Anda di halaman 1dari 23

Nama : Novia Nurholisah

Kelas : X IPA 2

A. PENGERTIAN KINGDOM PLANTAE

Kingdom Plantae atau Kerajaan tumbuhan merupakan salah satu organisme eukariotik multiseluler

yang memiliki dinding sel dan klorofil. Klorofil yaitu zat hijau daun yang berperan pada proses

fotosintesis sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri. Proses fotosintesis dapat

terjadi dengan adanya bantuan dari Sinar Matahari. Karena tumbuhan mampu membuat

makanannya sendiri maka tumbuhan dikelompokkan ke dalam organisme autotrof.

B. CIRI – CIRI KINGDOM PLANTAE

• Mempunyai Klorofil yang berperan pada proses fotosintesis


• Bersifat autotrof (Mampu membuat makanannya sendiri)
• Memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa
• Organisme Eukariotik Multiseluler
• Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum (pati) Mengalami pergiliran
keturunan dalam siklus hidupnya.

C. KLASIFIKASI KINGDOM PLANTAE

Klasifikasi pada tumbuhan diperlukan karena dengan adanya klasifikasi ini kita dapat

membedakan spesies tumbuhan yang satu dengan yang lain. Adapun klasifikasi dari kingdom

plantae akan dibahas berikut ini.

1. Divisi Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

• Lumut dapat ditemukan pada tempat yang lembab seperti tembok, tanah, batuan yang lapuk
dan kulit pohon.
• Lumut menyukai tempat yang lembab karena lumut membutuhkan air untuk melakukan
pembuahan. Ketiadaan air menyebabkan sel kelamin jantan tidak dapat membuahi sel
kelamin betina.
• Lumut tidak memiliki floem dan Xilem yang berfungsi sebagai pembuluh angkut. Karena
itu lumut menyukai tempat yang lembab karena terdapat kandungan air yang cukup.
• Lumut memiliki akar yang dinamakan dengan rizoid. Rizoid berfungsi untuk mengabsorbsi
air dan mineral serta sebagai alat perlekatan.
• Tumbuhan lumut terbagi atas 3 yaitu Kelas Hepaticopsida (Lumut Hati) , Kelas
Anthocerotopsida (Lumut Tanduk) dan Kelas Bryopsida (Lumut Daun).

a. PENGERTIAN BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta berasal dari dua kata “bryon” dan “phyta”. Bryon berarti lumut dan phyta berarti

tumbuhan. Jadi bryophyte dapat diartikan sebagai tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut merupakan

divisi tumbuhan yang hidup didarat , tidak berpembuluh, umumnya berukuran kecil (dapat

berukuran mikroskopik atau tidak terlihat jika tanpa bantuan mikroskop) dan berwarna hijau.

Divisi bryophyta ini termasuk kedalam anggota kingdom plantae (tumbuhan). Lumut mempunyai

sel-sel plastid yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga dapat melakukan melakukan

fotosintesis. Oleh karena itu, lumut bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan sendiri.

Lumut merupakan peralihan anatara tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang dan daun
sejati) dengan tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang dan daun sejati). Lumut tudak
berpembuluh dan tidak berakar, namun memiliki rizoid (bulu-bulu akar) sebagai pengganti akar.
Melalui rizoid lumut dapat menempel dan menyerap air dan mineral. Setelah air masuk ketubuh
lumut kemudian didistribusikan keseluruh bagian tubuh dengan cara difusi, dengan daya
kapilaritas maupun aliran sitoplasma. Hal inilah yang menyebabkan lumut hanya dapat hidup
ditempat yang teduh dan dirawa. Lumut tidak dapat tumbuh tinggi dan besar seperti tumbuhan
lain, pada umumnya ukurannya tidak lebih 20 cm.

