DOSEN PENGAMPU :
DR.FILZA YULINA ADE S.Si,M.Si
KELOMPOK PLANLET :
RYAN FILL 218700003
SISCA KARNINA SIBURIAN 218700008
AZZAHRA PRATAMA PUTRI NASUTION 218700010
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Review Jurnal
Pembukaan Dan Penutupan Stomata" dengan tepat waktu.
Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi kerapatan stomata dari beberapa jenis tanaman.
2. Untuk mengetahaui perhitungan persentase kerapatan stomata pada luas
bidang tanam tertentu.
3. Untuk mengetahui mengapa proses membuka dan menutupnya stomata
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan bagian dari tanaman yang memiliki fungsi sebagai alat
untuk absorbsi zat-zat makanan, pengolahan makanan(asimilasi),
pernapasan(respirasi), dan penguapan air(transpirasi). Stomata (mulut daun)
merupakan bagian tanaman yang memiliki celah yang halus yang berfungsi
terhadap pengambilan gas CO2 atau zat makanan (Tjitrosoempomo,
2009).Tanaman memiliki jenis yang berbeda-beda seperti C3, C4 atau CAM.
Tanaman C3 merupakan tanaman yang memiliki karakter yang lebih cepat
mengalami kehilangan air dan mengalami fototrespirasi yang lebih tinggi
sehingga hasil fotosintesis rendah. Tanaman C4 memiliki kehilangan air yang
lebih rendah dan dalam penyerapan CO 2 Pada proses fotosintesis juga rendah
(Rahmadani, 2013). Ketersediaan air yang cukup bagi tanaman akan membantu
tanaman untuk tumbuh lebih optimal baik dalam proses pembentukan
metabolisme, fotosintesis, respirasi, dan lain-lain (Sarief, 1985).
Stomata adalah bagian dari permukaan daun yang memiliiki bentuk yang
sangat kecil, yang mengatur dari hilangnya air melalui proses transpirasi dan
penguraian CO2 selama terjadinya proses fotosintesis berlangsung. Sehingga
dengan demikian hubungan stomata dan akumulasi tanaman sangat berpengaruh
terhadap aktivitas stomata (Comargo and Marenco, 2011). (Kemenkawa et al,
2013), juga menyatakan bahwa kerapatan stomata akan menentukan pengadaan
CO2 dan H20 sehingga aktivitas stomata sebagai inti utama dalam penguraian
tersebut menjadi indikator utama. Untuk mengetahui terjadinya pembukaan dan
penutupan anatomi stomata dapat dilihat melalui bagian epidermis secara
mikroskopis.
Menurut Lakitan (1993), stomata berfungsi untuk menjalankan proses
laju transpirasi, asimilasi, dan respirasi. Terjadinya pembukaan stomata akibat
adanya tekanan turgor dari kedua sel penjaga yang mengalami peningkatan,
sehingga menyebabkan air masuk kedalam sel penjaga. Stomata juga akan
membuka ketika terjadinya akumulasi antara ion kalium (K +) dengan sel penjaga
yang menyebabkan peningkatan ion yang terlarut dalam cairan sel. Namun, disisi
lain terjadi penurunan potensi tekanan osmotik pada sel penjaga. Pada umumnya
senyawa yang berperan terhadap menurunkan dan menutup stomata adalah asam
absisat (ABA). ABA akan memberikan indikasi bahwa ketika stomata munutup.
Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
intensitas cahaya matahari, asam absisat, dan konsentrasi CO 2. Internal seperti
jam biologis yang mempengaruhi aktivitas biologis tanaman (Haryanti dan
Meirana, 2009).
Terjadinya pembukaan stomata ditandai dengan saat dimana transpirasi
mulai terjadi, karena adanya respon terhadap cahaya sehingga pertambahan dalam
kerapatan stomata yang menyebabkan terjadinya penurunan air (Yoo et al, 2009).
