Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL RIVIEW

NITROGEN DAN FOSFOR

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhammad Yusuf, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 5

Elena Hasian Sitompul (4223210030)

Ribka Eliada Sitorus (4223210013)

Shelsyila Ramadhona (4222510008)

Sipa Yemima Purba (4223210005)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga
tugas ini dapat diselesaikan. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof.Dr. Muhammad Yusuf,
S.Si, M.Si yang telah membimbing penulis dalam menyusun kerangka Makalah dengan baik dan benar.
Penyusunan Laporan Makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Kimia Non-Logam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi
mahasiswa jurusan Kimia. Atas segala perhatian, do’a dan dukungan Bapak dosen dan pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 18 November 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................2

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................................4

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ...................................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan CJR ...............................................................................................................4

1.3 Manfaat .....................................................................................................................................4

1.4 Identitas Jurnal ..........................................................................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ........................................................................................................7

2.1 Jurnal 1 ......................................................................................................................................7

2.2 Jurnal 2 ......................................................................................................................................8

2.3 Jurnal 3 ......................................................................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................10

3.1 Perbandingan Jurnal ................................................................................................................10

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan Jurnal 1 ...............................................................................................................11

4.2 Kesimpulan Jurnal 2 ...............................................................................................................11

4.3. Kesimpulan Jurnal 3 ..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR

Review kritis jurnal memiliki signifikansi yang besar bagi mahasiswa karena memudahkan dalam
membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Sebelum mereview jurnal, terdapat beberapa hal penting,
seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan isi jurnal, dan
mencoba menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki
beberapa ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang membuat jurnal
ilmiah, mencakup judul dan nama penulis beserta alamat email dan asal organisasi penulis. Selain itu,
terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan, dan daftar pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal mencakup mengemukakan bagian diskusi,
pendahuluan, dan kesimpulan. Aspek-aspek yang perlu ditampilkan dalam review kritis jurnal melibatkan
pengungkapan landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya, tujuan
yang ingin dicapai, metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul
data, dan analisis data yang digunakan. Selain itu, hasil dari penelitian tersebut perlu diambil dengan
memberikan deskripsi singkat, jelas, dan padat, serta menyimpulkan isi dari jurnal.

1.2 Tujuan Penulisan CJR

1. Memenuhi tugas CJR matakuliah kimia nonlogam


2. Mempermudah memahami inti dari hasil penelitian
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meriview jurnal
4. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai Nitrogen dan Fosfor

1.3 Manfaat CJR

1. Membantu semua kalangan khususnya mahasiswa dalam mengetahui inti dari hasil penelitian
yang terdapat dalam suatu jurnal
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penelitian berikutnya

4
1.4 Identitas Jurnal

A. Jurnal 1

 Judul : Serapan Nitrogen dan Fosfor serta Hasil Jagung yang dipengaruhi oleh Aplikasi
Pupuk dengan Berbagai Teknik dan Dosis pada Tanah Inceptisols
 Penulis : 1. Fitriatin, B.N
2. M.I.M. Yusuf
3. A. Nurbaity
4. N.N. Kamaluddin
5. M. Rachmady
6. E.T. Sofyan
 Tahun Terbit : 2021
 Volume/Nomor : 20/3
 Halaman : 183-188
 Nama Jurnal : Jurnal Kultivasi

B. Jurnal 2

5
 Judul : Analisis Bahan Organik Nitrogen (N) dan Fosfor (P) pada Sedimen di Kawasan
Konservasi Mangrove dan Bekantan KKMB Kota Tarakan
 Penulis : 1. Yulma
2. Gazali Salim
3. Yakob Sampe
 Tahun Terbit : 2018
 Volume/Nomor : 1/2
 Halaman : 75-82
 Nama Jurnal : Jurnal Borneo Saintek

C. Jurnal 3

 Judul : Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung (Zea Mays L) pada Tanah Regosol dan Latosol
 Penulis : 1. Arifin Fahmi
2. Syamsudin
3. Sri Nuryani H Utami
4. Bostang Radjagukguk
 Tahun Terbit : 2010
 Volume/Nomor : 10/3
 Halaman : 297-304
 Nama Jurnal : Berita Biologi

6
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 Jurnal 1

Serapan N dan P Tanaman. Aplikasi pupuk hayati dengan metode perlakuan benih dan aplikasi ke
dalam tanah serta kombinasinya berpengaruh nyata terhadap serapan hara N dan P tanaman jagung (Tabel
1). Serapan nitrogen paling besar terdapat pada perlakuan kombinasi perlakuan benih (500 g/ha) +
aplikasi ke dalam tanah (50 kg/ha), sedangkan serapan N yang paling rendah pada perlakuan tanpa
aplikasi pupuk hayati (kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati mampu
meningkatkan kandungan N tanah sehingga mampu meningkatkan N yang diserap tanaman. Rasyid et al.
(2010) menyatakan bahwa besarnya jumlah nitrogen yang diberikan akan mempengaruhi kadar nitrogen
dalam tanaman.

