Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. PENGEMBANGAN KURIKULUM


PRODI S1-PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF - FT

Skor Nilai:

CRITICAL JURNAL REVIEW

OLEH :
NAMA MAHASISWA : RONALDO D.S
NIM : (5183122022)
DOSEN PENGAMPU : Dr.KEYSAR PANJAITAN, M.Pd
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PEND.TEKNIK OTOMOTIF

PROGRAM STUDI S1-PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN MEDAN
NOVEMBER 2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNYA saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas Critical Journal
Review ini dalam keadaan sehat walafiat. Tak lupa pula salawat serta salam saya
curahkan kepada junjungan Nabi besar muhammad SAW.
Tugas ini saya susun untuk menyelesaikan mata kuliah “Pengembangan
kurikulum Pend.Teknik Otomotif”. Harapan saya hasil dari Critical Journal
Review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Demikian Critical Journal Review ini saya susun, Dan saya sadar bahwa
Critical Journal Review ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan, Atas perhatian Dosen
Pengampu “Pengembangan kurikulum Pend.Teknik Otomotif” saya ucapkan
terima kasih.

Medan, November 2019

Penulis.

DAFTAR  ISI
Kata Pengantar ....................................................................................        i
Daftar isi ................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
      A.    Manfaat Critical Journal Review
      B.     Tujuan Critical Journal Review
BAB II PEMBAHASAN......................................................................       2
A.    Pendahuluan
      B.     Deskripsi isi
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................        5
      A.    Pembahasan isi jurnal I
      B.     Pembahasan isi Journal II
      C.     Kelebihan  dan kekurangan isi jurnal
BAB IV PENUTUP..............................................................................        14
      A.    Kesimpulan 
B.     Rekomendasi untuk perbaikan jurnal
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
a.       Manfaat Critical Journal Review                                                                        
   Manfaat Critical Journal Review yang paling utama adalah mengasah intelektual, Sehingga kita
dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan Journal tersebut.                                      
  Bisa memahami lebih jauh atau lebih dalam isi Journal tersebut.
b.      Tujuan Critical Journal Review
  Mengulas isi sebuah Journal.
  Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam Journal.
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bagian dari
aspek Journal  pertama dan kedua.
     Bisa membandingkan isi Journal pertama dan Journal kedua

IDENTITAS JOURNAL

JOURNAL 1
    Judul               : An Analysis of the Readiness and Implementation of 2013 Curriculum in The
West Part of Seram District, Maluku Province, Indonesia.
Nama Journal : INTERNATIONAL JOURNAL OF ENVIRONMENTAL & SCIENCE
EDUCATION
Edisi Terbit      : 2016
Penulis artikel : Dominggus Rumahlatua, Estevanus K. Huliselana, and Johanis Takariaa
Penerbit             : Pattimura University.
Kota Terbit        : Maluku, INDONESIA
Nomor ISSN      : 12, 5662-5675

    JOURNAL 2
   Judul                : The perspective of curriculum in Indonesia on environmental education
Nama Journal   : International Journal of Research Studies in Education
Edisi Terbit      : 2015 
  Penulis artikel   : Prihantoro, C. Rud   
      Penerbit                : Graduate School of Education, Jakarta State University, Indonesia           
      Kota Terbit           :JAKARTA,INDONESIA
   Nomor ISSN         : 2243-7703

BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
      A.    Pendahuluan

Kurikulum seperti kompas dalam membimbing kapal untuk berlayar di dunia pendidikan.
Seperti kompas, kurikulum memainkan peran penting dalam mengatur, mengarahkan, dan
membimbing kegiatan belajar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,
kurikulum harus strategis disusun dan dirumuskan ke dalam program tertentu karena kurikulum
merupakan isu penting dan kurikulum juga adalah bagian dari program pendidikan.
Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan tidak hanya untuk menghasilkan bahan ajar. Kurikulum tidak hanya memperhatikan
Perkembangan masa kini tapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan
sekolah lebih banyak Luas dan kompleks karena selalu sesuai dengan perubahan yang
dibutuhkan. Kurikulum seharusnya selalu diperbarui sesuai dengan perubahan agar tetap relevan
dengan masyarakat yang berubah.
Terkait dengan reformasi dan pentingnya kurikulum, praktisi pendidikan di Indonesia
terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya adalah kurikulum
2013 yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi merealisasikan peserta didik yang
berkualitas dan potensial. Hal ini sejalan dengan basis kurikulum 2013 yang dikembangkan dari
dua teori filosofis, yaitu teori reconstructivism dan Gestalt (Farisi, 2013).
Perubahan kurikulum oleh pemerintah selalu menghasilkan pro dan kontra tanpa henti.
Begitu pula dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
menjadikan sebagian besar pendidik sekolah di seluruh Indonesia. Pada awalnya, gagasan
kurikulum 2013 mendapat banyak perhatian dan tanggapan dari sejumlah kelompok, yang pada
dasarnya merasakan gejolak perpanjangan gerakan di bidang pendidikan.   

