Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TUMBUHAN LUMUT

Disusun Oleh :
Cindy Prisilia Makasambi
18 507 043

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

           Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang  telah
memberi kita hikmat dan akal budi sehingga tugas makalah yang berjudul
“Bryophyta (Lumut)” ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan
yang cukup berarti.
           Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya
penulisan makalah ini.
           Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin
dalam menyusun karya tulis sederhana ini, tetapi masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala masukan dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan
tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca. Terima kasih.

Tondano, Desember 2021

                                                                                Penyusun

  
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………...…………………………….……     i


Daftar Isi ………………………………………….………………………..…      ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………..…………………………..…     1
B. Rumusan Masalah ……………..………………………………………….     1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian …………………….………………………………………….      2
B.  Klasifikasi …………………………..………………………………….….     3
C.  Daur Hidup ………………………………......……………….…………..     4
D.  Contoh ……………………………………………………………..……...     5
BAB III KESIMPULAN ……………………………………..……………...      6

  
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


           Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di
pepohonan, bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan
bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang
mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak
berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidak layak. Padahal
sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi
tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk
pengobatan.
           Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum
tumbuhan lain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut
tumbuhan pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk
koloni dan dapat menjangkau area yang cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut
yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi tumbuhan lain
disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
           Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000
spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di
Indonesia.  Dalam ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air,
dan sebagai penyerap polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat hidup di
wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.

B.  Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.         Apa yang dimaksud dengan Bryophyta?
2.         Apa Klasifikasi Bryophyta?
3.         Bagaimana Daur hidup Bryophyta?
4.         Apa saja contoh Bryophyta?

BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian
     Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora
dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada
masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut
(Gradstein,2003).
     Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan
berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga
tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa
klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti,
2004).
     Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan
berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan
mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari
banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya
berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh
karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan
tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo,
1989).
     Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut
(kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan.
Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan
menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga
berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).
     Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan
generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi. 
Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual
(gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya
melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

Ciri-Ciri Lumut Secara Umum


      Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler
      Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati ( talus )
      Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh
angkut ( xylem dan floem )
      Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm
sampai beberapa cm saja.
      Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
      Mengalami pergiliran keturunan ( dari gametofit ke sporofit ) yang disebut
metagenesis
      Reproduksi secara seksual dan aseksual ( spora )
      Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit
( organism yang hidup menempel pada tumbuhan lain ). jika pada hutan banyak
pohon epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
      Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan
klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan
bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus
(kormofita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
      Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti
benang /rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan
garam-garam mineral.
      Dinding sel lumut terdiri dari selulosa
      Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna
hijau)
      Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
      Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.
      Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan
menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.

    B.    Klasifikasi
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a.    Musci (lumut daun)
Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun
ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai
sehingga paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum
juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
b.    Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan
gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae.
Contohnya adalah Marchantia polymorpha.
c.    Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk
hewan. Contohnya adalah Anthoceros leavis.
        Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose
liverwort) dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada
substrat dengan rhizoid uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004).  Pada kebanyakan
lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok
lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil. Spora yang telah
masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4 bagian
memanjang atau lebih (Gradstein, 2003

     C.   Daur Hidup

Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi


heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit
dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah
gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada
gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit
seperti pada Gambar
     Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan
berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul
gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma
berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi
oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur
pelindung lainnya.
     Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada,
sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan
bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia
jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau
pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom
(diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot
membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit,
seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora
masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.

D.   Contoh
a.  Hepaticae (lumut hati)

b.  Musci (lumut daun)

    
c.   Anthocerotaceae (lumut tanduk)

  

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.


1.     Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan,
bebatuan atau di atas tanah.
2.     Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap
bagian tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi
tubuh ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung
kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
3.     Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk
(Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4.     Reproduksi  lumut  bergantian  antara  seksual  dengan  aseksualnya, reproduksi 
aseksualnya dengan  spora  haploid  yang  dibentuk  dalam  sporofit,  sedangkan 
reproduksi  seksualnya  dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
5.     Pada siklus hidup tumbuhan lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora –
protonema – gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma
berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid
menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal
generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang
terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium).

  

DAFTAR PUSTAKA

http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html
http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/
http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-
tumbuhan-lumut/
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html

Anda mungkin juga menyukai