USULAN PENELITIAN
ALEXANDER JASON
B1A018049
ALEXANDER JASON
B1A018049
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
PRAKATA
Purwokerto, 23 Februari
2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
DAFTAR SATUAN DAN SINGKATAN ....................................................... vi
RINGKASAN ..................................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
II. TELAAH PUSTAKA .............................................................................. 3
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 6
A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian ..............................................
6 1.
Materi Penelitian .........................................................................
6
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 6
B. Rancangan Penelitian ......................................................................... 7
1. Rancangan Percobaan ................................................................. 7
2. Parameter Penelitian ................................................................
8 3.
Cara Kerja Penelitian ..................................................................
8
4. Analisis Data ............................................................................... 11
C. Bagan Alir Penelitian .......................................................................... 11
JADWAL PENELITIAN ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
LAMPIRAN ........................................................................................................ 16
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR SATUAN DAN SINGKATAN
Simbol Arti
% Persen
Singkatan Arti
PCR Polymerase Chain Reaction
RAPD Random Amplified Polymorphic DNA
DNA Deoxyribo Nucleic Acid (Asam Deoksiribonukleat)
TAE Tris-HCl, Asam asetat glasial, EDTA
EtBr Ethidium Bromide
UV Ultraviolet
RFLP Restriction Fragment Length Polymorphism
vii
RINGKASAN
Kata kunci: perbedaan genetik, selada berduri, selada hijau, selada India
viii
I. PENDAHULUAN
1
mengandung Vitamin A & C, mineral, serta senyawa golongan fenolik dan polifenol
seperti flavonoid (Harikrishnan et al., 2011).
Menurut Anggraheni & Mulyaningsih (2018), pendekatan molekuler dapat
digunakan untuk mengetahui perbedaan tanaman selada hijau, selada berduri, dan
selada India tersebut, yaitu dengan identifikasi marka molekuler, yang dapat
digunakan untuk memperlihatkan perbedaan genetik dalam waktu yang singkat dan
pada tingkat yang lebih rinci tanpa dipengaruhi oleh aspek lingkungan. Penelitian
Subosisti et al. (2020), menegaskan agar tidak terjadi kesalahan dalam identifikasi
spesies tanaman yang memiliki ciri morfologi dan kandungan senyawa fitokimia
yang sangat mirip tetapi sebenarnya berbeda spesies atau kultivar seperti halnya
tanaman selada. Marka molekuler dalam kasus di atas juga dapat digunakan dalam
upaya autentikasi dan standardisasi tanaman obat, sehingga dengan demikian akan
diperoleh jaminan atas kemurnian, keamanan, potensi, dan efikasi pengobatan
herbal.
Beberapa cara untuk mendeteksi keragaman genetik, yaitu dengan analisis
DNA, salah satunya adalah Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan
primer pendek yang membentuk oligonukleotida, menjadi penanda molekuler
secara acak Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD), metode ini
dipergunakan karena dapat mengidentifikasi jenis tumbuhan dalam waktu singkat
dan murah (Purnaningsih, 2013). RAPD juga telah terbukti menjadi penanda
molekuler yang baik untuk tujuan pengujian keragaman genetik pada beberapa
sampel karena membutuhkan sedikit sampel DNA untuk membentuk ekspresi
ontogeni independen dengan sidik jari DNA yang tepat dan menghasilkan karakter
yang relatif tidak terbatas sehingga dapat membantu untuk keperluan analisis
variabilitas genetik tanaman yang tidak diketahui latar belakang genomnya
(Istiqomah et al., 2016). Kelemahan menggunakan metode RAPD adalah
repoduktifitas yang rendah, namun dapat diatasi dengan konsistensi kondisi PCR
(Wijaya et al., 2009).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui profil RAPD tanaman selada hijau (L. sativa), selada berduri (L.
serriola), dan selada India (L. indica)
2. Mengetahui keragaman Genom tanaman selada hijau (L. sativa), selada
2
berduri (L. serriola), dan selada India (L. indica)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah berupa
data marka molekuler spesifik beserta sekuennya yang membedakan antara tanaman
selada hijau (L. sativa), selada berduri (L. serriola), dan selada India (L. indica)
untuk mengidentifikasi keragaman genetik yang ada.
