Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI RISET

“PENANAMAN NILAI NILAI PANCASILA DAN KEAKTIFAN SISWA DI

DALAM PENDIDIKAN KELAS MAUPUN DALAM KELOMPOK


DIKELAS IV B SD 106161”

DISUSUN

OLEH:

1. Putra Irawan Nasution (1191111020)


2. Putri Amalina (1192111005)
3. Nazmi Mawaddah Pohan (1192111002)
4. Izza sya’adah str (1192111013)
5. Sulis indrayani lubis (1191111013)
6. Rahma damayanti (1191111003)
7. Dwi Cahyani (1192111002)

KELAS: A REGULER 2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang kami rasakan, karena berkat Ridho-
Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Mini Riset.Laporan ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “filsafat pendidikan
Laporan ini merupakan hasil dari observasi dan informasi yang kami lakukan.Selama
penulisan laporan ini, kami banyak mendapatkan kesulitan.Tetapi dengan kerja keras kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Dosen yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi penyajian, penulisan, dan penggunaan bahasa. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat membantu kami sebagai proses perbaikan untuk
pembuatan laporan selanjutnya hingga menjadi lebih baik.

Medan, November 2019

Tim penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................4

A .Latar Belakang............................................................................................................5

B. Tujuan Penelitian..........................................................................................................6
C. Manfaat Penelitian...................................................................................................6

BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN...........................................................................7

BAB III:KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………8

BAB IV: METODE PELAKSANAAN........................................................................12

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................15

BAB VI: PENUTUP......................................................................................................17

1.Kesimpulan.........................................................................................17

2. Saran..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….18

LAMPIRAN FOTO……………………………………………………………………20
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kembali diuji
ketahanannya dalam era reformasi sekarang.Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 67 tahun
yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang
merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata
merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai
pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup
kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-
hari, serta menjadi dasar sekaligus filsafat negara Republik Indonesia. Pancasila telah ada dalam
segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia.Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18
Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945.Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar
berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa.Dua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.Dan kelima, Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh
perumus Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan krisis
politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung
toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila
merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut
oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup
untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-
nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, selain itu,
ideologi kediktatoran juga ditolak, karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Dengan demikian bahwa filsafat Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia
agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh
para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara
Indonesia ini.

B.Tujuan Penelitian
1. Memberikan pemahaman tentang nilai nilai pancasila kepada siswa sd 106161 kelas IV B
2. Mengarah kan siswa kelas IV B untuk selalu aktif dalam pembelajaran dan aktif dalam
diskusi kelompok

C.Manfaat penelitian

Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengalaman bagi mahasiswa
untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan kenyataan yang ada di lapangan. Serta diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dipakai
sebagai referensi atau bahan bacaan bagi mahasiswa guna memperkaya khasanah pengembangan
nilai nilai Pancasila dan keaktipan dalam belajar di kelas maupun dalam diskusi kelompok
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka awal atau acuan yang akan memandu cara-cara berpikir di dalam suatu
penelitian baik usaha untuk melihat kedudukan suatu masalah. Oleh karena itu, asumsi tentang
suatu      masalah dapat di nyatakan sebagai suatu keharusan dalam pelaksanaan penelitian, yang
dapat membawa pemikiran dalam persepektif keilmuan (teori) yang berkembang. Namun
demikian, sebelum mengajukan asumsi  sehubungan dengan hakekat masalah yang dijadikan
bahan penelitian ini, maka terlebih dahulu dikemukakan batasan asumsi itu sendiri sebagai tolak
ukur untuk melangkah lebih lanjut. Asumsi dapat diartikan sebagai suatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti (Arikunto, 2002).Dengan demikian, sesuatu masalah yang diyakini
kebenarannya merupakan suatu asumsi bagi seorang peneliti sebelum dikukuhkan dengan hasil
penelitian. Dilain pihak, asumsi juga diartikan sebagai “Hasil abstraksi pemikiran yangoleh
peneliti dianggab benar dan dijadikan sebagai pijakan untuk mengkaji satu atau beberapa gejala”
(Danim,1997). Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa asumsi adalah suatu
pemikiran yang diyakini oleh peneliti tentang kebenaran suatu fakta sebagai dasar untuk
mengkaji suatu gejala.Sementara itu, kebenaran suatu fakta yang ada tidak perlu dibuktikan
lagi.Dengan demikian, asumsi merupakan pijakan awal bagi seorang peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan lebih jauh.Adapun asumsi yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah memberikan pemahaman penanaman nilai nilai Pancasila dan keaktipan siswa dalam
belajar di kelas maupun dalam diskusi kelompok.
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Tentang Pancasila

