MATAKULIAH FISIOLOGI
TUMBUHAN
KELOMPOK 6
Oleh
KELOMPOK 6
ii
Judul : Laporan Lengkap Pratikum Fisiologi Tumbuhan
Kelompok : 6 (Enam)
AGT :1
Nama/Stambuk : UMMI IJTIHAD /E28121030
FAILAM /E28121031
MOH ARDIANSYAH /E28121032
HAFIZAH /E28121033
ANDRIAN RISLANANDA /E28121034
Palu, Maret 2022
Menyetujui,
Menyetujui
Dosen Penanggungjawab
Matakuliah Fisiologi Tumbuhan
iii
RINGKASAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Laporan ini disusun sebagai salah satu
Fisiologi Tumbuhan.
namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu
dengan penuh rasa rendah hati penyusun dapat menerima kritik dan saran yang
pembacanya.
Palu, Maret 2022
penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
vi
2.4.4 Fungsi Auksin
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
vii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Mempelajari fisiologi tumbuhan akan menambah kekaguman kita akan banyak hal
yang terjadi didalam kehidupan. Kajian tentang fisiologi tumbuhan lebih ditujukan
kepada berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam tumbuhan.
semesta. Selain itu tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki daun, batang
klorofil untuk menjalani proses fotosintesis sedangkan bunga,buah dan biji bagian
dari. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat
oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh
meliputi organ vegetatif (akar, batang, daun) dan organ generative (bunga, buah, dan
tanaman. Potensial air tanaman berguna untuk menduga respon tanaman terhadap
lingkungan tumbuhnya, misalnya cekaman air akibat hujan yang berlebih dan
Stomata adalah bagian tumbuhan sebagai salah satu jalur yang digunakan
lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi oleh dua sel
penutup. Stomata terdiri dari sel penutup dan sel tetangga. Frekuensi stomata tiap-tiap
Stomata juga merupakan kombinasi dari dua sel penutup yang terdiri dari
sel-sel epidermis khusus terletak di epidermis daun, terdapat pula lubang di antara
dua sel penutup yang disebut dengan porus stomata. Karakteristik stomata pada daun
meliputi jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, kerapatan
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang,
akar dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan
2
Pigmen adalah zat pemberi warna yang lazim digunakan dalam industry farmasi,
kosmetik, dan makanan. Pigmen dapat diperoleh secara sintetis dan alami. Pigmen
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis
senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,
Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA, IAA, IBA, dan 2,4-D
tekanan pada dinding sel, meningkatkan plastisitas dan mengembangkan dinding sel,
pemanjangan dan pembesaran sel, sedangkan ZPT golongan sitokinin seperti kinetin,
BAP atau BA berfungsi dalam pembelahan sel. Auksin yang merupakan hormone
Tujuan dari Modul 1 adalah Mengukur Potensial Air Umbi Kentang yaitu
Kromatografi Kertas yaitu untuk mengetahui jenis-jenis pigmen pada suatu daun
3
tumbuhan. Modul 3 adalah pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya
membuka dan menutup stomata. Terakhir Modul 4 yaitu pengaruh auksin terhadap
Manfaat dari Modul satu Mengukur Potensial Air Umbi Kentang yaitu kita
tuberosum L). Modul dua Pemisah Pigmen Fotosintetik dengan Kromatografi Kertas
yaitu kita dapat mengetahui jenis-jenis pigmen pada suatu daun tumbuhan. System.
Modul tiga pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata yaitu kita
stomata. Modul empat pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan yaitu kita
jaringan.
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas, Jenis-jenis tersebut
memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan, komposisi kimia, sifat
pengolahan dan umur panen. Tanaman kentang memilik i perakaran akar serabut
akar serabut tumbuh menyebar ke arah samping dan menembus tanah datar. Batang
tanaman kentang kecil, lunak, bagian dalamnya berlubang dan bergabus, bentuknya
persegi tertutup dan dilapisi bulu-bulu halus, batang berbentuk segi empat atau segi
lima, tergantung varietasnya, tidak berkayu, dan bertekstur agak keras. Daun
merupakan organ tanaman kentang yang paling aktif dan terlihat, fungsi terpenting
daun adalah menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesis. Buah kentang
terjadi bakal buah akan membesar dan pada akhirnya berubah menjadi buah, buah
kentang berbentuk bulat dan berdiameter kurang lebih 2,5 cm (Sinurat, 2018).
