Anda di halaman 1dari 40

Proposal Peneletian

Metode Penelitian Kuantitatif


PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TSTS)
DAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik, namun penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan karena itu, penulis mengharapkan saran ataupun kritik dari
para pembaca untuk kebaikan pada proposal penelitian berikutnya.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
bekerja sama dalam pembuatan proposal penelitian ini, dan semoga proposal penelitian ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita. Amin

Medan, 06 Desember 2016

Penulis

1
BAB I (teacher centered). Pendidikan di Indonesia

PENDAHULUAN kurang memberikan kesempatan kepada

A. Latar Belakang Masalah siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk

Manusia Membutuhkan pendidikan mengembangkan cara berpikir siswa dan

dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan mengembangkan kemampuan pemecahan

proses memberdayakan atau masalah dan berfikir kreatif siswa.

mengembangkan semua telenta (bakat) anak, Pesatnya perkembangan ilmu

mewujudkan potensi kreatif dan tanggung pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

jawab kehidupan termasuk tujuan pribadi.1 mengantarkan masyarakat ke era globalisasi

Di Indonesia sendiri kualitas yang saat ini menuntut adanya sumber daya

pendidikan belum mencapai hasil yang manusia yang berkualitas. Kualitas sumber

diharapkan. Rendahnya mutu pendidikan daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari

tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi proses belajar yaitu melalui pendidikan.

belajar siswa. Masalah lain dalam bidang Undang-undang No. 20 Tahun 2003

pendidikan di Indonesia yang banyak tentang Sistem Pendidikan Nasional

diperbincangkan adalah bahwa proses menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

pembelajaran yang berlangsung di kelas sadar dan terencana untuk mewujudkan

masih terlalu didominasi oleh peran guru suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan


1
Syafaruddin Dan Nurmawati. 2011. Pengelolaan
pendidikan (Mengembangkan keterampilan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
manajemen pendidikan menuju sekolah
efektif).Medan:Perdana publishing, h.69.pendidikan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
menuju sekolah efektif).Medan:Perdana publishing,
h.69.

2
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Guru adalah salah satu komponen

keterampilan yang diperlukan dirinya, manusiawi dalam proses belajar mengajar.

masyarakat, bangsa dan negara.2 Guru bertanggung jawab untuk membawa

Menurut Kamus Besar Bahasa siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf

Indonesia pendidikan ialah proses kematangan tertentu sehingga mampu

pengubahan sikap dan tata laku seseorang mencapai tujuan belajar itu sendiri yaitu:

atau kelompok orang dalam usaha siswa mampu berpikir kritis dan kreatif,

mendewasakan manusia melalui upaya sikap terbuka dan demokratis, menerima

pengajaran dan pelatihan.3 pendapat orang lain, meningkatkan minat

Definisi tersebut menjelaskan bahwa dan antusias siswa, serta dapat memotivasi

pendidikan adalah proses menumbuh siswa untuk senantiasa belajar dengan baik

kembangkan seluruh kemampuan dan dan semangat, yang akan memberikan

perilaku manusia melalui pengajaran. dampak positif dalam pencapaian hasil

Pendidikan merupakan konsep ideal, belajar siswa yang optimal.

sedangkan pengajaran adalah konsep Hasil belajar ini digunakan guru

operasional, dan keduanya berhubungan erat sebagai penentu atau ukuran dalam mencapai

ibarat dua sisi koin yang tak mungkin suatu pendidikan. Namun kenyataannya

terpisahkan. Untuk itu peran seorang guru tidak semua siswa dapat mencapai hasil yang

sebagai pendidik dan pengajar sangatlah baik khususnya matematika dan mutu

berarti untuk membentuk sumber daya pendidikan matematika di Indonesia masih

manusia yang potensial. tergolong rendah. Keadaan saat ini

seharusnya menjadi keprihatinan dan

tanggung jawab bersama serta menjadi


2
Anggota IKAPI. 2009. Undang-Undang SISDIKNAS
Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia, pendorong agar secara aktif ikut
h.2.
3
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, h. 10.

3
berpartisipasi dalam peningkatan mutu kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dilihat

pendidikan nasional. dari rendahnya hasil belajar matematika

Seperti yang telah dituturkan siswa. Rendahnya hasil belajar matematika

Mulyono bahwa “ Dari berbagai bidang studi siswa disebabkan oleh banyak faktor yaitu

diajarkan di sekolah matematika merupakan kurangnya minat belajar matematika, bentuk

bidang pelajaran yang paling sulit oleh penyajian pelajaran matematika yang kurang

berbagai siswa, baik yang tidak berkesulitan menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari

belajar dan bagi siswa yang berkesulitan siswa, penggunaan metode pembelajaran

belajar”.4 yang kurang tepat, serta faktor-faktor internal

Dari penjelasan Mulyono tersebut dari siswa, seperti kehadiran siswa di dalam

terlihat bahwa siswa memandang matematika kelas, motivasi belajar yang rendah serta

sebagai bidang studi yang paling sulit. kemampuan belajar matematika yang masih

Meskipun demikian, siswa harus rendah.

mempelajarinya karena matematika Memperhatikan permasalahan yang

merupakan sarana untuk memecahkan dikemukakan tersebut, peneliti ingin melihat

masalah kehidupan sehari-hari. Untuk itu perbedaan hasil belajar siswa dengan

kesulitan belajar matematika harus diatasi menerapkan suatu pembelajaran kooperatif.

sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas

menghadapi banyak masalah karena hampir pembelajaran kelompok dimana siswa-siswa

semua bidang studi memerlukan matematika dituntut bekerja sama dan saling

yang sesuai. meningkatkan pembelajarannya dan

Pandangan negatif siswa terhadap pembelajaran siswa-siswa lain.

matematika ini berdampak pada rendahnya Adapun strategi pembelajaran


4
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi kooperatif antara lain: Tari Bambu, Kancing
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h.
251. Germerincing, Berpikir-Berpasangan-

4
Berempat (Think-Pair-Share), Bertukar memperoleh konsep secara mendalam

Pasangan, Keliling Kelompok, Jigsaw, melalui pemberian peran pada siswa.

Kepala Bernomor (Numbered Heads), Sedangkan strategi pembelajaran

Mencari Pasangan (Make A Match), Dua kooperatif tipe Student Team Achievement

Datang-Dua Tamu (Two Stay-Two Stray), Divisions (STAD) merupakan salah satu

dan lainnya. strategi pembelajaran kooperatif yang paling

Salah satu strategi pembelajaran sederhana, dan merupakan model yang

kooperatif yang bisa diterapkan oleh guru paling baik untuk permulaan bagi para guru

matematika kelas VII ,,,,,,,,, agar hasil belajar yang baru menggunakan pendekatan

matematika memuaskan yaitu strategi kooperatif.6

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Selanjutnya Abdul Rasyid dalam

Stray (TSTS) dan pembelajaran kooperatif penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil

tipe Student Team Achievement Divisions belajar matematika siswa yang diajarkan

(STAD). dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Strategi pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan hasil

Two Stay-Two Stray (TSTS) atau dua belajar matematika siswa yang diajarkan

tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

metode itu diawali dengan pembagian STAD.7

kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru Berdasarkan uraian di atas peneliti

memberikan tugas berupa permasalahan- ingin meneliti apakah terdapat perbedaan

permasalahan yang harus mereka diskusikan 6


Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori,
Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media, h. 143
jawabannya.5 Pembelajaran kooperatif ini 7
Abdul Rasyid. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
dapat mendorong anggota kelompok untuk (Two Stay Two Stray) Dan Tipe STAD (Student Team-
Achievement Divisions) Pada Pokok Bahasan
Lingkaran Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 16
Lubuk Pakam. Skripsi Pendidikan Matematika,
(Medan: Perpustakaan UNIMED), h. 45, t.d .
5
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning.
Surabaya: Pustaka Pelajar, h. 93

5
yang mendasar dalam pencapaian hasil 4. Perbedaan kemampuan belajar yang

belajar siswa yang diajar dengan dimiliki setiap siswa.

