KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik, namun penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan karena itu, penulis mengharapkan saran ataupun kritik dari
para pembaca untuk kebaikan pada proposal penelitian berikutnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
bekerja sama dalam pembuatan proposal penelitian ini, dan semoga proposal penelitian ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita. Amin
Penulis
1
BAB I (teacher centered). Pendidikan di Indonesia
mewujudkan potensi kreatif dan tanggung pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
Di Indonesia sendiri kualitas yang saat ini menuntut adanya sumber daya
pendidikan belum mencapai hasil yang manusia yang berkualitas. Kualitas sumber
diharapkan. Rendahnya mutu pendidikan daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari
tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi proses belajar yaitu melalui pendidikan.
belajar siswa. Masalah lain dalam bidang Undang-undang No. 20 Tahun 2003
masih terlalu didominasi oleh peran guru suasana belajar dan proses pembelajaran agar
2
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Guru adalah salah satu komponen
Menurut Kamus Besar Bahasa siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
pengubahan sikap dan tata laku seseorang mencapai tujuan belajar itu sendiri yaitu:
atau kelompok orang dalam usaha siswa mampu berpikir kritis dan kreatif,
Definisi tersebut menjelaskan bahwa dan antusias siswa, serta dapat memotivasi
pendidikan adalah proses menumbuh siswa untuk senantiasa belajar dengan baik
operasional, dan keduanya berhubungan erat sebagai penentu atau ukuran dalam mencapai
ibarat dua sisi koin yang tak mungkin suatu pendidikan. Namun kenyataannya
terpisahkan. Untuk itu peran seorang guru tidak semua siswa dapat mencapai hasil yang
sebagai pendidik dan pengajar sangatlah baik khususnya matematika dan mutu
3
berpartisipasi dalam peningkatan mutu kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
Mulyono bahwa “ Dari berbagai bidang studi siswa disebabkan oleh banyak faktor yaitu
bidang pelajaran yang paling sulit oleh penyajian pelajaran matematika yang kurang
berbagai siswa, baik yang tidak berkesulitan menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari
belajar dan bagi siswa yang berkesulitan siswa, penggunaan metode pembelajaran
Dari penjelasan Mulyono tersebut dari siswa, seperti kehadiran siswa di dalam
terlihat bahwa siswa memandang matematika kelas, motivasi belajar yang rendah serta
sebagai bidang studi yang paling sulit. kemampuan belajar matematika yang masih
masalah kehidupan sehari-hari. Untuk itu perbedaan hasil belajar siswa dengan
sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas
semua bidang studi memerlukan matematika dituntut bekerja sama dan saling
4
Berempat (Think-Pair-Share), Bertukar memperoleh konsep secara mendalam
Mencari Pasangan (Make A Match), Dua kooperatif tipe Student Team Achievement
Datang-Dua Tamu (Two Stay-Two Stray), Divisions (STAD) merupakan salah satu
kooperatif yang bisa diterapkan oleh guru paling baik untuk permulaan bagi para guru
matematika kelas VII ,,,,,,,,, agar hasil belajar yang baru menggunakan pendekatan
tipe Student Team Achievement Divisions belajar matematika siswa yang diajarkan
Two Stay-Two Stray (TSTS) atau dua belajar matematika siswa yang diajarkan
tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
5
yang mendasar dalam pencapaian hasil 4. Perbedaan kemampuan belajar yang
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two 5. Perbedaan hasil belajar siswa yang
Stray (TSTS) dan yang diajar dengan diajar dengan strategi pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Student Team kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
Achievement Divisions (STAD) pada materi (TSTS) dan tipe Student Team
himpunan. Oleh karena itu, peneliti akan Achievement Divisions (STAD) pada
Tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) dan Tipe Berdasarkan latar belakang masalah
(STAD) Pada Materi Himpunan Di Kelas adanya pembatasan masalah agar penelitian
VII ,,,,,,,,, Tahun Pelajaran 2016/2017”. ini lebih terfokus pada permasalahan yang
Berdasarkan latar belakang masalah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
sebagai berikut :
6
1. Apakah hasil belajar siswa yang Achievement Divisions (STAD) pada
(TSTS) lebih baik daripada siswa Two Stay-Two Stray (TSTS) dan
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
(TSTS) lebih baik daripada siswa (TSTS) dan siswa yang diajar
