Anda di halaman 1dari 12

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)| Artikel lengkap dengan cir-ciri, reproduksi, habitat, klasifikasi

atau kelompok tumbuhan lumut dimana tumbuhan lumut diklasifikasikan jenis-jenis dengan ciri-
ciri yang berbeda-beda dan proses reproduksi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut biasanya hidup
dipermukaan tanah, tembok dan pohon. Tumbuhan lumut atau Bryophyta berasal dari bahasa
yunanidariistilah bryon yangberarti lumut dan phyton yaitu tumbuhan.

Tumbuhan lumut adalah anggota kingdom tumbuhan (Plantae) yang paling sederhana yang
merupakan bentuk peralihan antaraThallophyta atau tumbuhan bertalus dan Cormophyta atau
tumbuhan berkormus. Arti tumbuhan bertalus adalah belum memiliki akar, batang, daun sejati)
sedangkan arti tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang, daun
sejati. Lumut juga dikenal dengan moss.
A. Cara Hidup dan Habitat Lumut (Bryophyta) - Lumut merupakan tumbuhan yang memiliki
klorofil sehingga dapat berfotosintesis dimana sebagian besar lumut adalah tumbuhan terestrial
atau hidup didaratan. Lumut sangat mudah ditemukan diberbagai tempat tertutama di tempat
yang lembab (higrofit), baik itu ditanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel atau epifit di
kulit pohon, namun ada juga lumut yang hidupnya di air yang dikenal dengan hidrofit. Contoh
lumut yang hidup di air adalah Ricciocarpus natans. Lumut yang hidup ditempat yang lembap
dan teduh akan tumbuh subur dan tampak sebagai hamparan hijau.
B. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta) - Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yang merupakan
karekteristik dari tumbuhan lumut. Ciri-ciri tumbuhan lumut adalah sebagai berikut...

Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran contohnya Hepaticopsida atau lumut hati,
berbentuk kecil dan tegak, misalnya lumut daun (Bryopsida).
Lumut memiliki perbedaan ukuran, ada yang berukuran kecil yang umumnya memiliki
tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar memiliki tinggi sekitar 20
cm.
Lumut berukuran kecil dan berdiri tegak mempunyai bagian-bagian tubuh yang mirip
akar, batang, dan daun.
Bagian tubuh mirip akar pada lumut disebut dengan rizoid. Fungsi Rizoid adalah untuk
menyerap air dan garam mineral serta melekat pada habitatnya.
Daun lumut sangat tipis yang hanya terdiri atas selapis sel dan daunnya yang terdiri atas
beberapa lapis sel.
Bryophyta merupakan organisme yang bersifat multiseluler dan eukariotik
Bagian ujung batang memiliki titik tumbuh sehingga dapat tumbuh memanjang.
Tumbuhan lumut hanya mengalami pertumbuhan yang memanjang tapi tidak mengalami
pertumbuhan membesar.
Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem dan xilem.
Jaringan pengangkut hanya berupa jaringan empulur dimana air diserap oleh rizoid
dengan cara imbibisi kemudian diedarkan melalui proses difusi.
Sel-sel tumbuhan lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b yang
memiliki dinding sel namun tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat pada
umumnya.
Tumbuhan lumut memiliki pergiliran keturuan atau metagenesis yang mengalami dua
fase seperti fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid)
Alat perkembangbiakan jantang adalah anthredium dan betina adalah arkegonium

C. Reproduksi Tumbuhan Lumut - Pada tumbuhan lumut terjadi reproduksi secara aseksual
atau vegetatif dan seksual atau generatif.
Reproduksi Aseksual

Pembentukan Spora melalui pembelahan mitosis sel induk sporda di dalam sporangium (kotak
spora). Spora lalu tumbuhan menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual
dapat
A. PENGERTIAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang
sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang
lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat
seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel
(epifit) pada pohon.
B. CIRI CIRI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Berikut ini beberapa ciri-ciri tumbuhan paku, diantaranya meliputi:

