Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MATAKULIAH FISIOLOGI
TUMBUHAN

KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MATAKULIAH FISIOLOGI
TUMBUHAN

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Matakuliah Fisiologi Tumbuhan di Fakultas pertanian
Universitas Tadulako”

Oleh

KELOMPOK 6

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
Judul : Laporan Lengkap Pratikum Fisiologi Tumbuhan
Kelompok : 6 (Enam)
AGT :1
Nama/Stambuk : UMMI IJTIHAD /E28121030
FAILAM /E28121031
MOH ARDIANSYAH /E28121032
HAFIZAH /E28121033
ANDRIAN RISLANANDA /E28121034
Palu, Maret 2022

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung jawab

Abdul Rafik,SP,. Asmaul Husna


E28118045

Menyetujui
Dosen Penanggungjawab
Matakuliah Fisiologi Tumbuhan

Dr. sc.agr.Ir. Hendry N. Barus, M.Sc


NIP. 196511051992031004

iii
RINGKASAN

Berdasarkan hasil percobaan modul 1 (Mengukur potensial air umbi kentang)


adalah dengan memberikan perlakuan molar pada larutan sukrosa yaitu 0,2 0,4 0,6
0,8 dan 1,0 M serta terdapat control. Pada table didapatkan hasil ΔXnya adalah 0, dan
pada larutan lain dapat diamati bahwa semakin besar konsentrasi molar semakin
rendah pula nilai ukuran akhir yang diperoleh menghasikan angka positif lalu negatif.
Berdasarkan percobaan modul II (Pemisahan pigmen foto sintetik dengan
kromatografi kertas) daun yang akan diidentifikasi pigmennya adalah daun kelor,
daun nanas dan daun ketapang. Kemudian, didapatkan hasil jenis pigmen yang
terdapat pada kelor adalah klorofil b, pada daun nanas adalah pigmen xantophyl dan
pada daun ketapang adalah pigmen karoten. Berdasarkan modul III (Pengaruh turgor
terhadap membuka dan menutupnya stomata) dengan menggunakan air yaitu stomata
terbuka sebanyak 3 dan stomata tertutup sebanyak 17, sedangkan dengan
menggunakan larutan sukrosa yaitu stomata terbuka sebanyak 2 dan stomata tertutup
sebanyak 18. Kemudian menghitung persentase stomata terbuka dan stomata tertutup
yang menggunakan air dan sukrosa, menggunakan air (aquades) yaitu sebanyak 15%
stomata terbuka dan tertutup sebanyak 85% sedangkan persentase dengan larutan
sukrosa yaitu 10% stomata terbuka 90% stomata tertutup. Dan berdasarkan modul IV
(Pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan) diperoleh panjang hipokotil yang
diberi perlakuan larutan aquades dan larutan IAA selama 48 jam, didapatkan hasil
tertinggi pada kecambah 1 adalah konsentrasi 0,05. Pada larutan control dan larutan
0,01 didapatkan hasil penurunan kecambah ke 3, dan pada larutan 0,03 dan 0,05
untuk kecambah 1 meningkat, namun pada konsentrasi 0,07 pengukuran menurun dan
meningkat kembali pada konsentrasi 0,09.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyeselesaikan penyusunan Laporan

Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Laporan ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan mata kuiah Fisiologi Tumbuhan.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan

ini, terutama kepada:

1. Dr. Sc. Agr. Henry N. Barus., M.Sc

Sebagai Dosen Penanggungjawab Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan.

2. Abdul Rafika, SP., Sebagai Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah

Fisiologi Tumbuhan.

3. Asmaul Husna sebagai Asisten Penanggung jawab AGT 1 Praktikum Mata

Kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan ini,

namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu

dengan penuh rasa rendah hati penyusun dapat menerima kritik dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya.
Palu, Maret 2022

penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Manfaat Praktikum

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mengukur Potensial Air Umbi Kentang


2.1.1 Morfologi Tanaman
2.1.2 Fungsi Air
2.1.3 Pengertian Tekanan Osmotik
2.2 Pemisahan Pigmen dengan Kromatografi Kertas
2.2.1 Pengertian Pigmen
2.2.2 Jenis-jenis Pigmen
2.3 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata
2.3.1 Pengertian Stomata
2.3.2 Fungsi Stomata
2.3.3 Pengaruh Turgor Terhadap Stomata
2.4 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan
2.4.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
2.4.2 Pengertian Zat Pengatur Tumbuh
2.4.3 Pengertian Auksin

vi
2.4.4 Fungsi Auksin

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Mengukur Potensial Air Umbi Kentang
3.3.2 Pemisahan Kromatografi Kertas
3.3.3 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata
3.3.4 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengukur Potensial Air Umbi Kentang


4.1.1 Hasil
4.1.2 Pembahasan
4.2 Pemisahan Pigmen dengan KromatografI Kertas
4.2.1 Hasil
4.2.2 Pembahasan
4.3 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata
4.3.1 Hasil
4.3.2 Pembahasan
4.4 Pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan
4.4.1 Hasil
4.4.2 Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Hasil pengamatan potensial air umbi kentang


2. Hasil pemisahan pigmen dengan kromatografi kertas
3. Hasil pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata
4. Hasil pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam tumbuhan.