    B.     Deskripsi isi

Deskripsi isi Journal I

Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.
Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain kurikulum berbasis
kompetensi, di mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian kompetensi yang
diformulasikan dari kompetensi standar (SKL).
 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang difokuskan pada kesiapan dan
implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar (SD / MI), SMP / MTs, dan SMA / SMA.
Namun, masih ada beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 t yaitu
kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa, kesiapan mental guru dan siswa yang belum
disiapkan secara optimal, dan diseminasi yang belum sampai ke semua sekolah.
Implementasi kurikulum 2013 dimulai dari sejumlah pandangan termasuk:
1) tantangan masa depan
2) kompetensi masa depan
3) fenomena negative
4) persepsi masyarakat, di mana keempat pandangan tersebut mencakup beberapa aspek
dominan yaitu; konvergensi sains dan teknologi, kualitas, investasi dan transformasi di sektor
pendidikan dan kemampuan untuk berpikir jernih dan kritis, kemampuan untuk
mempertimbangkan aspek moral dari masalah, plagiarisme dan dan kerusuhan sosial, dan
karakter yang kurang (Kemendikbud, 2012; Kemendikbud, 2013).
Kehadiran kurikulum 2013 ini diharapkan bisa membawa perubahan dalam menyikapi
kesenjangan yang telah terjadi di dunia pendidikan. Ada empat perubahan besar pada kurikulum
2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara lain:
1) perubahan konsep kurikulum yang mencakup keseimbangan antara keterampilan keras
dan soft skill mulai dari Standar Kompetensi, Standar Konten, proses standar, dan standar.
penilaian;
2) buku yang digunakan adalah basis aktivitas dan tematik terpadu
3) proses pembelajaran
4) proses penilaian. Hal ini diharapkan bisa membawa perubahan untuk mencapai
kualitas pendidikan yang baik (Kemendikbud, 2012).
Menurut Sariono (2013), faktor terpenting dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
kesiapan para pelaksana kurikulum itu sendiri. Tidak peduli seberapa bagus kurikulum yang
digunakan, itu tergantung kesiapan guru untuk menerapkannya (Febriya & Nuryono, 2014).
guru dituntut untuk menjadi profesional dalam mempersiapkan materi pembelajaran,
model pembelajaran, strategi belajar, penggunaan alat pembelajaran, mampu menggunakan
model, strategi, dan metode pembelajaran yang inovatif, dan memiliki gaya mengajar yang dapat
membangkitkan rasa menyenangkan dan bermakna.

Deskripsi isi Journal II

Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan


dan tidak hanya untuk menghasilkan bahan ajar. Kurikulum tidak hanya memperhatikan
Perkembangan masa kini tapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan
sekolah lebih banyak Luas dan kompleks karena selalu sesuai dengan perubahan yang
dibutuhkan.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan berbagai aspek seperti perkembangan
anak, pengembangan sains, kebutuhan dan kebutuhan masyarakat pembangunan dan
sebagainya.Perencanaan-kurikulum harus mencakup beberapa aspek termasuk tujuan, bahan,
sumberdaya,kegiatan belajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan kurikulum (Ahmad,
1998, hal 30).
Salah satu hal yang penting dalam kurikulum Pembangunan adalah penyampaian isi isu
lingkungan dengan memasukkan lingkungan isu ke hampir semua mata pelajaran. Berdasarkan
hal tersebut, maka ada pertanyaan tentang bagaimana pendidikan lingkungan hidup dikemas
dalam kurikulum, terutama dalam kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang yang dilukiskan,
penelitian ini difokuskan pada perspektif kurikulum 2013 di Indonesia tentang pendidikan
lingkungan.
Sejak tahun 1945, kurikulumnya telah berubah beberapa kali, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Perkembangan kurikulum dapat
dipetakan ke dalam enam periode, yaitu:
1) Kurikulum 1975
2) Kurikulum 1986
3) Kurikulum 1994
4) Kurikulum 2004
5) kurikulum berbasis sekolah (SBC) yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan,
6) Kurikulum 2013.
  