2.1.2 Fungsi Air
Air berfungsi bagi makluk hidup termasuk tumbuhan. Air memiliki sifat-
sifat yang sangat cocok dan berperan penting dalam fisiologi tumbuhan. Ai r yang
diserap tumbuhan adalah air yang tersedia dalam tanah. Potensial air dalam tanah
umumnya lebih tinggi daripada potensial air di atmosfer, potensial air tanah sama
dengan potensial air sel yang mempunyai 2 komponen yaitu potensial osmotik dan
kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan
oleh suatu membran yang dapat ditebus hanya oleh pelarut tersebut. Tekanan osmotik
juga dapat disebut dengan tekanan yang di perlukan untuk menghentikan osmosis,
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak
sebagai proses absorbsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu,
molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu dan dapat
6
Pigmen adalah zat pemberi warna yang lazim digunakan dalam industri
farmasi, kosmetik, dan makanan. Pigmen dapat diperoleh secara sintetis dan alami.
Variasi warna pada daun disebabkan oleh adanya pigmen klorofil, pigmen
karotenoid, dan pigmen antosianin dalam jaringan daun (Hasidah, 2017). Jenis-jenis
pigmen alami yang dapat diperoleh dari hasil ekstrak pada bagian tumbuhan seperti
akar, kayu, daun, biji ataupun bunga, diantaranya adalah klorofil, karoten, biksin,
Stomata adalah bagian tumbuhan sebagai salah satu jalur yang digunakan
lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi oleh dua sel
penutup. Stomata terdiri dari sel penutup dan sel tetangga. Frekuensi stomata tiap-
tiap tumbuhan beragam. Stomata sebagian besar terletak pada bagian daun yakni
Stomata juga merupakan kombinasi dari dua sel penutup yang terdiri dari
sel-sel epidermis khusus terletak di epidermis daun, terdapat pula lubang di antara
dua sel penutup yang disebut dengan porus stomata. Karakteristik stomata pada daun
meliputi jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, kerapatan
stomata, dan jenis stomata. Stomata terlibat dalam proses pertukaran gas dengan
7
lingkungan seperti mengatur hilangnya air melalui proses transpirasi dan proses
air sangat penting guna menghindari dehidrasi daun karena transpirasi yang
menutupnya stomata. Cahaya matahari merangsang sel penutup untuk menyerap ion
K+ dan air, sehingga stomata membuka. Selain itu, jam biologis memicu serapan ion
pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi
Fungsi utama stomata adalah sebagai tempat pertukaran gas seperti CO2
(karbon dioksida) yang diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Namun,
stomata juga bertindak sebagai salah satu jalur masuknya polutan terutama polutan
atau hormon asam absisat. Saat pagi hari, stomata masih mengandung amilum di
klorofil dalam kloroplas sel-sel palisade parenkim dan spon untuk mengadakan reaksi
8
tersebut menurun karena sebagian molekul CO2 mengalami reduksi menjadi CH2O.
lingkungan menjadi bertambah menuju ke basa. Kenaikan pH ini sangat baik bagi
kegiatan enzim posporilasi guna mengubah amilum yang ada di dalam sel-sel
nilai osmosis sel-sel penutup stomata yang kemudian menyebabkan masuknya air
berkurangnya ukuran celah pada sel penutup adalah akibat dari perubahan tekanan
turgor pada sel penutup Perubahan ini disebabkan oleh masuknya air dari sel
tetangga kedalam sel penutup stomata, selanjutnya sel penutup mengalami kelebihan
air (turgid) dan sel penutup mendorong dinding sel tetangga yang menyebabkan
stomata membuka. Stomata menutup apabila sel tetangga mengalami kelebihan air
dan sel penutup mengalami kekurangan air sehingga sel tetangga mendorong dinding
9
tumbuhan diawali dengan perkecambahan. Kecambah kemudian berkembang
menjadi tumbuhan kecil. pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal yang berasal dari tanaman itu sendiri dan faktor lingkungan yang
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis yang
senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,
Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA, IAA, IBA, dan 2,4-D
tekanan pada dinding sel, meningkatkan plastisitas dan mengembangkan dinding sel,
pemanjangan dan pembesaran sel, sedangkan ZPT golongan sitokinin seperti kinetin,
BAP atau BA berfungsi dalam pembelahan sel. Dua larutan dengan konsentrasi
konsentrasi yang lebih tinggi. Proses ini disebut tekanan osmotik.(Ikawati, 2022).
