Skripsi
Dibuat sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran
Gigi
Diajukan Oleh:
SKRIPSI
Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanyalah
skripsi yang berjudul “Pengaruh Larutan Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
satu syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Selain itu skripsi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah
Dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi,
namun berkat petunjuk, pengarahan, serta bimbingan dari berbagai belah pihak
sehingga dengan segala keterbatasan penulis, akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan walau masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Yang terhormat dan yang saya banggakan, drg. Herlia Nur Istindiah, M.Si,
Sp.Ort selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, yang telah
2. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof.
ilmunya.
3. Seluruh staf pengurus perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
bahan acuan penulis dan yang selalu direpotkan penulis dalam mencari
acuan.
tante penulis, Merry Chandra, serta kedua saudara penulis yang tersayang,
Agung Ryan Pramana dan Wahyuni Suci Dwiandhany. Rasa terima kasih
dan penghargaan yang terdalam dari lubuk hati penulis berikan kepada
menyelesaikan skripsi dengan baik. Tak ada kata atau kalimat yang mampu
di dunia ini yang dapat menggantikan mereka. Sekali lagi, terima kasih.
Novendra, dan Andri Setiadi yang telah banyak membantu dan senantiasa
7. Kekasih penulis yang tercinta Chyntia Isabella Ho. Terima kasih sebesar-
8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang
mengharapkan agar kiranya tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………....…………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………….……………………………….
DAFTAR GAMBAR…………………..…………………………………………...
DAFTAR TABEL………………………….……………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN……………………….…………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………...………...
B. Pertanyaan Penelitian…...……………………………….........
C. Tujuan Penelitian………………………....………………......
D. Manfaat Penelitian…………………………………....………
1. Manfaat Akademik…....………………………………..
2. Manfaat Praktis…………………………………………
A. Saliva………………………………………………………….
1. Definisi Saliva………………………………………….
2. Anatomi Saliva……………………............………........
1) Kelenjar Parotis……………………………
2) Kelenjar Submandibularis………………....
3) Kelenjar Sublingualis………………………
3. Komposisi Saliva…………………………..…....….......
4. Fungsi Saliva…………………....…….………………..
a. Sensasi Rasa……………………………………...
d. Kapasitas Buffering………………………………
g. Perbaikan Jaringan…………………………….....
5. Sekresi Saliva…….……………………....…………….
6. pH Saliva…………....………………………………….
B. Rosella………………………………………………………...
1. Deskripsi Rosella………………………………….........
3. Manfaat Rosella……...…………………………………
a. Anti Oksidan……………………………………..
b. Anti Kanker………………………………………
c. Anti Hipertensi…………………………………...
e. Mencegah Osteoporosis………………………….
f. Meningkatkan Kemampuan Fisik………………..
h. Anti Bakteri………………………………………
i. Manfaat Lain……………………………………..
C. Kerangka Teori………………………………………………..
A. Kerangka Konsep…………………………………………......
B. Identifikasi Variabel………………………………………......
C. Definisi Operasional……………………………………….....
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………...
F. Cara Kerja…………………………………………………….
G. Analisis Data………………………………………………….
H. Alur Penelitian………………………......................................
BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………………
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saliva membantu pencernaan dan penelanan makanan, selain itu juga untuk
mempertahankan integritas gigi, lidah, dan membran mukosa mulut. Saliva adalah
unsur penting yang dapat melindungi gigi terhadap pengaruh dari luar, maupun dari
dalam rongga mulut itu sendiri.1 Rongga mulut dilindungi oleh saliva terhadap sifat
asam dari makanan, minuman, dan plak karena saliva berfungsi menetralkan dan
sebagai buffer yang sangat efektif untuk mengurangi sifat kariogenik makanan.2
Saliva dapat berfungsi dengan baik jika susunan dan sifat saliva tetap terjaga
dalam keadaan normal antara 5,6–7,0 dengan rata-rata pH 6,7. pH saliva optimum
untuk pertumbuhan bakteri 6,5–7,5 dan apabila rongga mulut pH-nya rendah antara
pelayanan kesehatan gigi. Perhatian ke bahan alam dianggap sebagai hal yang
sangat bermanfaat karena selain sejak dahulu masyarakat telah percaya bahwa
bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit, pemanfaatan bahan alam
yang digunakan sebagai obat juga jarang menimbulkan efek samping yang
Salah satu bahan alam yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah kelopak
masyarakat yaitu sebagai sediaan teh dengan cara diseduh dengan air panas.