BAB III
PEMBAHASAN
   A .    Pembahasan isi jurnal I
gagasan kurikulum 2013 mendapat banyak perhatian dan tanggapan dari sejumlah
kelompok, yang pada dasarnya merasakan gejolak perpanjangan gerakan di bidang pendidikan.
Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain kurikulum berbasis kompetensi, di
mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian kompetensi yang diformulasikan dari
kompetensi standar (SKL).
Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.

Bahan dan Metode


Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner tentang kesiapan dan implementasi
kurikulum 2013 pada tahun 2013 dengan fokus pada 7 indikator, yaitu :
1.      pengenalan Kurikulum 2013.
2.       kesiapan para guru.
3.      Kesiapan para siswa.
4.      pelatihan guru sudah hadir.
5.      kesiapan sekolah.
6.      Memantau dan membantu pelaksanaan kurikulum 2013
7.      pandangan guru dan siswa tentang kurikulum 2013.

Implementasi kurikulum 2013 dimulai dari sejumlah pandangan termasuk:


 1) tantangan masa depan
2) kompetensi masa depan
3) fenomena negatif
4) persepsi masyarakat, di mana keempat pandangan tersebut mencakup beberapa aspek dominan
yaitu; konvergensi sains dan teknologi, kualitas, investasi dan transformasi di sektor pendidikan
dan kemampuan untuk berpikir jernih dan kritis, kemampuan untuk mempertimbangkan aspek
moral dari masalah, plagiarisme dan dan kerusuhan sosial, dan karakter yang kurang
(Kemendikbud, 2012; Kemendikbud, 2013).

Ada empat perubahan besar pada kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, antara lain:
 1) perubahan konsep kurikulum yang mencakup keseimbangan antara keterampilan keras dan
soft skill mulai dari Standar Kompetensi, Standar Konten, proses standar, dan standar. penilaian;
2) buku yang digunakan adalah basis aktivitas dan tematik terpadu;
3) proses pembelajaran; dan
 4) proses penilaian. Hal ini diharapkan bisa membawa perubahan untuk mencapai kualitas
pendidikan yang baik (Kemendikbud, 2012).
Kompetensi guru merupakan komponen terpenting dalam implementasi kurikulum 2013.
Ummah (2013) berpendapat bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki guru, menginternalisasi, mengendalikan dan mewujudkannya
dalam menjalankan tugas profesional mereka yang ditunjukkan dari pekerjaan mereka.
Sehubungan dengan tingkat kesiapan pelaksanaan kurikulum 2013 di Kabupaten Seram
Bagian Barat, data yang terkumpul mencakup beberapa aspek melalui kuesioner yang diberikan
kepada responden dengan indikator:
 1) pengenalan kurikulum 2013
 2) kesiapan guru
3) kesiapan siswa
 4) pelatihan
5) kesiapan sekolah.
Dalam aspek kesiapan para guru, terlihat juga bahwa sebagian besar guru di SBB siap
menerapkan kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahiruddin (2013) yang
menyatakan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 nampaknya sangat menjanjikan jika pemerintah
Indonesia melakukan segala upaya melalui kebijakan dan penganggaran untuk benar-benar
menyelesaikan banyak masalah seperti kurangnya motivasi, dan hambatan budaya. bagi guru
yang mengadopsi peran baru sebagai fasilitator.
Selanjutnya Miswad dkk. (2013), menyatakan bahwa cara yang dapat ditempuh untuk
memenuhi beban kerja guru adalah dengan membagi kelompok belajar di beberapa kelas,
mengajar di lembaga pendidikan nonformal, melaksanakan tugas sebagai wali kelas dan
administrator.
pendapat Darling-Hammond & Bransford di Mursid (2013), yang menyatakan bahwa
guru profesional perlu memahami dan menguasai setidaknya tiga pengetahuan dasar pengajaran
yang meliputi:
(1) menguasai pengetahuan konten),
 (2) penguasaan pedagogis pengetahuan),
(3) menguasai pengetahuan konten paedagogis
hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada banyak hambatan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 yang dikemukakan responden, beberapa diantaranya-adalah:
1.Kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa terkait kurikulum 2013.
2.Mereka-belum mengerti karena kurangnya diseminasi.
3.Guru tidak maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013
4.Dalam proses persiapan pelaksanaannya.
hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada banyak hambatan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 yang dikemukakan responden, beberapa  adalah:
1.Kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa terkait kurikulum 2013.
2.Mereka-belum mengerti karena kurangnya diseminasi.
3.Guru tidak maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013
4.Dalam proses persiapan pelaksanaannya.
Muflihah (2013) mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui penerapan kurikulum adalah untuk melengkapi sarana dan prasarana sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Sebenarnya, pada kurikulum tahun 2013, guru tidak lagi
terbebani silabus karena silabus sudah disediakan secara nasional, sehingga guru hanya perlu
fokus pada penyusunan rencana pelajaran (Gultom, 2014; Hasibuan & Widyaiswara, 2013).

