DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
NIM : 4193220007
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat
dan kasih karunianya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Critical Journal
Review ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibu Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si yang telah memberikan tugas Critical Journal Review ini
sehingga saya dapat lebih memahami lebih jauh mengenai seperti apakah sebenarnya yang di bahas
dalam jurnal yang saya review serta apa kelebihan serta kekurangannya dan oleh karena itu saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Saya sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap saran
dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh
pembaca pada umumnya.
Devrianto H. Tumanggor
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1. Pendahuluan.........................................................................................................................5
2. Bahan dan Metode................................................................................................................5
3. Hasil dan pembahasan..........................................................................................................6
4. Kesimpulan...........................................................................................................................8
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................11
1. Kesimpulan...............................................................................................................................11
2. Saran.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
1. Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara bahari yang ada di dunia. Kekayaan laut yang
dimiliki bangsa Indonesia sangat beragam baik yang dapat diperbaharui seperti perikanan
Terdapat 7,5 persen (6,4 juta ton/tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berada di
Indonesia. Ikan-ikan tersebut berada dalam keadaan bebas maupun dibudidayakan. Ikan yang
dibudidayakan antara lain udang, kerapu, bandeng dan lain-lain, sedangkan ikan yang
ditemukan di perairan laut Indonesia salah satunya adalah Pari (Effendi, 1997).
Ikan Tuka merupakan salah satu ikan yang tidak dibudidayakan. Ikan Tuka termasuk
kelompok kelas mobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan juga kelompok
cartilaginous. Ikan ini mempunyai bentuk badan yang melebar dan sepasang sirip dada yang
menyatu dengan sisi kirikanan kepalanya. Selain itu, Ikan Pari memiliki ekor yang panjang
dan runcing menyerupai cemeti. Ikan ini berkembang biak dengan cara melahirkan dan
habitat hidupnya berada di dasar laut. Ikan Tuka mengeluarkan bau yang kurang sedap
sehingga tidak banyak dikonsumsi orang. Bau ini terjadi akibat tingginya kandungan
ammonia yang berasal dari penguraian protein dari tubuh ikan tersebut. Kandungan ammonia
yang tinggi mempercepat proses pembusukan dan dapat menurunkan mutu ikan sehingga
mengubah bau, tekstur, dan rasanya.
Ikan bertulang rawan ini juga memiliki karakteristik berbeda terhadap ikan bertulang
sejati dari strategi reproduksinya yang relatif lebih rendah sehingga dalam perkembangannya
memiliki strategi hidup yang berbeda(Steven et al.,2000), kondisi ini berpengaruh terhadap
populasi ikan bertulang rawan. Beberapa jenis telah mengalami status konservasi
endangered(berbahaya) seperti Depturus batis, (di timur atlantik dan Mediterania) dan
beberapa diantaranya berstatus endemik seperti Dipturus innominatusdiNew Zealand (Dulvy
& Reynolds, 2002). Di Laut Utara bagian tengah dan barat laut antara periode 1929-1956
dan 1981-1995 menunjukkan bahwa beberapa spesies telah menurun dalam kelimpahannya
(umumnya tuka dan pari Thornback), sedang yang lain (pari bintang) telah meningkat(Walker
and Hislop, 1998).
2. Bahan dan Metode
Lokasi, waktu penelitian, dan prosedur penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan Universitas Negeri Medan.
Adapun waktu penelitian selama kurun waktu kurang lebih 4 bulan yakni pada bulan
September sampai Desember 2016.
Prosedur Penelitian
Di Lapangan
Pengambilan sampel Tuka yang utuh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang telah
ditentukan dan mengambil gambar masing-masing jenis ikan tuka. Selanjutnya membawa
beberapa sampel ikan ke laboraatorium.
Di Laboratorium
Mengidentifikasi morfologi tuka meliputi moncong, bentuk diskus/badan, bentuk
ekor, warna badan, bentuk klasper, bentuk mulut, bentuk celah insang, ada/tidaknya sirip
punggung pertama dan ke dua, ada/tidaknya taji pada ekor, bentuk ujung ekor. Selanjutnya
Morfometri Tuka mencakup : panjang total, lebar badan, panjang badan, panjang
preorbital, panjang mata, jarak interorbital, jarak prespirakel, panjang pre narial, jarak
internarial, jarak preoral, lebar mulut, interspace celah insang pertama, interspace celah
5
insang ke lima, jarak dari ujung moncong ke pembukaan celah insang pertama, jarak dari
ujung moncong ke pembukaan celah insang ke lima, jarak dari ujung moncong ke cloaca,
jarak dari cloaca ke ujung ekor.
3. Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, Tuka yang ditemukan di Sumatera Bagian Utara yakni:
Okamejei cf boesemani (Ishihara, 1987).
Ciri umum:
• sirip perut terbagi atas dua cuping yang jelas.
• Sirip pada bagian ekor terdiri dari duri-duri kecil.
• moncong ditunjang oleh tulang rawan yang kuat.
• Moncong berbentuk segitiga melebar, agak memanjang (panjang preorbital <3
kalidiameter orbit).
• permukaan punggung bintik-bintik kecil berwarna hitam.
• Ukuran Panjang tubuh dapat mencapai 55 cm.
Sebaran: Ditengarai merupakan jenis endemik di selatan dan timur Indonesia. merupakan
hewanovipar seperti jenis lain dari suku ini. Makanannya belum diketahui.
Aspek perikanan: Tertangkap dengan sangat jarang oleh pancing rawa dasar diperairan
Jawa. Bagian tubuh yang dapat digunakan adalah daging.
Ciri umum:
• sirip perut terbagi atas dua cuping yang jelas
• moncong ditunjang oleh tulang rawan yang kuat (iii) moncong berbentuk segitiga
melebar dan agak memanjang (panjang preorbital <4kali diameter orbit)
6
• permukaan punggung tertutup bercak dan bintik-bintikberwarna pucat
Ukuran: Panjang tubuh dapat mencapai 20-55 cm.
Sebaran: merupakan jenis endemik di selatan Jawa.
Aspek perikanan: Tertangkap dengan sangat jarang oleh pancing rawai dasar diperairan
Jawa dan Sumatera. Bagian tubuh yang dapat digunakan adalah dagingnya.
Morfometri Tuka
Secara keseluruhan, pengukuran yang dilakukan terhadap dua jenis Tuka di Sumatera
Bagian Utara yaitu :
Okamejei cf boesemani (Ishihara, 1987)
Berdasarkan penelitian Tuka Okamejei cf boesemani memiliki ukuran Lebar
Diskus (X1) yaitu (22,5±15,7) dengan interpace celah insang Pertama (X12) yaitu (5,5±2,4).
Dapat dilihat bahwasannya Lebar diskus (X1) merupakan faktor berpengaruh terhadap
interpace celah insang Pertama (X12). Berdasarkan hasil penelitian Tuka (Okamejei cf
boeseman) diperoleh semua berjenis kelamin betina, jarak Prenarial 2,0-4,1 cm.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa data Tuka (Okamejei cf boeseman) yang didapat
berdasarkan hasil penelitian adalah termasuk tuka anakan (kecil).
Dipturus sp. (Stevens, 2000)
Berdasarkan penelitian Tuka Dipturus sp memiliki ukuran Lebar Diskus (X1)
yaitu (22,5±15,7) dengan interpace celah insang Pertama (X12) yaitu (5,5±3,2). Dapat
dilihat bahwasannya Lebar diskus (X1) merupakan faktor berpengaruh terhadap interpace
celah insang Pertama (X12).
Berdasarkan hasil penelitian, Tuka Dipturus sp ukuran Lebar Diskus (X1) mencapai
22,5 cm, pada ikan jantan memiliki ukuran 17,7-22,5 cm dan pada ikan betina 16,3-18,4 cm.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa Tuka Dipturus sp yang didapat berdasarkan penelitian
adalah yang berjenis kelamin jantan sebagian besar dewasa dan yang berjenis kelamin betina
termasuk anakan.
Hubungan Antara Morfologi dan Morfometri
Pengenalan morfometri tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Mengetahui bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang
dapat digunakan dalam identifikasi (Wahyuningsih dan barus, 2006).
Berdasarkan penelitian, morfologi Tuka yang ditemukan memiliki 5 perbandingan
yang sangat berpengaruh terhadap pengukuran Morfometri dari 2 spesies Tuka dengan jumlah
masing-masing 40 ekor Tuka yg memiliki nama Dipturus sp dan 40 ekor Tuka yang bernama
Okamejei cf boesemani.
Morfometri memiliki kaitan yang erat dengan identifikasi. Melalui pengukuran
berbagai karakteristik dapat mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi berhubungan dengan
ciri taksonomi dalam jumlah sedikit akan membawa sampel ke dalam suatu urutan kunci
identifikasi. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Jadi dalam
melakukan identifikasi, harus selalu berhubungan dengan kunci identifikasi.
Dalam identifikasi, spesies yang beranekaragam di alam dikelompokan dalam
kelompok yang mudah dikenal, kemudian ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari
pembeda yang tetap antara kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Berdasarkan
penelitian, kedua jenis tukayang ditemukan di Sumatera Bagian Utara hanya diketahui dua
nama umum dari masing-masing spesies. Kemudian dilakukan proses identifikasi mulai dari
morfologi dan morfometri menggunakan kunci identifikasi suku (Key to families) (White et
7
al, 2006). Sehingga ditemukan nama ilmiah dari kedua spesies Ikan Tuka yang ditemukan
karena ciri dan ukurannya yang membuat kedua Tuka tersebut berada dalam satu famili.