Manfaat air seduhan kelopak bunga rosella antara lain sebagai diuretik
kimia kelopak bunga rosella terdiri dari asam organik dan senyawa fenol. Zat-zat
tersebut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif.4
laktat yang akan menurunkan pH saliva, akan tetapi sifat rosella yang asam juga
latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah terjadi penurunan
C. Tujuan Penelitian
saliva.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saliva
1. Definisi Saliva
Saliva (ludah atau air liur) adalah suatu cairan oral yang kompleks,
kental, dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor yang terdapat pada mukosa oral.6
Saliva berperan penting pada kesehatan gigi dan rongga mulut. Saliva
merupakan cairan yang terdiri dari sekresi kelenjar ludah dan cairan
kelenjar ludah mayor, antara lain: kelenjar parotis dengan sekresi cairan
sekresi cairan seromukosa. Sekitar 10% saliva diproduksi oleh kelenjar ludah
minor yang terdapat pada mukosa rongga mulut di bagian lingual, labial,
pada minggu ke-6 sampai ke-8 kehidupan embrio dan berasal dari jaringan
ektoderm. Kelenjar saliva minor berasal dari jaringan ektoderm oral serta
terdapat laju aliran saliva yang kecil dan berkesinambungan, sekresi basal
terdenominasi yang tidak terstimulasi, yang hadir dalam bentuk lapisan tipis
(sekitar 0,1 – 0,01 mm) yang menutupi, memberi kelembapan, dan melumasi
terstimulasi) pada orang dewasa berkisar antara 0,25 – 0,35 ml/menit dan
ml/menit.2,6
2. Anatomi Saliva
GAMBAR 2.1
Anatomi kelenjar saliva mayor10
1) Kelenjar Parotis
bukal.10
2) Kelenjar Submandibularis
batas superior yang dibentuk oleh tepi inferior dari mandibula dan
mulut.10
GAMBAR 2.2
Kelenjar submandibularis dan anatomical landmark penting12
3) Kelenjar Sublingualis
Wharton.10,12
luas di rongga mulut sampai orofaring. Jumlah yang paling banyak dari
3. Komposisi Saliva
Cairan saliva adalah sekresi eksokrin yang terdiri dari 99% air, ion-ion
yang jauh melampaui natrium. Kation divalen mayor adalah kalsium, yang
terbentuk sebagai ion bebas ataupun terikat kepada protein yang kaya akan
proline. Fosfat juga terbentuk sebagai ion bebas atau terikat, dengan sekitar
Untuk ion-ion organik pada saliva terdapat urea, asam urat, kreatinin,
glukosa, asam amino, laktat, beberapa hormon steroid, serta protein. Protein-
protein ini, bersama dengan mucin, membentuk sekitar 90% atau lebih dari
dalam superfamily multigen yang unik dari proline-, glycine-, dan protein-
protein khusus saliva yang kaya akan glutamat. Ada tiga tipe – basic, acidic,
dan glycosylated, yang variasi genetik yang berbeda pada setiap individu.6
yang tidak biasa) adalah grup protein-protein yang kaya akan histidin yang
mengandung sulfat.6
kaya tirosin, statherin, sistatin, dan protein mengandung zinc, gustin, yang
diperlukan untuk sensasi rasa. Imunoglobulin utama pada saliva adalah IgA,
yang 85% nya terdiri dari sIgA dan sepertiganya berasal dari kelenjar-kelenjar
minor. Sumber utama dari IgG di seluruh saliva adalah eksudat gingiva.