Pengertian Pancasila

Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari pencerminan nilai-
nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung 5 isi di dalamnya, yaitu satu,
ketuhanan yang maha esa. Dua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, persatuan indonesia.
Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan/perwakilan.
Lima, keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Secara historis pancasila muncul pada tanggal 01
Juni 1945 yang pada saat itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945
termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan lima Prinsip sebagai Dasar
Negara yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi
Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat
istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini
didasarkan pada interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan
Rumusan Dasar Negara.filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakinisebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Filsafat pancasila mempunyai tujuan yang sesuai
dengan dasar filsafat tersebut.Pancasila dengan dasar sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
filsafat negara, maka tujuan filsafat pancasila secara umum adalah untuk menandingi filsafat
komunis dan filsafat liberalis, tujuan ini berhasil atau tidaknya tergantung dari ketangguhan
pancasila yang di dukung oleh penalaran kefilsafatan. Tujuan khusus filsafat Pancasila yaitu
untuk memahami dan menjelaskan lima prinsip kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan
bernegara, mengajukan kritik dan menilai prinsip tersebut, menemukan hakikatnya secara
manusiawi serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik sebagai pandangan dunia.
  Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila yang
terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu
asa sendiri. Dasar filsafat Negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan
suatu asas peradaban. Silasila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organis.Antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.Secara demikian ini maka pancasila pada
hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian bahwa bagian sila-silanya saling berhubungan
secara erat hingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem
juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri,
dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian
kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain matrealisme, idealisme, rasioanlisme,
liberalisme, sosialisme dan sebagainya.

Tinjauan Tentang Pendidikan

Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan


kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu genereasi ke generasi
selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian.Ada juga yang
mengatakan definisi pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik
dapat mengembangkan potensi dirinya.Dengan adanya pendidikan maka
seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan
spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
masyarakat.Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut
dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin,
yaitu Eductum.Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya
perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang berkembang.
Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.Jadi, secara singkat pengertian
pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki
pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang
kritis dalam berpikir.Menurut Ki Hajar Dewantara, pengertian pendidikan adalah
proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.tujuan pendidikan adalah untuk
mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik.
Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki
ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang baik,
mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab.Tujuan
pendidikan juga disebutkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia,
diantaranya:Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya,
yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat
jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap,
dan bertanggungjawab terhadap bangsa.Menurut UU. No.20 Tahun 2003 pasal
3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.Menurut MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia yang berjiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 945.

  Pengertian Pendidikan Sebagai Sistem Filsafat

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.Setidaknya ada
tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing. Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi
cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya.Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan.organis, harmonis, dinamis. guna
mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem
barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris
system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara
berpikir atau model berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa
kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai
kedewasaan.Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk
mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di
kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif,
piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.

Pendidikan terujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan.Dalam hal
ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk
menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya
dengan idealisme. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut
idealisme, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis
dengan itu, maka pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan
kerohanian pada peserta didik.Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika
pendidikan itu menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti
memerlukan jawabn yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya
tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari filsafat.
Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak
dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam filsafat. Kemungkinan-kemungkinan
tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan
sangat memadai dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam
ilmu pendidikan umumnya.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

Metode yang dipergunakan untuk memecahkan masalah ini adalah metode penelitian
deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriftif itu sendiri merupakan penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu” (Riyanto, 2001 : 23). 
Sedangkan rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angket sebagai alat menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Penentuan Subjek Penelitian