Haryanti (2013), menyatakan bahwa terjadinya pembukaan dan penutupan sel
akan disesuaikan dengan kebutuhan dari tanaman terhadap transpirasi. Namun,
beberapa sel juga akan berfungsi terhadap perubahan osmotik pada bagian sel
penutup stomata. Oleh sebab itu pembukaan dan penutupan stomata diatur dengan
keratapan dari stomata tersebut. Setiawan dkk, (2013), juga menyatakan bahwa
pada kondisi KAN dan PAD rendah terjadinya kehilangan turgiditas tanaman
terutama pada daun yang berada didekat stomata sehingga menyebabkan terjadi
penutupan stomata. Terjadinya penutupan stomata merupakan tahap awal bagi
tanaman pada kondisi adaptisnya terhadap transpirasi, sehingga berpengaruh juga
terhadap kondutivitas stomata. Oleh sebab itu untuk mengetahui bagaimana
proses kerapatan stomata itu terjadi perlu adanya beberapa percobaan untuk lebih
memperjelas bahwa antara setiap perlakuan stomata mempengaruhi seluruh
aktivitas fisologis tanaman. Holland and Richardson (2009), menyatakan bahwa
kerapatan stomata dapat dihitung panjang stomata atau sel lobang stomata ketika
keadaan stomata pada puncak aktivitas
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Alat
1. Microskop
Gambar 2.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Fungsi tanaman melakukan membuka dan menutup stomata bertujuan untuk
melakukan proses fisiologis tanaman dan menjaga agar pada saat siang hari
tanaman tidak mengalami transpirasi yang berlebihan dan pada saat malam hari
untuk mengubah senyawa-senyawa yang dihasilkan pada saat siang hari.
2. Hasil perhitungan persentase tiap tanaman menunjukan bahwa tanaman kaktus
merupakan tanaman yang membuka pada pukul 24:00 stomata sebesar 100%
dibandingkan dengan tanaman nanas. Dan pada pukul 13:00 stomata tanaman
kopi membuka sebesar 40% dan 100% pada pukul 24:00 malam.
3. Hasil pengamatan data yang diperoleh bahwa secara umum setiap tanaman
membuka stomata pada saat malam hari yakni tepat pada pukul 24:00 sebesar
100%.
4. Sisi abaxial dan adaxial pada setiap lapisan daun akan mempengaruhi terhadap
proses membuka dan menutupnya stomata serta jumlah stomata yang terdapat.
5. Bahwa proses membuka dan menutupnya stomata pada setiap jenis tanaman
baik C3,C4, dan CAM akan selalu mengalami perbedaan. Faktor jenis tanaman
merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kerapatan stomata. Dan
proses membuka dan menutupnya stomata juga akan dipengaruhi oleh proses
fotosintesis dan transpirasi pada setiap tanaman.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum kerapatan stomata ini, perlu diperhatikan
bahwa dalam penginformasian perhitungan stomata dengan aplikasi, masih
banyak yang belum dimengerti. Sehingga perlu adanya penjelasan yang lebih agar
dalam proses perhitungan kerapatan tidak menjadi asal jadi.
DAFTAR PUSTAKA
Comargo, .M.A.B, Marenco .R.A. 2011. Density, size and distribution of stomata
in 35 rainforest tree species in Central Amazonia. Acta Amozonica, 41(2):
205-206
Haryanti, .S. 2013. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies
Tanaman Dikotil dan Monokotil. 2010. Buletin Anatomi dan Fisiologi.
18(2): 21-23
Haryanti, .S dan Meirina, .T. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun
Kedelai (Glycine max (L) merril) pada Pagi Hari dan Sore. Bioma, 11(1):
18-20
Noviyanti, .R., Ratnasari, .E., dan Ashari, H. 2014. Pengaruh Pemberian Naungan
terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Stroberi Varietas Dorit dan
Varietas Lokal Berastagi. Lentera Bio, 3(3): 242-243
Ramadhani, F., Putri .J.A.P, dan Hasyim .H. 2013. Evaluasi Karakteristik
Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Hasil Mutasi Kolkisin
M2 Pada Kondisi Naungan. Online Agroekoteknologi, 1 (3): 453-466.
Sarief .S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. :Pustaka Buana.
Bandung
Setiawan, Tohari, dan Shiddieq .D. 2013. Pengaruh Cekaman Kurang Air
Terhadap Beberapa Karakter Fisiologis Tanaman Nilam (Pogostemon
cablin Benth). Littri. 19(3): 108-111
Yuliasmara, .F., dan Ardiyani, .F. 2013. Morfologi, Fisiologi,dan Anatomi Paku
Picisan (Drymoglossum phylosseloides) serta Pengaruhnya pada Tanaman
Kakao. Pelita Perkebunan, 29(2): 128-133