PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Botani cryptogamae merupakan disiplin ilmu yang mengkaji berbagi jenis tumbuhan
berupa thallus, tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Dalam dunia botani cryptogamae
dikenal berbagai divisi yang termasuk ke dalam tumbuhan rendah antara lain Schyzophyta,
Thallophyta, Beragamnya makhluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan dengan
adanya variasi bentuk, penampilan, serta ciri-ciri yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1
Syarifah Widya Ulfa, Botani Cryptogamae, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hal. 57.
2
Suroso. Pengantar Cryptogamae, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1992), hal. 92.
1. Bagaimana struktur tubuh dari Bryophyt, Pteridophyta, dan fungi ditemukan ?
2. Jelaskan habitat/ substrat tempat melekat dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi
yang ditemukan ?
3. Bagaimana tekstur dan permukaan dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi yang
ditemukan ?
4. Bagaimana warna/ pigmen dari Bryophyta, Pteridophyta, dan fungi yang
ditemukan ?
5. Bagaimana untuk mengetahui klasifikasi dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi
yang ditemukan ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan struktur tubuh dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi yang
ditemukan.
2. Menjelaskan habitat/ substrat tempat melekat dari Bryophyta, Pteridophyta, dan
Fungi yang ditemukan.
3. Menjelaskan tekstur dan permukaan dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi
yang ditemukan.
4. Menjelaskan warna/ pigmen dari Bryophyta, Pteridophyta, dan fungi yang
ditemukan.
5. Menuliskan klasifikasi dari Bryophyta, Pteridophyta, dan Fungi yang ditemukan.
D. Manfaat
Dengan penulisan ini di harapkan agar pembaca memiliki pengetahuan dan
dapat memahami tentang keanekaragaman tumbuhan cryptogamae. Selain itu di
harapkan pembaca dapat memanfaatkan tumbuhan tingkat rendah dengan benar agar
dapat berguna bagi kehidupan manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Hakikat Tumbuhan Cryptogamae
Cryptogamae adalah segolongan tumbuhan yang mempunyai alat kelamin tersembunyi
atau golongan tumbuhan rendah. Organ-organ tubuh masih belum sempurna (thalus),
meskipun ada yang sudah dapat dibedakan akar, batang, dan daun (golongan paku-pakuan).
Daunnya mengandung spora untuk alat kembang biaknya. Karena tidak berbunga, kelompok
cryptogamae diartikan kelompok tumbuhan yang tidak menghasilkan bunga dan biji atau
sering pula diartikan sebagai golongan tumbuhan penghasil spora. Dari keseluruhan
tumbuhan tersebar di muka bumi, diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat
perkembangannya lebih rendah, yaitu tumbuhan tingkat rendah (cryptogamae), terdiri dari
Algae, Fungi, Lichenes, Bryophyta, dan Pteridophyta.3
3
Suroso. Pengantar Cryptogamae, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1992), hal. 94.
Tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi yang lebih menonjol dari pada lumut,
walaupun kelompok tersebut jumlah jenisnya jauh lebih besar (sekitar 20.000 jenis). Diduga
tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang menghuni daratan bumi. Fosilnya dijumpai pada
batu-batuan zaman Karbon, yaitu kira-kira 345 juta tahun yang lalu. Tumbuhan paku ada
yang hidup di air (hidrofit), hidup di tempat lembab (higrofit), hidup menempel pada
tumbuhan lain (epifit), dan ada yang hidup pada sisa-sisa tumbuhan lain atau sampah-sampah
(saprofit).
Paku tersebar di seluruh dunia, tetapi terbanyak di daerah tropic lembab. Kebanyakan
paku memiliki perawakan yang khas, sehingga tidak mudah keliru dengan macam tumbuhan
lain. Sebagian dari kekhasan itu adalah adanya daun muda yang bergelung yang akan
membuka jika dewasa, cirri yang hamper unik ini disebut vernasi bergelung. Ukuran dan
bentuk paku sangat bervariasi yang berkisar dari paku pohon yang dapat mencapai tinggi
sekitar 5 meter sampai paku mini berlapis tipis yang daunnya hanya selapis sel dan sering
tertukar dengan lumut (Loveless, 1989).
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya
berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi (Gandjar, 1999).
Menurut Gembong (1989), tumbuhan lumut (Bryophyta) dibedakan dalam dua kelas
dengan cirri-ciri yang jelas yaitu:
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase
utama: gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase
sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofitnya dinamakan
protalus(prothallus) atau protalium(prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil yang berupa
lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar(tetapi memiliki rizoid sebagai
penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di
tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteredium(antheredium, organ penghasil
spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium(archegonium, organ penghasil ovum
atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid
berpindah menuju archegonium. Ovum yang dibuahi berkembang menjadi zigot, yang pada
gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru(Anonim, 2006).