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two 5. Perbedaan hasil belajar siswa yang

Stray (TSTS) dan yang diajar dengan diajar dengan strategi pembelajaran

pembelajaran kooperatif tipe Student Team kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

Achievement Divisions (STAD) pada materi (TSTS) dan tipe Student Team

himpunan. Oleh karena itu, peneliti akan Achievement Divisions (STAD) pada

melakukan penelitian dengan judul : materi himpunan di kelas VII

“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar ,,,,,,,,,Tahun Pelajaran 2013/2014.

dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif C. Batasan Masalah

Tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) dan Tipe Berdasarkan latar belakang masalah

Student Team-Achievement Divisions dan identifikasi masalah di atas, maka perlu

(STAD) Pada Materi Himpunan Di Kelas adanya pembatasan masalah agar penelitian

VII ,,,,,,,,, Tahun Pelajaran 2016/2017”. ini lebih terfokus pada permasalahan yang

B. Identifikasi Masalah akan diteliti. Peneliti hanya meneliti

Berdasarkan latar belakang masalah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar

di atas, dapat diidentifikasikan beberapa dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe

permasalahan sebagai berikut : Two Stay-Two Stray (TSTS) dan tipe

1. Pandangan negatif siswa terhadap Student Team-Achievement Divisions

pembelajaran matematika. (STAD) pada materi himpunan di kelas VII

2. Rendahnya hasil belajar matematika ,,,,,,,,, Tahun Pelajaran 2016/2017.

siswa. D. Rumusan Masalah

3. Kurangnya minat siswa untuk Berdasarkan batasan masalah di atas,

mempelajari matematika. dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut :

6
1. Apakah hasil belajar siswa yang Achievement Divisions (STAD) pada

diajar dengan strategi pembelajaran materi himpunan?

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray 4. Apakah terdapat interaksi yang

(TSTS) lebih baik daripada siswa signifikan antara strategi

yang diajar dengan pembelajaran pembelajaran dan kemampuan siswa

kooperatif tipe Student terhadap hasil belajar siswa pada

TeamAchievement Divisions materi himpunan?

(STAD) pada materi himpunan? E. Tujuan Penelitian

2. Apakah hasil belajar siswa Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

berkemampuan tinggi yang diajar 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil

dengan strategi pembelajaran belajar siswa yang diajar dengan

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray strategi pembelajaran kooperatif tipe

(TSTS) lebih baik daripada siswa Two Stay-Two Stray (TSTS) dan

yang diajar dengan pembelajaran strategi pembelajaran kooperatif tipe

kooperatif tipe Student Team- Student Team-Achievement

Achievement Divisions (STAD) pada Divisions (STAD) pada materi

materi himpunan? himpunan.

3. Apakah hasil belajar siswa 2. Untuk mengetahui hasil belajar

berkemampuan rendah yang diajar siswa berkemampuan tinggi yang

dengan strategi pembelajaran diajar dengan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

(TSTS) lebih baik daripada siswa (TSTS) dan siswa yang diajar

yang diajar dengan pembelajaran dengan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Student Team- kooperatif tipe Student Team-

7
Achievement Divisions (STAD) 2. Sebagai bahan masukan bagi guru

pada materi himpunan. dan calon guru dalam hal

3. Untuk mengetahui hasil belajar mengembangkan strategi yang lebih

siswa berkemampuan rendah yang bervariasi.

diajar dengan strategi pembelajaran 3. Sebagai bahan sumbangan pemikiran

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray bagi guru dalam hal memilih dan

(TSTS) dan siswa yang diajar menerapkan strategi pembelajaran

dengan strategi pembelajaran matematika di tingkat MTs/sederajat

kooperatif tipe Student Team- khususnya materi himpunan.

Achievement Divisions (STAD) 4. Sebagai bahan kajian dan referensi

pada materi himpunan. untuk menambah wawasan bagi

4. Untuk mengetahui apakah terdapat peneliti berikutnya yang akan

interaksi yang signifikan antara melakukan kajian yang berhubungan

strategi pembelajaran dan dengan strategi pembelajaran tipe

kemampuan siswa terhadap hasil Two Stay-Two Stray dan tipe Student

belajar siswa pada materi himpunan. Team-Achievement Divisions .

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan

dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Sebagai bahan masukan bagi kepala

sekolah agar dapat memberikan

informasi kepada guru dalam hal

pentingnya strategi pembelajaran

yang berkaitan dengan peningkatan BAB II

hasil belajar siswa. LANDASAN TEORITIS

8
A. Kerangka Teoritis Guilford dalam Mustaqim

1. Pengertian Belajar menyatakan “Learning is any change in

Belajar menurut James O. Whittaker behaviour resulting from stiulation”. Artinya

sebagaimana dikutip Abu Ahmadi dalam belajar adalah perubahan tingkah laku yang

Mardianto adalah: Learning is the process by dihasilkan dari ransangan.10 Gagne dalam

which behavior (in the broader sense Agus Suprijono mendefinisikan belajar

originated of changer through practice or adalah perubahan disposisi atau kemampuan

training). Artinya belajar adalah proses yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

dimana tingkah laku (dalam arti luas Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau langsung dari proses pertumbuhan seseorang

latihan).8 secara alamiah.11

Hintzman dalam bukunya The Drs. Slameto juga merumuskan

Psychology Of Learning And Memory dalam pengertian tentang belajar. Menurutnya

Muhibbin Syah berpendapat bahwa: “belajar belajar adalah suatu proses usaha yang

adalah suatu perubahan yang terjadi dalam dilakukan individu untuk memperoleh suatu

diri organisme (manusia atau hewan) perubahan tingkah laku yang baru secara

disebabkan oleh pengalaman yang dapat keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

mempengaruhi tingkah laku organisme individu itu sendiri dalam interaksi dengan

tersebut”. Jadi, dalam pandangan Hintzman, lingkungannya.12

perubahan yang ditimbulkan oleh

pengalaman tersebut baru dapat dikatakan


10
Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Semarang:
belajar apabila mempengaruhi organisme.9
Pustaka Pelajar, h. 34.

8
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan:
Perdana Publishing, h. 38. 11
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning Teori
9
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Belajar Dengan & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 2
Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
12
h. 88. S.B. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta, h. 13

9
Hal senada juga diungkapkan Moh jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses

Surya dalam Heri Gunawan, belajar adalah belajar.

suatu proses yang dilakukan oleh individu Ciri khas perubahan dalam belajar meliputi

untuk memperoleh perubahan perilaku baru perubahan-perubahan yang bersifat:

secara keseluruhan, sebagai hasil dari 1) intensional (disengaja);

pengalaman individu itu sendiri dalam 2) positif dan aktif (bermanfaat dan atas hasil

berinteraksi dengan lingkungannya.13 usaha sendiri);

Melihat beberapa pengertian belajar 3) efektif dan fungsional (berpengaruh dan

yang disampaikan oleh para ahli di atas mendorong timbulnya perubahan baru).14

terdapat kesamaan atau kata kunci dari Jadi, proses belajar dapat diartikan

belajar. Kesamaannya adalah terletak pada sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,

kalimat “perubahan perilaku”. Dengan afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam

demikian dikatakan belajar jika di dalamnya diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif

terjadi suatu proses perubahan tingkah laku. dalam arti berorientasi ke arah yang lebih

Belajar merupakan suatu kegiatan maju daripada keadaan sebelumnya. Karena

yang harus dilakukan oleh setiap orang belajar merupakan aktivitas yang berproses,

secara maksimal untuk dapat menguasai atau sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-

memperoleh sesuatu. Belajar dipahami perubahan yang bertahap.

sebagai tahapan perubahan tingkah laku Perubahanperubahan tersebut timbul melalui

individu yang relatif menetap sebagai hasil tahap-tahap yang antara satu dengan lainnya

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan bertalian secara berurutan dan fungsional.

yang melibatkan proses kognitif. Perubahan Menurut Jerome S. Bruner dalam

tingkah laku yang timbul akibat proses Muhibbin Syah, dalam proses belajar siswa

kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan menempuh tiga fase, yaitu:
13
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum Dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
14
Alfabeta, h. 104 Muhibbin Syah, op. cit., h. 137

10
(1) fase informasi/tahap penerimaan diperoleh siswa setelah melalui kegiatan

informasi, belajar.

(2) fase transformasi/tahap pengubahan Menurut Abdurrahman: Hasil belajar

materi, adalah kemampuan yang diperoleh anak

(3) fase evaluasi/tahap penilaian materi.15 setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu

Berdasarkan uraian pendapat para sendiri merupakan proses dari seseorang

ahli sebelumnya yang dimaksud dengan yang berusaha untuk memperoleh suatu

belajar dalam penelitian ini adalah proses bentuk perubahan perilaku yang relatif

terjadinya perubahan tingkah laku secara menetap. Dalam kegiatan belajar yang

sadar dan berkesinambungan akibat adanya terprogram dan terkontrol yang disebut

interaksi dengan lingkungannya. Interaksi kegiatan pembelajaran atau kegiatan

yang dimaksud adalah interaksi dalam instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan

pembelajaran seperti peserta didik yang tidak lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil

tahu menjadi tahu, dan yang tidak terampil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai

menjadi terampil. tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-

tujuan intruksional.16

2. Hasil Belajar Menurut Dimyanto dan Mudjiono:

Seperti yang telah dijelaskan di atas Hasil belajar merupakan hal yang dapat

bahwa belajar adalah proses terjadinya dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar

sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

merupakan indikator untuk mengukur yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

keberhasilan siswa dalam proses belajar. belum belajar. Dimana tingkat

Hasil belajar adalah kemampuan yang perkembangan mental tersebut terwujud pada
16
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h.
15
Ibid, h. 111 37-38

11
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan intelektual terdiri dari

psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil kemampuan mengategorisasi,

belajar merupakan saat terselesaikannya kemampuan analitis-sintesis

bahan pelajaran.17 fakta – konsep dan

Hasil belajar adalah pola-pola mengembangkan prinsip –

perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, prinsip keilmuan.

