Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik. Penulis menyadari betapa
besarnya dukungan dari sesama pembimbing dan membantu penulis selama
penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan proposal ini, telah banyak
bantuan dan perhatian serta saran yang penulis terima. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-
tulusnya dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Sains dan Teknik UNDANA beserta seluruh jajaranya yang
telah mendukung dan melancarkan penulisan proposal ini.
2. Bapak Dr. Refli M.Sc, selaku ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan
Teknik UNDANA, yang telah banyak membantu dan melancarkan penulisan
proposal penelitian ini.
3. Ibu Dra. M. T. L. Ruma, M.Si selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. Djeffry
Amalo.,M.Pdselaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan pikiran
dalam membimbing penulis selama penulisan poposal penelitian ini.
4. Bapak Dr. Refli, M.Sc. selaku penguji 1, Bapak Dr. Ir. Alfred O.M.Dima, M.Si
selaku penguji 2 dan Bapak Roni S. Mauboy, S.Si, M. Si selaku penguji 3 yang
telah memberikan dan bimbingan kepada penulis.
5. Teman-teman angkatan 2017 dan keluarga tercinta.
6. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal yang disususn masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca. Atas
bantuan dan kerja sama yang baik dari semua pihak, penulis mengucapkan terima
kasih.
Kupang, 28/09/2021
Penulis
DAFTAR ISI
Lampiran 1 .....................................................................................................
Lampiran 2 .....................................................................................................
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
g Gram
HCl Asam klorida
mL Milliliter
N Normalitas
NaOH Natrium hidroksil
% Persen
FeCl3 Besi klorida
H2SO4 Asam sulfat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan hutan tropis besar ketiga di dunia (setelah
Brasil dan Zaire). Keanekaragaman hayati merupakan basis berbagai pengobatan
dan penemuan industri farmasi di masa mendatang. Jumlah tumbuhan berkhasiat
obat di Indonesia diperkirakan sekitar 1. 260 jenis tumbuhan. Tumbuhan
menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan, zat
pewarna, penambahan aroma makanan, parfum, inteksida dan obat. Ada 150. 000
metabolit sekunder yang sudah diidentifikasi dan 4. 00 metabolit sekunder setiap
tahun. (Yuhernita & Juniarti, 2011).
Tumbuhan yang digunakan sebagai obat sangat beragam. Famili yang
umumnya digunakan sebagai obat yaitu famli Lamiceae dan merupakan suku yang
memiliki keanekaragaman jenis tinggi dan penyebarannya cukup luas (Handayani,
2015). Spesies dalam famili lamiceae biasanya digunakan sebagai bahan obat
karena mengandung berbagai senyawa kimia yang diduga memilki manfaat untuk
merawat berbagai macam penyakit. Berbagai penelitian membuktikan bahwa
ekstrak dari spesies famili lamiceae mampu menghambat bakteri Citrobacter
freundi dan Microccocus luteus (Sharma etal, 2013), sebagai prospek
antiproliferasi sel kanker MCF-7 secara invitro (Gezici et al, 2017), menurunkan
viabilitas sel kanker hepatoma G2 (Ozkan etal, 2011) dan antioksidan (Gezici
dkk.,2017). Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari
sumber alami tumbuhan yang memberikan efek fisiologis terhadap makhluk hidup,
pada umumya merupakan senyawa bioaktif. Senyawa ini sangat berperan dalam
mempertahankan kehidupan organisme. Senyawa metabolit sekunder dapat berupa
alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid dan tanin(Rizal,2011).
Gringsingan (Hiptis suaveolens L.) Poit adalah salah satu jenis dari famili
lamiceae yang berasal dari Amerika Tropis, namun sekarang sudah tersebar luas
diseluruh dunia (Barbosa et al.,2013). Di Indonesia dapat tumbuh dengan
ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Hyptis suaveolens L. Poit berupa
tumbuhan herbal tegak, berumur pendek, bercabang banyak dan sering berkayu
pada bagian pangkalnya (Steenis, 2006). Tumbuhan ini digolongkan sebagai
tumbuhan gulma atau tumbuhan pengganggu yang tersebar di sepanjang pinggiran
jalan maupun hutan (Azevedo et al., 2001,2002).
Menurut Moreira (2009) menunjukan bahwa kandungan minyak atsiri pada
tumbuhan grinsingan sangat berpengaruh nyata dalam penghambatan jamur dari
spesies espergilus. Adapun hasil analisis dari beberapa daerah yang menunjukkan
kandungan senyawa antimikroba pada daun grinsingan yakni polifenol (0,050 %),
alkaloid (14,32%), flavonoid (12,24 %), tanin (0,52%), saponin (0,30%) dan
minyak atsiri (Endeoga et al,.2006) dan (Nantitanon et al,.2006). Endeoga et al
atau dkk (et al bhs Ing ; dkk bhs Ind)
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuhan grinsingan banyak ditemukan
dilahan-lahan terbuka seperti dikebun, hutan dan juga sepanjang pinggiran jalan.
Untuk daerah kota Kupang tumbuhan ini tersebar luas dan sangat banyak
ditemukan di mana saja. Adapun tempat-tempat atau lahan yang banyak ditumbuhi
grinsingan yaitu di sepanjang pinggir jalan area Bimoku, Belo, Naioni dan Alak.
Grinsingan (Hyptis suaveolens L.) Poit belum dianggap masyarakat sebagai
tumbuhan obat, karena tumbuhan ini merupakan gulma atau tumbuhan
pengganggu tanaman lain.