Morfometri memiliki kegunaan dalam bidang taksonomi, salah satunya diketahui
salah satu ukuran panjang maka dapat menentukan ukuran yang tidak ada atau dalam
kondisi rusak (White et al,2006). Dengan mengetahui koefisien panjang ikan, ini dapat
menunjukkan kegemukan atau kemontokan ikan tersebut (Mauck dan Summerfelt, 1970).
Juga diperlukan dalam manajemen perikanan yaitu untuk mengetahui selektivitas alat agar
ikan no-target (ikan-ikan yang ukurannya tidak dikehendaki) tidak ikut tertangkap (Vanichul
dan Hongskul 1966)
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian adalah:
Berdasarkan penelitian morfologi dari kedua jenis Tuka yang ditemukan memiliki
Kesamaan karakteristik yaitu semuanya memiliki Panjang Diskus dan Lebar Diskus yang
memiliki kesamaan pada saat pengukuran diikuti panjang mata,jarak pre sprirakel yang
memiliki ukurang tidak jauh berbeda. Faktor yang sangat mempengaruhi terhadap Morfologi
dan Morfometri ikan Tuka yaitu Panjang Diskus, Jarak interorbital, Jarak Prenarial, Jarak
Preoral, Interpace celah insang Pertama . Untuk keragaman jenis kelamin Ikan Tuka memiliki
perbandingan 3:1.
Status konservasi dari kedua spesies tuka yang diperolehadalahOkamejei cf
boesemanidanDipturus sp termasuk dalam status Dalam Daftar Merah IUCN: Belum
dievaluasi (NE).
8
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
9
E. Kemuktahiran masalah
Masalah yang dibahas penulis memiliki kemutakhiran karena memang ruang lingkup
dan jenis populasi maupun sampel yang digunakan penulis sangat sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari khususnya daerah laut atau pantai.
Kelemahan penelitian
A. Dari aspek ruang lingkup isi jurnal
Tidak memiliki permasalahan pada bagian ruang lingkup isi jurnal
B. Aspek Tata Bahasa
Jurnalini menggunakan bahasa yang tidak bertele-tele sehingga tata bahasanya mudah
dimengerti.
C. Kegayutan antar elemen
Tidak memiliki kekurangan pada bagian kegayutan antar elemen pada jurnal ini.
D. Originalitas temuan
Tidak terdapat ketidak originalitasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti
hanya saja memang teori-teori yang digunakan oleh penulis jurnal memang sudah
banyak yang menggunakan.
E. Kemutakhiran masalah
Tidak terdapat ketidakmutahiran masalah dalam jurnal ini, karena sumber masalah
yang dikaji oleh penulis ruang lingkupnya tidak terlalu besar jadi tidak terdapat
ketidakmutahiran masalah.
Implikasi Terhadap
A. Teori
Teori-teori yang diuraikan oleh penulis di dalam jurnal ini sangatlah bagus dan
sumbernya juga banyak yang tertera dalam isi jurnal walaupun pada umumnya teori yang
digunakan oleh penulis sudah termasuk yang sudah umum.
B. Program pembangunan di Indonesia
ini sangat cocok dianjurkan agar dapat digunakan di Institusi manapun untuk
penelitian dan penambahan ilmu yang membangun untuk pembaca yang dituju terutama
di baca oleh mahasiswa jurusan apapun yang ada hubungannya dengan mata kuliah
Taksonomi Hewan Vertebrata terutama Jurusan Biologi.
C. Pembahasan dan Analisis
Jurnal sebuah kajian tentang penelitian ini memiliki penjabaran materi yang baik
terlihat dari pemilihan diksi yang digunakan penulis dan bila ada pendapat yang
menggunakan bahasa asing seperti bahasa inggris penulis secara langsung
menerjemahkannya sehingga dapat membantu pembaca di dalam memahaminya, dan
gaya bahasa yang digunakan oleh penulis adalah gaya bahasa yang komunikatif sehingga
mudah dimengerti.
10
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari critical journal review ini adalah bahwa
jurnal yang saya bahas memiliki kelebihan . kelebihannya adalah pembahasan jurnal ini
sangat bagus dan detail sehingga jurnal ini dapat dijadikan sebagai sumber sumber referensi
penelitian maupun sebagai pemahaman tambahan terkhusus mahasiswa jurusan biologi baik
dalam pembelajaran maupun dalam aplikasinya.
2. Saran
Jurnal ini sangat bagus dan berguna digunakan sebagai media pembelajaran maupun
pedoman praktikum terkhusus disaat sistem perkuliahan daring diberlakukan akibat COVID-
19. Dan diharapkan jurnal ini dapat membantu penelitian lain agar terciptanya jurnal-jurnal
penelitian lain yang lebih mukhtakir dari sebelumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12