    B.     Pembahasan isi Journal II


Wayne juga menegaskan bahwa kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang
pembelajaran yang direncanakan yang diberikan kepada siswa oleh
institusi pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa saat kurikulum diimplementasikan
(2007).
 Sementara di Indonesia, dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 19 ayat 1, kurikulumnya berarti satu set rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan
bahan ajar, dan metode yang digunakan sebagai pedoman untuk mengorganisir kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sejak tahun 1945, kurikulumnya telah berubah beberapa kali, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Perkembangan kurikulum dapat
dipetakan ke dalam enam periode, yaitu: (1) Kurikulum 1975; (2) Kurikulum 1986; (3)
Kurikulum 1994; (4) Kurikulum 2004; (5) kurikulum berbasis sekolah (SBC) yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan, dan (6) Kurikulum 2013. Diagram berikut menunjukkan
perkembangan kronologis kurikulum di Indonesia.

Secara umum, Kurikulum 2013 berisi empat elemen perubahan yaitu :


 (1) standar lulusan kompetensi,
(2) standar isi,
 (3) standar proses pembelajaran,
(4) standar penilaian.

1.      Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


Peserta didik dalam hal ini diharapkan dapat memperbaiki dan menyeimbangkan antara
soft skill dan keterampilan keras itu mencakup aspek kompetensi sikap (termasuk: keyakinan
pribadi, moralitas, percaya diri, dan tanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, lingkungan alam, serta dunia dan peradabannya).

2.      Standar isi
Kompetensi yang berasal dari subjek berubah menjadi subjek dikembangkan dari
kompetensi.  Kompetensi dikembangkan melalui:
a. Tematik Integratif di semua mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD
b. Subjek di tingkat SMP dan SMA (SMA)      
c. Panggilan di tingkat SMK (SMK)

3.      Standar proses pembelajaran


a.      Proses standar yang pada awalnya difokuskan pada eksplorasi, penjabaran, dan konfirmasi
tersebutdilengkapi dengan mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan, menjumlahkan dan menciptakan.
b.      Belajar tidak hanya terjadi di kelas, tapi juga di sekolah dan masyarakat lingkungan.
c.       Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
d.       Sikap tidak diajarkan secara verbal, tapi melalui contoh dan teladan.

4.      Standar penilaian
a. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil tentu
saja) terhadap penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan proses
dan hasil berbasis pengetahuan).
b. Memperkuat kriteria penilaian rujukan, yaitu pencapaian hasil pembelajaran berbasis pada skor
yang didapat pada posisi skor ideal (maksimal).
c. Penilaian tidak hanya pada tingkat Kompetensi Dasar (KD), tapi juga Core Kompetensi (KI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
d. Mendorong penggunaan portofolio yang dibuat oleh siswa sebagai alat penilaian utama.

 Perspektif Pendidikan Lingkungan dalam Kurikulum di Indonesia


Pendidikan merupakan investasi berharga yang tumbuh demi tercapainya martabat
bangsa. Ini sejalan dengan pernyataan Tilaar bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan
manusia sekaligus dinamika masyarakat itu sendiri menjadi pilar keberlanjutan komunitas itu
sendiri (2008).
      Pendidikan lingkungan diharapkan dapat mengubah perilaku dan pola pandang masyarakat
terhadap positif terkait dengan masalah lingkungan dan mendorong cinta untuk lingkungan sejak
dini. Tujuan dari Pendidikan lingkungan dapat diuraikan menjadi enam kelompok, yaitu:
1.      Kesadaran - memberi dorongan kepada setiap individu untuk mendapatkan kesadaran dan
kepekaan terhadap lingkungan dan masalahnya.
2.       Pengetahuan - membantu setiap individu untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan dasar
pemahaman lingkungan dan permasalahannya.
3.      Sikap - membantu setiap individu untuk mendapatkan seperangkat nilai dan kemampuan untuk
mendapatkan pilihan yang tepat Serta mengembangkan rasa sensitif terhadap lingkungan.
4.      Keterampilan - membantu individu untuk mendapatkan keterampilan dalam mengidentifikasi
dan memecahkan masalah lingkungan.
5.      Partisipasi - membantu memotivasi individu untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan
lingkungan masalah.
6.      Evaluasi - mendorong setiap individu untuk memiliki kemampuan untuk mengevaluasi
lingkunganpengetahuan dalam hal faktor ekologi, sosial, ekonomi, politik, dan pendidika
(Adisendjaja, 1988).

   C. Metodologi Penelitian
 
Tujuan dari penelitian ini adalah pendidikan lingkungan hidup sesuai kurikulum yang
ditetapkan tahun 2013 di Indonesia Indonesia dalam hal aspek luas studi tidak hanya mata
pelajaran dalam lingkup nasional, tapi juga outputnya bisa memenuhi tantangan dunia.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
untuk Uji hipotesis, tapi untuk menggambarkan data, fakta, dan kondisi seperti apa
adanya. Hasilnya menggunakan kualitatif Pendekatan menurut Creswell bisa digunakan untuk
menganalisa dan memprediksi apa yang harus dilakukan di masa depan dan juga membantu
mengatasi masalah yang ada saat ini (1998, hal 37).
Metode analisis isi sebagai metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini,
dan ada enam Langkah yang harus diimplementasikan, yaitu :
1.      merumuskan pertanyaan penelitian.
2.      pengambilan sampel sumber data itu telah dipilih.
3.       pembuatan kategori yang digunakan dalam analisis.
4.       mengidentifikasi sampel dokumen yang telah dipilih dan dikodekan.
5.       merancang skala dan item berdasarkan kriteria khusus untuk pengumpulan data.
6.      menafsirkan data (Miles & Huberman, 1994, hal 35).

Perspektif pendidikan lingkungan dalam kurikulum 2013 dikemas dengan harapan itu
peserta didik mendapatkan kesadaran dan kepekaan, mendapatkan berbagai pengalaman dan
pemahaman dasar tentang lingkungan, serta membentuk karakter untuk mendapatkan
seperangkat nilai perasaan yang sensitif terhadap lingkungan di tingkat pendidikan dasar hingga
pendidikan menengah. Dengan demikian, siswa diharapkan untuk ikut aktif masuk memecahkan
masalah dan perlindungan lingkungan dengan memiliki karakter yang sopan.

A. Pembahasan isi jurnal 

Pada bagian jurnal I menyatakan Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain
 
kurikulum berbasis kompetensi, di mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian
kompetensi yang diformulasikan dari kompetensi standar (SKL).
Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.
Sedangkan pada bagian jurnal II di nyatakan bahwa Wayne juga menegaskan bahwa
kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran yang direncanakan yang diberikan
kepada siswa oleh institusi pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa saat kurikulum
diimplementasikan (2007).  
Maka penulis menyimpulkan jurnal satu dan jurnal dua saling berkaitan atau
berkesinambungan, karena  kurikulum yang di nyatakan dari kedua pendapat di atas
menunjukkan bahwa kurikulum sangat erat kaitannya dengan sisiwa di sekolah karena kurikulum
sebagai kompas bagi siswa di masa depan.