10
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang,
akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan
Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat
pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini
sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah
satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja
auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya
matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga
hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar
11
BAB III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan praktikan yaitu pisau, alat pengebor gabus, mistar
dengan skala millimeter, botol, lumpang dan alu porselen, jepitan kertas, cawan petri,
sentrifuge, labu ukur 100 ml, tempat rol film,mikroskop, gelas objek, gelas penutup,
Bahan yang digunakan yaitu umbi kentang, seri larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0;0,2M; 0,4M; 0,6M; 0,8M; dan 1,0M, kertas saring 3 x 15 cm, alkohol
70%, daun kelor, daun nanas, daun ketapang, aquades, kertas saring, larutan sukrosa
10%, kecambah kacang hijau, larutan IAA 0.01 PPM; 0,03 PPM; 0,005 PPM; 0,07
Memilih umbi kentang yang besar, kemudian membuat silinder umbi dengan
sebanyak 25 ml, memasukan potongan umbi kedalam botol, menutup botol dengan
rapat dan biarkan silinder umbi dalam larutan selama 1 jam, setelah 1 jam ambil
kembali umbi dan ukur panjangnya, kemudian catat hasil pengukuran, hitunglah
panjang rata-rata dari keempat potongan umbi tersebut, kemudian buatlah grafik dari
data yang diperoleh, lalu tentukan konsentrasi molar silinder umbi dengan grafik
cairan ekstrak ke tempat roll film, ambil kertas saring dan pegang dengan penjepit,
celupkan bagian ujung yang lain kedalam ekstrak klorofil pada tempat roll film, lalu
biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama hingga terlihat pemisahan
pigmen yang ada pada daun sampel, dan amati pigmen yang diperoleh pada kertas
saring tersebut.
13
3.3.3 Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata
dengan menggunakan silet, lalu letakan pada gelas objek dengan setetes air,
mengamati sampel dibawah mikroskop gantilah reagen air dengan larutan sukrosa
10% dengan cara meneteskan pada sisi gelas penutup dan menghisapnya dengan
kertas saring pada sisi lain, kemudian amati perubahan apa yang terjadi, hitunglah
potongan hipokotil pada larutan yang disediakan, simpan ditempat gelap selama 48
14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Hasil
4.5
4 4 4 4 4 4
4
Selisih panjang umbi kentang (Δx)
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kontrol (Air) 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
Perlakuan (M)
Berdasarkan modul 1 hasil yang diperoleh pada potensial air umbi kentang,
dengan memberikan perlakuan molar pada larutan sukrosa yaitu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8
dan 1,0 M serta terdapat kontrol. Pada tabel didapatkan hasil ΔX-nya adalah pada
kontrol yaitu 0, dan pada konsentrasi larutan 0,2 M yaitu 0,1; konsentrasi larutan 0,4
M yaitu -0,5; konsentrasi larutan 0,6 M yaitu -0,4; konsentrasi larutan 0,8 M yaitu -
035 dan konsentrasi larutan 1,0 M yaitu -0,4. Dari table diatas dapat diamati bahwa
semakin besar jumlah konsentrasi molar semakin rendah pula nilai pada ukuran akhir
yang diperoleh menghasilkan angka positif lalu negatif. Semakin tinggi nilai
akhir setelah diberi perlakuan terjadi akibat adanya potensial air, semakin pekat
larutan, konsentrasi sukrosa, perubahan ukuran yang terjadi menyusut semakin besar
Potensial air yang diamati dapat berbeda karena komponen potensial air pada
tumbuhan terdiri atas potensial osmosis (solute) dan potensial turgor (tekanan), dan
dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung akan memasuki sel,
dan sebaliknya potensial turgor dalam sel mengakibatkan air murni meninggalkan sel,
16
pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan
nol yang terjadi pada saat sel mengalami plasmolisis, nilai potensial osmotik dalam
partikel-partikel, bahan terlarut yang larut didalamnya dan gravitasi. (Jarwati, 2016).
4.2.1 Hasil
4.2.2 Pembahasan
daun kelor, daun nanas dan daun ketapang didapatkan hasil jenis pigmen yang
terdapat pada kelor adalah klorofil b, pada daun nanas adalah pigmen xanthophyl dan
Hal ini sesuai dengan teori bahwa klorofil a mempunyai warna biru hijau,
sedangkan klorofil b mempunyai warna kuning hijau dan memiliki gugus aldehid.
Pigmen selanjutnya adalah karotenoid, karotenoid terdiri dari karoten dan xantofil.
17
Pada hasil pengamatan modul 2 dapat terjadi karena adanya xanthophyl pada
daun nanas yaitu jenis pigmen pada daun yang tampak setelah warna hijau. Pigmen
ini muncul ketika daun nanas direaksikan dengan alkohol dan dapat dilihat dengan
menggunakan kertas saring, sedangkan pada daun ketapang pigmen yang tampak
berwarna merah atau jenis pigmen yaitu likopen, penyebab dari pigmen daun
ketapang berwarna merah adalah warna daun yang kemerahan sehingga warna dari
4.3.1 Hasil
4.3.2 Pembahasan
Pada percobaan modul 3 ini kami menggunakan daun adam hawa yang
diamati dengan bahan perbandingan yaitu aquades dan sukrosa dan berdasarkan
percobaan ini hasil yang kami peroleh dengan menggunakan air yaitu stomata
menggunakan larutan sukrosa yaitu stomata terbuka sebanyak 2 dan stomata tertutup
sebanyak 18. Kemudian menghitung persentase stomata terbuka dan stomata tertutup
18
dengan jumlah total stomata yang menggunakan air dan sukrosa, menggunakan air
(aquades) yaitu sebanyak 15% stomata terbuka dan tertutup sebanyak 85% sedangkan
persentase dengan larutan sukrosa yaitu 10% stomata terbuka 90% stomata tertutup.
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel
pembantu, bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung
dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung
perubahan-perubahan turgi ditas dan sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup
membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga
yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.
Stomata tertutup lebih banyak karena penurunan tekanan turgor yang mana
jika semakin besar konsentrasi larutan sukrosa yang masuk kedalam sel maka
potensial osmosis akan berubah menjadi kecil daripada sitoplasma penjaga, hal ini
terjadi karena hampir semua air dari sel penjaga keluar dari celah air dan stomata
19
4.4 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan
4.4.1 Hasil
0.8
0.7
0.7
0.6
0.5
0.4
0.4
0.6
0.3
0.2 0.1 0,1 0.1
0.1
0
Kontrol 0.01 0.03 0.05 0.07 0.09
Konsetrasi larutan IAA (ppm)
20
4.4.2 Pembahasan
yang diberi perlakuan larutan aquades dan larutan IAA selama 48 jam, didapatkan
hasil tertinggi pada kecambah 1 adalah konsentrasi 0,05. Pada larutan kontrol dan
larutan 0,01 didapatkan hasil penurunan kecambah ke 3, dan pada larutan 0,03 dan
Hal ini berbeda dengan pernyataan (Didi kuntoro, 2016) semakin tinggi konsentrasi
suatu auksin maka semakin cepat pula tumbuhan tersebut berkembang dan
pertumbuhan suatu tanaman. Namun pengukuran yang kami peroleh adalah hasil
yang berbeda, pengukuran yang tertinggi seharusnya diperoleh pada konsentrasi 0,09
bukan 0,05. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu penyebaran IAA yang tidak
maksimal pada tanaman atau pemotongan sampel hipokotil yang tidak sesuai
sehingga mengakibatkan pembesaran sel yang tidak merata dan memperoleh hasil
21
Pada larutan kontrol pemanjangan hipokoti l bertambah, hal ini disebabkan
karena proses perkecambahan pada biji diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan sekitarnya baik dari tanah, udara, maupun media-media lainnya. Adapun
22
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil dari percobaan potensial air umbi kentang adalah berbeda-beda dari
kertas dengan fotosintesis adalah dapat melihat pigmen yang ada pada daun
nanas, daun kelor, dan daun ketapang, yaitu jenis pigmen klorofil b,
jaringan hipokotil, karena semakin tinggi konsentrasi IAA pada suatu larutan
tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,09 dan panjang jaringan terendah pada
memperhatikan kembali hasil yang ada agar supaya tidak terjadi kesalahan, dan lebih
24
DAFTAR PUSTAKA
Didi, K., Rahayu. 2016. Pengaruh macam-macam auksin pada pembentukan beberapa
varietas tanaman jati ( Tactona grandis L.). 1(1): 7-11
Ferdinand, F. 2011. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Persada.
Gustina, M., Ratih, S., Nurdin, M., Suharjo, R. 2016. Inventarisasi Patogen Pada
Tanaman Nanas (Ananas Comocus L.). Lampung.
Hani Zulfia dkk, 2018. Pengembangan sistem ontology untuk morfologi tumbuhan
obat, Jurnal ilmu computer Agri-Informatika. Vol.3 No.2, hlm.84.
Hardyansyah,, Tulus, A., Andri, S. 2020. PERBEDAAN NILAI LAJU ENDAP
DARAH (LED) MENGGUNAKAN LARUTAN NA SITRAT 3,8%
DAN DEXTROSA 5%. Jurnal Labora Medika 4(1) : 12-15
Hasidah., Mukarlina., Rousdy, W, D. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil, Karotenoid
dan Antosianin Daun Caladium. Journal of Biological Sciences
6(2):29-37
Ikawati, N. 2022. PENYULUHAN TENTANG GIZI SEIMBANG UNTUK IBU
HAMIL DALAM PENCEGAHAN DINI STUNTING. J-ABDI. Jurnal
pengabdian kepada Masyarakat 1(9): 2263-2270
Jarwati. 2016. Potensial Osmotik. Jawa Timur
Murdiyarso D, Wahid D, Adelia R. 2017. Status air tanaman sengon pada berbagai
kondisi tempat tumbuh. J. agroment. 8(1):41-53.
Ma’ruf., Miftah. 2019. Potensial Air Jaringan Tumbuhan
25
Matondan, C, O. 2022. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kopi. BEST Journal (Biology Education, Sains and
Technology) 5(1):270-275
Nanda, E, T., Safruddin, S., Chaniago, N. 2019. Pengaruh Pupuk Solid dan ZPT
Auksin Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Stek Lada (Piper ningrum
L.). Bernas :Jurnal Penelitian Pertanian 15(1):91-102
Pujiastuti, W., Muryanto, S., Lestariana, D, S. 2020. Analisa Pertumbuhan Bibit
Pepaya (Carica Papaya L.) Dengan Perlakuan Perendaman Zat
Pengatur Tumbuh Bawang Merah dan Sintetis. AGROTECH Research
Journal 1(1)
Putriani, A. 2019. Karakteristik Stomata Pada Pohon di ruangan terbuka hijau
Universitas Tanjungpura Pontianak. Jurnal hutan 7(2):746-751
Saati, A, E., Wachid, M., Nurhakim, M., Winarsih, S., Luthfi, M., Rohman, A. 2019.
Pigmen sebagai Zat Pewarna dan Antioksidan Alami. Cetakan I,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 208 hal
Saefas, S, A., S, Rosniawaty., Y, Maxiselly. 2017. Pengaruh konsentrasi zat pengatur
tumbuh alami dan sintetik terhadap pertumbuhan tanaman the (
Camellia seninsis (L.) O Kuntze) klon GMB 7 setelah centering.
Jurnal Kultiivasi 16(2).
Salma., Intan. 2020. Pemisahan Pigmen Warna
Setiawati, T., Hardianti, F., I Syamsi. 2019. PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA
PADA DAUN Hibicus tiliaceus Linn. Jurnal Pro-Life 6(2)
Sinuhaji, C, D. 2018. IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA LIPTINT
BERMEREK X YANG BEREDAR DI PASAR USU PADANG
BULAN. [Skripsi]. Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Medan
Sinurat, P. 2018. IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS TANAMAN
KENTANG (solanum tuberosum L.) DI KABUPATEN
SIMALUNGUN DAN KABUPATEN KABO. [Skripsi]. Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Sofyan, N., Triatmoko, A. H., Iftitah, S, N. 2018. Optimalisasi ZPT (zat pengatur
tumbuh ) alami ekstrak bawang merah (Allium cepa fa Ascalonicum)
sebagai pemacu pertumbuhan akar stek tanaman buah tin (Ficus
carica). VIGOR : Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 3(2):
46-48
26
Sulistiana, S., Setijorini, L, E. 2016. AKUMULASI TIMBAL (PB) DAN
STRUKTUR STOMATA DAUN PURING (CODIAEUM
VARIEGATUM). Jurnal Biologi
Visira, D, S. 2019. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Bibit Stek Pada
Sulur Panjat. [Skripsi]
Zulfikar, F, M., Kusdiantini, E., Nurjannah, S. 2017. IDENTIFIKASI JENIS
PIGMEN DAN UJI POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK PIGMEN
BAKTERI Rhodococcus sp HASIL ISOLASI DARI SEDIMEN
SUMBER AIR PANAS GEDONG SONGO. Jurnal Biologi 6(4):106-
114
27
LAMPIRAN
28
LAMPIRAN PERHITUNGAN
RUMUS :
RUMUS :
29
Penyelesaian :
Air : stomata terbuka = 3 x 100% Sukrosa : Stomata terbuka = 2 x100%
20 20
= 15% = 10%
stomata tertutup = 17 x 100% Stomata tertutup = 18 x 100%
20 20
= 85% = 90
30
LAMPIRAN DOKUMENTASI
31
Gambar 3. Melakukan pengamatan Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan
Menutupnya Stomata
32
BIODATA PENYUSUN
e-mail : ummiijthd@gmail.com
Nama : Failam
Stambuk : E281 21 031
TTL : Kola-kola, 22 April 2003
Alamat : Jln. Hayam Wuruk
e-mail : failamilam441@gmail.com
Nama : Hafizah
Stambuk : E281 21 033
TTL : Marantele, 23 Maret 2003
Alamat : Jln. Uwe Mpoguru
e-mail : hafizahfiza2303@gmail.com
33