Aplikasi pupuk hayati melalui kombinasi pada benih dan perlakuan ke dalam tanah lebih baik
dibandingkan hanya pada benih atau perlakuan pada tanah saja. Hal ini disebabkan pemberian pupuk
hayati yang dilakukan pada tanah dan benih akan semakin meningkatkan populasi bakteri di daerah
rhizosfer. Peningkatan jumlah mikroba akibat penambahan pupuk hayati yang mengandung bakteri
pemfiksasi nitrogen mampu meningkatkan N tanah sehingga serapan N oleh tanaman menjadi lebih
tinggi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Medhat et al. (2011) bahwa aplikasi pupuk hayati yang
mengandung Azotobacter sp. dan Azospirillum sp. mampu meningkatkan serapan hara N pada tanaman
karena kemampuan kedua bakteri tersebut dalam menambat N.

Aplikasi pupuk hayati yang mengandung bakteri pemfiksasi N dan pelarut P mempengaruhi serapan P
tanaman jagung. Aplikasi pupuk hayati pada benih dan tanah lebih meningkatkan serapan P tanaman
dibandingkan dengan perlakuan metode perlakuan benih atauaplikasi ke dalam tanah saja. Aplikasi pupuk
hayati metode perlakuan benih 500 g/ha ditambah aplikasi ke dalam tanah 50 kg/ha atau ditambah
aplikasi ke dalam tanah 25 kg/ha berbeda nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman dibandingkan
dengan perlakuan perlakuan benih saja sebanyak 250 g/ha dan perlakuan tanpa pupuk hayati.

Aplikasi benih 500 g/ha + aplikasi ke dalam tanah 50 kg/ha meningkatkan serapan P tanaman paling
tinggi dibanding perlakuan lainnya, yaitu 21,45 mg. Peningkatan serapan P pada tanaman dipengaruhi
oleh ketersediaan P, penyebaran akar, dan kemampuan akar dalam menyerap P. Hasil Tanaman. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati yang mengandung bakteri pemfiksasi N

7
(Azotobacter chroococcum dan Azospirillum sp.) serta bakteri pelarut P (Pseudomonas malei dan
Bacillus subtillis) mampu meningkatkan hasil jagung hingga 126,3% dibandingkan dengan kontrol.
Analisis statistik menunjukkan bahwa hasil jagung (bobot tongkol tanpa kelobot) terbaik diperoleh dari
perlakuan perlakuan benih 250 g/ha + aplikasi ke dalam tanah 25 kg/ha dengan hasil sebesar 151,01 g per
tanaman. Peningkatan produksi hasil jagung dengan perlakuan pupuk hayati diperkirakan terjadi karena
terjadinya adanya keseimbangan hara baik di dalam tanah yang dikarenakan disebabkan kinerja bakteri
pemfiksasi N dan pelarut P dalam memfasilitasi ketersediaan hara. Apabila unsur P diserap sesuai batas
keseimbangan hara maka akan menaikkan meningkatkan penyerapan unsur hara lainnya. Pada kondisi
tersebut akan menyebabkan laju fotosintesis dan pembentukkan karbohidrat meningkat, sehingga hasil
tanaman pun akan meningkat.

2.2 Jurnal 2

Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut.
Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan menjadi faktor kualitas
perairan pada suatu lingkungan. Bahan organik dalam jumlah tertentu akan berguna bagi perairan, tetapi
apabila jumlah yang masuk melebihi daya dukung perairan maka akan mengganggu perairan itu sendiri.
Nitrogen dan Fosfor merupakan salah satu dari bahan organik yang sangat penting, oleh sebab itu di suatu
ekosistem perairan bahan organik Nitrogen dan Fosfor harus lebih banyak dari pada bahan organik yang
lain. Nitrogen dan Fosfor memiliki fungsi yang sangat diperlukan atau dibutuhkan oleh tumbuhan
khususnya mangrove. Nitrogen dan Fosfor digunakan oleh tanaman untuk membantu proses fotosintesis,
dimana untuk keberlangsungan hidup dan juga untuk mempertahankan rantai makanan pada ekosistem di
sekitar tanaman tersebut.

2.3 Jurnal 3

Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang besar. Nitrogen merupakan anasir penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan
asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
semua jaringan hidup (Brady and Weil, 2002). Fosfor merupakan komponen penting penyusun senyawa
untuk transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan RNA),
untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein. Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk
NH4+ atau NO3, yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan
tanaman. Pada tanah dengan pengatusan yang baik N diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena
sudah terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung
menyerap NH4+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobil, mudah sekali terlindi dan mudah