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Keterampilan intelektual

Merujuk pemikiran Gagne dalam Agus merupakan kemampuan

Suprijono, hasil belajar berupa: melakukan aktivitas kognitif

a. Informasi verbal yaitu bersifat khas.

kapabilitas mengungkapkan c. Strategi kognitif yaitu

pengetahuan dalam bentuk kecakapan menyalurkan dan

bahasa, baik lisan maupun mengarahkan aktivitas

tertulis. Kemampuan kognitifnya sendiri.

merespon secara spesifik Kemampuan ini meliputi

terhadap rangsangan spesifik. penggunaan konsep dan

Kemampuan tersebut tidak kaidah dalam memecahkan

memerlukan manipulasi masalah.

simbol, pemecahan masalah d. Keterampilan motorik yaitu

maupun penerapan aturan. kemampuan melakukan

b. Keterampilan intelektual yaitu serangkaian gerak jasmani

kemampuan dalam urusan koordinasi,

mempresentasikan konsep sehingga terwujud

dan lambang. Keterampilan otomatisme gerak jasmani.

17
http://Indramunawar. Blogspot.com/2009/06/ hasil
belajar-belajar-pengertian-dan definisi.htm

12
e. Sikap adalah kemampuan (organisasi), characterization (karakteristik).

menerima atau menolak objek Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-

berdasarkan penilaian routine, dan rountinized. Psikomotor juga

terhadap objek tersebut. Sikap mencakup keterampilan produktif, teknik,

berupa kemampuan fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

menginternalisasi dan Sementara, menurut Lindgren dalam Agus

eksternalisasi nilai – nilai. Suprijono hasil pembelajaran meliputi

Sikap merupakan kemampuan kecakapan, informasi, pengertian, dan

menjadikan nilai – nilai sikap.19

sebagai standar perilaku.18 Howard Kingsley dalam Nana

Menurut Bloom (dalam Agus Sudjana membagi tiga macam hasil belajar,

Suprijono), hasil belajar mencakup yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)

kemampuan kognitif, afektif, dan pengetahuan dan pengertian, (c) Sikap dan

psikomotorik. Domain kognitif adalah cita - cita.20

knowledge (pengetahuan, ingatan), Hasil belajar berkaitan dengan

comprehension (pemahaman, menjelaskan, pencapaian dalam memperoleh kemampuan

meringkas, contoh), application khusus yang direncanakan. Dengan

(menerapkan), analysis (menguraikan, demikian, tugas utama guru dalam kegiatan

menentukan hubungan), synthesis ini adalah merancang instrument yang dapat

(mengorganisasikan, merencanakan, mengumpulkan data tentang keberhasilan

membentuk bangunan baru), dan evaluation siswa mencapai tujuan pembelajaran.

(menilai). Domain afektif adalah receiving Berdasarkan data tersebut guru dapat

(sikap menerima), responding (memberikan mengembangkan dan memperbaiki program

respon), valuing (nilai), organization


19
Ibid, h. 6-7
20
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
18
Agus Suprijono, op. cit., h. 5-6 h. 22

13
pembelajaran. Sedangkan, tugas seorang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah,

desainer dalam menentukan instrument juga yakni seberapa jauh keefektifannya dalam

perlu merancang cara menggunakan mencapai indikator yang telah ditentukan

instrument beserta kriteria keberhasilannya. sebelumnya.

Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan 3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang Learning)

harus dilakukan siswa dalam mempelajari isi Reinhart dan Beach dalam Al

atau bahan pelajaran. Instrument (tes) Rasyidin mengatakan, pembelajaran

sebagai alat penilaian adalah pertanyaan- kooperatif adalah strategi di mana peserta

pertanyaan yang diberikan kepada siswa didik bekerja dalam kelompok atau tim-tim

untuk mendapat jawaban dari siswa dalam untuk mempelajari konsep-konsep atau

bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan materi-materi.21

(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan Henson dan Eller dalam Al Rasyidin

(tes tindakan). juga mendefinisikan pembelajaran kooperatif

Berdasarkan uraian sebelumnya yang sebagai kerjasama yang dilakukan para

dimaksud dengan hasil belajar dalam peserta didik untuk mencapai tujuan

penelitian ini adalah kemampuan belajar bersama.22 Menurut Nurulhayati dalam

yang dapat dicapai individu (siswa) setelah Rusman pembelajaran kooperatif adalah

melaksanakan serangkaian proses belajar, strategi pembelajaran yang melibatkan

adapun cara untuk mengukur hasil belajar partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil

matematika yang telah dicapai siswa untuk saling berinteraksi.23

digunakan instrument (tes). Tes dapat

menilai dan mengukur hasil belajar bidang


21
Al Rasyidin. 2011. Teori Belajar dan
kognitif, afektif dan psikomotoris. Penilaian Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing, h. 153.
22
Ibid
23
hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, h. 203

14
Sanjaya dalam Rusman menyatakan latar belakang kemampuan akademis, jenis

bahwa cooperative learning merupakan kelamin, ras, atau suku yang berbeda

kegiatan belajar siswa yang dilakukan (heterogen).26

dengan cara berkelompok. Model Pengelompokan bersifat heterogen

pembelajaran kelompok adalah rangkaian artinya kelompok dibentuk berdasarkan

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik

dalam kelompok-kelompok tertentu untuk perbedaan gender, latar belakang agama,

mencapai tujuan pembelajaran yang telah sosial ekonomi, dan etnik, serta perbedaan

dirumuskan.24 kemampuan akademik. Dalam kemampuan

Gojwan mendefinisikan dalam Heri akademik, kelompok pembelajaran biasanya

Gunawan: Cooperatif learning ialah suatu terdiri dari satu orang berkemampuan

strategi pembelajaran yang menekankan akademis tinggi, dua orang dengan

aktivitas bersama (kolaboratif) para siswa kemamuan sedang, dan satu lainnya dari

dalam belajar yang berbentuk kelompok kemampuan akademis kurang.

kecil, untuk mencapai tujuan yang sama Menurut Is Joni dalam Heri

dengan menggunakan berbagai macam Gunawan, ada beberapa variasi model yang

aktifitas belajar guna meningkatkan dapat diterapkan dalam pembelajaran

kemampuan siswa dalam memahami materi kooperatif, yaitu: Student Team

pelajaran dan memecahkan masalah secara Achievement Division (STAD), Jigsaw,

kolektif.25 Group Investigation (GI), Rotating Trio

Pembelajaran kooperatif merupakan Exchange, Group Resume, Think Pair Share,

model pembelajaran dengan menggunakan Numbered Head Together dan Decision

sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara Making.27

empat sampai enam orang yang mempunyai


26
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group,
24
Ibid h. 194.
25 27
Heri Gunawan, h. 233. Heri Gunawan, op.cit., h. 241.

15
Pembelajaran kooperatif tidak sama masing anggota kelompok. Oleh
28
dengan sekadar belajar dalam kelompok. karena itu, semua anggota dalam

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kelompok akan merasakan saling

kooperatif yang membedakannya dengan ketergantungan.

pembagian kelompok yang dilakukan asal- ii. Personal responsibility (tanggung

asalan. Pelaksanaan prosedur model jawab perseorangan) yaitu

pembelajaran kooperatif dengan benar akan keberhasilan kelompok sangat

memungkinkan guru mengelola kelas lebih tergantung dari masing-masing

efektif. anggota kelompoknya. Oleh karena

Roger dan David Johnson juga itu, setiap anggota kelompok

mengatakan dalam Agus Suprijono bahwa mempunyai tugas dan tanggung

tidak semua belajar kelompok bisa dianggap jawab yang harus dikerjakan dalam

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai kelompok tersebut.

hasil yang maksimal, lima unsur dalam iii. Face to face promotive interaction

model pembelajaran kooperatif harus (interaksi promotif) yaitu

diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: memberikan kesempatan yang luas

i. Positive interpendence (saling kepada setiap anggota kelompok

ketergantungan positif) yaitu dalam untuk bertatap muka melakukan

pembelajaran kooperatif, interaksi dan diskusi untuk saling

keberhasilan dalam penyelesaian memberi dan menerima informasi

tugas tergantung pada usaha yang dari anggota kelompok lain.

dilakukan oleh kelompok tersebut. iv. Interpersonal skill (komunikasi

Keberhasilan kerja kelompok antaranggota) yaitu melatih siswa

ditentukan oleh kinerja masing- untuk dapat berpartisipasi aktif dan

28
Agus Suprijon, op.cit., h. 58

16
berkomunikasi dalam kegiatan selanjutnya bisa bekerja sama dengan

pembelajaran. lebih efektif.