Organisme multiseluler dan eukariotik


Sudah memiliki akar, daun dan batang sejati, sehingga disebut kormophyta
berspora.

a. Struktur Akar
Akar tumbuhan paku berbentuk serabut dengan kaliptra pada ujungnya. Jaringan
akarnya terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat.
b. Struktur Batang
Serupa halnya dengan jaringan akarnya, struktur batang tumbuhan paku juga
terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat tersebut
terdapat berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Berkas pembuluh ini
berperan dalam proses fotosintesis dan mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
c. Struktur Daun
Struktur daun tumbuhan paku terdiri atas jaringan epidermis, mesofil, dan
pembuluh angkut. Sedangkan jenis tumbuhan paku sendiri terdiri atas berbagai
macam, meliputi:
Jika ditinjau dari ukuran daun, maka daun tumbuhan paku ada yang berukuran
kecil (mikrofil) dan berukuran besar (makrofil). Daun mikrofil tidak bertangkai dan
tidak bertulang, serta bebentuk rambut atau sisik. Sedangkan daun makrofil
bertangkai, bertulang daun, jarngan tiang, bunga karang, dan juga memiliki
mesofil dengan stomata, serta bebentuk
Jika ditinjau dari fungsinya, daun tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora
(sporofil) dan tidak menghasilkan spora (tropofil). Daun tropofil disebut sebagai
daun steril dan memiliki klorofil sehingga berperan dalam proses fotosintesis dalam
menghasilkan glukosa. Sedangkan daun sporofil disebut sebagai daun fertil karena
menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.

Umumnya habitat tumbuhan paku pada tempat yang lembab, bisa di darat,
perairan, ataupun menempel.
Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara seksual maupun secara aseksual.
Tumbuhan paku bersifat fotoautotrof, karena memiliki klorofil sehingga
dapat berlangsungnya proses fotosintesis.
Dalam siklus hidup tumbuhan paku, pada fase metagenesis terdapat fase
sporofit yaitu tumbuhan paku sendiri. Fase sporofit pada metagenesis
memiliki sifat yang lebih dominan dibandingkan fase gametofitnya.

C. KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas apabila


ditinjau dari morfologi tubuh, diantaranya yaitu:

Artikel Penunjang : Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

a. Psilophyta (paku kurba/paku telanjang)

Tumbuhan paku kelas ini belum memiliki daun dan akar, namun batangnya sudah
memiliki berkas pengangkut, bercabang-cabang dengan sporangium diujungnya.
Sporofil mengandung satu jenis spora, dikenal dengan istilah homospora.
Contohnya, Rhynia Major dan Psylotum sp
b. Equisetophyta/ Sphenophyta
Tumbuhan paku kelas ini memeiliki batang yang mirip dengan ekor kuda, memiliki
daun mirip kawat, dan daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Tumbuhan paku
kelas ini dikenal juga dengan sebutan paku ekor kuda.
Contohnya, Equisetum debile.

A. FLORA INDONESIA
Di wilayah Indonesia tumbuh ribuan jenis pohon (flora) dan hidup bermacam-macam
hewan atau binatang (fauna). Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora
dan fauna asiatis, peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di
Indonesia bagian barat. Flora dan fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora
dan fauna di Indonesia bagian tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian
ini didasarkan hasil penelitian penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl
Weber.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada
juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di
dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut
:
o Iklim
o Jenis tanah
o Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
o Biotik (pengaruh makhluk hidup).
Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis tumbuh-
tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan.
Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih
bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan Kalimantan
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat
seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar dengan padang
rumput yang luas.
Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah
membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
o Daerah panas (0 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi, jagung,
tebu, karet.
o Daerah sedang ( 650 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi,
tembakau, teh, sayuran.
o Daerah sejuk ( 1500 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh, sayuran,
kina, pinus.
o Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :
o Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki
perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau
pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan
mu- sim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
o Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis
dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari
sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan
tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
o Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput yang
diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur.
o Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya
sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk
peternakan.
FLORA Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang
berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan
Barat dan Kalimantan Selatan.

Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain


(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove
1. MELATI
Bunga melati (Jasminum sambac) atau disebut juga melati putih merupakan salah satu
spesies melati yang berasal dari Asia Selatan. Tanaman perdu ini tersebar mulai dari daerah
Hindustan, Indochina, Malaysia, hingga ke Indonesia. Bunga melati putih ditetapkan sebagai
puspa bangsa, satu diantara tiga bunga nasional Indonesia.
Melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman perdu, berbatang tegak merayap,
hidup menahun. Melati tumbuh baik di iklim panas tropik, kondisi tanah ringan, porus,
berpasir sampai agak liat. Bunga melati berukuran kecil, umumnya berwarna putih, petala
(mahkota bunga) selapis atau bertumpuk. Daun bentuk membulat.
Ada sekitar 200 jenis melati yang sudah teridentifikasi, tetapi hanya 8-9 jenis yang
umum dibudidayakan. Di Indonesia ada banyak nama lokal yang diberikan kepada bunga
melati seperti, menuh (bali), Meulu Cina, Meulu Cut (Aceh), Malete (Madura), Menyuru
(Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), dan Mundu (Bima, Sumbawa).
Melati mempunyai bentuk mahkota yang sederhana. Melati memiliki bunga berwarna putih
suci. Melati memiliki aroma yang lembut menenangkan. Melati tidak membutuhkan
pemeliharaan yang rumit. Harga melati yang merakyat (relatif murah). Dari semua kelebihan
melati itu, tidak berlebihan jika kemudian melati ditetapkan sebagai bunga bangsa, salah satu
dari 3 bunga nasional Indonesia.

2. ANGREK
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tanaman anggreknya, Imdonesia mempunyai
lebih dari 6.000 jenis anggrek dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan spesies
anggrek terbanyak dan terlengkap di dunia. Tidak hanya itu jenis anggrek di Indonesia juga
merupakan jenis anggrek terindah dan terlangka didunia.
Berikut adalah beberapa jenis anggrek yang ada di Indonesia
- Anggrek macan

Grammatophyllum speciosum atau seringpula disebut-sebut dengan nama G.


papuanum yang diyakini sebagai salah satu variannya. Tanaman ini tersebar luas dari
Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Papua. Oleh karena itu, tidak heran bila banyak
ditemukan varian-varian nya dengan bentuk tanaman dan corak bunga yang sedikit berbeda.
Dalam satu rumpun dewasa, tanaman ini dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan panjang
malai bunga hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya malai
bunganya mampu menyangga puluhan kuntum bunga berdiameter 7-10 cm.
Dari corak bungany penduduk lokal sering menjulukinya dengan sebutan anggrek macan
akan tetapi sebutan ini sering rancu dengan kerabatnya, Grammatophyllum scriptum yang
memiliki corak serupa. Oleh sebab itu, anggrek ini populer juga dengan sebutan sebagai
anggrek FAUNA

FAUNA
tebu, karena sosok batang tanamannya yang menyerupai batang pohon tebu. Meskipun
persebarannya cukup luasanggrek ini justru menghadapi ancaman serius dari perburuan tak
10 KANGGURU PAPUA
Kangguru, spisies yang mempunyai ciri khas kantung di perutnya (Marsupialia). Kanguru
Papua ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Kanguru Australia. Sayang
Kanguru yang terdiri atas Kanguru tanah dan Kanguru pohon ini mulai langka sehingga
termasuk satwa Indonesia yang di lindungi dari kepunahan.
Kangguru Papua terdiri atas dua genus yaitu dendrolagus (Kanguru Pohon)
dan thylogale (Kanguru Tanah). Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon.
Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air
minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan
moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai
ekornya. Sedangkan pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki
belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu.
Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat.
A. Kangguru Tanah (lau-lau atau paunaro):
- Thylogale brunii (Dusky Pademelon)