Mempelajari fisiologi tumbuhan akan menambah kekaguman kita akan banyak hal

yang terjadi didalam kehidupan. Kajian tentang fisiologi tumbuhan lebih ditujukan

kepada berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam tumbuhan.

Ruang gerak untuk mencari keterangan keterangan yang berhubungan dengan

kehidupan tumbuhan dibatasi oleh hukum-hukum alam. (Campbell, 2010).

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam

semesta. Selain itu tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki daun, batang

dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan

klorofil untuk menjalani proses fotosintesis sedangkan bunga,buah dan biji bagian

dari. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat

menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan

oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh

makhluk hidup lain. (Ferdinand, 2011).

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk luar tumbuhan

meliputi organ vegetatif (akar, batang, daun) dan organ generative (bunga, buah, dan

biji) tumbuhan. ( Zulfia, H. dkk,2018)


Potensial air tanaman merupakan suatu karakteristik yang menjelaskan hubungan air

tanaman. Potensial air tanaman berguna untuk menduga respon tanaman terhadap

lingkungan tumbuhnya, misalnya cekaman air akibat hujan yang berlebih dan

mencegah terhadap faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan

tanaman (Murdiyarso. 2017).

Stomata adalah bagian tumbuhan sebagai salah satu jalur yang digunakan

tumbuhan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Stomata juga merupakan

lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi oleh dua sel

penutup. Stomata terdiri dari sel penutup dan sel tetangga. Frekuensi stomata tiap-tiap

tumbuhan beragam. Stomata merupakan salah satu derivate epidermis, sehingga

perubahan intensitas cahaya yang berpengaruh terhadap epidermis juga akan

berpengaruh terhadap stomata (Abizar, 2017).

Stomata juga merupakan kombinasi dari dua sel penutup yang terdiri dari

sel-sel epidermis khusus terletak di epidermis daun, terdapat pula lubang di antara

dua sel penutup yang disebut dengan porus stomata. Karakteristik stomata pada daun

meliputi jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, kerapatan

stomata, dan jenis stomata. (Setiawati, 2019).

Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang,

akar dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan

memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan

penting dalam pertumbuhan tumbuhan. (Sofyan, 2018).

2
Pigmen adalah zat pemberi warna yang lazim digunakan dalam industry farmasi,

kosmetik, dan makanan. Pigmen dapat diperoleh secara sintetis dan alami. Pigmen

alami dapat diperoleh dari tumbuhan. (Zulfikar, 2017).

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis

yang mempromosikan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara

kualitatif dan perkembangan tanaman, ZPT (fitohormon) tumbuhan merupakan

senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. .(Pujiastuti, 2020).

Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA, IAA, IBA, dan 2,4-D

berfungsi dalam meningkatkan tekanan osmotik, permeabilitas sel, mengurangi

tekanan pada dinding sel, meningkatkan plastisitas dan mengembangkan dinding sel,

serta meningkatkan sintesis protein. Di samping itu auksin berperan menstimulasi

pemanjangan dan pembesaran sel, sedangkan ZPT golongan sitokinin seperti kinetin,

BAP atau BA berfungsi dalam pembelahan sel. Auksin yang merupakan hormone

yang terhadap tumbuhan mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan

perkembangan.. (Ikawati, 2022).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari Modul 1 adalah Mengukur Potensial Air Umbi Kentang yaitu

untuk mengetahui tekanan osmotik sel/jaringan pada tanaman kentang (Solanum

tuberosum L). Modul 2 yaitu Pemisahan Pigmen Fotosintetik dengan

Kromatografi Kertas yaitu untuk mengetahui jenis-jenis pigmen pada suatu daun

3
tumbuhan. Modul 3 adalah pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya

stomata yaitu untuk mempelajari pengaruh tekanan turgor terhadap mekanisme

membuka dan menutup stomata. Terakhir Modul 4 yaitu pengaruh auksin terhadap

pemanjangan jaringan yaitu untuk mempelajari cara menentukan pengaruh auksin

terhadap pemanjangan jaringan.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari Modul satu Mengukur Potensial Air Umbi Kentang yaitu kita

dapat mengetahui tekanan osmotic sel/jaringan pada tanaman kentang (solanum

tuberosum L). Modul dua Pemisah Pigmen Fotosintetik dengan Kromatografi Kertas

yaitu kita dapat mengetahui jenis-jenis pigmen pada suatu daun tumbuhan. System.

Modul tiga pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata yaitu kita

dapat mengetahui pengaruh turgor terhadap mekanisme membuka dan menutup

stomata. Modul empat pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan yaitu kita

dapat mengetahui cara menentukan pengaruh auksin terhadap pemanjangan

jaringan.