7
Achievement Divisions (STAD) 2. Sebagai bahan masukan bagi guru
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray bagi guru dalam hal memilih dan
kemampuan siswa terhadap hasil Two Stay-Two Stray dan tipe Student
F. Manfaat Penelitian
8
A. Kerangka Teoritis Guilford dalam Mustaqim
sebagaimana dikutip Abu Ahmadi dalam belajar adalah perubahan tingkah laku yang
Mardianto adalah: Learning is the process by dihasilkan dari ransangan.10 Gagne dalam
which behavior (in the broader sense Agus Suprijono mendefinisikan belajar
training). Artinya belajar adalah proses yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
dimana tingkah laku (dalam arti luas Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau langsung dari proses pertumbuhan seseorang
Muhibbin Syah berpendapat bahwa: “belajar belajar adalah suatu proses usaha yang
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam dilakukan individu untuk memperoleh suatu
diri organisme (manusia atau hewan) perubahan tingkah laku yang baru secara
mempengaruhi tingkah laku organisme individu itu sendiri dalam interaksi dengan
8
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan:
Perdana Publishing, h. 38. 11
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning Teori
9
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Belajar Dengan & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 2
Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
12
h. 88. S.B. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta, h. 13
9
Hal senada juga diungkapkan Moh jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses
suatu proses yang dilakukan oleh individu Ciri khas perubahan dalam belajar meliputi
pengalaman individu itu sendiri dalam 2) positif dan aktif (bermanfaat dan atas hasil
yang disampaikan oleh para ahli di atas mendorong timbulnya perubahan baru).14
terdapat kesamaan atau kata kunci dari Jadi, proses belajar dapat diartikan
belajar. Kesamaannya adalah terletak pada sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
kalimat “perubahan perilaku”. Dengan afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam
demikian dikatakan belajar jika di dalamnya diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif
terjadi suatu proses perubahan tingkah laku. dalam arti berorientasi ke arah yang lebih
yang harus dilakukan oleh setiap orang belajar merupakan aktivitas yang berproses,
secara maksimal untuk dapat menguasai atau sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-
individu yang relatif menetap sebagai hasil tahap-tahap yang antara satu dengan lainnya
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan bertalian secara berurutan dan fungsional.
tingkah laku yang timbul akibat proses Muhibbin Syah, dalam proses belajar siswa
kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan menempuh tiga fase, yaitu:
13
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum Dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
14
Alfabeta, h. 104 Muhibbin Syah, op. cit., h. 137
10
(1) fase informasi/tahap penerimaan diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
informasi, belajar.
(3) fase evaluasi/tahap penilaian materi.15 setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
ahli sebelumnya yang dimaksud dengan yang berusaha untuk memperoleh suatu
belajar dalam penelitian ini adalah proses bentuk perubahan perilaku yang relatif
terjadinya perubahan tingkah laku secara menetap. Dalam kegiatan belajar yang
sadar dan berkesinambungan akibat adanya terprogram dan terkontrol yang disebut
yang dimaksud adalah interaksi dalam instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan
pembelajaran seperti peserta didik yang tidak lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil
tahu menjadi tahu, dan yang tidak terampil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai
tujuan intruksional.16
Seperti yang telah dijelaskan di atas Hasil belajar merupakan hal yang dapat
bahwa belajar adalah proses terjadinya dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan indikator untuk mengukur yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
Hasil belajar adalah kemampuan yang perkembangan mental tersebut terwujud pada
16
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h.
15
Ibid, h. 111 37-38
11
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan intelektual terdiri dari
17
http://Indramunawar. Blogspot.com/2009/06/ hasil
belajar-belajar-pengertian-dan definisi.htm
12
e. Sikap adalah kemampuan (organisasi), characterization (karakteristik).
Menurut Bloom (dalam Agus Sudjana membagi tiga macam hasil belajar,
Suprijono), hasil belajar mencakup yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
kemampuan kognitif, afektif, dan pengetahuan dan pengertian, (c) Sikap dan
(menilai). Domain afektif adalah receiving Berdasarkan data tersebut guru dapat
13
pembelajaran. Sedangkan, tugas seorang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah,
desainer dalam menentukan instrument juga yakni seberapa jauh keefektifannya dalam
harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi Reinhart dan Beach dalam Al
sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- kooperatif adalah strategi di mana peserta
pertanyaan yang diberikan kepada siswa didik bekerja dalam kelompok atau tim-tim
untuk mendapat jawaban dari siswa dalam untuk mempelajari konsep-konsep atau
(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan Henson dan Eller dalam Al Rasyidin
dimaksud dengan hasil belajar dalam peserta didik untuk mencapai tujuan
yang dapat dicapai individu (siswa) setelah Rusman pembelajaran kooperatif adalah
adapun cara untuk mengukur hasil belajar partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil
14
Sanjaya dalam Rusman menyatakan latar belakang kemampuan akademis, jenis
bahwa cooperative learning merupakan kelamin, ras, atau suku yang berbeda
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik
mencapai tujuan pembelajaran yang telah sosial ekonomi, dan etnik, serta perbedaan
Gunawan: Cooperatif learning ialah suatu terdiri dari satu orang berkemampuan
aktivitas bersama (kolaboratif) para siswa kemamuan sedang, dan satu lainnya dari
kecil, untuk mencapai tujuan yang sama Menurut Is Joni dalam Heri
dengan menggunakan berbagai macam Gunawan, ada beberapa variasi model yang
15
Pembelajaran kooperatif tidak sama masing anggota kelompok. Oleh
28
dengan sekadar belajar dalam kelompok. karena itu, semua anggota dalam
tidak semua belajar kelompok bisa dianggap jawab yang harus dikerjakan dalam
hasil yang maksimal, lima unsur dalam iii. Face to face promotive interaction
28
Agus Suprijon, op.cit., h. 58
16
berkomunikasi dalam kegiatan selanjutnya bisa bekerja sama dengan
mengevaluasi proses kerja kelompok wajib dipahami guru seperti yang tertera
29
Agus Suprijono, op.cit, h.211
17
Prosedur pembelajaran kooperatif untuk kemudian diberikan
yaitu: penjelasan materi, belajar dalam Jadi, hal yang menarik dari
b. Belajar dalam kelompok, tahap ini terhadap peserta didik yang dianggap lemah,
dengan tes atau kuis yang dilakukan (cooperative learning) dalam penelitian ini
kelompok. Hasil akhir setiap siswa peserta didik bekerja sama dalam kelompok-
dibagi dua. Nilai setiap kelompok melalui enam tahapan yaitu menyampaikan
18
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar a. Siswa bekerja sama dengan
tingkatan usia anak didik.32 Struktur Dua hasil kerja mereka ke tamu
kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two yang mereka temukan dari
19
membahas hasil pekerjaan materi pokok Himpunan sebelum
Pada tahap persiapan guru melakukan kelompok dan menjelaskan kepada siswa
Skor dasar merupakan nilai tes kooperatif yang terdiri dari empat orang.
20
dari satu orang siswa yang berkemampuan kerja dan informasi mereka ke tamu
kemampuan sedang, dan satu lainnya dari e) Siswa yang berkunjung kembali ke
Kelompok belajar yang telah disusun hasil temuannya dari kelompok yang
a) Guru memberikan LKS kepada siswa mencakup semua materi yang telah dibahas
kelompok mengutus dua orang (siswa Roger dan Johnson dalam Lie
berkunjung ke dua kelompok yang mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok.
d) Dua orang yang tinggal dalam sendiri dan menerima nilai pribadi”.34
34
Anita Lie, op.cit., h.88
21
Penghargaan kelompok terdiri dari digunakan dan menjadi perhatian serta
beberapa langkah, yaitu: dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini
a) Menghitung skor individu dan skor dikarenakan teknik belajar mengajar Two
vi. Perhitungan Ulang Skor Dasar dan Model ini dikembangkan oleh Robert
Perhitungan skor dasar setiap John Hopkin. STAD merupakan salah satu
kelompok diambil dari hasil tes yang metode pembelajaran kooperatif yang paling
dilakukan setelah selesai satu materi pokok. sederhana, dan merupakan model yang
Dari nilai dasar tersebut baru dapat diketahui paling baik untuk permulaan bagi para guru
22
Slavin ini melibatkan “kompetisi” agar dalam setiap kelompok
23
Guru menyampaikan materi pelajaran Guru mengevaluasi hasil belajar
dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan melalui pemikiran kuis tentang materi yang
pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan dipelajari dan juga melakukan penilaian
tersebut serta pentingnya pokok bahasan terhadap presentasi hasil kerja masing-
tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi masing kelompok. Siswa diberikan kursi
siswa agar dapat belajar dengan aktif dan secara individual dan tidak dibenarkan
kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin
dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan agar siswa secara individu bertanggung
atau masalah nyata yang terjadi dalam jawab kepada diri sendiri dalam memahami
kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga bahan ajar tersebut. Guru menetapkan batas
tentang keterampilan dan kemampuan yang penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,
diharapkan dikuasai siswa, tugas dan 75, 84, dan seterusnya sesuai tingkat
Siswa belajar dalam kelompok yang memeriksa hasil kerja sama dan
telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran diberikan angka dengan rentang 0-100.
kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, Selanjutnya pemberian penghargaan atas
dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja kelompok, Pemberian hadiah dan
tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. penguasaan skor kelompok Setelah
24
predict, guru memberikan hadiah atau kumpulan lukisan indah tidak dapat
tidak termasuk dalam himpunan tersebut.39 Ada tiga cara untuk menyatakan
yang termasuk dalam himpunan tersebut suatu himpunan dengan variabel dan
menurut orang lain. Dengan kata lain, yang mengambarkan suatu bilangan.
25
empat. Ditulis A = {hewan kaki Lambang keanggotaan himpunan (“
Contoh : P adalah himpunan bilangan w, a. Huruf s ada dua buah, tetapi karena
Dinyatakan dengan kata-kata : P = hanya ditulis satu kali, sehingga salah jika
{bilangan asli kurang dari 6} ditulis P = {s, i, s, w, a}. Yang benar adalah
n(R)= 5
c. Keanggotaan Himpunan
e. Jenis-Jenis Himpunan
26
1. Himpunan Berhingga 4. Himpunan yang Sama dan Himpunan
diantara 2 dan 1000} A = {4, 6, 8, …,998} Perhatikan bahwa setiap anggota di A sama
27
Diantara sekian banyak strategi Strategi pembelajaran TSTS adalah
pembelajaran tipe Two Stay-Two Stray dalam bentuk kecil yang heterogen, dengan
ini mengukur hasil belajar yaitu tingkat tinggal dan ada yang bertamu, dengan tujuan
kemampuan tinggi dan kemampuan rendah membandingkan hasil diskusi yang telah
matematika siswa pada materi himpunan. diperoleh dari kelompok masing-masing agar
Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan anggota kelompok terhindar dari rasa bosan
kemampuan rendah siswa yang diajar dengan permanen dan memberi kesempatan kepada
Strategi pembelajaran tipe Two Stay-Two siswa untuk berinteraksi dengan kelompok
kerangka berpikir pada penelitian ini akan pembelajaran kooperatif yang pembagian
Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa tim, dan tim yang mendapatkan nilai terbaik
28
siswa akan mengalami pengalaman yang dan membantu satu sama lain untuk
perbedaan tersebut akan berdampak terhadap guru”.41 Jika siswa menginginkan kelompok
hasil belajar, akan dilakukan penelitian pada memperoleh hadiah, mereka harus
pokok materi himpunan pada dua kelas membantu teman sekelompok mereka dalam
dengan strategi yang berbeda di kelas VII mempelajari pelajaran. Mereka mengajari
model pembelajaran koooperatif tipe TSTS agar bisa berhasil menjalani tes.