merupakan jenis kangguru terkecil yang ada di dunia. Beratnya antara 3-6 kilogram, tetapi
ada juga yang 10 kilogram. Panjang tubuhnya sekitar 90 sentimeter dengan lebar sekitar 50
sentimeter. Satwa langka yang dilindungi ini adalah hewan endemik Papua, dan hanya
terdapat di Papua di kawasan dataran rendah di hutan-hutan di wilayah Selatan Papua, dan
Papua Niugini. Di IndonesiaThylogale brunii terdapat antara lain di Taman Nasional Wasur
(Kabupaten Merauke) dan Taman Nasional Gunung Lorentz (Mimika).
- Thylogale stigmata (red-legged pademelon)

merupakan jenis yang hidup di daerah pantai selatan Papua.Thylogale stigmata mempunyai
warna kulit tubuh lebih cerah yaitu kuning kecokelatan.
- Thylogale brownii (Browns pademelon)

Selain di Papua, binatang ini juga terdapat di Papua New Guinea.

B. Kangguru pohon (lau-lau):


- Dendrolagus pulcherrimus

(Kanguru Pohon Mantel Emas) merupakan sejenis kanguru pohon yang hanya ditemukan di
hutan pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna
coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih
pucat dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan
lingkaran-lingkaran terang.
Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa dengan Kanguru pohon Hias. Perbedaannya
adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih terang atau merah-muda,
pundak keemasan, telinga putih dan berukuran lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias.
Beberapa ahli menempatkan Kanguru-pohon Mantel-emas sebagai subspesies dari Kanguru-
pohon Hias.
Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling
terancam kepunahan diantara semua kanguru pohon. Spesies ini telah punah di sebagian
besar daerah habitat aslinya
- Dendrolagus goodfellowi

(disebut Kanguru Pohon Goodfellow atau kanguru pohon hias atauGoodfellows Tree-
kangaroo) merupakan jenis kanguru pohon yang paling sering ditemui. Kulit tubuhnya
berwarna cokelat sawo matang dan banyak terdapat di hutan hujan di pulau Papua
Dendrolagus mbaiso (disebut sebagai Kanguru Pohon Mbaiso atauDingiso) kanguru ini
ditemukan di hutan montane yang tinggi dansubalpine semak belukar di Puncak Sudirman.
Kanguru pohon ini mempunyai bulu hitam dengan kombinasi putih di bagian dadanya.
- Dengrolagus dorianus
atau disebut sebagai Kangguru Pohon Ndomea atau Dorias Tree-kangaroo.
- Dendrolagus stellarum

disebut juga sebagai Seris Tree-kangaroo. Kanguru pohon ini terdapat di Tembagapura.
11 BURUNG MERAK HIJAU

Merak Hijau (Green Peafowl) yang dalam bahasa ilmiah disebutPavu muticus adalah salah
satu dari tiga spesies merak yang terdapat di dunia. Satwa yang terdapat di Cina, Vietnam dan
Indonesia ini mempunyai bulu-bulu yang indah. Apalagi Merak Hijau jantan yang memiliki
ekor panjang yang mampu mengembang bagai kipas.
Merak Hijau (Pavu muticus) mempunyai bulu yang indah yang berwarna hijau keemasan.
Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di
atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan.
Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup
ekor. Mukanya memiliki aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di sekitar
kupingnya.
Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-
bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina
menetaskan tiga sampai enam telur setelah mengeraminya pada tumpukan daun dan ranting
di atas tanah selama satu bulan. Anaknya akan terus berdekatan dengan induknya hingga
musim kawin berikutnya, walaupun sudah bisa terbang pada usia yang masih sangat muda.
Dalam urusan makan, burung Merak Hijau doyan aneka biji-bijian, pucuk rumput dan
dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan
kadal kecil.
Populasi Merak Hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat
Cina, Vietnam, Myanmar dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga
di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Meskipun
berukuran besar, burung indah, langka, dan dilindungi ini bisa terbang.
Di Indonesia, Merak Hijau hanya terdapat di Pulau Jawa. Habitatnya mulai dari dataran
rendah hingga tempat-tempat yang tinggi. Salah satunya yang masih bisa ditemui berada di
Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Selain itu diperkirakan juga masih terdapat di
Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Meru Betiri.
Populasi Merak Hijau terus berkurang. Ini diakibatkan oleh rusaknya habitat dan perburuan
liar. Burung langka yang indah ini diburu untuk diambil bulunya ataupun diperdagangkan sebagai
1. Sejarah Penemuan Virus