Mali dkk (2020) telah melakukan penelitian mengenai grinsingan akan tetapi
umumnya hanya membahas pemurnian komponen penyusun minyak atsiri yang
terkandung di dalam grinsingan. Untuk komponen penyusun minyak atsiri adalah
trans-caryophillene,1,8-cineole, caryophyllene oxide 3-cyclohexene-1 ol, 4 methyl-
1-1 dan 2,7,11 cyclotetradecatrien-ol. Dengan komponen utamanya adalah trans-
kalyophillene (16,47%).
Menurut Endeoga dkk.(2006 ) dan Mary dkk (2013), flavonoid merupakan
salah satu kandungan kimia terbesar dari tumbuhan hyptis suaveolens. Obat herbal
memerlukan standarisasi, keamanan dan efekasinya sehingga perlu penetapan
parameter kandungan kimia lain.
Berdasarkan uraian diatas, belum terdapapt penelitian yang berkaitan dengan
senyawa fitokimia dari daun gringsingnan lokal timor menggunakan pelarut
etanol. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai “Analisis Kandungan
Senyawa Metabolit Sekunder Daun Grinsingan (Hyptis suaveolens ) L. Poit
Berdsarkan Ketinggian Elevasi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah kandungan metabolit sekunder apa saja yang terkandung dalam daun
grinsingan (Hyptis suaveolens) L. Poit berdasarkan ketinggian elevasi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit
sekunder yang terkandung dalam daun gringsingan (Hyptis suaveolens L.) Poit
berdasarkan ketinggian elevasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi penting bagi
akademika universitas nusa cendana kupang dan juga bagi masyarakat sehingga
dapat meamnfaatkan gringsingan sebagai tumbuhan obat.
2. Sebagai bahan informasi kepada peneliti selanjutnya yang terkait dengan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Botani Gringsingan
Grinsingan (Hyptis suaveolens L.) Poit adalah salah satu jenis dari famili
Lamaiceae yang berasal dari Amerika Tropis, namun sekarang sudah tersebar
luas di seluruh dunia (Barbosa et.,2013).
7. Meserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tahan
pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Maserasi merupakan cara
ekstraksi yang paling sederhana (Istiqomah, 2013). Meserasi umumnya
dilakukan dengan perendaman selama 24 jam, kemudian diganti dengan pelarut
baru. Kelebihan metode ini yaitu tidak perlu dilakukan pemanasan sehingga
bahan alami tidak rusak atau terurai (Susanty dan Bahcmid, 2016). Adapun
kelemahan metode ini yaitu membutuhkan waktu ekstraksi yang lama, pelarut
yang banyak dan ada kemungkinan bahwa senyawa tertentu tidak dapat di
ekstrak (Sarkeret al, 2006). Metode ini dilakukan dengan memasukan serbuk
tanaman dan pelarut yang sesuai kedalam wadah inert yang tertutup rapat pada
suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan Ketika tercapai kesetimbangan antara
konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman.
Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian relevan merupakan suatu penelitian sebelumnya yang sudah
dilakukan dan dianggap cukup relavan. Berikut beberapa penelitian yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel2.1. Penelitian yang relevan dan sudah dilaksanakan
METODE PENELITIAN
PENUTUP
A. Diagram AlirPenelitian
Persiapan Alat
Sterilisasi Alat
Pembuatan Sampel
Ekstraksi
Skrining Fitokimia
Agustini. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak daun secang terhadap Pertumbuhan
bakteri (Streptococcus mutans). Jurusan analisis Kesehatan. Poltekes Denpasar.
Azevedo, NR, Campos, IFP, Ferreira, HD, Portes, TA, Seraphin, JC, Realino De
Paula, J.,Santos, SC, Ferri, PH, 2002. Kemotipe minyak atsiri dalam hyptis
suaveolens dari bra-zilian cerrado. Sistematika dan Ekologi Biokimia 30, 205-
216.
Sembiring, B. 2007. Teknologi Penyiapan Simplasia Terstandar Tanaman Obat.
Bogor. Vol 13
Sopianti, D.S., dan Dede, W.S. 2018. Skrining Fitokimia dan Profil KLT Metabolit
Sekunder dari Daun Ruku-ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan Daun
Kemangi (Ocimum sanctum L). SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan,Vol.8
44-52
Steenis, V. 2006. Flora. Cetakan Kelima. PT.Pradya Paramita. Jakarta
Surahmaida dan Umarudin. 2019. Studi Fitokimia Ekstrak Daun Kemangi dan Daun
Kumis Kucing Menggunakan Pelarut Matanol.INDONESIAN CHEMISTRY
AND APPLICATION JOURNAL (ICAJ).Volume : 3; Number 1.
Susanty dan Bachmid, F. 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan
Refluks Terhadap Kadar Penolik Dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays
L.).Konversi, 5(2): 87-93
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. UGM. Yogyakarta.
Tjitrosomo, S. 1983. Botani Umum 4. Angkasa. Bandung
Trubus info Kit. 2010. Herbal Indonesia Berkhasiat: Bukti Ilmiah & Cara racik. PT.
Trubus Swdaya, Jakarta.
Ugochukwu, S.C., Arukwe, U.I., Onuoha, I. 2013. Preliminary phytochemical
screening of different solvent extracts of stem bark and roots of Dennetia
tripetala G. Baker. Asian Journal of Plant Science and Research, 3(3), 10-13.
Yuda, Putu E.S.K., Erna Cahyaningsih., Ni Luh Putu Y. W. 2017. Skrining Fitokimia
dan Analisis Kromotografi Lapis Tipis Tanaman Petikan Kebo (Euphorbia
hirta L.). Jurnal Ilmiah Medicamento, Vol.3 (2), 61-70.
Yuhernita, Juniarti. Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ektrak Metanol Daun
Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan.Makara sains, 2011, 15: 48-52