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengukur Potensial Air Umbi Kentang

2.1.1 Morfologi Tanaman Kentang

Kentang terdiri dari beberapa jenis dan beragam varietas, Jenis-jenis tersebut

memiliki perbedaan bentuk, ukuran, warna kulit, daya simpan, komposisi kimia, sifat

pengolahan dan umur panen. Tanaman kentang memilik i perakaran akar serabut

dan tunggang, akar tunggang menembus tanah sampai kedalaman 45 cm sedangkan

akar serabut tumbuh menyebar ke arah samping dan menembus tanah datar. Batang

tanaman kentang kecil, lunak, bagian dalamnya berlubang dan bergabus, bentuknya

persegi tertutup dan dilapisi bulu-bulu halus, batang berbentuk segi empat atau segi

lima, tergantung varietasnya, tidak berkayu, dan bertekstur agak keras. Daun

merupakan organ tanaman kentang yang paling aktif dan terlihat, fungsi terpenting

daun adalah menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesis. Buah kentang

dihasilkan dari proses penyerbukan bunga kentang, setelah proses penyerbukan

terjadi bakal buah akan membesar dan pada akhirnya berubah menjadi buah, buah

kentang berbentuk bulat dan berdiameter kurang lebih 2,5 cm (Sinurat, 2018).
2.1.2 Fungsi Air

Air berfungsi bagi makluk hidup termasuk tumbuhan. Air memiliki sifat-

sifat yang sangat cocok dan berperan penting dalam fisiologi tumbuhan. Ai r yang

diserap tumbuhan adalah air yang tersedia dalam tanah. Potensial air dalam tanah

umumnya lebih tinggi daripada potensial air di atmosfer, potensial air tanah sama

dengan potensial air sel yang mempunyai 2 komponen yaitu potensial osmotik dan

potensial tekanan (Advinda, 2018)

2.1.3 Pengertian Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan

kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan

oleh suatu membran yang dapat ditebus hanya oleh pelarut tersebut. Tekanan osmotik

juga dapat disebut dengan tekanan yang di perlukan untuk menghentikan osmosis,

yaitu gerakan molekul melewati membran semipermeable ke larutan yang lebih

pekat. (Hardyansa, 2020).

2.2 Pemisahan Pigmen dengan Kromatografi Kertas

2.2.1 Pengertian Pigmen

Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak

sebagai proses absorbsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu,

molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu dan dapat

memantulkan panjang gelombang tampak lainnya.(Sinuhaji, 2018)

6
Pigmen adalah zat pemberi warna yang lazim digunakan dalam industri

farmasi, kosmetik, dan makanan. Pigmen dapat diperoleh secara sintetis dan alami.

Pigmen alami dapat diperoleh dari tumbuhan (Zulfikar, 2017).

2.2.2 Jenis-jenis Pigmen

Variasi warna pada daun disebabkan oleh adanya pigmen klorofil, pigmen

karotenoid, dan pigmen antosianin dalam jaringan daun (Hasidah, 2017). Jenis-jenis

pigmen alami yang dapat diperoleh dari hasil ekstrak pada bagian tumbuhan seperti

akar, kayu, daun, biji ataupun bunga, diantaranya adalah klorofil, karoten, biksin,

caramel, antosianin, tannin, dan kurkumin ( Saati, 2019)

2.3 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata

2.3.1 Pengertian Stomata

Stomata adalah bagian tumbuhan sebagai salah satu jalur yang digunakan

tumbuhan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Stomata juga merupakan

lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi oleh dua sel

penutup. Stomata terdiri dari sel penutup dan sel tetangga. Frekuensi stomata tiap-

tiap tumbuhan beragam. Stomata sebagian besar terletak pada bagian daun yakni

diatas dan dipermukaan daun. (Abizar, 2017).

Stomata juga merupakan kombinasi dari dua sel penutup yang terdiri dari

sel-sel epidermis khusus terletak di epidermis daun, terdapat pula lubang di antara

dua sel penutup yang disebut dengan porus stomata. Karakteristik stomata pada daun

meliputi jumlah stomata total, jumlah stomata yang terbuka dan tertutup, kerapatan

stomata, dan jenis stomata. Stomata terlibat dalam proses pertukaran gas dengan

7
lingkungan seperti mengatur hilangnya air melalui proses transpirasi dan proses

pengambilan CO2 (karbon dioksida) selama fotosintesis. Pengendalian kehilangan

air sangat penting guna menghindari dehidrasi daun karena transpirasi yang

berlebihan. Cahaya matahari mempengaruhi kerja stomata dalam membuka dan

menutupnya stomata. Cahaya matahari merangsang sel penutup untuk menyerap ion

K+ dan air, sehingga stomata membuka. Selain itu, jam biologis memicu serapan ion

pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi

pembebasan ion yang menyebabkan stomata menutup. (Setiawati, 2019).

2.3.2 Fungsi Stomata

Fungsi utama stomata adalah sebagai tempat pertukaran gas seperti CO2

(karbon dioksida) yang diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Namun,

stomata juga bertindak sebagai salah satu jalur masuknya polutan terutama polutan

yang berasal dari udara. (Sulistiana, 2016)

2.3.3 Pengaruh Turgor Terhadap Stomata

Mekanisme menutup dan membukanya stomata tergantung dari tekanan

turgor sel tanaman, perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya,

atau hormon asam absisat. Saat pagi hari, stomata masih mengandung amilum di

dalam sel-sel penutupnya. Adanya pengaruh cahaya matahari membangkitkan

klorofil dalam kloroplas sel-sel palisade parenkim dan spon untuk mengadakan reaksi

fotosintesis. Adanya proses fotosintesis menyebabkan kadar CO2 di dalam sel-sel

8
tersebut menurun karena sebagian molekul CO2 mengalami reduksi menjadi CH2O.