Komponen sekretoris bebas juga terdapat pada duktus saliva akan tetapi
TABEL 2.1
Komposisi saliva secara umum22
pH Rata-rata 6,7
GAMBAR 2.3
Fungsi utama saliva berdasarkan komposisinya21
faring akan menjadi kering, tidak nyaman dan sangat sakit; makan dan
pemakaian gigi tiruan dapat menjadi sebuah siksaan.6 Oleh karena itu, saliva
a. Sensasi Rasa
garam dan gulanya yang rendah.6 Aliran saliva yang terbentuk di dalam
pengecap.2,6
mengiritasi. Hal ini terjadi karena adanya mucin (protein yang memiliki
terhadap residu yang ada di dalam mulut seperti bakteri yang tidak
melekat erat dan debris selular dan makanan. Aliran saliva cenderung
membersihkan dan melarutkan juga semakin besar. Oleh karena itu, bila
pembersihan mulut.2
d. Kapasitas Buffering
Saliva berperan sebagai buffer yang melindungi rongga mulut
sistem buffer mayor. Sistem buffer yang paling penting adalah sistem
Sistem buffer yang kedua adalah sistem fosfat yang berperan sebagai
buffer pada aliran saliva rendah, dan sistem buffer yang ketiga adalah
sistem protein.13
(sekresi yang terstimulasi dari makanan), dan sifat lubrikasi dari mucin
oleh kelenjar.2
g. Perbaikan Jaringan
5. Sekresi Saliva
oleh asinus dan kemudian dimodifikasi di bagian distal oleh duktus. Kelenjar
saliva memiliki unit sekresi yang terdiri dari asinus, tubulus sekretori, dan
duktus kolektivus. Sel-sel asini dan duktus proksimal dibentuk oleh sel-sel
kolektivus.10
memiliki kedua jenis sel asini sehingga memproduksi sekret baik serosa
maupun mukoid. Kelenjar saliva minor juga memiliki kedua jenis sel asini
6. pH Saliva
serta cairan tubuh. pH sebagai log negatif dari konsentrasi ion hidrogen: pH
= -log [H+].23 Setiap cairan dapat diukur untuk menentukan nilai pH-nya.
Nilainya berkisar dari 0 sampai 14. Nilai pH < 7 menunjukkan sifat asam,
Derajat keasaman (pH) saliva merupakan salah satu faktor penting yang
saliva, laju aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer
saliva.3,9 pH saliva dalam keadaan normal antara 5,6 – 7,0 dengan rata-rata
pH 6,7. pH saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5 – 7,5 dan apabila
rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5 – 5,5 maka akan memudahkan
pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan
Lactobacillus.1
B. Rosella
1. Deskripsi Rosella
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman tropis asli Afrika dan
tanaman ini bulat, berkayu, licin, dan silindris. Batangnya berwarna kemerah-
telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk.
dengan inti bunga berwarna merah marun dan akan berubah menjadi warna
merah muda bila layu. Rosella memiliki kelopak yang berbulu dengan
Bagian kelopak ini yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan
minuman.14
GAMBAR 2.5
Bunga rosella20
Terdapat dua jenis varietas Rosella, yaitu sabdariffa dan altissima.