Adolf Mayer (1882), ilmuwan Jerman menemukan adanya penyakit yang menimbulkan bintik
kekuningan pada daun tembakau. Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan
getah tanaman yang sakit pada tanaman sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular.
Mayer berkesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil.
Bakteri ini tidak dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.Kemudian Dmitri Ivanovski
(1892), ilmuwan Rusia menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring
bakteri tetapi partikel yang menyerang tembakau tersebut lolos dari penyaring bakteri.
Ivanovski menduga bahwa penyakit mosaik pada tanaman tembakau ini disebabkan oleh
suatu organisme yang berukuran lebih kecil dibandingkan bakteri. Ia merasa ada kesalahan
pada teknik penyaringan. Seperti halnya Mayer, Ivanovski berkesimpulan bahwa penyebab
penyakit mosaik pada tanaman tembakau adalah bakteri.Martinus W. Beijeinck (1897), ahli
mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau
dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium
pertumbuhan bakteri. Beijerinck berpendapat bahwa ada agen yang menginfeksi tanaman
tembakau, meskipun ia sendiri belum mengetahui hal itu. Beijerinck menyebut agen
penginfeksi itu sebagai virus lolos saring (filterable virus). Ia memberi nama demikian karena
agen tersebut dapat lolos dari saringan bakteri dan tidak dapat diamati dengan mikroskop
cahaya.Kemudian Wendell Stanley (1935), berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang
tanaman tembakau. Partikel mikroskopis tersebut dinamakan TMV (Tobacco Mozaic Virus).

Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya memberi kita pemahaman bahwa berbagai


jenis virus merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Istilah virus
lolos saring kemudian disingkat menjadi virus. Iwanowski dan Beijerinck dinobatkan sebagai
penemu virus.Virus memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan kelompok makhluk
hidup yang lain. Dalam klasifikasi makhluk hidup, virus dipisahkan menjadi kelompok
tersendiri. Ilmu yang mempelajari virus disebut virologi.

2. Ciri-Ciri Virus
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)

Hanya dapat berkembangbiak dalam sel hidup

Virus berukuran mikroskopis, berkisar antara 20-300 milimikron

Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (DNA dan RNA)

Virus dapat dikristalkan

Mempunyai bentuk yang bervariasi (heliks, polihidris, kompleks, dan sampul virus)

Virus tersusun atas asam nukleat yang diselubungi kapsid


3. Perkembiangbiakan/Reproduksi Virus
3.1. Infeksi Secara Litik (Siklus Litik)Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel
induk setelah berhasil melakukan reproduksi.Fase-fase:

1. Fase Absorbsi (Pelekatan)

Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang
diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada
membran plasma sel inang yang mengenali virus).

2. Fase Penetrasi
Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel
inang.

3. Fase Replikasi dan Sintesis

Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel
inang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari

Dinding sel
Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis ,terbentuk dari peptidoglikan yang merupakan
polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan bakteri. Fungsinya dinding sel adalah-
memberi bentuk sel, member perlindungan dari lingkungan luar dan mengatur
pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah untuk
menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi struktur dinding sel bakteri
atau cell anvelope.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polymer
peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan lolosnya komplek
crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton. Bakteri Gram
negatif memiliki dinding sel berupa lapisan tipis peptidoglycan, yang diselubungi oleh
lapisan tipis outer membrane yang terdiri dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara
peptidoglycan dan lapisan LPS disebut periplasmic space (hanya ditemui pada Gram
negatif) adalah zona berisi cairan atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan
nutrient-carrier proteins. Kompleks Crystal violet-iodine mudah lolos melalui LPS dan
lapisan tipis peptidoglycan ketika sel diperlakukan dengan pelarut. Ketika sel diberi
perlakuan pewarna tandingan Safranin O, pewarna tersebut dapat diserap oleh dinding
sel bakteri Gram negatif.