b. CIRI – CIRI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Bersel banyak dan berbentuk pipih, melekat pada sunbstrat dengan ketinggian 1-2cm
namun ada pula yang mencapai 20cm.
• Bersifat autotroph.
• Dinding selnya terbentuk dari selulosa dan tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh
lignin seperti jaringan penguat pada tumbuhan tingkat tinggi.
• Pada semua tumbuhan lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya
(anteredium maupun arkegonium) terutama susuna arkegoniumnya.
• Sudah mempunyai rizoid dan daun tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati.
Fungsi rizoid adalah untuk melekatkan ke substratnya (tempat tumbuhnya) dan menyarap
air dan garam-garam mineral (makanan).
• Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut sehingga proses pengangkutan dalam
tubuhnya menggunakan sel-sel parenkim.
• Habitatnya ditempat lembab dan basah, kecuali sphaginum yang hidup didalam air.
• Lumut tersebar dimana saja, dari daerah tropik sampai daerah tundra/kutub.
• Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh
membesar.
• Hidup secara berkoloni

c. STRUKTUR TUBUH BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:


1. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susuna yang berbeda-beda. Jika

batang dilihat dari penampang melintang maka akan tampak bagian-bagian berikut:

• Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang dan membentuk rhizoid-rhizoid
epidermis
• Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa lapisan sel yang dinamakan korteks.
• Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang untuk mengangkut makanan

2. Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun. Sel-sel daun kecil,

sempit, panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya sel-sel

mati yang besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel mati ini

berfungsi untuk tempat persediaan air dan cadangan makanan.

3. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel pemula dipuncaknya. Sel

pemula tersebut umumnya bebertuk bidang empat (tetrader: kerucet terbalik) dan membentuk sel-

sel baru ketiga arah menurut sisinya. Ukuran terbatas mungkin disebabkan karena tidak adanya

sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.

4. Rhizoid (bulu-bulu akar), berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya

dan menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan

sekat yang tidak sempurna.


Struktur sporofit tubuh lumut terdiri dari:

• Vaginula yaitu akar yang diselubungi oleh sisa dinding arkegonium. Seta (tangkai)
• Apofisis yaitu ujung seta yang melebar dan merupakan peralihan seta dengan kotak spora.
• Kaliptra (tudung) berasal dari dinding arkegonium seebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
• Kolumera, yaitu jaringan yang tidak ikut serta dalam pembentukan spora.

d. KLASIFIKASI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Bryophyta dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:


1. Lumut daun (Musci)

Lumut yang paling banyak dikenal adalah lumut daun yang habitatnya ditempat yang lembab.

Lumut jenis ini mempunyai rizoid (struktur seperti akar) dan struktur seperti daun. Siklus hidupnya

mengalami pergantian masa antara haploid dan diploid. Ukuran sporofitnya lebih kecil, hidup

bergantung pada gametofitnya dan berumur pendek. Contoh lumut ini yaitu: Firaria,

Poginatum cirratum,Polytrichum juniperium, Aerobrysis longissimi, dan lumut gambut Spagnun.

Ciri-ciri Lumut Daun adalah sebagai beikut:


• Memiliki struktur tubuh yang mirip batang, daun dan akar (Rhizoid) tapi tak memiliki
sel/jaringan seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
• Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospore dan eksospora.
• Kumpulannya membentuk hamparan hijau yang luasdan memiliki sifat seperti karet busa
sehingga mampu menyerap dan menahan air.
• Mudah ditemukan (permukaan tanah, batu-batuan, kulit pohon dan ditembok).
• Gametofitnya terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema (bertalus, berbentuk benang)
dan gametofora (berupa tumbuhan lumut).

2. Lumut Hati (Hepaticeae)

Lumut hati tubunya terbagi menjadi dua lobus, sehingga tampak seperti lobus pada hati. lumut hati

mencakup sekitar 6.500 spesies. Bentuk gametofit pada lumut tersusun dari struktur yang

membentuk hati pipih yang disebut dengan talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang

dan daun. Dalam sporangium tumbuhan lumut hati terdapat elatera (sel yang berbentuk gulungan)

yang akan terlepas saat kapsul terbuka dan membantu memancarkan spora.

Ciru-ciri lumut hati adalah sebagai berikut:

• Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.