Akibat peristiwa reduksi ini, maka ion-ion H+ berkurang dan menyebabkan pH

lingkungan menjadi bertambah menuju ke basa. Kenaikan pH ini sangat baik bagi

kegiatan enzim posporilasi guna mengubah amilum yang ada di dalam sel-sel

penutup menjadi glukosa 1-fosfat. Terbentuknya glukosa menyebabkan kenaikan

nilai osmosis sel-sel penutup stomata yang kemudian menyebabkan masuknya air

dari sel-sel tetangganya. Pertambahan volume ini menimbulkan turgor, sehingga

dinding-dinding sel penutup mengembang dan stomata terbuka. Bertambah dan

berkurangnya ukuran celah pada sel penutup adalah akibat dari perubahan tekanan

turgor pada sel penutup Perubahan ini disebabkan oleh masuknya air dari sel

tetangga kedalam sel penutup stomata, selanjutnya sel penutup mengalami kelebihan

air (turgid) dan sel penutup mendorong dinding sel tetangga yang menyebabkan

stomata membuka. Stomata menutup apabila sel tetangga mengalami kelebihan air

dan sel penutup mengalami kekurangan air sehingga sel tetangga mendorong dinding

sel penutup kearah depan (Setiawati, 2019)

2.4 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan

2.4.1 Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang bersifat kuantitatif,

sedangkan perkembangan adalah proses kualitatif. Dilansir situs Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pertumbuhan dan perkembangan pada

9
tumbuhan diawali dengan perkecambahan. Kecambah kemudian berkembang

menjadi tumbuhan kecil. pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor internal yang berasal dari tanaman itu sendiri dan faktor lingkungan yang

berasal dari lingkungan tumbuhnya. (Matondan, 2022).

2.4.2 Pengertian zat pengatur tumbuh

Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik alami atau sintetis yang

mempromosikan, menghambat atau memodifikasi pertumbuhan secara kualitatif dan

perkembangan tanaman. Zat Pengatur Tumbuhan (fitohormon) tumbuhan merupakan

senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,

menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. .(Pujiastuti, 2020).

Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA, IAA, IBA, dan 2,4-D

berfungsi dalam meningkatkan tekanan osmotik, permeabilitas sel, mengurangi

tekanan pada dinding sel, meningkatkan plastisitas dan mengembangkan dinding sel,

serta meningkatkan sintesis protein. Di samping itu auksin berperan menstimulasi

pemanjangan dan pembesaran sel, sedangkan ZPT golongan sitokinin seperti kinetin,

BAP atau BA berfungsi dalam pembelahan sel. Dua larutan dengan konsentrasi

berbeda yang dipisahkan oleh membran semipermeabel, cairan pelarut akan

cenderung berdifusi melalui membran dari konsentrasi rendah kelarutan dengan

konsentrasi yang lebih tinggi. Proses ini disebut tekanan osmotik.(Ikawati, 2022).

2.4.3 Pengertian auksin

10
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang,

akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan

memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan

penting dalam pertumbuhan tumbuhan. (Sofyan, 2018).

2.4.4 Fungsi auksin

Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat

pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,

mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat

pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini

sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah

satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja

auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya

matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga

hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar

matahari atau yang disebut dengan fototropisme. (Nanda,2019).

11
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum fisiologi tumbuhan dilaksanakan di Laboratorium

Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Waktu pelaksanaan

praktikum Fisiologi Tumbuhan setiap hari selasa pukul 13 : 00 – 16 : 00 WITA.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan praktikan yaitu pisau, alat pengebor gabus, mistar

dengan skala millimeter, botol, lumpang dan alu porselen, jepitan kertas, cawan petri,

sentrifuge, labu ukur 100 ml, tempat rol film,mikroskop, gelas objek, gelas penutup,

pipet tetes, pinset, gelas ukur 5 ml dan mistar.

Bahan yang digunakan yaitu umbi kentang, seri larutan sukrosa dengan

konsentrasi 0;0,2M; 0,4M; 0,6M; 0,8M; dan 1,0M, kertas saring 3 x 15 cm, alkohol

70%, daun kelor, daun nanas, daun ketapang, aquades, kertas saring, larutan sukrosa

10%, kecambah kacang hijau, larutan IAA 0.01 PPM; 0,03 PPM; 0,005 PPM; 0,07

PPM; dan 0,09 ppm.


3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Mengukur potensial air umbi kentang

Memilih umbi kentang yang besar, kemudian membuat silinder umbi dengan

alat pengebor sepanjang 4 cm sebanyak 4 buah, menyiapkan botol larutan sukrosa

sebanyak 25 ml, memasukan potongan umbi kedalam botol, menutup botol dengan

rapat dan biarkan silinder umbi dalam larutan selama 1 jam, setelah 1 jam ambil

kembali umbi dan ukur panjangnya, kemudian catat hasil pengukuran, hitunglah

panjang rata-rata dari keempat potongan umbi tersebut, kemudian buatlah grafik dari

data yang diperoleh, lalu tentukan konsentrasi molar silinder umbi dengan grafik

yang merupakan potensial air umbi.