Varietas sabdariffa memiliki bunga berwarna merah atau kuning pucat, dapat
mengandung serat yang tinggi, namun bagian bunga Rosella jenis ini tidak
dapat dimakan.14
antosianin (gosipetin dan hibiscin), vitamin C, protein, asam sitrat dan asam
stearat, dan oleat. Setiap 100 gram kelopak bunga rosella kering mengandung
protein 1,145 g, lemak 2,61 g, serat 12 g, kalsium 1,263 g, fosfor 273,2 mg,
zat besi 8,98 mg, karoten 0,029 mg, tiamin 0,117 mg, niasin 3,765 mg,
TABEL 2.3
Kandungan gizi rosella20
3. Manfaat Rosella
rosella digunakan untuk pewarna dan perasa dalam membuat anggur rosella,
jeli, sirup, gelatin, minuman segar, pudding, dan kue. Kelopak rosella dapat
krim, serbat, pai, dan makanan pencuci mulut lainnya. Pada pembuatan jeli
buah.19
vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A, C, D, B1, dan
B2. Kandungan vitamin C nya yang tinggi membuat tanaman rosella sebagai
pireksia, dan kerusakan hati. Secara empiris tanaman ini banyak digunakan
untuk antidotum pada kasus keracunan zat kimia dan jamur beracun. Bahan
aktif yang terdapat dalam tanaman rosella seperti peptin, antosianin, dan
warna merah dalam kelopak bunga rosella ini dapat membunuh bakteri
Mycobacterium tuberculosa.14,18
a. Anti Oksidan
merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin asam dan
penyakit kronis yang banyak ditemui saat ini banyak disebabkan oleh
penuaan dini.18
b. Anti Kanker
inti sel dapat dihilangkan. Itu sebabnya rosella memiliki efek anti
c. Anti Hipertensi
e. Mencegah Osteoporosis
tinggi yaitu sekitar 486 mg/100 g. Fungsi utama kalsium adalah mengisi
fungsi yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai
jantung efektif dalam mensuplai darah ke setiap sel dan jaringan. Aliran
darah menuju paru yang baik, juga akan memungkinkan oksigen diikat
oleh hemoglobin (Hb) dan dibawa ke sel dan jaringan lainnya. Sel otot
metabolisme sel.15
g. Memiliki Efek Imunostimulator
yaitu Levamisol.13,33
h. Anti Bakteri
Zat aktif yang terkandung dalam ekstrak air bunga rosella pada berbagai
daripada di luar sel, maka terjadi kerusakan dinding sel bakteri yang
i. Manfaat Lain
menghilangkan dahak.4
4. Larutan Teh Rosella dan Cara Penyajian
Bahan minuman rosella yang dikemas seperti teh celup telah dapat diperoleh
di pasar swalayan.15,19
kesehatan antara lain sirup rosella, stup rosella, agar-agar rosella, dan jam
rosella. Akan tetap minuman kesehatan dari bunga rosella lebih praktis
digunakan apabila dibuat menjadi larutan teh rosella. Cara pembuatan larutan
teh rosella adalah dengan memilih bahan berupa bunga rosella yang bagus
oven. Setelah kering jadilah kelopak bunga rosella yang siap digunakan
sebagai larutan teh. Agar kelopak bunga rosella kering dapat awet selama
wadah tertutup dan terhindar dari kelembapan sehingga tetap kering dan
seduhlah 2 – 3 kelopak bunga rosella kering dengan air panas. Dosis yang
kering diseduh dengan air 200 ml bersuhu 90°. Dapat juga ditambahkan gula
Mayor
-Parotis
-Submandibularis
-Sublingualis
Kelenjar Saliva
Minor
-Bukal
Persyarafan -Lingual
Sekresi Saliva
Sekresi Saliva -Labial
Mekanisme -Palatal
Sekresi Saliva
Komposisi Saliva
Saliva
Fungsi Saliva
pH Saliva
Perangsangan
Irama Sirkadian Diet
Kecepatan
Minuman: Teh
Makanan
Rosella
Sumber: Gibson, J. & Beeley, J.A. (1994). Natural and Synthetic Saliva: A Stimulating Subject.
A. Kerangka Konsep
B. Identifikasi Variabel
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian : Uji coba yang dilakukan yaitu uji sebelum dan setelah
O1 P O2
1. Kriteria Inklusi:
tahun
b. Kesehatan umum baik
c. Tidak merokok
2. Kriteria Eksklusi:
(1977), yaitu:
(n-1)(t-1) ≥ 15
Keterangan:
- n: Banyaknya sampel
- t: Perlakuan
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sampel yaitu ≥ 16. Untuk dapat
memenuhi syarat data yang ideal maka penelitian ini menggunakan 30 orang
sebagai sampel.
