Skor Nilai:
OLEH :
NAMA MAHASISWA : RONALDO D.S
NIM : (5183122022)
DOSEN PENGAMPU : Dr.KEYSAR PANJAITAN, M.Pd
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PEND.TEKNIK OTOMOTIF
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahNYA saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas Critical Journal
Review ini dalam keadaan sehat walafiat. Tak lupa pula salawat serta salam saya
curahkan kepada junjungan Nabi besar muhammad SAW.
Tugas ini saya susun untuk menyelesaikan mata kuliah “Pengembangan
kurikulum Pend.Teknik Otomotif”. Harapan saya hasil dari Critical Journal
Review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Demikian Critical Journal Review ini saya susun, Dan saya sadar bahwa
Critical Journal Review ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan, Atas perhatian Dosen
Pengampu “Pengembangan kurikulum Pend.Teknik Otomotif” saya ucapkan
terima kasih.
Penulis.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Manfaat Critical Journal Review
B. Tujuan Critical Journal Review
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
A. Pendahuluan
B. Deskripsi isi
BAB III PEMBAHASAN..................................................................... 5
A. Pembahasan isi jurnal I
B. Pembahasan isi Journal II
C. Kelebihan dan kekurangan isi jurnal
BAB IV PENUTUP.............................................................................. 14
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi untuk perbaikan jurnal
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Manfaat Critical Journal Review
Manfaat Critical Journal Review yang paling utama adalah mengasah intelektual, Sehingga kita
dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan Journal tersebut.
Bisa memahami lebih jauh atau lebih dalam isi Journal tersebut.
b. Tujuan Critical Journal Review
Mengulas isi sebuah Journal.
Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam Journal.
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bagian dari
aspek Journal pertama dan kedua.
Bisa membandingkan isi Journal pertama dan Journal kedua
IDENTITAS JOURNAL
JOURNAL 1
Judul : An Analysis of the Readiness and Implementation of 2013 Curriculum in The
West Part of Seram District, Maluku Province, Indonesia.
Nama Journal : INTERNATIONAL JOURNAL OF ENVIRONMENTAL & SCIENCE
EDUCATION
Edisi Terbit : 2016
Penulis artikel : Dominggus Rumahlatua, Estevanus K. Huliselana, and Johanis Takariaa
Penerbit : Pattimura University.
Kota Terbit : Maluku, INDONESIA
Nomor ISSN : 12, 5662-5675
JOURNAL 2
Judul : The perspective of curriculum in Indonesia on environmental education
Nama Journal : International Journal of Research Studies in Education
Edisi Terbit : 2015
Penulis artikel : Prihantoro, C. Rud
Penerbit : Graduate School of Education, Jakarta State University, Indonesia
Kota Terbit :JAKARTA,INDONESIA
Nomor ISSN : 2243-7703
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Kurikulum seperti kompas dalam membimbing kapal untuk berlayar di dunia pendidikan.
Seperti kompas, kurikulum memainkan peran penting dalam mengatur, mengarahkan, dan
membimbing kegiatan belajar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,
kurikulum harus strategis disusun dan dirumuskan ke dalam program tertentu karena kurikulum
merupakan isu penting dan kurikulum juga adalah bagian dari program pendidikan.
Tujuan utama pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan tidak hanya untuk menghasilkan bahan ajar. Kurikulum tidak hanya memperhatikan
Perkembangan masa kini tapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan
sekolah lebih banyak Luas dan kompleks karena selalu sesuai dengan perubahan yang
dibutuhkan. Kurikulum seharusnya selalu diperbarui sesuai dengan perubahan agar tetap relevan
dengan masyarakat yang berubah.
Terkait dengan reformasi dan pentingnya kurikulum, praktisi pendidikan di Indonesia
terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya adalah kurikulum
2013 yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi merealisasikan peserta didik yang
berkualitas dan potensial. Hal ini sejalan dengan basis kurikulum 2013 yang dikembangkan dari
dua teori filosofis, yaitu teori reconstructivism dan Gestalt (Farisi, 2013).
Perubahan kurikulum oleh pemerintah selalu menghasilkan pro dan kontra tanpa henti.
Begitu pula dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
menjadikan sebagian besar pendidik sekolah di seluruh Indonesia. Pada awalnya, gagasan
kurikulum 2013 mendapat banyak perhatian dan tanggapan dari sejumlah kelompok, yang pada
dasarnya merasakan gejolak perpanjangan gerakan di bidang pendidikan.
Deskripsi isi Journal I
Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.
Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain kurikulum berbasis
kompetensi, di mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian kompetensi yang
diformulasikan dari kompetensi standar (SKL).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang difokuskan pada kesiapan dan
implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar (SD / MI), SMP / MTs, dan SMA / SMA.
Namun, masih ada beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 t yaitu
kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa, kesiapan mental guru dan siswa yang belum
disiapkan secara optimal, dan diseminasi yang belum sampai ke semua sekolah.
Implementasi kurikulum 2013 dimulai dari sejumlah pandangan termasuk:
1) tantangan masa depan
2) kompetensi masa depan
3) fenomena negative
4) persepsi masyarakat, di mana keempat pandangan tersebut mencakup beberapa aspek
dominan yaitu; konvergensi sains dan teknologi, kualitas, investasi dan transformasi di sektor
pendidikan dan kemampuan untuk berpikir jernih dan kritis, kemampuan untuk
mempertimbangkan aspek moral dari masalah, plagiarisme dan dan kerusuhan sosial, dan
karakter yang kurang (Kemendikbud, 2012; Kemendikbud, 2013).
Kehadiran kurikulum 2013 ini diharapkan bisa membawa perubahan dalam menyikapi
kesenjangan yang telah terjadi di dunia pendidikan. Ada empat perubahan besar pada kurikulum
2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara lain:
1) perubahan konsep kurikulum yang mencakup keseimbangan antara keterampilan keras
dan soft skill mulai dari Standar Kompetensi, Standar Konten, proses standar, dan standar.
penilaian;
2) buku yang digunakan adalah basis aktivitas dan tematik terpadu
3) proses pembelajaran
4) proses penilaian. Hal ini diharapkan bisa membawa perubahan untuk mencapai
kualitas pendidikan yang baik (Kemendikbud, 2012).
Menurut Sariono (2013), faktor terpenting dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
kesiapan para pelaksana kurikulum itu sendiri. Tidak peduli seberapa bagus kurikulum yang
digunakan, itu tergantung kesiapan guru untuk menerapkannya (Febriya & Nuryono, 2014).
guru dituntut untuk menjadi profesional dalam mempersiapkan materi pembelajaran,
model pembelajaran, strategi belajar, penggunaan alat pembelajaran, mampu menggunakan
model, strategi, dan metode pembelajaran yang inovatif, dan memiliki gaya mengajar yang dapat
membangkitkan rasa menyenangkan dan bermakna.
BAB III
PEMBAHASAN
A . Pembahasan isi jurnal I
gagasan kurikulum 2013 mendapat banyak perhatian dan tanggapan dari sejumlah
kelompok, yang pada dasarnya merasakan gejolak perpanjangan gerakan di bidang pendidikan.
Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain kurikulum berbasis kompetensi, di
mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian kompetensi yang diformulasikan dari
kompetensi standar (SKL).
Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.
Ada empat perubahan besar pada kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya, antara lain:
1) perubahan konsep kurikulum yang mencakup keseimbangan antara keterampilan keras dan
soft skill mulai dari Standar Kompetensi, Standar Konten, proses standar, dan standar. penilaian;
2) buku yang digunakan adalah basis aktivitas dan tematik terpadu;
3) proses pembelajaran; dan
4) proses penilaian. Hal ini diharapkan bisa membawa perubahan untuk mencapai kualitas
pendidikan yang baik (Kemendikbud, 2012).
Kompetensi guru merupakan komponen terpenting dalam implementasi kurikulum 2013.
Ummah (2013) berpendapat bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki guru, menginternalisasi, mengendalikan dan mewujudkannya
dalam menjalankan tugas profesional mereka yang ditunjukkan dari pekerjaan mereka.
Sehubungan dengan tingkat kesiapan pelaksanaan kurikulum 2013 di Kabupaten Seram
Bagian Barat, data yang terkumpul mencakup beberapa aspek melalui kuesioner yang diberikan
kepada responden dengan indikator:
1) pengenalan kurikulum 2013
2) kesiapan guru
3) kesiapan siswa
4) pelatihan
5) kesiapan sekolah.
Dalam aspek kesiapan para guru, terlihat juga bahwa sebagian besar guru di SBB siap
menerapkan kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahiruddin (2013) yang
menyatakan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 nampaknya sangat menjanjikan jika pemerintah
Indonesia melakukan segala upaya melalui kebijakan dan penganggaran untuk benar-benar
menyelesaikan banyak masalah seperti kurangnya motivasi, dan hambatan budaya. bagi guru
yang mengadopsi peran baru sebagai fasilitator.
Selanjutnya Miswad dkk. (2013), menyatakan bahwa cara yang dapat ditempuh untuk
memenuhi beban kerja guru adalah dengan membagi kelompok belajar di beberapa kelas,
mengajar di lembaga pendidikan nonformal, melaksanakan tugas sebagai wali kelas dan
administrator.
pendapat Darling-Hammond & Bransford di Mursid (2013), yang menyatakan bahwa
guru profesional perlu memahami dan menguasai setidaknya tiga pengetahuan dasar pengajaran
yang meliputi:
(1) menguasai pengetahuan konten),
(2) penguasaan pedagogis pengetahuan),
(3) menguasai pengetahuan konten paedagogis
hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada banyak hambatan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 yang dikemukakan responden, beberapa diantaranya-adalah:
1.Kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa terkait kurikulum 2013.
