Reviewers :
Makmum Akbar (2003016090)
Isnawati (2003016042)
Defani Khairunisa (2003016004)
Yustika Dwi Ajeng (2003016008)
Raihan Fauzan Pratama (2003016053)
Aldi Supryanto Daud (1903016098)
Reviewers
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I. PENDAHULUAN 1
II. PEMBAHASAN 2
III. KESIMPULAN 4
DAFTAR PUSTAKA
5
LAMPIRAN
6
ii
I. PENDAHULUAN
Terong (Solanum melongena L) merupakan tanaman hortikultura tropika yang
berasal dari Birma dan India, kemudian dibawah oleh pedagang dan menyebar
secara global, hingga sampai ke Indonesia. Tanaman terong dimanfaatkan oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai sayuran seperti sayur lodeh, lalapan
segar ataupun olahan lain yang memiliki cita rasa yang enak. Selain itu, terong juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan karena mengandung solanin,
alkaloid dan solasodin.
Nutrisi tanaman atau unsur hara merupakan salah satu faktor pendukung
utama dalam menentukan produktivitas tanah. Didalam tanah, nutrisi tersedia dan
diserap oleh akar tanaman dalam bentuk ion anorganik yang kemudian diangkut ke
organ daun bersamaan dengan air untuk proses fotosintesis. Ketersediaan nutrisi
yang cukup sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk menghasilkan produk yang
berkualitas demi mendukung gizi dan kesehatan manusia sebagai konsumen. Nutrisi
tanaman dikelompokkan dalam dua jenis yaitu nutrisi makro yang keberadaannya
harus tersedia banyak bagi tanaman dan nutrisi mikro yang diperlukan dalam
jumlah sedikit.[1]
Nitrogen merupakan nutrisi penting bagi tanaman yang dapat mempercepat
laju pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan produksi. Apabila tanaman
kekurangan unsur nitrogen maka dapat menyebabkan proses pertumbuhan
terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil dan kurus. Besi (Fe) merupakan salah
satu nutrisi mikro esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, serta
sifatnya akan berubah menjadi racun apabila tersedia dalam jumlah banyak.
Kekurangan unsur besi dapat menyebabkan tanaman mengalami klorosis pada daun
sehingga tanaman tidak dapat berfotosintesis dengan maksimal yang akibatnya
menjadi kurus.[2]
Nutrisi tanaman merupakan masalah yang banyak ditemui dikalangan petani
secara global. Salah satu masalah yang nampak adalah kurangnya asupan hara
sehingga menyebakan mudah terserang oleh hama dan penyakit tanaman. Salah satu
pengendaliaanya adalah menjaga kebutuhan nutrisi atau menghindarkan tanaman
dari gejala defesiensi.
(Defani Khairunisa: 2003016004)
1
II. PEMBAHASAN
2
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, tinggi tanaman bertambah
(Yustika Dwi Ajeng: setiap waktu dikarenakan mengalami pembelahan dan
2003016008) pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, fisiologis dan genetik tanaman.
Tinggi tanaman terong mengalami peningkatan pada semua
perlakuan. Namun, pada minggu 1 – 5 laju peningkatan
tinggi tanaman tertinggi yaitu perlakuan 3Fe. Hal ini
disebabkan karena aplikasi larutan Hoagland dengan
kandungan Fe tiga kali memiliki ion EDTA sebagai kelat
untuk menetralisir sifat racun ion Fe, sehingga tanaman
terong tumbuh dan berkembang dengan baik dan fungsi Fe
sebagai katalis pembentuk klorofil dan pembawa oksigen
bekerja lebih optimal. Panjang akar pada 5 MST dengan
perlakuan 3Fe dan –Fe memiliki akar yang lebih panjang
dibandingkan dengan akar pada perlakuan 3N dan –N.
Panjang akar berkorelasi positif dengan efektifitas akar
dalam menyerap H2O dan mineral nutrisi. Semakin panjang
akar maka semakin jauh jangkauan akar dalam menyerap
unsur hara untuk pertumbuhan dan proses fisiologis
tanaman. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam penulis,
menunjukkan bahwa berat kering total tanaman terong terus
mengalimi peningkatan dari minggu ke minggu. Hal ini
menunjukkan bahwa semua perlakuan dapat mendukung
proses fotosintesis bekerja dengan baik dan distribusi
fotosintat setiap minggu keseluruh batang, akar dan daun
berjalan dengan optimal.
Kelebihan Kelebihan dari jurnal ini adalah penyampaian latar belakang
(Makmun Akbar: yang lengkap sehingga pembaca dapat langsung memahami
2003016098) arti penting dari nutrisi Nitrogen (N) dan Besi (Fe) terhadap
pertumbuhan tanaman. Dilihat dari segi tampilan, jurnal ini
dibuat dengan sangat menarik dengan dengan beberapa
warna hijau yang mungkin dapat memberikan ketertarikan
tersendiri terhadap beberapa pembaca. Selain itu, jurnal ini
3
juga dilengkapi dengan data masing-masing variabel
pengamatan yang diolah dengan baik. Pembahasan dari
setiap variabel yang diamati juga dijelaskan secara rinci dan
selalu dibandingkan atau disesuaikan dengan hasil penelitian
yang sudah ada.
3
III. KESIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal ini adalah perlakuan mineral nutrisi dengan beda
komposisi serta tingkatan dosis berpengaruh terhada[ pertumbuhan dan sifat
fisiologis tanaman terong lokal buton seperti tinggi tanaman, kandungan klorofil
dan ANR, serta nisbah luas daun (NLD). Secara keseluruhan perlakuan nutrisi 3Fe
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan nutrisi lainnya, dan hal ini dipengaruhi
oleh kemampuan tanaman terong lokal buton yang toleran terhadap perlakuan
penambahan Fe.
4
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Mpapa, B.L. (2016). Analisis Kesuburan Tanah Tempat Tumbuh Pohon Jati
(Tectona grandis L.) Pada Ketinggian Yang Berbeda. Jurnal Agrista, 20(3), 135 -
139.
[2]
Pramitasari, H.E., Wardiyati, T. & Nawawi, M. (2016). Pengaruh Dosis Pupuk
Nitrogen Dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L.). Jurnal Produksi Tanaman, 4(1), 49-56.
[3]
Aliyaman. 2021. Pengaruh Mineral Nutrisi Nitrogen dan Besi Terhadap Sifat
Fisiologis dan Pertumbuhan Tanaman Terong Lokal Buton (Solanum Melongena
L). Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton. 7(3): 359 –
368
( Isnawati : 2003016042 )
5
LAMPIRAN
6
10
4
11
5