F. Cara Kerja
1. Alat:
c. Gelas ukur
d. Gelas air
f. Masker
g. Sarung tangan
h. Kain pembersih
009(I)”
k. Label
l. Alat tulis
2. Bahan:
b. Air steril
3. Cara Kerja:
gelas ukur.
plastik kecil.
b. Persiapan pH meter:
membilas pH meter.
stabil dan tidak berubah. Bila angka pada layar digital tidak
sesuai (lebih besar atau lebih kecil dari 6,86), atur pH meter
dengan obeng kecil yang tersedia. Putar searah atau
c. Persiapan Subjek:
penelitian.
penelitian.
pengukuran pH saliva.
menit.
G. Analisis Data
berpasangan (paired t-test). Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
Subjek penelitian
(30 orang)
Analisis data
Hasil
BAB V
HASIL PENELITIAN
dengan menggunakan subjek penelitian sebanyak 30 orang, dan saliva yang diambil
mulut dan lidah, tidak berbicara, serta tetap rileks dan tenang. Setelah itu subjek
gula atau pemanis lainnya, kemudian setelah 5 menit saliva dikumpulkan kembali.
TABEL 5.1
Uji normalitas
Statistic Df Sig.
pH Saliva Sebelum
.972 30 .584*
Perlakuan
pH Saliva 5 Menit
.942 30 .102*
Setelah Perlakuan
*Shapiro-Wilk, p>0,05
Tabel 5.4 menjelaskan tentang uji normalitas data hasil penelitian. Hasil
pengujian nilai probabilitas (sig.) sebelum perlakuan adalah 0,584 sedangkan nilai
probabilitas (sig.) sesudah perlakuan adalah 0,116. Nilai p sebelum dan sesudah
GRAFIK 5.1
Rata-rata pH saliva sebelum perlakuan
*Mean = 7.28, Std. Dev. = .353, N = 30
GRAFIK 5.2
Rata-rata pH saliva 5 menit setelah perlakuan
pada grafik 5.1. Rata-rata pH saliva sebelum perlakuan adalah 7,55 dan rata-rata
TABEL 5.2
Hasil uji paired t-test
(sig.) = 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 sehingga terdapat
menit setelah perlakuan. Pada tabel 5.2 juga dapat dilihat bahwa mean pH saliva
sebelum perlakuan adalah 7,55 dan mean pH saliva 5 menit setelah perlakuan
penurunan pH saliva setelah berkumur dengan larutan teh rosella yang berarti
hipotesis diterima.
BAB VI
PEMBAHASAN
saliva setelah berkumur dengan larutan teh rosella. Rosella dipilih sebagai bahan
penelitian karena saat ini olahan dari kelopak bunga rosella sangat digemari oleh
dan demineralisasi email gigi, selain itu pH saliva juga penting sebagai dasar
pertimbangan karies.1,2 pH saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5 – 7,5 dan
apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5 – 5,5 maka akan memudahkan
dengan larutan teh rosella. Hal tersebut terjadi karena pH larutan teh rosella yang
digunakan pada penelitian ini mencapai 3,24. Sifat asam tersebut didapatkan karena
(gosipetin dan hibiscin), vitamin C, protein, asam sitrat, asam malat, polisakarida,
protocatechuic acid (PCA), dan 18 macam asam amino.4,14,17 Oleh karena itu,
setelah berkumur dengan larutan teh rosella keadaan rongga mulut akan berubah
saliva, sedangkan rebusan kelopak bunga rosella dengan konsentrasi 25% dan 35%
dengan konsentrasi 25% dan 35% disebabkan karena kandungan asam organik yang
mutans yaitu flavonoid dan antosianin. Hal ini sesuai dengan penelitian Riwandy
(2014) yang menemukan bahwa zat aktif dalam larutan rosella dengan konsentrasi
Flavonoid dapat menembus dinding sel S. mutans. Zat aktif ini memiliki
transport nutrisi yang akan mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap bakteri.