2.Mereka-belum mengerti karena kurangnya diseminasi.
3.Guru tidak maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013
4.Dalam proses persiapan pelaksanaannya.
hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada banyak hambatan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 yang dikemukakan responden, beberapa adalah:
1.Kurangnya buku pegangan untuk guru dan siswa terkait kurikulum 2013.
2.Mereka-belum mengerti karena kurangnya diseminasi.
3.Guru tidak maksimal dalam menerapkan kurikulum 2013
4.Dalam proses persiapan pelaksanaannya.
Muflihah (2013) mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui penerapan kurikulum adalah untuk melengkapi sarana dan prasarana sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Sebenarnya, pada kurikulum tahun 2013, guru tidak lagi
terbebani silabus karena silabus sudah disediakan secara nasional, sehingga guru hanya perlu
fokus pada penyusunan rencana pelajaran (Gultom, 2014; Hasibuan & Widyaiswara, 2013).
2. Standar isi
Kompetensi yang berasal dari subjek berubah menjadi subjek dikembangkan dari
kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui:
a. Tematik Integratif di semua mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD
b. Subjek di tingkat SMP dan SMA (SMA)
c. Panggilan di tingkat SMK (SMK)
4. Standar penilaian
a. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil tentu
saja) terhadap penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan proses
dan hasil berbasis pengetahuan).
b. Memperkuat kriteria penilaian rujukan, yaitu pencapaian hasil pembelajaran berbasis pada skor
yang didapat pada posisi skor ideal (maksimal).
c. Penilaian tidak hanya pada tingkat Kompetensi Dasar (KD), tapi juga Core Kompetensi (KI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
d. Mendorong penggunaan portofolio yang dibuat oleh siswa sebagai alat penilaian utama.
C. Metodologi Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah pendidikan lingkungan hidup sesuai kurikulum yang
ditetapkan tahun 2013 di Indonesia Indonesia dalam hal aspek luas studi tidak hanya mata
pelajaran dalam lingkup nasional, tapi juga outputnya bisa memenuhi tantangan dunia.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
untuk Uji hipotesis, tapi untuk menggambarkan data, fakta, dan kondisi seperti apa
adanya. Hasilnya menggunakan kualitatif Pendekatan menurut Creswell bisa digunakan untuk
menganalisa dan memprediksi apa yang harus dilakukan di masa depan dan juga membantu
mengatasi masalah yang ada saat ini (1998, hal 37).
Metode analisis isi sebagai metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini,
dan ada enam Langkah yang harus diimplementasikan, yaitu :
1. merumuskan pertanyaan penelitian.
2. pengambilan sampel sumber data itu telah dipilih.
3. pembuatan kategori yang digunakan dalam analisis.
4. mengidentifikasi sampel dokumen yang telah dipilih dan dikodekan.
5. merancang skala dan item berdasarkan kriteria khusus untuk pengumpulan data.
6. menafsirkan data (Miles & Huberman, 1994, hal 35).
Perspektif pendidikan lingkungan dalam kurikulum 2013 dikemas dengan harapan itu
peserta didik mendapatkan kesadaran dan kepekaan, mendapatkan berbagai pengalaman dan
pemahaman dasar tentang lingkungan, serta membentuk karakter untuk mendapatkan
seperangkat nilai perasaan yang sensitif terhadap lingkungan di tingkat pendidikan dasar hingga
pendidikan menengah. Dengan demikian, siswa diharapkan untuk ikut aktif masuk memecahkan
masalah dan perlindungan lingkungan dengan memiliki karakter yang sopan.
Pada bagian jurnal I menyatakan Dapat diilustrasikan bahwa kurikulum 2013 adalah desain
kurikulum berbasis kompetensi, di mana perkembangannya tetap berfokus pada pencapaian
kompetensi yang diformulasikan dari kompetensi standar (SKL).
Hubball & Burt (2004), menyatakan bahwa reformasi kurikulum adalah proses yang
kompleks, beragam, dan berulang-ulang, di mana gagasan dibuat menjadi kebijakan, berubah
menjadi perilaku, dan dinyatakan sebagai tindakan sosial.
Sedangkan pada bagian jurnal II di nyatakan bahwa Wayne juga menegaskan bahwa
kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran yang direncanakan yang diberikan
kepada siswa oleh institusi pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa saat kurikulum
diimplementasikan (2007).
Maka penulis menyimpulkan jurnal satu dan jurnal dua saling berkaitan atau
berkesinambungan, karena kurikulum yang di nyatakan dari kedua pendapat di atas
menunjukkan bahwa kurikulum sangat erat kaitannya dengan sisiwa di sekolah karena kurikulum
sebagai kompas bagi siswa di masa depan.