Kemudian pada bagian implementasi jurnal I mengatakan, Implementasi kurikulum 2013


dimulai dari sejumlah pandangan termasuk:
1.      tantangan masa depan
2.       kompetensi masa depan
3.      fenomena negatif
4.       persepsi masyarakat

   Sedangkan jurnal II menyatakan elemen perubahan diantaranya


Secara umum, Kurikulum 2013 berisi empat elemen perubahan yaitu :
1.      standar lulusan kompetensi
2.       standar isi
3.       standar proses pembelajaran
4.      standar penilaian.
Maka penulis menyimpulkan bahwa pada jurnal satu memiliki implementasi yang
menjadi pendukung untuk menjalani apabila kurikulum 2013 dimasa akan datang. Sedangkan
pada jurnal II masih juga terkait kurikulum 2013 yang berisi elemen perubahan yang menjadi
titik tolak untuk bersaing atau untuk mempermudah menjalani kurikulum 2013 berlangsung.
Pada bagian jurnal I menggunakan Bahan dan Metode. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner tentang kesiapan dan implementasi kurikulum 2013 pada tahun 2013
dengan fokus pada 7 indikator, yaitu :
    1.      pengenalan Kurikulum 2013.
    2.       kesiapan para guru.
    3.      Kesiapan para siswa.
    4.      pelatihan guru sudah hadir.
   5.      kesiapan sekolah.  
6 .    Memantau dan membantu pelaksanaan kurikulum 2013
7    .pandangan guru dan siswa tentang kurikulum 2013.
Sedangkan pada jurnal dua menggunakan Metode  Analisis isi sebagai metode penelitian
kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dan ada enam Langkah yang harus diimplementasikan,
yaitu :
1    .      merumuskan pertanyaan penelitian.
2  .      pengambilan sampel sumber data itu telah dipilih.
3  .       pembuatan kategori yang digunakan dalam analisis.
4  .       mengidentifikasi sampel dokumen yang telah dipilih dan dikodekan.
   .       merancang skala dan item berdasarkan kriteria khusus untuk pengumpulan data.
6  .      menafsirkan data (Miles & Huberman, 1994, hal 35).
Maka Penulis menyimpulkan bahwa metode yang di gunakan keduanya sangat berkaitan
karena setelah kesiapan siswa dan guru baru lah merumuskan apa yang akan dilakukan setelah
implementasi keduanya berjalan.
   
    D.    Kelebihan  dan kekurangan isi jurnal
1.      Kelebihan dari isi jurnal I kata-kata yang digunakan sangat lah mendukung pengetahuan si
pembaca, untuk mengetahui tata cara pelaksanaaan kurikulum 2013.
2.      Kekurangan dari isi jurnal I cara penulisan yang kurang bisa dipahami, karena kalimat terlalu
bertele-tele.
3.      Kelebihan dari jurnal II adalah dia merupakan pelengkap dari pembahasan jurnal I. Karena
kurikulum memjelaskan perspektif pada lingkungan siswa itu sendiri.
4.      Kekurangan jurnal II adalah pembahasan yang terlalu singkat.
BAB IV
PENUTUP
    A.     Kesimpulan 
Perspektif pendidikan lingkungan dalam kurikulum 2013 dikemas dengan harapan itu
peserta didik mendapatkan kesadaran dan kepekaan, mendapatkan berbagai pengalaman dan
pemahaman dasar tentang lingkungan, serta membentuk karakter untuk mendapatkan
seperangkat nilai perasaan yang sensitif terhadap lingkungan di tingkat pendidikan dasar hingga
pendidikan menengah. Dengan demikian, siswa diharapkan untuk ikut aktif masuk memecahkan
masalah dan perlindungan lingkungan dengan memiliki karakter yang sopan.

    B.    Rekomendasi untuk perbaikan jurnal


 Pendidikan lingkungan dalam kurikulum apapun harus dipertahankan karena terus
berkembang iklim dunia dan perubahan iklim dunia yang semakin panas. Hal yang perlu kita
lakukan di sekolah tidak hanya untuk memberikan pelajaran kepada siswa tapi kami
membuatnya bekerja melalui kegiatan reboisasi di sekolah, kami tidak hanya Perbaiki
infrastruktur tapi juga menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang hijau dan indah sehingga
siswa dapat belajar dengan kondisi yang keren dan membuat siswa dapat berpikir jernih, dan siap
untuk bersaing dengan kuat dunia global sebagai pengusaha.
       
DAFTAR PUSTAKA

Dominggus Rumahlatua, E. K. (2016 ). An Analysis of the Readiness and Implementation of


2013 Curriculum in The West Part of Seram District, Maluku Province,
Indonesia. INTERNATIONAL JOURNAL OF ENVIRONMENTAL & SCIENCE EDUCATION  ,
1-14.
Prihantoro, C. Rud (2015) The perspective of curriculum in Indonesia on  environmental
education International Journal of Research Studies in Education, 1-

Anda mungkin juga menyukai