• Gametofit berbentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.
• Tidak memiliki jaringan meristematic sehingga sporofitnya terbatas.
• Berkembang secara generative dengan oogami, dan secara vegetative dengan
fragmentasi,tunas dan kuncup eram (gemma atau struktur seperti mangkok dipermukaan
gametofit).
• Lumut hati sering ditemui ditanah yang lembab, seperti hutan hujan tropis.
3. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Lumut tanduk ini berbentuk seperti tanduk. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang

seperti tanduk. Masing-masing mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar, lebih besar dari

kebanyakan tumbuhan lumut. Contohnya: Anthocerros leavis.

Ciri-ciri lumut Tanduk adalah:

• Tubuhnya mirip lumut hati namun sporofitnya membentuk kapsul yang memanjang
(seperti tanduk).
• Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi berlekuk.
• Rhizoid berada pada bagian ventral
• Berhabitat didaerah yang mempunyai kelembaban yang tinggi.

e. REPRODUKSI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT)

Reproduksi tumbuhan lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya

dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan

membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Terdapat 2 macam gametangium, yaitu sebagai beerikut:

1. Arkegonium

Arkegonium adalah gametangium betina, berbentuk seperti botol terdiri dari dua bagian, bagian

lebar yang disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Keduanya mempunyai dinding

yang tersusun atas selapis sel. Diatas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar,

sel ini akan megalami pembelahan dan menghasilkan sel telur.

2. Anteredium

Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium

terdiri dari selapis sel-sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah besar sel induk
spermatozoid. Sel induk ini membelah secara miosis dan menghasilkan spermatozoid yang

bentuknya seperti spiral pendek, sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua

bulu cambuk.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran
keturunan disebut metagenesis.Jika anteredium dan arkegonium terdapat dalam satu individu
maka tumbuhan lumut tersebut berumah satu (monoesis). Sedangkan jika dalam individu
hanya terdapat anteredium atau arkrgonium saja maka tumbuhan tersebut berumah dua
(diesis).

Siklus metagenesis tumbuhan lumut:


Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Protonema kemudian tumbuh

menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut menghasilkan anteredium dan arkegonium.

Anteredium menghasilkan spermatozoid (sel kelamin jantan), sedangkan arkegonium

menghasilkan ovum (sel kelamin betina),. Spermatozoid kemudian membuahi sel telur dan

menghasilkan zigot. Zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi sporangium. Sporangium

menghasilkan spora. Spora terkumpul pada kotak spora (sporangium). Apabila kotak spora pecah,

maka spora akan bertebaran. Jika spora jatuh pada tempat yang lembab maka akan terjadi siklus

berikut:
2. Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku/Pakis)

• Tumbuhan paku telah memiliki akar, batang dan daun sejati. Susunan daun tumbuhan paku
menyirip seperti bulu.
• Telah memiliki pembuluh angkut yaitu Xilem dan floem
• Dapat hidup dimana saja terutama daerah yang lembab seperti air, permukaan batu, tanah,
hutan hujan tropis dan kulit pohon.
• Memiliki bentuk yang bervariasi seperti lembaran, perdu atau tanduk rusa
• Terdiri atas 4 kelas yaitu Kelas Psilopsida (Paku Purba), Kelas Lycopsida (Paku Kawat),
Spenopsida (Paku ekor kuda) dan Pteriopsida (Paku Sejati).

a. PENGERTIAN PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)

Pteridophyta atau yang lebih sering kita sebut dengan tumbuhan paku merupakan tumbuhan

tingkat tinggi yang sudah memiliki akar, daun dan batang sejati. Tumbuhan paku ini dapat

ditemukan hidup di tempat yang lembab (higrofit), hidup di air (hidrofit) atau menempel pada

pohon lain (epifit). Pteridophyta tidak menghasilkan biji dalam proses seksualnya, melainkan

meereka melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perkembangbiakannya. Saat ini sudah

ada sekitar 12.000 spesies pteridophyta yang telah dikenali.


b. STRUKTUR DAN CIRI-CIRI PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)

• Organisme multiseluler dan ekariotik(selnya memiliki membran inti).


• Memiliki akar, batang, daun sejati dan berspora sehingga disebut kormophyta spora.
• Akarnya berbentuk seperti serabut dan terdapat kaliptra (tudung akar) pada ujungnya.
Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas epidermis, korteks dan silinder pusat.
• Batangnya juga tersusun atas jaringan epidermis, korteks dan silinder pusat. Pada silinder
pusat terdapat berkas vaskuler (pembuluh angkut) berperan penting dalam siklus
kehidupannya.
• Daunnya tersusun atas jaringan epidermis, mesofil dan pembuluh angkut.
• Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual dalam suatu siklus yang
berkelanjutan (metagenesis).
• Tidak menghasilkan biji.
• Sebagian besar spesiesnya hidup di daerah tropika basah.

c. KLASIFIKASI PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : a.

Paku Homospora

Paku homospora merupakan tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang memiliki jenis

kelamin dan ukuran sama, tidak dapat dibedakan antara spora jantang dan betina. Tumbuhan jenis

ini disebut juga Tumbuhan paku Isospora.

b. Paku Heterospora

Paku heterospora merupakan tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang ukurannya berbeda

antara spora jantang dan betina. Spora jantan berukuran lebih kecil sehingga disebut mikrospora.

Sedangkan spora betina berukuran lebih besar sehingga disebut makrospora. Paku heterospora

juga dikenal dengan sebutan an-isospora.


c. Paku Peralihan

Paku peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang berbeda (jantan atau betina)

namun ukuran sporannya sama.

Berdasarkan kelasnya, tumbuhan paku dapat dibagi menjadi 4 kelompok utama, yaitu :

1. Psilophyta (Paku Purba/Paku Telanjang)

Pteridophyta kelas psilophyta belum memiliki daun dan akar yang sejati, tetapi memiliki batang

yang sudah ada berkas pengangkutnya. Batangnya bercabang dan mempunyai sporangium di

ujungnya. Biasanya mereka berhabitat di air dangkal. Dindingselnya terdiri dari beberapa lapis sel

yang tersusun sebagai tetrade. Diameter batangnya sekitar 1 cm. Bagian-bagian yang melebar

bukanlah daun, melainkan mulut kulit yang tidak fertil dan berfungsi untuk asimilasi sehingga

dianggap sebagai bentuk purbakala dari daun. Pada bagian batang terdapat sebuah struktur yang

disebut mikrofil. Mikrofil ini berbentuk sisik, tidak bertulang, dan tersusung jarang-jarang dalam

garis spiral.
2. Equisetophyta/Sphenophyta (Paku ekor kuda)

Tumbuhan paku kelas ini merupakan tumbuhan paku yang memiliki batang mirip dengan bentuk

ekor kuda. Daunnya mirip kawan dan tersusun dalam satu lingkaran. Berikut adalah beberapa ciri

utama Equisetophyta/sphenophyta :

• Mempunyai daun menyerupai sisik dengan susunan berkarang.


• Batang beruas-ruas dengan sporangium yang tersusun dalam stobilus dan bentuknya
menyerupai ekor kuda.
• Mempunyai semacam rimpang yang merayap dengan cabang berdiri tegak.
• Perkembanganbiakkan aseksualnya dengan spora, sedangkan seksualnya dengan
membentuk anteredium dan arkegonium.
• Sporofilnya sering ditemukan berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi
bawah.
3. Lycophyta (Paku Kawat/Paku Rambat)

Lycophyta merupakan tumbuhan paku dengan berkas pengangkut sederhana dan mempunyai akar

membentuk percabangan menggarpu. Pada tubuh tumbuhan ini juga ditemukan daun yang

berbentuk seperti rambut atau jarum. Sporofilnya berbentuk segitiga sama sisi, mempunyai

rangkaian, mempunyai sporangium yang agak pipih. Letak sporangium adalah pada sisi atas daun,

dekat dengan pangkalnya.


4. Filicinae/Pterophyta (Paku Sejati)

Filicinae merupakan kelompok tumbuhan paku yang tingkatannya lebih tinggi dari sebelumnya.

Kelas ini sudah memiliki akar, batang dan daun sejati secara keseluruhan. Daunnya berukuran

besar sehingga disebut megafil. Batangnya dapat tumbuh di atas atau di bawah tanah. Ciri khas

dari filicinae adalah daunnya yang mudah menggulung dengan sporus yang biasanya ditemukan

di bagian permukaan daun.

d. MANFAAT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)

Karena jenisnya yang banyak dan mudah ditemukan, tumbuhan paku sering dimanfaatkan oleh

manusia dalam berbagai bidang, diantaranya adalah:

1. Sayuran

Tumbuhan paku yang biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran antara lain Marsilea Crenata

(Semanggi) dan Pteridium Aquilinum (Paku Garuda).

2. Tanaman Hias

Beberapa spesies yang dijadikan tanaman hias antara lain Adiantum Cuneatum (Suplir),

Asplenium Nidus (Paku sarang burung) dan Platycerium Biforme (Paku Simbar Menjangan).
3. Obat-Obatan

Contoh tumbuhan paku yang digunakan sebagai obat adalah Equisetum (paku ekor kuda) sebagai

obat diuretik dan Selaginella sebagai obat luka.

4. Bahan Bangunan

Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan tiang bangunan adalah Alsophila

Glauca.

5. Alat Penggosok/Pembersih

Equisetum sp (Paku ekor kuda) juga banyak dimanfaatkan sebagai alat penggosok atau ampelas.

6. Pupuk Hijau

Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau adalah Azolla Pinnata

(bersimbiosis dengan Anabaena Azolle) yang mampu mengikat gas Nitrogen bebas.

3. Divisi Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

• Tumbuhan tingkat tinggi dari Kingdom Plantae


• Telah memiliki akar, batang serta daun sejati serta memiliki ketinggian dan bentuk yang
bervariasi.
• Menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakan. Reproduksi melalui penyerbukan dan
pembuahan
• Memiliki habitat di darat dan sebagian di air contoh teratai.
• Divisi spermatophyte terbagi lagi atas dua sub divisi yaitu sub divisi Gymnospermae
(Tumbuhan berbiji terbuka) dan sub divisi angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

a. PENGERTIAN SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji, karena itu mereka juga

sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta merupakan kormophyta karena memiliki

akar, batang, dan daun sejati. Spermatophyta juga dapat menghasilkan bungan sehingga termasuk
ke dalam anthophyta. Habitat spermatophyta biasanya di darat, tetapi ada juga yang dapat

ditemukan mengapung di daerah perairan (contohnya teratai).

b. STRUKTUR DAN CIRI SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

• Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi.


• Termasuk organisme multiseluler dan eukariotik (memiliki dinding sel).
• Sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati.
• Pada umumnya spermatophyta bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanannya sendiri
melalui proses fotosintesis), kecuali pada tumbuhan berbiji yang bersifat parasit.
• Memiliki berkas pengangkut berupa xilem (pengangkut air dan mineral dari tanah) dan
floem (mengangkat zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh).
• Proses reproduksinya melalui penyerbukan (Polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

c. REPRODUKSI (PERKEMBANGBIAKAN)

Proses reproduksi spermatophyta secara generatif (seksual) dilakukan dengan membentuk biji

yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), kemudian penyerbukan (polinasi), lalu

terjadi peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang akan menghasilkan embrio.

Perkembangan secara vegetatif (aseksual) dilakukan dengan organ-organ vegetatif seperti tunas,

rhizoa, atau solon.

d. KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)

Secara umum spermatophyta (Tumbuhan Berbiji) dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :

1. Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)

Angiospermae berasal dari Bahasa Yunani, angios yang artinya “tertutup” dan spermae artinya

biji. Jadi, secara Bahasa, Angiospermae adalah tumbuhan yang menghasilkan biji tertutup. Hampir

semua tumbuhan angiospermae memiliki bunga. Diantara semua tumbuhan tinggi lainnya,

kelompok tumbuhan angiospermae inilah yang memiliki jenis paling banyak, yaitu kurang lebih
ada sekitar 300.000 spesies. Tumbuhan dari kelompok ini juga sangat penting, baik bagi manusia

maupun hewan karena merupakan sumber makanan.

Ciri-ciri yang paling umum dimiliki oleh tumbuhan angiospermae adalah:

• Bakal biji yang terlindungi oleh daun buah, sehingga disebut biji tertutup.
• Tumbuhan angiospermae umumnya berupa pohon besar, perdu, tumbuhan rambat ataupun
panjat, dan tumbuhan tidak berkayu.
• Daunnya relative lebar dan pipih dengan bentuk yang beranekaragam.
• Memiliki sistem perakaran serabut dan tunggang.
• Memiliki batang lunak dan keras berkayu.
• Memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan utama.
• Angiospermae juga dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok :
• Berdasarkan jumlah keping lembaganya, tumbuhan angiospermae dibagi menjadi dua
kelas, yaitu Monocotyledonae (berkeping satu) dan Dycotyledonae (berkeping dua)

STRUKTUR ANGIOSPERMAE (TUMBUHAN BIJI TERTUTUP)

Organ vegetative pada tumbuhan angiospermae terdiri atas akar, batang dan daun. Akar, batang

dan daun tersusun atas 3 jaringan yang sama, yaitu jaringan dermal, jaringan pembuluh dan

jaringan dasar. Jaringan dermal terdapat pada bagian luar tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan primer,

jaringan dermal terdiri atas jaringan epidermis, namun pada tumbuhan sekunder jaringan dermal

berupa jaringan periderm.jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xylem dan floem. Xylem

berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun melalui batang,

sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh

tumbuhan.

Struktur anatomi akar tumbuhan angiospermae secara umum tersusun atas jaringan epidermis,

jaringan dasar yang berupa korteks, endodermis, dan empulur, serta berkas pengangkut (xylem

dan floem). Berkas pengangkut pada akar terdiri atas xylem dan floem yang tersusun secara
berselang-seling dan berdampingan. Struktur anatomi akar pada tumbuhan monokotil dan dikotil

berbeda.

Struktur anatomi batang secara umum tersusun atas epidermis yang berkutikula dan beberapa

terdapat stomata, jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang

terdiri dari xylem dan floem. Susunan xylem dan floem pada tumbuhan monokotil dan dikotil

berbeda. Pada tumbuhan monokotil, xylem dan floem tersusun melingkar, namun pada tumbuhan

dikotil tersusun menyebar (tersebar).

Struktur anatomi daun tumbuhan angiospermae tersusun atas epidermis yang berkutikula dan

terdapat beberapa stomata ataupun trikoma. Jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil juga

berbeda dan dapat dibedakan dengan jelas. Pada tumbuhan dikotil, jaringan dasar (mesofil)

dibedakan atas jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan karang). Berkas

pembuluh pada daun terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

KLASIFIKASI ANGIOSPERMAE (TUMBUHAN BIJI TERTUTUP)

Berdasarkan jumlah keping lembaganya, tumbuhan angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu

Monocotyledonae (berkeping satu) dan Dycotyledonae (berkeping dua)

1. Monocotyledonae (monokotil)

• Terdiri atas akar serabut yang umumnya tidak sekokoh akar tunggang.
• Memiliki batang yang beruas dan tidak bercabang
• Tidak memiliki cambium sehingga tidak dapat tumbuh membesar
• Umumnya daun memiliki tulang yang sejajar atau melengkung
• Bunganya memiliki bagian yang mahkotanya jumlahnya kelipatan tiga
• Tumbuhan monokotil terbagi atas lima ordo, yaitu Ordo Graminae (Rumput-rumputan),
ordo palmae (palem-paleman), Ordo Zinggiberaceae (jahe-jahean), Ordo Bromeliaceae
(Nanas) dan Orchicidaceae (Anggrek).
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa suku sebagai berikut:

• Suku Poaceae, contohnya padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays).


• Suku Cyperaceae, contohnya rumput teki (Cyperus rotundus).
• Suku Orchidaceae, contohnya anggrek merpati (Dendrobium crumenatum).
• Suku Palmae, contohnya kelapa (Cocos nucifera).
• Suku Liliaceae, contohnya lidah buaya (Aloe vera) dan bawang putih (Allium sativum).
• Suku Zingiberaceae, contohnya jahe (Zingiber officinale) dan bunga tasbih (Canna
hibrida).
• Suku Musaceae, contohnya pisang (Musa paradisiaca).

Manfaat dari tumbuhan monokotil bagi kehidupan manusia ialah sebagai:

• Untuk bahan makanan (padi, jagung, ubi kayu, gandum, dll).


• Sebagai penghasil gula (tebu).
• Untuk tanaman hias atau bumbu masak (bawang, jahe, kunyit, dll).
• Untuk obat-obatan (sirih, jahe, dll).
• Untuk bahan bangunan dan alat rumah tangga (bambu).

2. Dycotyledonae (dikotil)

• Memiliki akar tunggang yang kokoh.


• Memiliki cambium sehingga dapat tumbuh besar
• Memiliki batang yang bercabang-cabang, berbuku-buku dan ruas yang tidak jelas
Memiliki daun berbentuk tunggal atau majemuk serta tulang daun menjari atau menyirip
Bagian bunga dikotil berjumlah kelipatan 2, 4 atau 5.
• Tumbuhan dikotil terdiri atas beberapa ordo diantaranya yaitu, Ordo Euphorbiaceae
(Getah-getahan), Leguminoceae (polongan), Solanaceae (Terongan), Rutaceae (Jeruk),
Malpaceae (Kapas), Mertaceae (Jambu) dan Kompositae.

Tumbuhan dikotil memiliki beberapa suku yaitu sebagai berikut:

• Suku

Cucurbitacea, contohnya yaitu mentimun (Cucumis sativum).

• Suku Euphorbiaceae, contohnya daun merah (Euphorbia sp.).


• Suku Papilionaceae, contohnya kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah
(Arachis hypogaea).
• Suku Solanaceae, contohnya kentang (Solanum tuberosum), cabai (Capsicum frustecens),
dan tomat (Solanum lycopersicum).
• Suku Mimosaceae, contohnya putri malu (Mimosa pudica).
• Suku Myrtaceae, contohnya yaitu kapas (Gossypium hirsutum).
• Suku Piperaceae, contohnya ialah lada (Piper nigrum).
• Suku Annonaceae, contohnya yaitu sirsak (Annona muricata).
• Suku Asteraceae, contohnya bunga matahari (Helianthus annus)
2. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)

Gymnospermae berasal dari Bahasa Yunani, gymnos artinya telanjang atau terbuka dan spermae

artinya biji. Secara Bahasa, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Disebut

dengan biji terbuka karena, bakal bijinya terbuka atau tidak dilindungi oleh daun-daun buahnya.

Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah, itulah sebabnya tumbuhan ini disebut dengan
tumbuhan gymnospermae.
• Umumnya berupa pohon besar.
• Pada batangnya terdapat kambium, sehingga batang dapat membesar.
• Umumnya memiliki akar tunggang. Dan tumbuhan gymnospermae memiliki berkas
pengangkut berupa floem dan xylem.
• Bentuk daunnya berupa jarum atau sisik seperti daun pohon pinus dan cemara, dan ada juga
yang daunnya lebar seperti daun melinjo.
• Tidak memiliki bunga sesungguhnya.
• Alat perkembangbiakannya berupa strobilus atau disebut dengan runjung. Strobilus ini
terdiri atas dua yaitu, strobilus jantan dan strobilus betina. Strobilus jantan berupa
kumpulan kantung-kantung sari yang berisi serbuk sari dan mengandung sperma.
Sedangkan strobilus betina mengandung bakal biji yang berisi sel telur.
• Beberapa tumbuhan Gymnospermae memiliki alat kelamin (jantan dan betina) pada satu
pohon, namun ada juga yang terpisah.

e. BEBERAPA CONTOH PEMANFAATAN SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN


BERBIJI)

• Sebagai makanan pokok, contohnya gandum, jagung, padi, dan sagu.


• Dijadikan sayuran, contohnya kacang, tomat, kol, wortel dan kentang.
• Sebagai bahan dasar pakaian, contohnya rami dan kapas.
• Untuk bahan bangunan, contohnya seperti jati, meranti, dan sana keling.
• Sebagai obat-obatan, contohnya mengkudu, adas, dan kumis kucing.
• Ada juga yang dimanfaatkan untuk kosmetik.

Anda mungkin juga menyukai