariyanti, 2004).
kelompok yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Tubuh
dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun
pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian
teratur.
b. Anthocerotopsida
Lumut tanduk hidup ditepi-tepi sungai atau danau dan sering kali
disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab. Salah
tanduk seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa
lekukan sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel
dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang
c. Bryopsida
yang berfungsi untuk menyerap nutrien dari gametofit, dan kapsul yang
disangga oleh suatu tangkai disebut seta. Spora masak dibebaskan dari
simetri radial, yaitu daunnya tumbuh pada semua sisi sumbu utama.
9
Daun pada lumut sejati umumnya mempunyai rusuk tengah dan
zat-zat hara. Struktur gametofit memiliki alat kelamin jantan dan betina
tumbuhan yang sama (banci), atau lebih sering pada dua individu
mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar 1.2 (Mishler dan
Churchill, 2003).
10
Gbr 1.2 Siklus Hidup Lumut
spermatozoid).
disebut bractea (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya
dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat
11
dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman
dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam
kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan Ariyanti, 2004).
2. Ekologi Lumut
Habitat lumut tersebar mulai dari tanah, batang pohon, kayu lapuk,
12
a. Suhu
lumut menjadi terbatas jika suhu optimal tidak terpenuhi karena kondisi
setiap jenis lumut memiliki toleransi yang berbeda dalam hal merespon
pada suhu 10-15o C. Namun, banyak jenis lumut yang mampu bertahan
sepanjang tahun.
b. Intensitas Cahaya
13
wilayah di mana lumut tersebut tumbuh. Menurut Windadri (2007),
cahaya yang masuk menjadi tidak terlalu tinggi. Secara umum, lumut
1933).
c. Kelembaban
d. Curah Hujan
ditemui pada semua habitat yang berdekatan dengan aliran air atau di
14
lumut akan berkecambah pada wilayah yang terdapat air dan
lumut yang bertanggung jawab terhadap aliran air dalam tubuh adalah
3. Keanekaragaman Lumut
dan berbagai bentuk serta variabilitas hewan, tanaman serta jasad renik di
batang (stem flow). Hal ini dimungkinkan karena kemampuan lumut yang
tinggi dalam menyerap sekaligus menahan air hujan, mencapai 5-25 kali
beberapa peneliti diantaranya 426 jenis lumut di Irian Jaya dan 650 jenis di
dkk., 2005) di kawaswan Taman Nasional Lore Lindu terdapat 476 jenis
lumut di Sulawesi yang didalamnya termasuk 340 jenis lumut sejati dan
15
134 jenis lumut hati. SÖderstrÖm dkk. (2010) melaporkan 490 jenis lumut
sejati di Sumatera dan di pulau Jawa, ada 568 jenis lumut hati dan lumut
tanduk. Serta 628 jenis lumut sejati sebagian besar ditemukan di Jawa
marga lumut hati shade epiphyte di hutan primer tidak dijumpai dihutan
primer (Gradstein,2003).
tiga habitat yang berbeda yaitu di hutan primer, hutan sekunder, dan
16
G. Metode Penelitian
a. Alat
mikroskop, pipet tetes, silet, gelas objek, gelas penutup, alat tulis
dan kamera.
b. Bahan
17
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Tengah.
b. Sampel
4. Prosedur Penelitian
18
dengan sub plot 1x1 m. Pada masing-masing stasiun diletakkan 2 buah
jenis substrat yang ditumbuhi oleh lumut, yakni pada substrat tanah,
lumut.
19
2. Pengkoleksian dilakukan dengan cara menyayat sampel lumut
secara terpisah, kemudian diberi label yang telah diberi nomor urut
20
5. Analisa Data
H` = - ∑ [ni/N] ln [ni/N]
Dimana :
menggunakan rumus :
21
INP = {FR (%) + KR (%)}
Diamana :
22