v. Group processing (pemrosesan Terdapat enam langkah utama atau

kelompok) yaitu menjadwalkan tahapan (fase) dalam pelajaran yang

waktu khusus bagi kelompok untuk menggunakan pembelajaran kooperatif yang

mengevaluasi proses kerja kelompok wajib dipahami guru seperti yang tertera

dan hasil kerja sama mereka, agar pada tabel berikut:

Tabel 1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif29

Fase-Fase Perilaku Guru

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan


Fase 1: Present goals and set
mempersiapkan peserta didik siap belajar
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik
Fase 2: Present information
secara verbal
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
Fase 3: Organize student into tata cara pembentukan tim belajar dan membantu
learning teams kelompok melakukan transisi yang efesien

Membantu tim-tim belajar selama peserta didik


Fase 4: Assist team work and study
mengerjakan tugasnya
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
Fase 5: Test on the materials berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Memberikan pengakuan atau penghargaan
Fase 6: Provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan
prestasi individu maupun kelompok

29
Agus Suprijono, op.cit, h.211

17
Prosedur pembelajaran kooperatif untuk kemudian diberikan

pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, penghargaan atau hadiah.30

yaitu: penjelasan materi, belajar dalam Jadi, hal yang menarik dari

kelompok, penilaian, dan pengakuan tim. pembelajaran kooperatif adalah adanya

a. Penjelasan materi, tahap ini diartikan harapan selain memiliki dampak

sebagai proses penyampaian pokok- pembelajaran, yaitu berupa peningkatan

pokok materi pelajaran sebelum prestasi belajar peserta didik (student

siswa belajar dalam kelompok achievement) juga mempunyai dampak

sampai siswa paham. pengiring seperti relasi sosial, penerimaan

b. Belajar dalam kelompok, tahap ini terhadap peserta didik yang dianggap lemah,

dilakukan setelah guru memberikan harga diri, norma akademik, penghargaan

penjelasan materi, siswa bekerja terhadap waktu, dan suka memberi

dalam kelompok yang telah dibentuk pertolongan pada yang lain. 31

sebelumnya. Berdasarkan uraian sebelumnya yang

c. Penilaian, penilaian dapat dilakukan dimaksud dengan pembelajaran kooperatif

dengan tes atau kuis yang dilakukan (cooperative learning) dalam penelitian ini

baik secara individual maupun adalah rangkaian pembelajaran di mana

kelompok. Hasil akhir setiap siswa peserta didik bekerja sama dalam kelompok-

dalam penggabungan keduanya dan kelompok kecil yang bersifat heterogen

dibagi dua. Nilai setiap kelompok melalui enam tahapan yaitu menyampaikan

memiliki nilai sama dalam tujuan pelajaran dan memotivasi siswa,

kelompoknya karena merupakan hasil penyajian informasi, pengelompokan tim

kerja sama kelompok. belajar, bimbingan kelompok belajar,

d. Pengakuan tim, penetapan tim yang evaluasi, memberi penghargaan, yang


30
paling menonjol atau berprestasi Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Insan Madani, h. 127
31
Wina Sanjaya, op.cit., h. 243

18
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar a. Siswa bekerja sama dengan

siswa dan sekaligus dapat meningkatkan kelompok berempat

hubungan sosial, menumbuhkan sikap sebagaimana biasa.

toleransi, dan menghargai pendapat orang b. Guru memberikan tugas pada

lain, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa setiap kelompok untuk

dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, didiskusikan dan dikerjakan

dan mengintegrasikan pengetahuan dengan bersama.

pengalaman. c. Setelah selesai, dua anggota

4. Strategi Pembelajaran Tipe Two Stay- dari masing-masing kelompok

Two Stray (Dua Tinggal-Dua Tamu) diminta meninggalkan

Teknik belajar mengajar Dua Tinggal kelompoknya dan masing-

Dua Tamu (Two Sray Two Stray) masing bertamu ke dua

dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa kelompok yang lain.

digunakan bersama dengan teknik kepala d. Dua orang yang “tinggal”

bernomor. Teknik ini bisa digunakan dalam dalam kelompok bertugas

semua mata pelajaran dan untuk semua mensharing informasi dan

tingkatan usia anak didik.32 Struktur Dua hasil kerja mereka ke tamu

Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan mereka.

kepada kelompok untuk membagikan hasil e. “Tamu” mohon diri dan

dan informasi dengan kelompok lain. kembali ke kelompok yang

Adapun prosedur pembelajaran semula dan melaporkan apa

kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two yang mereka temukan dari

Sray Two Stray) adalah sebagai berikut: kelompok lain.

f. Setiap kelompok lalu


32
Anita Lie. 2010. Cooperative Learning
Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- membandingkan dan
Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Wiiasarana
Indonesia, h. 61.

19
membahas hasil pekerjaan materi pokok Himpunan sebelum

mereka semua. 33 diberi tindakan.

Penerapan pembelajaran kooperatif d) Membentuk kelompok-kelompok

dengan teknik Two Stay-Two Stray (Dua kooperatif

Tinggal-Dua Tamu) dalam proses Anggota kelompok dipilih secara

pembelajaran dilaksanakan melalui tahap heterogen yang berjumlah empat

persiapan, penyajian kelas, kegiatan orang, terdiri dari siswa pandai,

kelompok, melaksanakan evaluasi, sedang dan rendah.

penghargaan kelompok dan menghitung ii. Penyajian Kelas

ulang skor dasar perubahan kelompok. Penyajian kelas dimulai dengan

pendahuluan. Pendahuluan menekankan apa

i. Tahap Persiapan yang dipelajari siswa dalam kegiatan

Pada tahap persiapan guru melakukan kelompok dan menjelaskan kepada siswa

beberapa langkah sebagai berikut: tentang konsep-konsep yang akan dipelajari

a) Memilih materi pokok dan mengapa hal itu penting dipelajari.

Materi pokok dalam penelitian ini Selanjutnya siswa melanjutkan dengan

adalah Himpunan. kegiatan kelompok.

b) Membuat Lembar kerja Siswa

Untuk masing-masing kelompok

disediakan Lembar Kerja Siswa yang iii. Kegiatan Kelompok

sama. Sebelum kegiatan kelompok dimulai,

c) Menentukan skor dasar individu terlebih dahulu dibentuk kelompok belajar

Skor dasar merupakan nilai tes kooperatif yang terdiri dari empat orang.

individu dari hasil evaluasi pada Dalam menetapkan anggota kelompok

diupayakan setiap kelompok belajar terdiri


33
Mifahul Huda, op.cit., h. 141.

20
dari satu orang siswa yang berkemampuan kerja dan informasi mereka ke tamu

akademik tinggi, dua orang dengan mereka.

kemampuan sedang, dan satu lainnya dari e) Siswa yang berkunjung kembali ke

anggota kelompok kemampuan rendah. kelompoknya semula dan melaporkan

Kelompok belajar yang telah disusun hasil temuannya dari kelompok yang

dapat segera diinformasikan kepada siswa dikunjungi.

sebelum dilaksanakannya pembelajaran f) Kelompok mencocokkan dan

kooperatif dengan teknik Two Stay-Two membahas hasil-hasil kerja mereka.

Stray. Adapun kegiatan kelompok yang iv. Tes

dilakukan yakni: Tes dikerjakan secara individu yang

a) Guru memberikan LKS kepada siswa mencakup semua materi yang telah dibahas

untuk dikerjakan dalam masing- dalam kegiatan pembelajaran. Skor yang

masing kelompok. diperoleh siswa dalam tes, selanjutnya

b) Siswa bekerja sama dalam kelompok diproses untuk menentukan nilai

dengan anggota masing-masing. perkembangan individu yang akan

c) Setelah selesai, masing-masing disumbangkan sebagai skor kelompok.

kelompok mengutus dua orang (siswa Roger dan Johnson dalam Lie

yang pergi ditentukan oleh guru) mengatakan: “Dalam penilaian, siswa

berkunjung ke dua kelompok yang mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok.

lain untuk melihat dan Siswa bekerjasama, saling membantu dalam

membandingkan hasil kerja mempersiapkan diri untuk tes. Kemudian,

kelompok lain yang dikunjungi. masing-masing mengerjakan tes sendiri-

d) Dua orang yang tinggal dalam sendiri dan menerima nilai pribadi”.34

kelompok bertugas membagikan hasil v. Penghargaan Kelompok

34
Anita Lie, op.cit., h.88

21
Penghargaan kelompok terdiri dari digunakan dan menjadi perhatian serta

beberapa langkah, yaitu: dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini

a) Menghitung skor individu dan skor dikarenakan teknik belajar mengajar Two

kelompok Stay-Two Stray (Dua Tinggal-Dua Tamu)