3
II. TELAAH PUSTAKA
4
Selada berduri (L. serriola) adalah spesies selada liar yang dapat
ditemukan di kawasan Afrika, Turki timur, Armenia, Siberia, Pakistan, Iran,
India, dan Indonesia (Prasetio, 2013). Tanaman ini memiliki kegunaan sebagai
obat tradisional, seperti obat penenang, ekspektoran, pencahar, penekan batuk,
antiseptik, diuretik, antispasmodik, ekspektoran, pencahar, antiseptik, dan
vasorelaksan, bronkitis, asma, pertusis, gastrointestinal, dan berbagai penyakit
lainnya (Abdul-Jalil, 2020; El-Esawi et al., 2017). Selada berduri (L. serriola)
kaya akan lactucarium dan terdiri dari berbagai nutrisi mineral, beta-carotene, zat
besi, vitamin B, vitamin C, antioksidan alami, flavonoid, dan fenolat (Sammour,
2014; El-Esawi et al., 2017). Lactucarium digunakan dalam pengobatan
misalnya: anodyne, antispasmodik, pencernaan, diuretik, hipnotis, sifat narkotik
dan sedatif yang memiliki efek candu, tetapi tanpa kecenderungan dan tidak
menyebabkan gangguan pencernaan, serta tidak membuat ketagihan (Abdul-Jalil,
2020).
Selada India (L. indica) atau yang dikenal dengan nama “sawi belanda” di
pulau Jawa dan “sijukkot” di daerah Sumatera Utara, termasuk spesies tanaman
selada liar yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional dan dapat
ditemukan pada kawasan Asia seperti Indonesia, Korea, Jepang, Cina, dan India
(Panjaitan & Silalahi, 2020). Tanaman ini memiliki kegunaan sebagai penambah
nafsu makan, penambah stamina, memperlancar pencernaan, mengobati penyakit
gondok, mengobati sakit lambung, menurunkan kolestrol, kadar gula darah,
risiko kanker, antidiabetes, dan antibakteri (Hepni, 2019; Panjaitan & Silalahi,
2020). Tanaman ini mengandung vitamin A & C, mineral, flavonoid, saponin,
tannin, glikosida, dan triterpeoid/steroid (Harikrishnan et al., 2011; Hepni,
2019).
Untuk mendeteksi keanekaragaman spesies atau antarspesies dengan resolusi
lebih tinggi, dapat menggunakan marka molekuler. Teknologi marka molekuler
digunakan untuk analisis keanekaragaman genetik secara efektif dan efisien
(Tambunan et al., 2019). Marka molekuler digunakan untuk karakterisasi suatu
spesies dan memberikan hasil yang akurat, karena tidak dipengaruhi oleh aspek
lingkungan (Nugroho et al., 2017).
RAPD adalah teknik penanda molekuler berbasis PCR yang menggunakan
primer oligonukleotida tunggal dengan susunan sekuen basa acak untuk
5
mengamplifikasi segmen-segmen DNA genom secara acak yang digunakan dalam
pengujian polimorfisme DNA (Murtiyaningsih, 2017). Kriteria hasil amplifikasi
yang ideal adalah tingginya jumlah lokus poliformik (91%), bacaan pita di agar
elektroforesis antara 200 bp sampai 800 bp, serta tingkat keberulangan yang tinggi
(Frianto et al., 2018). Kelebihan teknik RAPD yaitu, merupakan primer acak yang
tidak memerlukan informasi target sekuens DNA, seperti yang dilakukan pada
analisis RFLP (Kusmini et al., 2011; Yulita, 2013). Teknik ini pengerjaannya lebih
mudah dengan biaya yang lebih sedikit, tetapi mendapatkan hasil yang cepat dengan
menghasilkan polimorfisme pita DNA dalam jumlah banyak, dan dapat digunakan
untuk menganalisis diferensiasi serta dinamika genetik, struktur populasi, hingga
keanekaragaman dalam populasi (Frianto et al., 2018). Meskipun demikian, teknik
RAPD memiliki kelemahan karena mempunyai reproduktifitas yang rendah, namun
kelemahan ini dapat diatasi dengan konsistensi kondisi PCR (Wijaya et al., 2009).