Zat aktif antosianin bekerja dengan cara menginhibisi oksidasi glukosa dan
mengikat zat besi yang dibutuhkan oleh bakteri sehingga menghambat metabolisme
sel, menghambat aktivitas enzim bakteri, menekan regulasi produk gen tertentu,
dan menghalangi sintesis normal dinding sel bakteri. Sintesis yang tidak normal
dengan di luar sel sehingga terjadi kerusakan dinding sel bakteri yang akan
rosella berbeda-beda setiap subjek. Ada yang penurunan pH-nya tidak terlalu
bermakna, tetapi ada juga yang penurunan pH-nya cukup drastis dibandingkan
apabila terdapat suatu kondisi yang dapat mempengaruhi laju aliran dan pH saliva
subjek. Selain itu terdapat faktor-faktor yang sulit dikendalikan seperti durasi
pengumpulan saliva, keadaan rongga mulut subjek, durasi dalam berkumur, cara
berkumur yang berbeda-beda setiap subjek, dan kontaminasi saliva antara subjek
Kondisi fisik subjek dapat mempengaruhi laju aliran saliva (salivary flow) dan
hal tersebut dapat mempengaruhi pH. Salah satu contohnya adalah kurang minum
dan dehidrasi. Saat cairan tubuh berkurang sekitar 8%, laju aliran saliva juga
menghemat cairan.2 Beberapa hari sebelum penelitian subjek mungkin saja kurang
minum air sehingga kekurangan cairan dan mempengaruhi laju aliran serta pH
salivanya. Selain itu ada juga pengaruh dari pemakaian obat-obatan. Banyak obat-
penurunan laju aliran saliva serta mengubah komposisinya. 2,6 Apabila laju aliran
saliva berkurang, maka jumlah saliva yang keluar sedikit sehingga durasi
pengumpulan saliva menjadi semakin lama. Hal ini dapat menyulitkan penelitian
Kondisi rongga mulut juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menempel sehingga jumlah plak dan koloni bakteri penghasil asam akan semakin
banyak juga. Apabila jumlah plak semakin banyak maka akan terbentuk kalkulus
yang tentunya akan memperburuk kesehatan rongga mulut karena bakteri dari
keparahan gingivitis pada subjek penelitian dapat membuat perbedaan plak yang
makan satu jam sebelum penelitian, akan tetapi subjek mungkin sudah sarapan
dalam mulut. Perbedaan durasi berkumur ini dikarenakan ada beberapa subjek yang
terlambat mulai berkumur atau terlambat mengakhiri berkumur pada detik ke-30.
pada mulut. Namun, pada penelitian ini durasi berkumurnya hanya 30 detik
sehingga hasilnya kurang efektif. Selain itu cara berkumur yang berbeda juga
rosella mengalami penurunan, akan tetapi penurunan pH saliva yang terjadi masih
dalam rentang normal (5,6 – 7,0, rata-rata 6,7), sehingga penurunan pH saliva akibat
berkumur dengan larutan teh rosella tidak mencapai pH kritis dan menyebabkan
terjadinya demineralisasi pada email gigi. Terlebih lagi sistem buffer saliva dapat
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh larutan teh
rosella dengan konsentrasi yang lebih tinggi terhadap perubahan pH saliva. Selain
itu perlu juga dilakukan kontrol yang lebih baik terhadap subjek dan pengendalian
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju aliran dan pH saliva seperti pola
makan, kondisi fisik subjek, ataupun kondisi rongga mulut subjek. Dengan
A. Kesimpulan
pengaruh larutan teh rosella terhadap pH saliva yang telah dilakukan, maka
disimpulkan:
B. Saran
1. Soesilo, D., Santoso, R.E., & Diyatri, I. (2005). Peranan Sorbitol dalam
2 – 8.
3. Najoan, S.B., Kepel, B.J., & Wicaksono, D.A. (2014). Perubahan pH Saliva
4. Riwandy, A., Aspriyanto, D., & Budiarti, L.Y. (2014). Aktivitas Antibakteri
Gigi, 2, 61 – 64.
jurnal, 72 – 74.