Penghitungan skor tes individu dapat menghindari rasa bosan yang

bertujuan untuk menilai disebabkan pembentukan kelompok secara

perkembangan individu yang akan permanen dan memberi kesempatan kepada

disumbangkan sebagai skor siswa untuk berinteraksi dengan kelompok

kelompok lain, guna memacu terbentuknya ide baru

b) Memberikan penghargaan dan memperkaya intelektual siswa,

Setelah masing-masing kelompok membantu siswa memahami konsep-konsep

atau tim memperoleh predikat, guru sulit, membantu siswa menumbuhkan

memberikan hadiah atau penghargaan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan

kepada masing-masing kelompok kemampuan membantu teman.

sesuai dengan prestasinya (kriteria 5. Strategi Pembelajaran Tipe Student

tertentu yang ditetapkan guru). Teams Achievement Divisions (STAD)

vi. Perhitungan Ulang Skor Dasar dan Model ini dikembangkan oleh Robert

Perubahan Kelompok Slavin dan teman-temannya di Universitas

Perhitungan skor dasar setiap John Hopkin. STAD merupakan salah satu

kelompok diambil dari hasil tes yang metode pembelajaran kooperatif yang paling

dilakukan setelah selesai satu materi pokok. sederhana, dan merupakan model yang

Dari nilai dasar tersebut baru dapat diketahui paling baik untuk permulaan bagi para guru

perkembangan individu dan kelompok. yang baru menggunakan pendekatan

Teknik belajar mengajar Two Stay- kooperatif. Metode yang dikembangkan

Two Stray (Dua Tinggal-Dua Tamu) banyak

22
Slavin ini melibatkan “kompetisi” agar dalam setiap kelompok

antarkelompok.35 terdiri dari ras, suku, budaya,

Siswa dikelompokkan secara jenis kelamin yang berbeda

beragam berdasarkan kemampuan, gender, pula.

ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa d. Penghargaan lebih

mempelajari materi bersama dengan teman- diutamakan pada kerja

teman satu kelompoknya, kemudian mereka kelompok daripada

diuji secara individual melalui kuis-kuis.36 perorangan.37

Dengan kata lain model pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

kooperatif STAD ini memiliki ciri-ciri model pembelajaran STAD yaitu:38

berikut: i. Penyampaian Tujuan dan

a. Untuk menuntaskan materi Motivasi

belajarnya, siswa belajar Menyampaikan tujuan pelajaran yang

dalam kelompok secara ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan

kooperatif. memotivasi siswa untuk belajar.

b. Kelompok dibentuk dari ii. Pembagian Kelompok

siswa-siswa yang memiliki Siswa dibagi ke dalam beberapa

kemampuan tinggi, sedang, kelompok, di mana setiap kelompoknya

dan rendah. terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan

c. Jika dalam kelas terdapat heterogenitas (keragaman) kelas dalam

siswa-siswa yang terdiri dari prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa

beberapa ras, suku, budaya, atau etnik.

dan jenis kelamin yang iii. Presentasi dari Guru

berbeda, maka diupayakan


37
Mastur Faizi. 2013. Ragam Metode Mengajarkan
Eksakta Pada Murid. Jogjakarta: DIVA Press, h. 183-
35
Robert E. Slavin, op.cit., h. 143 184
36 38
Miftahul Huda, op.cit., h. 116 Rusman, op.cit., h. 215-217

23
Guru menyampaikan materi pelajaran Guru mengevaluasi hasil belajar

dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan melalui pemikiran kuis tentang materi yang

pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan dipelajari dan juga melakukan penilaian

tersebut serta pentingnya pokok bahasan terhadap presentasi hasil kerja masing-

tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi masing kelompok. Siswa diberikan kursi

siswa agar dapat belajar dengan aktif dan secara individual dan tidak dibenarkan

kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin

dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan agar siswa secara individu bertanggung

atau masalah nyata yang terjadi dalam jawab kepada diri sendiri dalam memahami

kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga bahan ajar tersebut. Guru menetapkan batas

tentang keterampilan dan kemampuan yang penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,

diharapkan dikuasai siswa, tugas dan 75, 84, dan seterusnya sesuai tingkat

pekerjaan yang harus dilakukan serta cara- kesulitan siswa.

cara mengerjakannya. vi. Penghargaan Prestasi Siswa

iv. Kegiatan Belajar dalam Tim Setelah pelaksanaan kuis, guru

Siswa belajar dalam kelompok yang memeriksa hasil kerja sama dan

telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran diberikan angka dengan rentang 0-100.

kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, Selanjutnya pemberian penghargaan atas

sehingga semua anggota menguasai dan keberhasilan kelompok dapat dilakukan

masing-masing memberikan kontribusi. oleh guru dengan melakukan tahapan-

Selama tim bekerja, guru melakukan tahapan sebagai berupa: Menghitung

pengamatan, memberikan bimbingan, skor individu, Menghitung skor

dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja kelompok, Pemberian hadiah dan

tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. penguasaan skor kelompok Setelah

v. Kuis (Evaluasi) masing-masing kelompok memperoleh

24
predict, guru memberikan hadiah atau kumpulan lukisan indah tidak dapat

penghargaan kepada masing-masing didefinisikan dengan jelas.

kelompok sesuai dengan prestasinya ii. Kumpulan wanita cantik di

(kriteria tertentu yang ditetapkan guru) Indonesia.

6. Materi Pelajaran “Himpunan” Wanita cantik menurut seseorang

a. Pengertian Himpunan belum tentu cantik menurut orang

Himpunan adalah kumpulan benda lain. Jadi, kumpulan wanita cantik

atau objek yang dapat didefinisikan dengan bukan termasuk himpunan.

jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui

objek yang termasuk himpunan dan yang b. Cara Menuliskan Himpunan

tidak termasuk dalam himpunan tersebut.39 Ada tiga cara untuk menyatakan

Suatu himpunan biasanya diberi nama atau suatu himpunan:

dilambangkan dengan huruf besar (Kapital) 1. Menggunakan notasi pembentukan

A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek himpunan,yaitu dengan menyatakan

yang termasuk dalam himpunan tersebut suatu himpunan dengan variabel dan

ditulis dengan menggunakan pasangan menyatakan sifat-sifatnya. Contohnya

kurung kurawal {...}. B adalah suatu himpunan yang

Perhatikan kumpulan berikut ini: anggotanya bilangan genap.

i. Kumpulan lukisan indah. Ditulis B = {x/x adalah bilangan

Kumpulan lukisan indah tidak dapat genap}.

disebut himpunan, karena lukisan indah 2. Dengan menggunakan kata-kata yaitu

menurut seseorang belum tentu indah dengan cara merangkai kata-kata

menurut orang lain. Dengan kata lain, yang mengambarkan suatu bilangan.

Contohnya A adalah himpunan yang


39
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika anggotanya adalah hewan berkaki
Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Pusat Perbukuan, h.
164

25
empat. Ditulis A = {hewan kaki Lambang keanggotaan himpunan (“

empat}. ”) digunakan untuk menyatakan bahwa suatu

3. Dengan mendaftar anggota- objek merupakan anggota suatu himpunan,

anggotanya adalah suatu metode sedangkan lambang bukan keanggotaan

yang digunakan dengan cara himpunan (“ ”) digunakan untuk menyatakan

menyebutkan anggotanya satu bahwa suatu objek bukan merupakan

persatu. Contohnya X bilangan anggota suatu himpunan. Contoh : P =

kurang dari 10. Ditulis A = {1, 2, 3, {huruf-huruf pembentuk kata “siswa”}

4, 5, 6, 7, 8, 9). Kata siswa terdiri atas 5 huruf, yaitu s, i, s,

Contoh : P adalah himpunan bilangan w, a. Huruf s ada dua buah, tetapi karena

asli kurang dari 6 anggota yang sama dalam suatu himpunan

Dinyatakan dengan kata-kata : P = hanya ditulis satu kali, sehingga salah jika

{bilangan asli kurang dari 6} ditulis P = {s, i, s, w, a}. Yang benar adalah

Dinyatakan dengan notasi pembentuk P = {s, i, w, a}

himpunan : P = {x|x bilangan asli d. Banyak Anggota Suatu Himpunan

kurang dari 6} atau P = { x|x < 6, x Banyak anggota himpunan A dapat

bilangan asli} atau P = { x| 6 1 dinyatakan dengan notasi n(A). Jadi notasi

x , x bilangan asli} n(R) artinya banyak anggota pada himpunan

Dinyatakan dengan mendaftar R

anggota-anggotanya : P = {1, 2, 3, 4, Contoh : R = {0, 1, 2, 3, 4} Banyak

5} anggota himpunan R adalah 5 buah. Ditulis:

n(R)= 5

c. Keanggotaan Himpunan

e. Jenis-Jenis Himpunan

26
1. Himpunan Berhingga 4. Himpunan yang Sama dan Himpunan

Yaitu himpunan yang mengandung yang Sederajat

jumlah unsur yang terhingga Contoh: A = {s, i, n, g, a} dan B = {s, i, a, n,

Contoh : A = {himpunan bilangan asli genap g}

diantara 2 dan 1000} A = {4, 6, 8, …,998} Perhatikan bahwa setiap anggota di A sama

dengan anggota di B. Jadi A = B


2. Himpunan Tak Berhingga
A = {2, 3, 4} sehingga n(A) = 3
Yaitu himpunan yang mengandung
B = {2, 3, 5} sehingga n(B) = 3
unsur yang tidak berhingga
Karena n(A) = n(B) = 3, maka A ~ B
banyaknya.
B. Kerangka Pikir
Contoh : N = {himpunan bilangan asli
Masalah yang selama ini dialami
ganjil} N = {1, 3, 5,…}
dalam pembelajaran matematika adalah
3. Himpunan Kosong dan Himpunan
rendahnya hasil belajar matematika. Hal itu
Nol
disebabkan kebanyakan siswa tidak
Himpunan kosong adalah suatu
menyukai pelajaran matematika karena
himpunan yang tidak memiliki anggota.
terkesan sulit dan membosankan. Salah satu
Biasanya ditulis lambang { } atau Ø.
faktor yang mempengaruhi hal tersebut
Sedangkan himpunan nol adalah suatu
adalah tidak digunakannya strategi
himpunan yang banyak anggotanya hanya 1
pembelajaran yang bervariasi.
yaitu angka nol.
Dari teori-teori yang telah
Contoh: A = himpunan siswa di kelasmu
dikemukakan, dapat kita lihat bahwa proses
yang beratnya 400 kg, A = {0}, sehingga
pembelajaran dengan berbagai strategi
n(A) = 0
pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap
B = Himpunan bilangan cacah kurang
berhasil tidaknya seorang siswa dalam
dari 1, B = {0}, sehingga n(B) = 1
memahami materi yang disajikan.

27
Diantara sekian banyak strategi Strategi pembelajaran TSTS adalah

pembelajaran pembelajaran kooperatif strategi pembelajaran kooperatif yang

(cooperative learning) dipilihlah strategi menitikberatkan pada kerja kelompok siswa

pembelajaran tipe Two Stay-Two Stray dalam bentuk kecil yang heterogen, dengan

(TSTS) dan tipe Student Teams ketentuan setelah selesai berdiskusi

Achievement Division (STAD). Penelitian dikelompoknya ada anggota kelompok yang

ini mengukur hasil belajar yaitu tingkat tinggal dan ada yang bertamu, dengan tujuan

kemampuan tinggi dan kemampuan rendah membandingkan hasil diskusi yang telah

matematika siswa pada materi himpunan. diperoleh dari kelompok masing-masing agar

Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan anggota kelompok terhindar dari rasa bosan

signifikan kemampuan tinggi dan dengan pembentukan kelompok secara

kemampuan rendah siswa yang diajar dengan permanen dan memberi kesempatan kepada

Strategi pembelajaran tipe Two Stay-Two siswa untuk berinteraksi dengan kelompok

Stray (TSTS) dan tipe Student Teams lain.

Achievement Division (STAD). Adapun Sedangkan STAD adalah strategi

kerangka berpikir pada penelitian ini akan pembelajaran kooperatif yang pembagian

dijabarkan sebagai berikut: kelompoknya juga secara heterogen di mana

siswa mempelajari materi bersama dengan

1. Terdapat perbedaan hasil belajar teman sekelompoknya, kemudian mereka

siswa yang diajar dengan diuji secara individual melalui kuis-kuis.

pembelajaran kooperatif tipe Two Kuis mempunyai pengaruh terhadap nilai

Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa tim, dan tim yang mendapatkan nilai terbaik

yang diajar dengan pembelajaran mendapatkan penghargaan.

kooperatif tipe Student Teams Melihat perbedaan diantara kedua

Achievement Divisions (STAD). strategi pembelajaran ini, maka tentunya

28
siswa akan mengalami pengalaman yang dan membantu satu sama lain untuk

berbeda pula. Untuk membuktikan apakah menguasai keterampilan yang diajarkan

perbedaan tersebut akan berdampak terhadap guru”.41 Jika siswa menginginkan kelompok

hasil belajar, akan dilakukan penelitian pada memperoleh hadiah, mereka harus

pokok materi himpunan pada dua kelas membantu teman sekelompok mereka dalam

dengan strategi yang berbeda di kelas VII mempelajari pelajaran. Mereka mengajari

,,,,,,,,,. teman sekelompok dan menaksir kelebihan

Menurut penelitian Abdul Rasyid dan kekurangan mereka untuk membantu

model pembelajaran koooperatif tipe TSTS agar bisa berhasil menjalani tes.

memberikan pengaruh sebesar 12,1 % Karena skor kelompok didasarkan

terhadap hasil belajar matematika siswa pada kemajuan yang diperoleh siswa atas

dibandingkan dengan model pembelajaran nilai sebelumnya (kesempatan yang sama

kooperatif tipe STAD.40 Hal ini untuk berhasil), siapapun dapat menjadi

menunjukkan bahwa sangat dimungkinkan “bintang” kelompok dalam satu minggu itu,

hasil belajar siswa yang menggunakan karena nilainya lebih baik dari nilai

strategi pembelajaran TSTS lebih baik sebelumnya, sehingga selalu menghasilkan

daripada hasil belajar siswa yang diajar nilai yang maksimal tanpa

dengan strategi pembelajaran STAD. mempertimbangkan nilai rata-rata siswa

Slavin memaparkan dalam Rusman yang sebelumnya. Dari pendapat dan

bahwa :”Gagasan utama di belakang STAD penjelasan tersebut dapat diduga bahwa hasil

adalah memacu siswa agar saling mendorong belajar siswa yang menggunakan strategi

pembelajaran STAD lebih baik daripada


40
Abdul Rasyid. 2012. Perbedaan Hasil Belajar hasil belajar siswa yang diajar dengan
Siswa Menggunakan PembelPelajaran Kooperatif
Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Dan Tipe STAD
(Student Team-Achievement Divisions) Pada Pokok strategi pembelajaran TSTS.
Bahasan Lingkaran Di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 16 Lubuk Pakam. Skripsi Pendidikan
Matematika, (Medan: Perpustakaan UNIMED), h. 45,
41
t.d. Rusman. op.cit., h. 214

29
Dengan demikian berdasarkan uraian kesempatan kepada siswa untuk mempelajari

di atas sangat dimungkinkan bahwa terjadi sesuatu dengan baik pada waktu yang

perbedaan hasil belajar matematika siswa bersamaan, dan menjadi narasumber bagi

yang diajar dengan menggunakan strategi teman yang lain.

pembelajaran TSTS dan hasil belajar siswa Memang, hampir semua penelitian

yang diajar dengan strategi pembelajaran tentang metode pembelajaran kooperatif

STAD. Dapat diambil dua kemungkinan umumnya selalu menjadikan interaksi

bahwa strategi pembelajaran TSTS lebih antarsiswa sebagai faktor utama yang

baik dari strategi pembelajaran STAD atau mempengaruhi prestasi belajar mereka. Akan

sebaliknya strategi pembelajaran STAD lebih tetapi, Slavin dalam Miftahul Huda

baik daripada strategi menyatakan bahwa selain interaksi,

pembelajaran TSTS. perkembangan kognisi siswa juga turut

2. Terdapat perbedaan hasil belajar berpengaruh terhadap pencapaian atau

siswa berkemampuan tinggi yang prestasi belajar mereka di ruang kelas.42

diajar dengan pembelajaran Cohen dalam Miftahul Huda

kooperatif tipe Two Stay-Two menemukan bahwa status siswa juga

Stray (TSTS) dan pembelajaran berpengaruh terhadap interaksi mereka

kooperatif tipe Student Teams dengan teman-teman satu kelompoknya,

Achievement Divisions (STAD). yang pada akhirnya juga turut berimplikasi

Pembelajaran kooperatif adalah pada prestasi belajar mereka. Siswa-siswa

pembelajaran yang memperhatikan yang memiliki “status yang lebih tinggi”

keberagaman anggota kelompok sebagai (mereka yang dianggap kompeten dan

tempat siswa untuk bekerja sama dan terkenal) cenderung mampu bekerja sama

memecahkan suatu masalah melalui interaksi dan berdiskusi lebih efektif daripada

sosial dengan teman sebayanya, memberikan


42
Miftahul Huda. op.cit., h. 43

30
siswasiswa yang memiliki “status yang lebih Dengan demikian berdasarkan uraian

rendah”. Hal ini tentu saja membuat mereka diatas sangat dimungkinkan bahwa hasil

yang berstatus lebih tinggi menjadi lebih belajar matematika siswa yang diajar dengan

kompeten, sedangkan mereka yang berstatus menggunakan strategi pembelajaran TSTS

lebih rendah semakin tertinggal.43 berbeda dengan hasil belajar matematika

Dari penjelasan diatas tentunya siswa yang diajar dengan menggunakan

kemampuan tinggi yang dimiliki seorang pembelajaran kooperatif STAD bagi siswa

siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang memiliki kemampuan tinggi.

mereka. Dalam pembelajaran kooperatif 3. Terdapat perbedaan hasil belajar

siswa harus mampu bekerja sama, siswa berkemampuan rendah yang

berinteraksi, mampu memecahkan masalah diajar dengan pembelajaran

yang diberikan guru, dan bertanggung jawab kooperatif Two Stay-Two Stray

membantu teman-teman satu kelompoknya (TSTS) dan pembelajaran

untuk mempelajari materi yang dipelajari. kooperatif tipe Student Teams

Hal tersebut pastinya tidak semua dimiliki Achievement Divisions (STAD).

oleh siswa berkemampuan tinggi. Sebagai salah satu strategi

Banyak siswa berkemampuan tinggi pembelajaran kooperatif yang mendapatkan

yang tidak dapat membantu temannya dalam perhatian, strategi pembelajaran TSTS dan

mempelajari pelajaran, bisa disebabkan strategi pembelajaran STAD dapat

karena mereka hanya dapat mengetahui menaikkan kemampuan seorang siswa. Pada

sendiri tapi tidak dapat menyampaikan atau saat belajar kooperatif inilah, siswa akan

mereka takut membagi ilmu mereka kepada belajar bagaimana menangani konflik,

temannya dikarenakan takut peringkat menghargai pendapat orang lain,

mereka tergantikan. bernegosiasi untuk menyelesaikan tugas

akademik, dan saling berbagi gagasan dan


43
Ibid, h. 304

31
sumber-sumber. Singkatnya pembelajaran pengetahuan yang dipelajarinya atau belum.

kooperatif dapat membantu siswa Hal tersebut dimaksudkan agar struktur

meningkatkan prestasi mereka, baik dalam kognitif dan pengalaman belajar yang telah

materi akademik maupun perilaku, sikap, dimiliki siswa bisa mengasimilasi dan

dan interaksinya sehari-hari. mengakomodasi pengetahuan baru yang

Seperti yang telah dikemukakan dipelajarinya sehingga terjadi adaptasi dalam

diatas bahwa strategi pembelajaran belajar. Kerja sama dua variabel tersebut

kooperatif tipe TSTS dan strategi mempengaruhi hasil belajar matematika

pembelajaran STAD berpotensi siswa. Dengan kata lain kemampuan siswa

meningkatkan siswa yang memiliki dan pembelajaran yang dialaminya dalam

kemampuan rendah. Dengan demikian kelas yang menggunakan strategi

sangat dimungkinkan hail belajar siswa yang pembelajaran kooperatif mempengaruhi hasil

diajar dengan menggunakan strategi belajar siswa.

pembelajaran TSTS berbeda dengan hasil Tidak dapat dipastikan siswa yang

belajar siswa yang diajar dengan memiliki kemampuan tinggi yang diajarkan

menggunakan strategi pembelajaran STAD dengan mengunakan strategi pembelajaran

bagi siswa yang memiliki kemampuan TSTS akan memiliki hasil belajar yang lebih

rendah. baik daripada siswa yang memiliki

4. Terdapat interaksi antara strategi kemampuan rendah yang diajarkan juga

pembelajaran dan kemampuan dengan mengunakan strategi TSTS. Juga

siswa terhadap hasil belajar siswa. tidak dapat dipastikan siswa yang memiliki

Kesiapan belajar siswa adalah kemampuan tinggi yang diajarkan

kesiapan struktur kognitif siswa. Apakah mengunakan strategi pembelajaran STAD

struktur kognitif yang telah dimiliki oleh akan memiliki hasil belajar yang lebih baik

siswa telah mampu untuk mencerna daripada siswa yang memiliki kemampuan

32
rendah yang diajarkan juga dengan Achievement Divisions (STAD) pada

mengunakan strategi pembelajaran STAD. materi himpunan.

Demikian sebaliknya. Hal tersebut karena 2. H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil

belum diketahui apakah ada hubungan yang belajar siswa berkemampuan tinggi

positif antara strategi pembelajaran dan yang diajar dengan pembelajaran

kemampuan siswa terhadap hasil belajar kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

siswa. (TSTS) dan siswa yang diajar dengan

C. Hipotesis pembelajaran kooperatif tipe Student

Berdasarkan uraian pada landasan teoritis Teams Achievement Divisions

yang telah dipaparkan maka dapat disusun (STAD) pada materi himpunan.

hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil siswa berkemampuan tinggi yang

belajar siswa yang diajar dengan diajar dengan pembelajaran

pembelajaran kooperatif tipe Two kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa (TSTS) dan siswa yang diajar dengan

yang diajar dengan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Student

kooperatif tipe Student Teams Teams Achievement Divisions

Achievement Divisions (STAD) pada (STAD) pada materi himpunan.

materi himpunan. 3. H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar belajar siswa berkemampuan rendah

siswa yang diajar dengan yang diajar dengan pembelajaran

pembelajaran kooperatif tipe Two kooperatif Two Stay-Two Stray

Stay-Two Stray (TSTS) dan siswa (TSTS) dan siswa yang diajar dengan

yang diajar dengan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Student

kooperatif tipe Student Teams

33
Teams Achievement Divisions Penelitian ini bertujuan untuk

(STAD) pada materi himpunan. mengetahui pengaruh strategi pembelajaran

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar dan kemampuan siswa terhadap hasil belajar

siswa berkemampuan rendah yang matematika pada siswa kelas VII Madrasah

diajar dengan pembelajaran Tsanawiyah Negeri ,,,,,,,,, TP. 2016/2017

kooperatif Two Stay-Two Stray pada materi himpunan. Oleh karena

(TSTS) dan siswa yang diajar dengan itu,penelitian ini merupakan penelitian

pembelajaran kooperatif tipe Student eksperimen dengan jenis penelitiannya

Teams Achievement Divisions adalah quasi eksperiment (eksprimen semu).

(STAD) pada materi himpunan. Sebab kelas yang digunakan telah terbentuk

4. H0 : Tidak terdapat interaksi antara sebelumnya.

strategi pembelajaran dan B. Lokasi dan Waktu Penelitian

kemampuan siswa terhadap hasil Penelitian dilaksanakan di ,,,,,,,,, ,

belajar siswa pada materi himpunan. pada tanggal 01 Desember 2016 – 03

H1 : Terdapat interaksi antara strategi Desember 2016 pada semester I (Ganjil)

pembelajaran dan kemampuan siswa Tahun Ajaran 2016/2017.

terhadap hasil belajar siswa pada

materi himpunan. C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dr. Indra menyatakan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

BAB III objek/subjek yang memiliki kuantitas dan

METODE PENELITIAN karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

A. Jenis Penelitian peneliti untuk dipelajari dan kemudian

34
ditarik kesimpulannya.44 Sedangkan sampel kelas VII-A sebagai kelas TSTS dan 24

adalah sebahagian dari jumlah dan siswa dari kelas VII-B sebagai kelas STAD.

karakteristik yang dimiliki oleh populasi D. Desain Penelitian

tersebut.45 Metode yang digunakan dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah metode eksperimen

seluruh siswa kelas VII ,,,,,,,,, Tahun Ajaran dirancang dengan desain faktorial 2 x 2.

2016/2017, yang terdiri dari 2 kelas, 1 kelas Dalam desain ini masing-masing variabel

VII-A dengan jumlah siswa 30 siswa, 1 kelas bebas diklasifikasikan menjadi 2 (dua) sisi,

VII-B dengan jumlah siswa 30 siswa. yaitu pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-

2. Sampel Two Stray (A1) dan pembelajaran kooperatif

Sampel adalah sebahagian dari tipe Student Team Achievement Division

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh (A1). Sedangkan variabel atributnya

populasi. Penelitian ini menggunakan teknik diklasifikasikan dalam dua kecendrungan

pengambilan sampel kluster, karena kemampuan siswa tinggi (B1) dan

pengambilan sampel dengan kelompok kemampuan siswa rendah (B2), sedangkan

bukan individu. Subjek-subjek yang diteliti variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa

secara alami berkelompok atau kluster. (Y).

Teknik pengambilan sampel ini Desain penelitian Eksperimen ini

dibuat dengan pertimbangan bahwa peneliti direncanakan menggunakan rancangan

hanya meneliti siswa berkemampuan tinggi faktorial sederhana 2 x 2 dengan alasan

dan rendah di kelas VII-A dan siswa bahwa rancangan ini memiliki beberapa

berkemampuan tinggi dan rendah di kelas kelebihan di antaranya yaitu :

VII-B. Dalam penelitian ini 24 siswa dari (1) rancangan penelitian faktorial ini

dapat menyelesaikan satu kali


44
Indra Jaya. 2010. Statistik Penelitian Untuk eksperimen yang
Pendidikan. Medan: Cita Pustaka, h. 18.
45
Ibid, h. 29

35
berkemungkinan membutuhkan interaksi yang sering kali sangat

dua atau lebih penelitian yang penting dalam penelitian

terpisah, pendidikan,

(2) rancangan ini dapat digunakan (3) melalui rancangan ini hipotesis

untuk mengkaji interaksi- dapat diuji secara matang.