Setelah hasil data diperoleh dengan penanda molekuler, dapat dianalisis
menggunakan UPGMA (Unweighted Pair-Group Method Aritmetic) untuk
mendapatkan dendogram atau pohon filogenetik. Menurut Hua et al. (2017),
Dendogram mampu menunjukkan hubungan evolusioner berbagai organisme
berdasarkan kesamaan residu fisik atau genetiknya. UPGMA membuat pohon
filogenetik dari matriks kesamaan berpasangan atau matriks jarak yang
menggambarkan kesamaan semua kemungkinan pasangan unit taksonomi yang
diberikan.
6
III. METODE PENELITIAN
Pada tahap PCR, bahan yang akan digunakan adalah PCR mix yang terdiri
dari MyTaq PCR master mix, primer dan nuclease-free water. Setelah perlakuan
tersebut, tahap visualisasi akan dilaksanakan menggunakan bahan TAE buffer
1x, loading dye, agarosa dan GeneAid™ 1 kb DNA ladder.
b. Alat
Alat-alat yang akan digunakan adalah mortar dan pestle, penangas air,
tabung mikro 1,5 mL, mikropipet dan tip, sentrifus mikro, autoklaf, timbangan
analitik, mesin thermal cycler, vortex, pH meter, lemari es ultra-low -80˚C,
lemari pendingin, Freezer -20˚C, UV Transiluminator, peralatan elektroforesis,
parafilm dan kamera.
B. Rancangan Penelitian
1. Rancangan Percobaan
Metode penelitian yang akan digunakan adalah pengambilan sampel
secara acak atau random menggunakan teknik purposive random sampling.
Purposive random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
7
disesuaikan dengan kriteria ataupun jumlah tertentu. Selanjutnya
mengindentifikasi morfologi tanaman sampel secara visual menggunakan kunci
identifikasi dari Kew.org, disertai konfirmasi dari herbarium (PUNS) Fakultas
Biologi, Unsoed.
2. Parameter Penelitian
Analisis data pita DNA akan menggunakan software MEGA 7 dengan
parameter UPGMA dan Maximum Parsimony, untuk melihat kekerabatan
Lactuca spp.
Total reaksi PCR akan berada pada volume total 12,5 µL, yang terdiri dari
6,25 µL GreenTag PCR mix, 25 ng DNA template, 1 µL primer 10 μM, dan 5 mL
nuclease-freewater. Amplifikasi DNA akan dilakukan menggunakan Thermocycler
peqlab primus 250. Amplifikasi akan dimulai dengan pre-denaturasi pada suhu 95° C
selama 3 menit, diikuti dengan 35 siklus yang terdiri dari denaturasi 95° C selama 15
detik, annealing pada suhu 31oC selama 15 detik, elongasi pada suhu 72oC selama 10
detik lalu, akan diselesaikan satu siklus elongasi-akhir untuk menyelesaikan
pemanjangan pita pada suhu 72oC selama 5 menit.