terhadap hasil belajar matematika siswa pada kemajuan yang diperoleh siswa atas
kooperatif tipe STAD.40 Hal ini untuk berhasil), siapapun dapat menjadi
menunjukkan bahwa sangat dimungkinkan “bintang” kelompok dalam satu minggu itu,
hasil belajar siswa yang menggunakan karena nilainya lebih baik dari nilai
daripada hasil belajar siswa yang diajar nilai yang maksimal tanpa
bahwa :”Gagasan utama di belakang STAD penjelasan tersebut dapat diduga bahwa hasil
adalah memacu siswa agar saling mendorong belajar siswa yang menggunakan strategi
29
Dengan demikian berdasarkan uraian kesempatan kepada siswa untuk mempelajari
di atas sangat dimungkinkan bahwa terjadi sesuatu dengan baik pada waktu yang
perbedaan hasil belajar matematika siswa bersamaan, dan menjadi narasumber bagi
pembelajaran TSTS dan hasil belajar siswa Memang, hampir semua penelitian
bahwa strategi pembelajaran TSTS lebih antarsiswa sebagai faktor utama yang
baik dari strategi pembelajaran STAD atau mempengaruhi prestasi belajar mereka. Akan
sebaliknya strategi pembelajaran STAD lebih tetapi, Slavin dalam Miftahul Huda
tempat siswa untuk bekerja sama dan terkenal) cenderung mampu bekerja sama
memecahkan suatu masalah melalui interaksi dan berdiskusi lebih efektif daripada
30
siswasiswa yang memiliki “status yang lebih Dengan demikian berdasarkan uraian
rendah”. Hal ini tentu saja membuat mereka diatas sangat dimungkinkan bahwa hasil
yang berstatus lebih tinggi menjadi lebih belajar matematika siswa yang diajar dengan
kemampuan tinggi yang dimiliki seorang pembelajaran kooperatif STAD bagi siswa
yang diberikan guru, dan bertanggung jawab kooperatif Two Stay-Two Stray
yang tidak dapat membantu temannya dalam perhatian, strategi pembelajaran TSTS dan
karena mereka hanya dapat mengetahui menaikkan kemampuan seorang siswa. Pada
sendiri tapi tidak dapat menyampaikan atau saat belajar kooperatif inilah, siswa akan
mereka takut membagi ilmu mereka kepada belajar bagaimana menangani konflik,
31
sumber-sumber. Singkatnya pembelajaran pengetahuan yang dipelajarinya atau belum.
meningkatkan prestasi mereka, baik dalam kognitif dan pengalaman belajar yang telah
materi akademik maupun perilaku, sikap, dimiliki siswa bisa mengasimilasi dan
diatas bahwa strategi pembelajaran belajar. Kerja sama dua variabel tersebut
sangat dimungkinkan hail belajar siswa yang pembelajaran kooperatif mempengaruhi hasil
pembelajaran TSTS berbeda dengan hasil Tidak dapat dipastikan siswa yang
belajar siswa yang diajar dengan memiliki kemampuan tinggi yang diajarkan
bagi siswa yang memiliki kemampuan TSTS akan memiliki hasil belajar yang lebih
siswa terhadap hasil belajar siswa. tidak dapat dipastikan siswa yang memiliki
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh akan memiliki hasil belajar yang lebih baik
siswa telah mampu untuk mencerna daripada siswa yang memiliki kemampuan
32
rendah yang diajarkan juga dengan Achievement Divisions (STAD) pada
belum diketahui apakah ada hubungan yang belajar siswa berkemampuan tinggi
kemampuan siswa terhadap hasil belajar kooperatif tipe Two Stay-Two Stray
yang telah dipaparkan maka dapat disusun (STAD) pada materi himpunan.
Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa (TSTS) dan siswa yang diajar dengan
Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa (TSTS) dan siswa yang diajar dengan
33
Teams Achievement Divisions Penelitian ini bertujuan untuk
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar dan kemampuan siswa terhadap hasil belajar
siswa berkemampuan rendah yang matematika pada siswa kelas VII Madrasah
(TSTS) dan siswa yang diajar dengan itu,penelitian ini merupakan penelitian
(STAD) pada materi himpunan. Sebab kelas yang digunakan telah terbentuk
1. Populasi
34
ditarik kesimpulannya.44 Sedangkan sampel kelas VII-A sebagai kelas TSTS dan 24
adalah sebahagian dari jumlah dan siswa dari kelas VII-B sebagai kelas STAD.
Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah metode eksperimen
seluruh siswa kelas VII ,,,,,,,,, Tahun Ajaran dirancang dengan desain faktorial 2 x 2.
2016/2017, yang terdiri dari 2 kelas, 1 kelas Dalam desain ini masing-masing variabel
VII-A dengan jumlah siswa 30 siswa, 1 kelas bebas diklasifikasikan menjadi 2 (dua) sisi,
VII-B dengan jumlah siswa 30 siswa. yaitu pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh (A1). Sedangkan variabel atributnya
bukan individu. Subjek-subjek yang diteliti variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa
dan rendah di kelas VII-A dan siswa bahwa rancangan ini memiliki beberapa
VII-B. Dalam penelitian ini 24 siswa dari (1) rancangan penelitian faktorial ini
35
berkemungkinan membutuhkan interaksi yang sering kali sangat
terpisah, pendidikan,
(2) rancangan ini dapat digunakan (3) melalui rancangan ini hipotesis
36
Student Team Achievement Division Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-
sebagai kelas kontrol (pembanding). Two Stray (TSTS) dan Strategi Pembelajaran
Penelitian ini melibatkan dua kelas Kelas VII ,,,,,,,,, Tahun Ajaran 2016/2017”.