Protoplasma
Yaitu semua material yang terdapat didalam dinding sel.

A. Membran sel : Terdapat dibagian dalam dinding sel, terdiri dari phospholipid yang
tersusun bilayer , dan mengandung berbagai protein yaitu:
Enzym untuk reaksi
Pori untuk proses difusi
Reseptor untuk transpor
Reseptors untuk mengenal, komunikasi, dan penempelan.
B. Sitoplasma : Merupakan cairan sel yang terdapat didalam plasma membran. Terdiri
dari 80% air, ribosom, berbagai enzim, koenzim, senyawa organik (protein, lemak,
karbohidrat, dll), senyawa anorganik.
C. Ribosom : organel sel yang berfungsi sebagai pabrik protein
D. Mesosome : Invaginasi dari plasma membran, dalam bentuk vesikel, tubule, atau
lamela
E. Nukleoid : Material genetik bakteri/kromosom bakteri/DNA , berbentuk circular
(melingkar), membawa sifat yg mengatur viabilitas bakteri.
F. Plasmid : Material genetik non esensial, ekstra kromosom, berbentuk melingkar tetapi
ukuran lebih kecil dari DNA, membawa sifat-sifat tambahan ketahanan terhadap
antibiotik, ultra violet, patogenisitas, produksi bakteriosin, dll, tetapi tidak membawa sifat
untuk viabilitas sel. Plasmid dapat berpindah antar bakteri, atau dari bakteri ke sel
tanaman inang (contoh pada Agrobakterium tumefaciens).

Bagian eksternal
A. Flagela
Berfungsi sebagai alat gerak, struktur utamanya adalah protein yang disebut flagellin,
fleksibel, ukuran diameter10-15m, dengan panjang 10-20m. Berdasarkan tempat dan
jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yai

-Atrik, tidak mempunyai flagel.


-Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
-Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
-Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
-Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
B. Pili/Fimbriae
Merupakan alat untuk menempel pada permukaan (adhesin) substrat. Pili ada yang
khusus digunakan untuk konjugasi, disebut pili sex. DNA bakteri dapat ditransfer dari
satu sel bakteri ke sel bakteri lain selama proses konjugasi.
C. Kapsul/envelope
Merupakan selubung sel bakteri berupa extracellularpolysacharide (EPS). Berupa
kapsul bila melekat erat pada dinding sel atau berupa lendir dengan struktur longgar
Berfungsi sebagai pelindung sel dari kekeringan dan serangan mikroorganisme lain; alat
untuk melekat pada permukaan; berperan dalam penyerapan ion selektif; dan dalam
interaksi inang-patogen.

Reproduksi Bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah
pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Selama proses pembelahan,
material genetik juga menduplikasi diri dan membelah menjadi dua, dan
mendistribusikan dirinya sendiri pada dua sel baru. Bakteri membelah diri dalam waktu
yang sangat singkat.Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit.
Cara Reproduksi Bakteri selain pembelahan biner antara lain :
1. Konjugasi : reproduksi seksual dimana bakteri bertukar bahan genetik sebelum
membelah diri, sehingga turunannya memiliki gen baru. Material genetik ditransfer
melalui pili sex.
2. Transformasi bakteri mengambil gen dari bakteri lain yang telah mati dari
lingkungannya.
3. Transduksi virus menyisipkan gen baru ke dalam sel bakteri. Metoda ini digunakan
dalam bioteknologi untuk menghasilkan bakteri yang dapat menghasilkan insulin.

Klasifikasi Bakteri
Klasifikasi adalah meletakkan organisme kedalam kelompok taksonomik berdasarkan
persamaan karakter yang dimiliki. Klasifikasi Bakteri Patogen Tanaman mengikuti
Bergeys Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition (1994) :
KINGDOM PROKARIOT
BAKTERI Memiliki membran dan dinding sel

Devisi I : GRACCILICUTES Bakteri Gram negatif


Klas : PROTEOBACTERIA Umumnya bersel tunggal

Anda mungkin juga menyukai