1.3.2. Pemisahan pigmen dengan kromatografi kertas


Mengambil 1 gram daun yang telah ditumbuk halus, ekstraklah dengan 20

ml alkohol 70% sampai seluruh klorofil terlarut, kemudian endapkan ampasnya

dengan menggunakan sentrifugasi atau didiamkan beberapa saat,setelah itu tuangkan

cairan ekstrak ke tempat roll film, ambil kertas saring dan pegang dengan penjepit,

celupkan bagian ujung yang lain kedalam ekstrak klorofil pada tempat roll film, lalu

biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama hingga terlihat pemisahan

pigmen yang ada pada daun sampel, dan amati pigmen yang diperoleh pada kertas

saring tersebut.

13
3.3.3 Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata

Membuat sayatan epidermis bawah daun Rhoeo discolour ( adam hawa )

dengan menggunakan silet, lalu letakan pada gelas objek dengan setetes air,

selanjutnya ditutup dengan gelas penutup, kemudian amati dibawah dibawah

mikroskop apakah stomata dalam keadaan membuka atau menutup, sambil

mengamati sampel dibawah mikroskop gantilah reagen air dengan larutan sukrosa

10% dengan cara meneteskan pada sisi gelas penutup dan menghisapnya dengan

kertas saring pada sisi lain, kemudian amati perubahan apa yang terjadi, hitunglah

persentase jumlah stomata terbuka dan stomata tertutup.

% stomata terbuka = Jumlah stomata terbuka x 100%


Total stomata
% stomata tertutup = Jumlah stomata tertutup x 100%
Total stomata

3.3.4 Pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan

Membuat potongan hipokotil kecambah kacang hijau sepanjang 1 cm,

siapkan larutan IAA sesuai konsentrasi masing-masing 5 ml pada cawan petri

menggunakan aquades sebagai kontrol, kemudian masukkan masing-masing 3

potongan hipokotil pada larutan yang disediakan, simpan ditempat gelap selama 48

jam, selanjutnya lakukan pengukuran kembali setelah penyimpanan lalu bandingkan

dengan ukuran hipokotil kecambah awal, kemudian buatkan

perbandingan dari semua perlakuan yang ada.

14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengukur Potensial Air Umbi Kentang

4.1.1 Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan potensial air umbi kentang


Perlakuan (M) X0 X1 ΔX
Kontrol (Air) 4 4 0
0,2 4 4,1 0,1
0,4 4 3,5 -0,5
0,6 4 3,6 -0,4
0,8 4 3,65 -0,35
1,0 4 3,6 -0,4

4.5
4 4 4 4 4 4
4
Selisih panjang umbi kentang (Δx)

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kontrol (Air) 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
Perlakuan (M)

Gambar 1. Grafik Hasil pengamatan air umbi kentang


4.1.2 Pembahasan

Berdasarkan modul 1 hasil yang diperoleh pada potensial air umbi kentang,

dengan memberikan perlakuan molar pada larutan sukrosa yaitu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8

dan 1,0 M serta terdapat kontrol. Pada tabel didapatkan hasil ΔX-nya adalah pada

kontrol yaitu 0, dan pada konsentrasi larutan 0,2 M yaitu 0,1; konsentrasi larutan 0,4

M yaitu -0,5; konsentrasi larutan 0,6 M yaitu -0,4; konsentrasi larutan 0,8 M yaitu -

035 dan konsentrasi larutan 1,0 M yaitu -0,4. Dari table diatas dapat diamati bahwa

semakin besar jumlah konsentrasi molar semakin rendah pula nilai pada ukuran akhir

yang diperoleh menghasilkan angka positif lalu negatif. Semakin tinggi nilai

molaritas larutan sukrosa, perubahan berat menjadi semakin negative

Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa penambahan tekanan (terbentuknya

tekanan turgor ) mengakibatkan potensial tekanan lebih positif. Perubahan ukuran

akhir setelah diberi perlakuan terjadi akibat adanya potensial air, semakin pekat

larutan, konsentrasi sukrosa, perubahan ukuran yang terjadi menyusut semakin besar

terjadi ( Ma’ruf, 2019).

Potensial air yang diamati dapat berbeda karena komponen potensial air pada

tumbuhan terdiri atas potensial osmosis (solute) dan potensial turgor (tekanan), dan

dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung akan memasuki sel,

dan sebaliknya potensial turgor dalam sel mengakibatkan air murni meninggalkan sel,

16
pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan

nol yang terjadi pada saat sel mengalami plasmolisis, nilai potensial osmotik dalam

tumbuhann dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya adalah tekanan, suhu, adanya

partikel-partikel, bahan terlarut yang larut didalamnya dan gravitasi. (Jarwati, 2016).

4.2 Pemisahan Pigmen dengan Kromatografi Kertas

4.2.1 Hasil

Table 2. Hasil pengamatan pemisahan pigmen dengan kromatografi kertas


Jenis daun Pigmen yang tampak Jenis pigmen
Kelor Hijau kekuningan Klorofil b
Nanas Kuning Xanthophyll
Ketapang Merah Karoten

4.2.2 Pembahasan

Berdasarkan modul 2 yaitu daun yang akan diidentifikasi pigmennya adalah

daun kelor, daun nanas dan daun ketapang didapatkan hasil jenis pigmen yang

terdapat pada kelor adalah klorofil b, pada daun nanas adalah pigmen xanthophyl dan

pada daun ketapang adalah pigmen karoten.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa klorofil a mempunyai warna biru hijau,

sedangkan klorofil b mempunyai warna kuning hijau dan memiliki gugus aldehid.