yaitu kelas TSTS dan kelas STAD yang Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dan adalah kemampuan yang diperoleh peserta
kelas VII-B diberi perlakuan yaitu didik setelah melalui kegiatan belajar.
pengajaran materi himpunan dengan strategi Peserta didik yang berhasil dalam belajar
pembelajaran kooperatif tipe Student Team ialah yang mampu mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Anggota kelompok dipilih secara adalah kemampuan peserta didik dalam
lima orang, terdiri dari siswa pandai, sedang, khususnya pokok bahasan himpunan. Jadi,
dan rendah. Untuk mengetahui hasil belajar perbedaan hasil belajar siswa dalam
siswa diperoleh dari penerapan dua penelitian ini merupakan adanya perbedaan
perlakuan tersebut maka siswa diberikan tes. kemampuan yang diperoleh siswa setelah
dengan Strategi
37
Pembelajaran Kooperatif dalam dalam bentuk kecil yang terdiri dari empat
penelitian ini adalah suatu bentuk orang secara heterogen, dengan ketentuan
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan setelah selesai berdiskusi dikelompoknya
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri sedangkan dua orang yang lain sebagai tamu
dari empat sampai enam orang dengan ke kelompok lain dengan tujuan
struktur kelompok yang bersifat heterogen, membandingkan hasil diskusi yang telah
pelajaran dan memotivasi siswa, penyajian adapun tujuan teknik ini agar anggota
informasi, pengelompokan tim belajar, kelompok terhindar dari rasa bosan dengan
memberi penghargaan, yang bertujuan untuk dan memberi kesempatan kepada siswa
meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk berinteraksi dengan kelompok lain.
memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir Divisions (STAD) dalam penelitian ini
3. Tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) kemampuaan, jenis kelamin, dan suku yang
Dua Tamu) dalam penelitian ini adalah suatu penyampaian tujuan dan motivasi,
menitikberatkan pada kerja kelompok siswa tim, evaluasi, dan penghargaan yang
38
bertujuan untuk memacu siswa agar saling 2. Melakukan analisis data post-tes
mendorong dan membantu satu sama lain yaitu uji normalitas, uji homogenitas
untuk menguasai keterampilan yang pada kelas TSTS dan kelas STAD.
penelitian ini adalah menggunakan tes untuk lalu dilanjutkan dengan Uji Tuckey.
berikut:
39
Pendidikan Matematika, (Medan: Muhibbin Syah. 2010. Psikologi
Perpustakaan UNIMED) Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Learning Teori & Aplikasi Paikem. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Al Rasyidin. 2011. Teori Belajar dan Rineka Cipta
Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil
Anggota IKAPI. 2009. Undang-Undang Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional. Remaja Rosdakarya
Bandung: Fokusmedia Robert E. Slavin. 2005. Cooperative
Anita Lie. 2010. Cooperative Learning Learning Teori, Riset dan Praktik.
Mempraktikkan Cooperative Learning di Bandung: Nusa Media
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran
Wiiasarana Indonesia Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Matematika Konsep dan Aplikasinya. S.B. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta : Pusat Perbukuan Jakarta: Rineka Cipta
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum Dan Syafaruddin Dan Nurmawati. 2011.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pengelolaan pendidikan (Mengembangkan
Bandung: Alfabeta keterampilan manajemen pendidikan
http://Indramunawar. menuju sekolah efektif).Medan:Perdana
Blogspot.com/2009/06/ hasil belajar- publishing, h.69.pendidikan menuju sekolah
belajar-pengertian-dan definisi.htm efektif).Medan:Perdana publishing
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan
Yogyakarta: Insan Madani Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Indra Jaya. 2010. Statistik Penelitian Untuk Prenada Media Group
Pendidikan. Medan: Cita Pustaka
Mastur Faizi. 2013. Ragam Metode
Mengajarkan Eksakta Pada Murid.
Jogjakarta: DIVA Press
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan.
Medan: Perdana Publishing,
Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Pustaka Pelajar
40