39 – 48.
7. Goel, I., Navit, S., Mayall, S.S., Rallan, M., Navit, P., & Chandra, S. (2013).
Muhammadiyah Surakarta, 4 – 9.
10. Tamin, S. & Yassi, D. (2011). Penyakit Kelenjar Saliva dan Peran
11. Orabi, A.A., Riad, M.A., & O’Regan, M.B. (2002). Stylomandibular
12. Holsinger, F.C., & Bui, D.T. (2007). Anatomy, Function, and Evaluation of
13. Puspitowati, O.H., Ulfah, M., & Sasmito, E. (2012). Uji Aktivitas
Unpad, 1 – 13.
15. Ekanto, B. & Sugiarto (2011). Kajian Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa)
1, 172 – 179.
Universitas Mulawarman, 7, 1 – 8.
17. Sugiharto (2013). Efek Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa) pada Tikus yang
(Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20Bunga%20Rosella.p
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/siti-marwati-
Agromedia Pustaka.
21. Van Nieuw Amerongen, A., Bolscher, J.G., & Veerman, E.C. (2004).
22. Young, J.A. & Schneyer, C.A. (1981). Composition of Saliva in Mammalia.
24. Lin, H.H., Lin, T.L., Chen, C.C., Lin, M.C., Chou, M.C., & Wang, C.J.
(https://www.researchgate.net/publication/272890776_Anti-
inflammatory_activity_and_molecular_mechanism_of_delphinidin_3-
2015).
26. Maghraby, A.S., Shalaby, N., Abd-Alla, H.I., Ahmed, S.A., Khaled, H.M.,
– 622.
29. Adi, P., Puspitasari, A., & Islami, M.U. (2015). Pengaruh Konsentrasi
30. Afifah, N. (2010). Uji Beda Pemberian Teh Hijau dan Teh Hitam terhadap
31. Wang, C.J., Huang, C.N., Yang, Y.S., Chan, K.C., Peng, C.H., & Yang,
(Online),
(https://www.researchgate.net/publication/40694861_The_Hypolipidemic
_Effect_of_Hibiscus_sabdariffa_Polyphenols_via_Inhibiting_Lipogenesis
Desember 2015).
32. Kirdpon, S., Nakorn, S.N., & Kirdpon, W. (1994). Changes in Urinary
(https://www.researchgate.net/publication/15330246_Changes_in_urinary
_chemical_composition_in_healthy_volunteers_after_consuming_roselle_
33. Fakeye, T.O., Pal, A., Bawankule, D.U., & Khanuja, S.P.S. (2008).
(https://www.researchgate.net/publication/5453642_Immunomodulatory_e
ffect_of_extracts_ofHibiscus_sabdariffa_L_Family_Malvaceae_in_a_mou
Bersama ini saya, Try Putra Laksana, yang sedang menjalani program pendidikan
sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama),
yang berjudul:
ini adalah untuk memberi informasi ilmiah dan menambah pengetahuan tentang
pengukuran pH saliva subjek sebelum dan setelah berkumur dengan larutan teh
rosella. Prosedurnya adalah dengan mengumpulkan air liur/air ludah yang tidak
penampung, kemudian pH-nya diukur oleh peneliti. Setelah itu subjek akan diminta
untuk berkumur dengan larutan teh rosella selama 1 menit, kemudian setelah 5
menit air liur/air ludah dikumpulkan lagi dan diukur pH-nya. Penelitian ini tidak
beresiko, akan tetapi apabila timbul efek mau muntah atau alergi pada subjek karena
oleh peneliti.
Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk
menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan
yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat
kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari
Demikian lembar penjelasan ini saya buat, semoga keterangan ini dapat
dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
Jakarta, ...........................2016
(Informed Consent)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Angkatan :
NIM :
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat dari
penelitian yang akan dilakukan oleh Try Putra Laksana dari Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), dengan ini saya menyatakan
Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap pH Saliva” dengan penuh kesadaran
Jakarta, ...........................2016
Partisipan
(…………..……………)