Tabel 4 Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Strategi Kooperatif Two Stay-Two Kooperatif Student Team

Pembelajaran (X1) Stray (A1) Achievement Divisions

Kemampuan siswa (X2) (A2)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Two Stay-Two Stray yang memiliki

Keterangan : kemampuan rendah.

1) A1B1 = Kelompok siswa yang 4) A2B2 = Kelompok siswa yang

dikenai Pembelajaran Kooperatif dikenai Pembelajaran Kooperatif

Two Stay-Two Stray yang memiliki Student Team Achievement Division

kemampuan tinggi. yang memiliki kemampuan rendah.

2) A2B1 = Kelompok siswa yang 5) A1 = Kelompok siswa yang

dikenai Pembelajaran Kooperatif diberikan Pembelajaran Kooperatif

Student Team Achievement Division Two Stay-Two Stray sebagai kelas

yang memiliki kemampuan tinggi. eksperimen.

3) A1B2 = Kelompok siswa yang 6) A2 = Kelompok siswa yang

dikenai Pembelajaran Kooperatif diberikan Pembelajaran Kooperatif

36
Student Team Achievement Division Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-

sebagai kelas kontrol (pembanding). Two Stray (TSTS) dan Strategi Pembelajaran

7) B1 = Kemampuan tinggi. Kooperatif Tipe Student Team-Achievement

8) B2 = Kemampuan rendah. Divisions (STAD) pada materi Himpunan di

Penelitian ini melibatkan dua kelas Kelas VII ,,,,,,,,, Tahun Ajaran 2016/2017”.

yaitu kelas TSTS dan kelas STAD yang Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan

diberi perlakuan berbeda. Pada kelas VII-A adalah sebagai berikut:

diberi perlakuan yaitu pengajaran materi 1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa

himpunan dengan strategi pembelajaran Hasil belajar dalam penelitian ini

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dan adalah kemampuan yang diperoleh peserta

kelas VII-B diberi perlakuan yaitu didik setelah melalui kegiatan belajar.

pengajaran materi himpunan dengan strategi Peserta didik yang berhasil dalam belajar

pembelajaran kooperatif tipe Student Team ialah yang mampu mencapai tujuan-tujuan

Achievement Division. pembelajaran atau tujuantujuan

Di setiap kelas terdapat pembagian instruksional. Kemampuan yang dimaksud

kelompok. Anggota kelompok dipilih secara adalah kemampuan peserta didik dalam

heterogen yang berjumlah empat sampai memahami mata pelajaran matematika

lima orang, terdiri dari siswa pandai, sedang, khususnya pokok bahasan himpunan. Jadi,

dan rendah. Untuk mengetahui hasil belajar perbedaan hasil belajar siswa dalam

siswa diperoleh dari penerapan dua penelitian ini merupakan adanya perbedaan

perlakuan tersebut maka siswa diberikan tes. kemampuan yang diperoleh siswa setelah

E. Defenisi Operasional melalui kegiatan belajar dengan perlakuan

Penelitian ini berjudul: “Perbedaan yang berbeda pula.

Hasil Belajar Siswa Yang Diajar 2. Pembelajaran Kooperatif

dengan Strategi

37
Pembelajaran Kooperatif dalam dalam bentuk kecil yang terdiri dari empat

penelitian ini adalah suatu bentuk orang secara heterogen, dengan ketentuan

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan setelah selesai berdiskusi dikelompoknya

bekerja dalam kelompokkelompok kecil dua orang tinggal dalam kelompoknya,

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri sedangkan dua orang yang lain sebagai tamu

dari empat sampai enam orang dengan ke kelompok lain dengan tujuan

struktur kelompok yang bersifat heterogen, membandingkan hasil diskusi yang telah

yang melalui prosedur menyampaikan tujuan diperoleh dari kelompok masing-masing,

pelajaran dan memotivasi siswa, penyajian adapun tujuan teknik ini agar anggota

informasi, pengelompokan tim belajar, kelompok terhindar dari rasa bosan dengan

bimbingan kelompok belajar, evaluasi, pembentukan kelompok secara permanen

memberi penghargaan, yang bertujuan untuk dan memberi kesempatan kepada siswa

meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk berinteraksi dengan kelompok lain.

sekaligus dapat meningkatkan hubungan 4. Tipe Student Team-Achievement

sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan Divisions (STAD)

menghargai pendapat orang lain, serta dapat Student Team-Achievement

memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir Divisions (STAD) dalam penelitian ini

kritis, memecahkan masalah, dan adalah suatu strategi pembelajaran kooperatif

mengintegrasikan pengetahuan dengan dimana siswa dibagi menjadi kelompok

pengalaman. beranggotakan orang yang beragam

3. Tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) kemampuaan, jenis kelamin, dan suku yang

Two Stay-Two Stray (Dua Tinggal- melalui langkah-langkah pembelajaran yaitu

Dua Tamu) dalam penelitian ini adalah suatu penyampaian tujuan dan motivasi,

teknik belajar kooperatif yang pembagian kelompok, presentasi guru, kerja

menitikberatkan pada kerja kelompok siswa tim, evaluasi, dan penghargaan yang

38
bertujuan untuk memacu siswa agar saling 2. Melakukan analisis data post-tes

mendorong dan membantu satu sama lain yaitu uji normalitas, uji homogenitas

untuk menguasai keterampilan yang pada kelas TSTS dan kelas STAD.

diajarkan guru. 3. Melakukan analisis data post-tes

F. Teknik Pengumpulan Data yaitu uji hipotesis dengan

Teknik pengumpulan data dalam menggunakan teknik Analisis Varian

penelitian ini adalah menggunakan tes untuk lalu dilanjutkan dengan Uji Tuckey.

hasil belajar pada materi himpunan. Tes hasil

belajar berupa pertanyaanpertanyaan dalam

bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan

jawaban pada pokok bahasan himpunan

sebanyak 20 butir soal. Tes tersebut

diberikan kepada semua siswa pada

kelompok TSTS dan kelompok STAD.

Semua siswa mengisi atau menjawab sesuai

dengan pedoman yang telah ditetapkan

peneliti pada awal atau lembar pertama dari

tes itu untuk pengambilan data. Adapun

teknik pengambilan data adalah sebagai DAFTAR PUSTAKA

berikut:

1. Memberikan post-tes untuk Abdul Rasyid. 2012. Perbedaan Hasil


Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran
memperoleh data hasil belajar siswa
Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
berkemampuan tinggi dan data hasil
Dan Tipe STAD (Student Team-
belajar siswa berkemampuan rendah Achievement Divisions) Pada Pokok
Bahasan Lingkaran Di Kelas VIII SMP
pada kelas TSTS dan kelas STAD.
Muhammadiyah 16 Lubuk Pakam. Skripsi

39
Pendidikan Matematika, (Medan: Muhibbin Syah. 2010. Psikologi
Perpustakaan UNIMED) Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Learning Teori & Aplikasi Paikem. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Al Rasyidin. 2011. Teori Belajar dan Rineka Cipta
Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil
Anggota IKAPI. 2009. Undang-Undang Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional. Remaja Rosdakarya
Bandung: Fokusmedia Robert E. Slavin. 2005. Cooperative
Anita Lie. 2010. Cooperative Learning Learning Teori, Riset dan Praktik.
Mempraktikkan Cooperative Learning di Bandung: Nusa Media
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran
Wiiasarana Indonesia Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Matematika Konsep dan Aplikasinya. S.B. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta : Pusat Perbukuan Jakarta: Rineka Cipta
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum Dan Syafaruddin Dan Nurmawati. 2011.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pengelolaan pendidikan (Mengembangkan
Bandung: Alfabeta keterampilan manajemen pendidikan
http://Indramunawar. menuju sekolah efektif).Medan:Perdana
Blogspot.com/2009/06/ hasil belajar- publishing, h.69.pendidikan menuju sekolah
belajar-pengertian-dan definisi.htm efektif).Medan:Perdana publishing
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan
Yogyakarta: Insan Madani Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Indra Jaya. 2010. Statistik Penelitian Untuk Prenada Media Group
Pendidikan. Medan: Cita Pustaka
Mastur Faizi. 2013. Ragam Metode
Mengajarkan Eksakta Pada Murid.
Jogjakarta: DIVA Press
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan.
Medan: Perdana Publishing,
Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Pustaka Pelajar
40

Anda mungkin juga menyukai