Pigmen selanjutnya adalah karotenoid, karotenoid terdiri dari karoten dan xantofil.

Pigmen karoten adalah berwarna merah jingga, sedangkan xanthophyll berwarna

kuning (Salma, 2020).

17
Pada hasil pengamatan modul 2 dapat terjadi karena adanya xanthophyl pada

daun nanas yaitu jenis pigmen pada daun yang tampak setelah warna hijau. Pigmen

ini muncul ketika daun nanas direaksikan dengan alkohol dan dapat dilihat dengan

menggunakan kertas saring, sedangkan pada daun ketapang pigmen yang tampak

berwarna merah atau jenis pigmen yaitu likopen, penyebab dari pigmen daun

ketapang berwarna merah adalah warna daun yang kemerahan sehingga warna dari

pigmen menjadi warna merah ( Gustina, 2016).

4.3 Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan Menutupnya Stomata

4.3.1 Hasil

Tabel 3. Hasil pengamatan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya


stomata
Media Stomata Stomata % stomata % stomata
terbuka tertutup terbuka tertutup
Air 3 17 15% 90%
Sukrosa 2 18 10% 85%

4.3.2 Pembahasan

Pada percobaan modul 3 ini kami menggunakan daun adam hawa yang

diamati dengan bahan perbandingan yaitu aquades dan sukrosa dan berdasarkan

percobaan ini hasil yang kami peroleh dengan menggunakan air yaitu stomata

terbuka sebanyak 3 dan stomata tertutup sebanyak 17, sedangkan dengan

menggunakan larutan sukrosa yaitu stomata terbuka sebanyak 2 dan stomata tertutup

sebanyak 18. Kemudian menghitung persentase stomata terbuka dan stomata tertutup

18
dengan jumlah total stomata yang menggunakan air dan sukrosa, menggunakan air

(aquades) yaitu sebanyak 15% stomata terbuka dan tertutup sebanyak 85% sedangkan

persentase dengan larutan sukrosa yaitu 10% stomata terbuka 90% stomata tertutup.

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel

pembantu, bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung

dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung

cukup besar) menjadi sangat cekung, karena membuka lubang.

Oleh karena itu, membuka dan menutupnya stomata tergantung pada

perubahan-perubahan turgi ditas dan sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup

turgid lubang membuka dan sel-sel mengendur pori-pori/lubang penutup, stomata

membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga

yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.

(Anidarfi dkk, 2020)

Stomata tertutup lebih banyak karena penurunan tekanan turgor yang mana

jika semakin besar konsentrasi larutan sukrosa yang masuk kedalam sel maka

potensial osmosis akan berubah menjadi kecil daripada sitoplasma penjaga, hal ini

terjadi karena hampir semua air dari sel penjaga keluar dari celah air dan stomata

semakin sempit (Putriani, 2019).

19
4.4 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan

4.4.1 Hasil

Table 4. Hasil pengamatan pengaruh auksin terhadap pemanjang jaringan


Konsentrasi Panjang awal (P0) Panjang akhir Selisih (ΔX)
(ppm) (P1)
Kontrol 1 cm 1,1/1/1,3 0,1/0/0,3
0,01 1 cm 1,1/1,1/1 0,1/0,1/0
0,03 1 cm 1,4/1,2/1,2 0,4/0,2/0,2
0,05 1 cm 1,7/1/1 0,7/0/0
0,07 1 cm 1,1/1,2/1,2 0,1/0,2/0,2
0,09 1 cm 1,6/1/1,2 0,6/0/0,2

Gambar 2. Hasil pengamatan pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan


1
0.9
Selisih panjang hipokotil (ΔP)

0.8
0.7
0.7
0.6
0.5
0.4
0.4
0.6
0.3
0.2 0.1 0,1 0.1
0.1
0
Kontrol 0.01 0.03 0.05 0.07 0.09
Konsetrasi larutan IAA (ppm)

20
4.4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan modul 4 pada tabel diatas, panjang hipokotil

yang diberi perlakuan larutan aquades dan larutan IAA selama 48 jam, didapatkan

hasil tertinggi pada kecambah 1 adalah konsentrasi 0,05. Pada larutan kontrol dan

larutan 0,01 didapatkan hasil penurunan kecambah ke 3, dan pada larutan 0,03 dan

0,05 untuk kecambah 1 meningkat, namun pada konsentrasi 0,07 pengukuran

menurun dan meningkat kembali pada konsentrasi 0,09.

Hal ini berbeda dengan pernyataan (Didi kuntoro, 2016) semakin tinggi konsentrasi

suatu auksin maka semakin cepat pula tumbuhan tersebut berkembang dan

bertumbuh tinggi. Konsentrasi larutan IAA yang tinggi dapat mempercepat

pembesaran sel-sel karena konsentrasi suatu auksin dalam tanaman mempengaruhi

pertumbuhan suatu tanaman. Namun pengukuran yang kami peroleh adalah hasil

yang berbeda, pengukuran yang tertinggi seharusnya diperoleh pada konsentrasi 0,09

bukan 0,05. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu penyebaran IAA yang tidak

maksimal pada tanaman atau pemotongan sampel hipokotil yang tidak sesuai

sehingga mengakibatkan pembesaran sel yang tidak merata dan memperoleh hasil

pemanjangan yang berbeda ( Saefas, 2017)

21
Pada larutan kontrol pemanjangan hipokoti l bertambah, hal ini disebabkan

karena proses perkecambahan pada biji diawali dengan penyerapan air dari

lingkungan sekitarnya baik dari tanah, udara, maupun media-media lainnya. Adapun

perubahan yang terjadi pada sampel dapat dilihat dari

membesarnya ukuran biji (Visira,2019).

22
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Hasil dari percobaan potensial air umbi kentang adalah berbeda-beda dari

konsentrasi yang berbeda-beda pula. Hal ini dikarenakan larutan sukrosa

semakin pekat konsentrasi larutan sukrosa semakin berkurang panjang sampel

potongan umbi kentang.

2. Hasil dari percobaan pemisahan pigmen fotosintetik dengan kromatografi

kertas dengan fotosintesis adalah dapat melihat pigmen yang ada pada daun

nanas, daun kelor, dan daun ketapang, yaitu jenis pigmen klorofil b,

xanthophyll dan likopen.

3. Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung

dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian

dalam stomata hingga merapat. Stomata tertutup lebih banyak karena

penurunan tekanan turgor.

4. Larutan IAA sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman pada panjang

jaringan hipokotil, karena semakin tinggi konsentrasi IAA pada suatu larutan

maka cepat pula pertambahan panjang jaringan hipokotil. Panjang hipokotil

tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,09 dan panjang jaringan terendah pada

konsentrasi 0,07 dan 0,0 ( control ).


5.2 Saran

Dalam praktikum praktikan harus lebih memperhatikan lagi langkah-langkah kerja

percobaan, ketika proses praktikum sedang berlangsung sebaiknya berhati-hati agar

tidak terjadi kekeliruan dan kecelakaan, jika dalam pemaparan sebaiknya

memperhatikan kembali hasil yang ada agar supaya tidak terjadi kesalahan, dan lebih

teliti lagi dalam pelaksanaan praktikum agar data yang

diperoleh tidak keliru atau sesuai dengan pernyataan yang ada.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abizar. 2017. STRUKTUR STOMATA DAUN BEBERAPA TUMBUHAN


KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) Jurnal ilmu-ilmu hayati 16(3)
Advinda, L. 2018. DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN. Cetakan I, CV Budi
Utama, Yogyakarta. 171 hal.
Anidarfi, S, Y., Elita, M. 2020. Praktek Fisiologi Tanaman. Sumatera Barat
Campbell, 2010. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan, Erlangga, Jakarta.

Didi, K., Rahayu. 2016. Pengaruh macam-macam auksin pada pembentukan beberapa
varietas tanaman jati ( Tactona grandis L.). 1(1): 7-11
Ferdinand, F. 2011. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Persada.
Gustina, M., Ratih, S., Nurdin, M., Suharjo, R. 2016. Inventarisasi Patogen Pada
Tanaman Nanas (Ananas Comocus L.). Lampung.
Hani Zulfia dkk, 2018. Pengembangan sistem ontology untuk morfologi tumbuhan
obat, Jurnal ilmu computer Agri-Informatika. Vol.3 No.2, hlm.84.
Hardyansyah,, Tulus, A., Andri, S. 2020. PERBEDAAN NILAI LAJU ENDAP
DARAH (LED) MENGGUNAKAN LARUTAN NA SITRAT 3,8%
DAN DEXTROSA 5%. Jurnal Labora Medika 4(1) : 12-15
Hasidah., Mukarlina., Rousdy, W, D. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil, Karotenoid
dan Antosianin Daun Caladium. Journal of Biological Sciences
6(2):29-37
Ikawati, N. 2022. PENYULUHAN TENTANG GIZI SEIMBANG UNTUK IBU
HAMIL DALAM PENCEGAHAN DINI STUNTING. J-ABDI. Jurnal
pengabdian kepada Masyarakat 1(9): 2263-2270
Jarwati. 2016. Potensial Osmotik. Jawa Timur
Murdiyarso D, Wahid D, Adelia R. 2017. Status air tanaman sengon pada berbagai
kondisi tempat tumbuh. J. agroment. 8(1):41-53.
Ma’ruf., Miftah. 2019. Potensial Air Jaringan Tumbuhan