d. Electroforesis
PCR produk dan pengukuran kualitatif Genom akan divisualisasi
menggunakan gel agarosa dan UV Transiluminator. Gel agarosa akan digunakan
pada konsentrasi 1,5% untuk produk PCR dan 1% untuk pengukuran kualitatif
Genom. Pembuatan gel agarosa sebagai berikut :
1. 0,45 g (1,5%), 0,6 g (1%) agarosa akan dicampurkan dengan TAE 1x sampai
volume mencapai 30 mL
2. Lalu, larutan akan dihomogenasi dan dipanaskan didalam oven sampai
terhomogenasi dengan sempurna tanpa terjadi pendidihan (± 1 menit)
3. Larutan agarosa akan diletakan pada suhu ruangan hingga suhu berada pada ±
60OC, kemudian ditambahkan 1 µL EtBr
4. Kemudian larutan akan dihomogenasi dan dituang ke dalam cetakan gel yang
sudah dipasangkan dengan sisir untuk membentuk sumuran
5. Lalu, gel akan dibiarkan mengeras selama 15 menit. Setelah itu sisir dilepaskan
dan membentuk sumuran peletakan DNA yang akan dielektroforesis
6. Gel yang telah mengeras bersama cetakannya akan diletakan ke dalam tangki
elektroforesis yang telah diisi buffer TAE 1x sampai gel terbenam
7. Sampel DNA/Produk PCR sebanyak 5 µL akan dimasukkan ke dalam sumur,
menggunakan mikropipet
8. Salah satu sumur, akan digunakan untuk menampung DNA ladder sebagai
penanda ukuran
9. Tanki elektroforesis akan disambungkan pada power supply dengan voltase 80
V, dan daya sebanyak 250 mA selama 30 menit
10
10. Visualisasi akan dilaksanakan menggunakan UV Transiluminator setelah gel
dipisahkan dari cetakkannya
11. Gambar visualisasi akan difoto dan dianalisasi menggunakan MEGA 7 dengan
prosedur UPGMA dan Maximum parsimony
4. Analisis Data
Pola pita DNA yang muncul dimasing-masing sampel, akan digunakan sebagai
penentu polimorfisme. Jika kemunculan allel yang sama lebih dari 95%. Produk PCR
akan dinilai berdasarkan secara terpisah antara muncul/tidak muncul pada berat fragmen
tertentu menggunakan kode biner (0/1). Nilai 1 akan digunakan ketika pita DNA muncul
dan 0 ketika pita DNA tidak muncul pada fragmen DNA tertentu (terlepas dari intensitas
DNA).
Data biner yang didapat akan digunakan untuk menentukan diversitas genetik
diantara spesies L. sativa, L. serriola, dan L. indica. Data tersebut akan pula digunakan
untuk analisis dengan metode UPGMA dan Maximum Parsimony dengan software
MEGA 7. Selanjutnya, pengelompokan akan terlihat pada fenogram dan cladogram yang
dihasilkan untuk mengukur kemiripan atau tidak kemiripan ketiga spesies tersebut.
Survey di Purwokerto
Sampel Tanaman
DNA Genom
Produk PCR
11
PUNS
Visualisasi Menggunakan Elektroforesis
Profil RAPD
12
JADWAL PENELITIAN
Bulan ke-
No. Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pesiapan
- Seminar
proposal
- Pengurusan
ijin
- Persiapan alat
dan bahan
2. Penyemaian dan
pemeliharaan
3. Analisis sampel di
laboratorium
4. Analisis data
5. Penelaahan Pustaka
6. Penyusunan draft
skripsi
7. Seminar hasil
penelitian
8. Revisi skripsi
9. Pengesahan skripsi
13
DAFTAR PUSTAKA
15
Supriati, Y. & Herliana, E., 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar
Swadaya Grup.
Tambunan, R.R., Sari, S., Saragih, Y., Carsono, N. & Wicaksana, N., 2019.
Studi Kekerabatan Padi Hasil Piramidisasi Berbasis Marka Molekuler
dan Fenotipik. Jurnal Agrikultura, 30(3), pp.100-08.
Wijaya, A., Lakitan, B. & Surahman, M., 2009. Identifikasi Beberapa Aksesi
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Melalui Analisis RAPD dan
Morfologi. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 37(2).
Yulita, K.S., 2013. Identifikasi Molekuler Pohon Induk Beberapa Varietas
Durian Asal Jepara Menggunakan Random Amplified
Polymorphic DNA. J. Hort, 23(2), pp.99-106.
16
LAMPIRAN
17
dan Molekuler
agarosa
Biologi Unsoed
Untuk Lab. Genetika
18. 1,5 mL Microtube OneMed menempatkan dan Molekuler
sampel Biologi Unsoed
Untuk Lab. Genetika
19. Vortex IKA MS 3 Digital menghomogenasi dan Molekuler
larutan Biologi Unsoed
Lab. Genetika
Tempat meraksikan
20. Gelas beker Pyrex, Iwaki dan Molekuler
bahan
Biologi Unsoed
18