8
menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi. Tanaman menyerap P dalam bentuk
ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4) Bentuk P dalam
tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut
sangat bervariasi. Nilai P-organik dilaporkan antara 5-80%. Kekahatan unsur hara N dan P adalah
masalah yang umum pada hampir semua jenis tanah, secara umum petani memberikan pupuk N dan P
secara bersamaan untuk dapat menghasilkan produk optimum dari pertaniannya dimana jumlah yang
diberikan untuk kedua unsur tersebut berbeda-beda sesuai dosis anjuran yang mereka ketahui. Biasanya
pada tanah latosol diperlukan 400 kg ha1 urea dan 300 kg ha1SP-36 untuk pertanaman jagung manis
(Wijaya dan Wahyuni, 2007) sedangkan pada tanah yang porous seperti regosol dosis yang digunakan
biasanya dapat sebesar 250-300 kg ha1 urea dan 100 kg ha1 SP-36. Kesalahan dosis pemberian salah satu
unsur tersebut sebenarnya akan menyebabkan kurang optimumnya hasil yang diperoleh sebab salah jika
N diberikan kurang maka N akan menjadi pembatas dari P dan pada kondisi yang demikian, tanggapan
tanaman terhadap pemupukan P sangat tergantung pada tersedianya unsur N di dalam tanah.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Isi Jurnal

Dalam jurnal 1 yang berjudul "Serapan nitrogen dan fosfor serta hasil jagung yang dipengaruhi oleh
aplikasi pupuk hayati dengan berbagai teknik dan dosis pada tanah Inceptisols" membahas tentang Teknik
aplikasi pada benih, pada tanah, dan kombinasinya meningkatkan serapan N dan P serta hasil tanaman
jagung. Perlakuan pupuk hayati pada benih 500 g/ha + aplikasi pada tanah 50 kg/ha merupakan perlakuan
terbaik dalam meningkatkan serapan N sebesar 51% dan serapan P hingga 90% dibandingkan kontrol.
Perlakuan pada benih 250 g/ha + aplikasi pada tanah 25 kg/ha merupakan perlakuan terbaik dalam
meningkatkan hasil sebesar 56% dibandingkan kontrol. Teknik aplikasi pupuk hayati yang efisien dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung.

Dalam jurnal 2 yang berjudul “Analisis Bahan Organik Nitrogen (N) dan Fosfor (P) pada Sedimen di
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan KKMB Kota Tarakan” Membahas tentang Kandungan
bahan organik Nitrogen pada Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan. Sumber utama Fosfor pada
sedimen adalah dari endapan terestrial yang terdekomposisi yang dibawa oleh aliran sungai menuju laut.
Sumber Fosfor pada sedimen mangrove berasal dari guguran daun mangrove, yang kemudian
terdekomposisi menjadi bahan organik dengan bantuan bakteri. Tingginya kandungan Nitrogen pada
sedimen diduga karena ini selalu memiliki tanah yang lembab sehingga tingginya proses dekomposis oleh
bakteri yang menghasilkan bahan organik. Selain itu diduga adanya sumbangan bahan organik yang
berasal dari daerah aliran sungai yang berada di daerah pemukiman penduduk yang nantinya akan
bermuara ke laut.

Dalam jurnal 3 yang berjudul “Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea Mays L) pada Tanah Regosol dan Latosol” membahas tentang pengaruh interaksi
pemberian pupuk N dan P terhadap pertumbuhan tanaman jagung di tanah regosol dan latosol serta
bentuk interaksi antara pupuk N dan P yang diberikan secara bersamaan pada tanaman jagung. pemberian
pupuk N dan P secara bersama-sama pada tanaman jagung di tanah regosol dan latosol memberikan
pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, berat kering trubus, berat
kering akar, berat kering total hal ini dapat pula diamati secara fisiologis dari kondisi pertanaman karena
tanaman mengalami kekahatan hara tersebut.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Jurnal 1

Teknik aplikasi pupuk hayati mempengaruhi serapan hara dan hasil tanaman jagung. Kombinasi
aplikasi pupuk hayati pada benih dan juga ke dalam tanah lebih baik pengaruhnya dalam peningkatan
serapan hara serta hasil tanaman dibandingkan perlakuan hanya pada benih atau aplikasi ke dalam tanah
saja.

4.2 Kesimpulan Jurnal 2

Kandungan bahan organik Nitrogen pada Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan berkisar antara
0,31 - 0,55 dan bahan organik Fosfor pada sedimen berkisar antara 26,23 - 46,71 mg/l.

4.3 Kesimpulan Jurnal 3

Pemberian pupuk N dan P secara bersama-sama pada tanaman jagung ditanah regosol dan latosol
memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, berat kering
trubus, berat kering akar, berat kering total hal ini dapat pula diamati secara fisiologis dari kondisi
pertanaman karena tanaman mengalami kekahatan hara tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, A., Syamsudin., Utami, S.N.H., & Radjagukguk, B. (2010). Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen
dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L) pada Tanah Regosol dan
Latosol . Berita Biologi. 10(3): 297-304.

Fitriatin, B.N., Yusuf, M.I.M., Nurbaity, A., Kamaluddin, N.N., Rachmady, M., & Sofyan, E.T. (2021).
Serapan Nitrogen dan Fosfor serta Hasil Jagung yang Dipengaruhi oleh Aplikasi Pupuk Hayati
dengan Berbagai Teknik dan Dosis pada Tanah Inceptisols. Kultivasi. 20(3): 183-188.

Yulma., Salim, G., & Sampe, Y.(2018). Analisis Bahan Organik (N) dan Fosfor (P) pada Sedimen di
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan. Borneo Saintek. 1(2): 75-
82.

12

Anda mungkin juga menyukai