25
Matondan, C, O. 2022. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kopi. BEST Journal (Biology Education, Sains and
Technology) 5(1):270-275
Nanda, E, T., Safruddin, S., Chaniago, N. 2019. Pengaruh Pupuk Solid dan ZPT
Auksin Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Stek Lada (Piper ningrum
L.). Bernas :Jurnal Penelitian Pertanian 15(1):91-102
Pujiastuti, W., Muryanto, S., Lestariana, D, S. 2020. Analisa Pertumbuhan Bibit
Pepaya (Carica Papaya L.) Dengan Perlakuan Perendaman Zat
Pengatur Tumbuh Bawang Merah dan Sintetis. AGROTECH Research
Journal 1(1)
Putriani, A. 2019. Karakteristik Stomata Pada Pohon di ruangan terbuka hijau
Universitas Tanjungpura Pontianak. Jurnal hutan 7(2):746-751
Saati, A, E., Wachid, M., Nurhakim, M., Winarsih, S., Luthfi, M., Rohman, A. 2019.
Pigmen sebagai Zat Pewarna dan Antioksidan Alami. Cetakan I,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 208 hal
Saefas, S, A., S, Rosniawaty., Y, Maxiselly. 2017. Pengaruh konsentrasi zat pengatur
tumbuh alami dan sintetik terhadap pertumbuhan tanaman the (
Camellia seninsis (L.) O Kuntze) klon GMB 7 setelah centering.
Jurnal Kultiivasi 16(2).
Salma., Intan. 2020. Pemisahan Pigmen Warna
Setiawati, T., Hardianti, F., I Syamsi. 2019. PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA
PADA DAUN Hibicus tiliaceus Linn. Jurnal Pro-Life 6(2)
Sinuhaji, C, D. 2018. IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA LIPTINT
BERMEREK X YANG BEREDAR DI PASAR USU PADANG
BULAN. [Skripsi]. Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Medan
Sinurat, P. 2018. IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS TANAMAN
KENTANG (solanum tuberosum L.) DI KABUPATEN
SIMALUNGUN DAN KABUPATEN KABO. [Skripsi]. Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Sofyan, N., Triatmoko, A. H., Iftitah, S, N. 2018. Optimalisasi ZPT (zat pengatur
tumbuh ) alami ekstrak bawang merah (Allium cepa fa Ascalonicum)
sebagai pemacu pertumbuhan akar stek tanaman buah tin (Ficus
carica). VIGOR : Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 3(2):
46-48

26
Sulistiana, S., Setijorini, L, E. 2016. AKUMULASI TIMBAL (PB) DAN
STRUKTUR STOMATA DAUN PURING (CODIAEUM
VARIEGATUM). Jurnal Biologi
Visira, D, S. 2019. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pertumbuhan Bibit Stek Pada
Sulur Panjat. [Skripsi]
Zulfikar, F, M., Kusdiantini, E., Nurjannah, S. 2017. IDENTIFIKASI JENIS
PIGMEN DAN UJI POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK PIGMEN
BAKTERI Rhodococcus sp HASIL ISOLASI DARI SEDIMEN
SUMBER AIR PANAS GEDONG SONGO. Jurnal Biologi 6(4):106-
114

27
LAMPIRAN

28
LAMPIRAN PERHITUNGAN

● Mengukur potensial air umbi kentang

RUMUS :

selisih umbi kentang = X1 – X0


penyelesaian :
1. Kontrol (Air) = 4 – 4 = 0
2. 0,2 = 4,1 – 4 = 0,1
3. 0,4 = 3,5 – 4 = -0,5
4. 0,6 = 3,6 – 4 = -0,4
5. 0,8 = 3,65 – 4 = -0,35
6. 1,0 = 3,6 – 4 = -0,4

● Pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata

RUMUS :

stomata terbuka = jumlah stomata terbuka x 100%


Total stomata
Stomata tertutup = jumlah stomata tertutup x 100%
Total stomata
Daun Adam Hawa

Air : Stomata terbuka = 3 Sukrosa : Stomata terbuka = 2


Stomata tertutup =17 Stomata tertutup = 18

29
Penyelesaian :
Air : stomata terbuka = 3 x 100% Sukrosa : Stomata terbuka = 2 x100%
20 20
= 15% = 10%
stomata tertutup = 17 x 100% Stomata tertutup = 18 x 100%
20 20
= 85% = 90

30
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1.Melakukan percobaan Mengukur Potensial Air Umbi Kentang

Gambar 2. Melakukan percobaan Pemisahan Pigmen dengan Kromatografi Kertas

31
Gambar 3. Melakukan pengamatan Pengaruh Turgor Terhadap Membuka dan
Menutupnya Stomata

Gambar 3. Melakukan pengamatan Pengaruh Auksin terhadap pemanjangan jaringan

32
BIODATA PENYUSUN

Nama : Ummi Ijtihad


Stambuk : E281 21 030
TTL : Tinabogan, 21 Juni 2003
Alamat : Perumahan Dosen

e-mail : ummiijthd@gmail.com
Nama : Failam
Stambuk : E281 21 031
TTL : Kola-kola, 22 April 2003
Alamat : Jln. Hayam Wuruk
e-mail : failamilam441@gmail.com

Nama : Moh. Ardiansyah


Stambuk : E281 21 032
TTL : Lebiti, 01 Juli 2003
Alamat : Jln. Hang Tua
e-mail : ardiansyahhardi797979@gmail.com

Nama : Hafizah
Stambuk : E281 21 033
TTL : Marantele, 23 Maret 2003
Alamat : Jln. Uwe Mpoguru
e-mail : hafizahfiza2303@gmail.com

Nama : Andrian Rislananda


Stambuk : E281 21 034
TTL : Bakti Agung, 06 Juni 2003
Alamat : Jln. Tg Pesik
e-mail : andrianrislananda@gmail.com

33

Anda mungkin juga menyukai