Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM I

BRYOPHYTA DAN PTERIDOPHYTA

DISUSUN OLEH

Elisabeth Simarmata 2043057016


Anisah Septiyani 2143050013
Febriyana Putri 2143050017
Laila Safa Asrianti 2143050009
Risty Setyati Ashari 2143050010
Violetta Djohasah 2143050006

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
1945 JAKARTA
2022
Tujuan Praktikum

1. Mengenal ciri khas pada Divisio Bryophyta dan Pterydophyta


2. Mengenal pembagian klasifikasi pada Divisio Bryophyta dan Pterydophyta
3. Mengenal contoh tanaman pada Divisio Bryophyta dan Pterydophyta

Tinjauan Pustaka

1. TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam


Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").

Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini
juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah
rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan
lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati
menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.

Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio.
Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam
Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut
sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa
penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan
lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang
dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil
gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan
betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina
(sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin
ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel
sperma. Sel-sel sperma berenang untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya
disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan
untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut
sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk
melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi
suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada
tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies
Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.

Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi,
mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.

Tumbuhan lumut adalah tumbuhan yang sudah lebih maju dibandingkan dengan
Thallophyta dan memiliki sifat :

a. Memiliki alat kelamin : anteridium (jantan) dan arkegonium (betina) yang terdiri
dari banyak sel
b. Habitat : darat, memiliki klorofil

c. Talus dapat berbentuk lembaran atau tubuhnya sudah mendekati tumbuhan


tinggi dengan batang tegak dan daun yg memiliki rusuk tengah
d. Telah meperlihatkan pembagian kerja yaitu adanya jaringan asimilasi dan
jaringan penyimpan makanan
e. Telah memiliki liang udara untuk pertukaran udara

f. Batangnya terdapat berkas pengangkut

g. Akar berupa rizoid

h. Berkembang biak dengan spora


i. Memperlihatkan dua generasi (pergantian keturunan yang nyata) yaitu gametofit
(lebih panjang) dan sporofit
j. Pergantian keturunan :
 Generasi sporofit disebut sporogonium
 Generasi gametofit

Sporofit dan gametofit belum terpisah (sporangium terdapat pada


gametofit)

Terbagi menjadi 2 kelas yaitu :


1. Hepaticeae (lumut hati) dengan ciri habitat di tempat basah, tubuhnya
memiliki alat utk menyimpan air, bersifat epifit pada pohon, contoh :
Marchantia polymorpha

2. Musci (lumut daun) dengan ciri habitat di tanah gundul yang secara periodik
mengalami kekeringan, di rumput, diatas cadas, di pohon, di rawa, berumah 2
atau 1. Contoh Sphagnum

2. TUMBUHAN PAKU (PTERYDOPHYTA)

Tumbuhan paku atau paku-pakuan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem


pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi
tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan
ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan
fungi.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan
daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan
3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab.

Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti lantai hutan
yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon atau batuan, di dalam
kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta sela-sela bangunan yang tidak terawat.
Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu
diperlukan karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu
sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.

Tumbuhan paku merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal
sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang
memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.

Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu


bentuk tumbuhan paku purba terwujudlah tumbuhan berbiji, suatu kelompok tumbuhan
yang mendominasi vegetasi masa kini. Akibatnya, menurut pendapat tersebut, tumbuhan
paku merupakan kelompok yang parafiletik. Pendapat ini agak berbeda dengan petunjuk
yang diperoleh dari pengamatan biologi molekular. Menurut pendapat dari kalangan ini,
tumbuhan paku (minus kelompok Lycophytina) merupakan "saudara" dari tumbuhan
berbiji, sehingga tumbuhan paku merupakan kelompok yang monofiletik.

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya
tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan
rimpang yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang
menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda
selalu menggulung seperti gagang biola dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun
pakis hampir selalu tersusun sebagai daun majemuk.

Daur hidup tumbuhan paku mengenal metagenesis /pergiliran keturunan, yang terdiri dari
dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan
kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki
rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari
spora yang jatuh di tempat yang lembap. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium
(archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan
bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.
Bersama dengan Schizophyta, Thallophyta dan Bryophyta, Pterydophyta termasuk
tumbuhan Cryptogamae (tumbuhan spora). Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
peralihan antara tumbuhan talus ke kormus. Tumbuhan paku memiliki ciri :

a. Berbentuk kormus, berkembang biak dengan spora

b. Daur kehidupan menunjukkan 2 generasi yang bergiliran yaitu generasi


gametofit dan generasi sporofit (tumbuhan paku).

Generasi gametofit bersifat haploid disebut protalium. Umurnya hanya beberapa


minggu dan ukurannnya hanya beberapa cm saja (bentuknya menyerupai talus
Hepaticeae). Generasi gametofit menghasilkan gamet. Umumnya protalium berbentuk
jantung, berwarna hijau, melekat pada substrat dengan rizoid. Alat perkembangbiakan
anteridium (jantan) dan arkegonium (betina) berada di sisi bawah protalium diantara
rizoid. Pada tumbuhan paku jika tidak terjadi pembuahan maka protalium dapat
bertahan lama tetapi jika terjadi pembuahan protalium akan binasa.

Yang nampak pada tumbuhan paku adalah generasi sporofit. Generasi ini sudah dapat
dbedakan antara akar, batang dan daun. Ciri khas sporofit Pterydophyta :

a. Akar mempunyai kaliptra

b. Dalam akar, batang dan daun sudah memiliki berkas pengangkut yang
tersusun dari xilem dan floem, telah terdapat trakea dan trakeida

c. Epidermis bagian tanaman yang berada diatas tanah sudah memiliki kutikula
dan mulut kulit

d. Sporangium dan spora berada pada daun sporofil sedangkan daun yang
berfungsi untuk asimilasi disebut trofofil

e. Mikrospora bersifat jantan dan nanti akan tumbuh mjd mikroprotalium yg


memiliki anteridium

f.Makrospora (mega spora) akan tumbuh mjd protalium yg makroprotalium yg


memiliki arkegonia
Dibagi menjadi 4 klas :

1. Psilophytinae

2. Lycopodiinae (paku kawat)

3. Equisetinae

4. Filicinae

Alat

1. Buku gambar

2. Alat tulis

3. Penggaris
Bahan – bahan
1. Marchantia polymorpha (Lumut hati)
2. Polytrichum commune (Lumut tanah)
3. Platycerum bifurcatum (Tanduk rusa)
4. Drymoglossum pilosellides (Sisik naga)
5. Adiantum cuneatum (Suplir)
6. Dryopteris rufecens (Paku-pakuan)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dan pembahasan berupa video
Dibawah ini link nya :
https://drive.google.com/folderview?id=1Gjet9nP__RYIOemSJ8yHNgcibAB6g9oF

Kesimpulan

Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) memiliki keunikan


baik dari struktur tubuhnya, maupun cara reproduksinya. Kedua tumbuhan ini sangan
mudah ditemukan di kehidupan kita, dan sering tumbuh di dinding-dinding yang sudah
cukup tua.
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku ini juga bermanfaaat bagi kehidupan kita. Tentunya
didapat dengan melalui metode penelitian oleh para Ilmuan.

Saran
Untuk hasil yang lebih maksimal, sebaiknya melakukan praktikum secara offline

Daftar Pustaka

· http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
· http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
· http://budisma.web.id/ciri-ciri-umum-tumbuhan-lumut-bryophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
· http://budisma.web.id/ciri-ciri-tumbuhan-paku-pteridophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
https://www.bola.com/ragam/read/4473877/ciri-ciri-tumbuhan-paku-ketahui-struktur-
tubuh-dan-klasifikasinya

Anda mungkin juga menyukai