Populasi merupakan “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2000). Dengan perkataan lain, populasi adalah
sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Pendapat lain
dalam buku statistika bahwa “Populasi mengandung arti totalitas dari semua nilai hasil mengukur
atau menghitung baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”
(Sudjana, 2002). Sedangkan menurut Arikunto (2002), populasi merupakan “Keseluruhan
subyek penelitian”. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi  merupakan
semua subyek, obyek, individu atau peristiwa yang lengkap, jelas dan diamati serta memenuhi
syarat-syarat tertentu dalam suatu penelitian. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV B sebanyak 31 orang.Penelitian ini diarahkan menjadi penelitian.
Pengumpulan data

merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. data adalah bahan mentah
yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukkan fakta (Rinduwan, 2003: 31). Data utama yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data yang menggambarkan tentang tutor sebaya dan prestasi belajar siswa
yang bersifat kuantitatif dalam wujud angkaangka. Untuk memperoleh data seperti yang
dimaksud, maka teknik atau metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuesioner, interview dan dokumentasi, sebagai berikut:

1. Kuesioner: digunakan untuk mengumpulkan data tentang perbedaan keaktifan belajar siswa

2. Interview: digunakan untuk mengkonfirmasikan data hasil pengumpulan data dari koesioner
atau memperoleh tambahan data yang belum terjaring melalui penyebaran kuisioner.

3. Dokumentasi: digunakan dalam pengambilan data pada kuisioner dan interview yang akan
ditampilkan berupa gambar/poto sebagai data pendukung.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

1. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar negeri 106161 Jl.Pasar IV Timur, Desa Laut Dendang
Kec.Percut Sei Tuan

1. DATA HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan penyebaran angket di kelas IV B.Dari penelitian yang kami lakukan,
kami menyebarkan angket kepada seluruh siswa kelas IV B yang berjumlah 31 siswa.Masing
masing siswa mendapatkan satu angket penanaman nilai Pancasila dan satu lagi angket ilmu
pendidikan keaktipan belajar di kelas maupun dalam diskusi kelompok .Angket yang kami
sebarkan kemudian di jawab oleh seluruh siswa dengan waktu yang kami tetapkan dalam
pengisian ,yaitu 30 menit.Kemudian angket yang sudah di isi oleh siswa,kami kumpulkan
kembali untyuk menarik kesimpulan dari penelitian kami mengenai penanaman nilai pancasila
dan ilmu pendidikan keaktipan belajar di kelas maupun dalam kelompok siswa di sekolah dasar
106161 JL.pasar IV timur,desa laut dendang kecamatan precut sei tuan .

Dari penelitian yang kami lakukan dengan metode penyebaran angket dapat kami simpulkan
bahwa dari 31 siswa yang di ajukan di angket sebagai berikut:

Angket Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Anak Usia Sekolah Dasa

N PERNYATAAN YA TIDAK
O
1 Saya selalu melakukan ibadah sesuai dengan 31
agama yang saya anut. Siswa
2 Saya selalu mengikuti upacara bendera di sekolah. 31
Siswa
3 Di dalam kelas saya menghargai teman saya yang berbeda agama 31
dengan saya. Siswa
4 Apabila saya berjanji kepada teman saya, maka saya akan 30 1 siswa
menepatinya. siswa
5 Saat orang lain mengemukakan pendapat, maka saya akan 31
menghargainya atau menghormatinya. siswa
6 Saya berdoa setiap mengawali dan mengakhiri pelajaran di kelas. 26 5 siswa
siswa
7 Saya tidak memaksakan kehendak saya kepada orang lain 22 9 siswa
siswa
8 Dalam bergaul saya tidak membeda –bedakan dalam memilih teman 25 6 siswa
25 siswa 6 siswa siswa

9 9 Apabila ada teman saya kesulitan belajar maka saya akan 29 2 siswa
membantunya. siswa
10 10 Saya berkata dan bertindak secara benar sesuai fakta atau tidak 27 4 siswa
berbohong siswa
11 11 Dalam kehidupan sehari–hari saya mengakui dan memperlakukan 31
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan siswa
Yang Maha Esa
12 Saya tidak bersikap semena mena terhadap orang lain. 24 7 siswa
siswa
13 Dalam setiap ulangan saya tidak mencontek. 28 3 siswa
siswa
14 Saya mengikuti kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekolah. 30 1 siswa
siswa
15 Jika ada teman yang sakit maka saya akan mendoakannya agar lekas 27 4 siswa
sembuh siswa
16 Apabila saya bersalah kepada orang lain maka saya meminta maaf dan 27 4 siswa
tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut. siswa
17 Saya bangga menjadi bangsa Indonesia 31
siswa
18 Saya pantang menyerah dan bekerja keras dalam melakukan suatu 28 3 siswa
kegiatan. siswa
19 Saya menghormati setiap keputusan yang sudah dimusyawarahkan. 30 1 siswa
siswa
20 Saya melaksanakan hak dan kewajiban saya secara seimbang. 30 siwa 1 siswa

ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENDIDIKAN

N PERNYATAAN YA TIDAK
O
1 Setiap ada jam pelajaran ,saya mendengarkan dengan serius 31
siswa

2 Saya mendengarkan dan memperhatikan ,apabila guru sedang 31


menerangka materi siswa
3 Saya selaln aktif dalam kelompok saat memecahkan masalah materi 26 5 siswa
yang di beri kan oleh bapak dan ibu guru siswa
4 Saya berusaha bertanya kepada teman yang telah paham apabila saya 28 3 siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pelajaran siswa
5 Saya berusaha mengeluarkan pendapat selama pelajaran di mulai 28 3
siswa siswa
6 Sewaktu saya mengeluarkan pendapat saya juga akan memberikan 28 3
kesempatan kepada teman saya yang lain untuk mengeluarkan siswa siswa
pendapatnya
7 Saya ikut menjawab beberapa pertanyaan tentang pelajaran yang 31
diberikan oleh ibu guru 31 siswa siswa
8 8 Metode mind mapping menumbuhkan mental saya untuk aktif dalam 24 7 siswa
berdiskusi dengan teman-teman saya. siswa
9 Saya berusaha mencari tambahan materi pelajaran dari berbagai 28 3 siswa
sumber buku lainnya siswa
10 10 Apabila ada pertnyaan dari teman yang tidak saya mengerti saya 23 8 siswa
bertany kepada bapak dan ibu guru siswa
11 Dalam kelompok saya membuat/ perencanaan anak untuk 29 2 siswa
memecahkan maasalah agar tercipta kerja sama yang baik siswa
12 Saat menentukan jawaban pertanyaan dari guru ,saya selalu 27 4 siswa
pertimbangkan dengan kelompok saya. siswa
13 saya datang kesekolah tepat waktu 26 5 siswa
siswa
14 Saya selalu mengerjakan tugas dengantepat waktu 26 5 siswa
siswa
15 Saya selalu belajar meskipun tidak ujian 29 2 siswa
siswa
16 Jika kamu menemukan soal yang sulit apakah kamu mencari jawaban 25 6 siswa
nya dibuku lain siswa
17 Apakah kamu dirumah selalu mengulang ulang pelajaran yang di 22 9
terangkan oleh guru nya siswa siswa
18 Apakah kamu berusaha sebaik baik nya untuk mengerjakan ulangan 29 2 siswa
siswa
19 Saya sangat mudah menyerah untuk mengerjakan tugas yang sulit 7 siswa 24
siswa

20 20 Saya selalu memberi salam kepada orang tua saat berangkat 31


kesekolah siswa

BAB VI

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut
sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau secara
filosofis. Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri
sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan. Filsafat pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran
yang sedalam-dalamnya dari bangsa indonesia yang dianggap,dipercaya, dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar,paling baik, paling adil,paling
bijaksana, dan paling sesuai bagi bangsa indonesia. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila
adalah manusia hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa : Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan inonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat negara bahwa pancasila adalah
dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah
manusia itu sendiri.

2.SARAN

Demikianlah makalah berjudul “PENANAMAN NILAI NILAI PANCASILA DAN


KEAKTIPAN SISWA DI DALAM PENDIDIKAN KELAS MAUPUN DALAM KELOMPOK”
ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga menyadari, masih ada banyak
kekurangan didalam penulisan makalah ini. Sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca
untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas
perhatian anda semuanya, kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Aqip, Zaenal, 2003. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran.Surabaya : Insan Cendikia.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan,  1997. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.


DePoter, Bobbi, dkk, 2002.Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-
Ruang Kelas.Bandung : Kaifa.

Dirawat, 1993.Sistem Pembinaan Profesional dan Cara Belajar Siswa Aktif.Jakarta : PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.

Fajar, Arnie, 2004. Portopolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar, 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.

LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai