LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
1.2 Tujuan
a. Mengetahui gejala defisiensi pada jaringan tanaman.
b. Mengetahui fungsi unsur hara makro pada tanaman.
c. Mengetahui proses fisiologis yang melibatkan hara, perkembangan tanaman,
dan kandungan unsur hara.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat praktikum tersebut bagi mahasiswa adalah dapat
menambah wawasan mahasiswa tentang gejala-gejala defisiensi unsur hara pada
tanaman, dan bagaimana menganaisa gejala-gejala tersebut.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu metode untuk menentukan unsur hara essensial bagi tumbuhan,
dan berapa banyaknya, adalah dengan menganalisa sacara kimia semua unsur
yang dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Bila bagian
tumbuhan atau bagian tumbuhan yang baru saja dipanen, dipanaskan pada suhu
70-80C selama 1 atau 2 hari, maka hampir seluruh airnya menguap, bahan yang
tertinggal disebut bahan kering. Komponen utama bahan kering adalah
polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah komponen sitoplasma seperti
protein, lipid, asam amino, asam organik, serta unsur tertentu seperti kalium
berbentuk ion, yang menjadi bagian tidak penting dari senyawa organik.
Dalam suatu hasil penelitian dilaporkan (Salisbury & Ross, 1992) bahwa
Oksigen dan Carbon merupakan unsur yang paling besar jumlahnya berdasarkan
bobot (masing-masing sekitar 44%), dan diikuti oleh Nitrogen. Selain unsur
essensial, tumbuhan juga menyerap dan menimbun berbagai unsur non essensial
dari dalam tanah.
Ada tiga kriteria utama untuk menentukan essensial atau tidaknya suatu
unsur bagi tumbuhan,: pertama; suatu unsur disebut essensial jika tumbuhan tidak
mampu menyempurnakan daur hidupnya tanpa unsur tersebut, misalnya
membentuk biji yang viable. Kedua; suatu unsur adalah essensial bila unsur
tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhannya essensial bagi
tumbuhan tersebut. Ketiga; suatu unsur essensial bila unsur tersebut secara
langsung berperan dalam tumbuhan, dan bukan menyebabkan unsur lain lebih
mudah tersedia, atau melawan efek unsur lain. Berdasarkan kriteria unsur
essensial tersebut maka percobaan dalam defisiensi unsur hara dapa dilakukan.
(BKPM, 2017)
Tanamanan dapat tumbuh dengan sehat dan subur jika tanah sebagai
tempat media tumbuhnya dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang
cukup. Tanaman mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari
larutan air tanah atau langsung dari kompleks koloid liat humus dengan
pertukaran ion. Tidak semua unsur hara terdapat dalam bentuk kation atau anion
dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Sebagian besar terdapat dalam bentuk
yang tidak tersedia bagi tanaman yaitu terikat sebagai senyawa penyusun bahan
organik dan pada mineral tanah. Bahan organik merupakan sumber unsur
nitrogen, fosfor dan kalium ( Hardjanto, dkk , 1986).
Pengalokasian unsur hara tersebut pada tanaman ternyata lebih kompleks.
Akar dan pucuk berkompetisi secara efektif terhadap hara, yang bertingkah laku
sebagai dua organisme simbiotik dengan produksi hasil fotosintesis oleh pucuk
dan pengangkutannya ke atas menentukan kemampuan akar untuk memperoleh
hara, suplai hara ke pucuk mengontrol laju fotosintesis dan sebaliknya. Pada akar
dari status nutrisi yang berbeda memperlihatkan bahwa konsentrasi ion internal
sama pentingnya dengan eksternal dalam menentukan laju pengambilan,
konsentrasi dari satu ion dalam akar yang merupakan keadaan penggunaannya
oleh tanaman. Jika ion sedang dibutuhkan tajuk setiap kelebihan akan
ditransformasikan ke tajuk (Fitter, A. H. dan Hay R. K. M. 1981).
Di antara semua unsur hara, biasanya ketiga unsur hara makro yaitu N, P,
K yang paling menentukan pertumbuhan tanaman. Menurut Pinus Lingga dan
Marsono, unsur-unsur hara tersebut mempunyai peran sebagai berikut :
Unsur nitrogen ( N ), berperan memacu pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam
proses fotosintesis. Fungsi lainnya adalah membentuk protein, lemak, dan
berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen ini diserap oleh tanaman hampir
seluruhnya. Nitrogen ini diserap oleh tanaman hampir seluruhnya dalam bentuk
nitrat (NO3-) atau garam amonium (NH4+) ( W. J. Rinsema, 1986 ).
Unsur phosphor ( P ), berperan untuk merangsang pertumbuhan akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain, phosphor berfungsi sebagai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi
dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Di
dalam tanah, fosfor sebagian besar berada dalam bentuk kalsium fosfat (Ca
(PO4)2) yang sulit larut. Fosfor diserap seluruhnya oleh tanaman dalam bentuk ion
H2PO4- atau persenyawaan fosfor organik tertentu. ( W. J. Rinsema, 1986 )
Unsur kalium ( K ), berperan dalam membantu pembentukan protein dan
karbohidrat. Kalium pun berperan dalam pembentukan tubuh tanaman agar daun,
bunga dan buah tidak mudah gugur serta merupakan sumber kekuatan bagi
tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Tanaman menyerap kalium
dalam bentuk ion K+. Ion-ion K+ di dalam air tanah dan ion-ion K+ yang
diadsorpsi dapat langsung diserap ( W. J. Rinsema, 1986 ).
Menurut Fitter, A. H. dan Hay R. K. M. (1981), tanaman yang tumbuh di
tanah yang berhara rendah mempunyai ciri-ciri seperti kejenuhan yang rendah,
system pengambilan afinitas yang tinggi. Laju pertumbuhan relatif rendah, karena
pengambilan maksimum yang dapat dicapai dalam tanah yang tidak subur adalah
terbatas, sehingga tanaman menempatkan tingkat kebutuhan kecil pada proses
pengambilan tersebut. Peralihan sumber daya yang menguntungkan akar. Dimana
kelenturan rasio akar pucuk sebagai respon terhadap stress dan korelasi antara laju
pertumbuhan dan bertambahnya rasio akar pucuk. Sistem umpan balik hendaknya
bekerja sehingga meningkatkan laju pertumbuhan akar, guna memperbaiki suplai
hara dan mengurangi stress, sehingga menggeser sumber daya kembali untuk
pertumbuhan pucuk.
BAB III. METODELOGI
Prosedur Pengukuran
4.1 Hasil
4.1.1 Perlakuan Pupuk
Berat Basah Berat Kering KA Unsur Hara X 100%
3.99 0.837 3.153 -N 315.3
3.53 0.68 2.85 -P 285
10.29 1,855 8.435 -K 843.5
4.20 0.852 3.348 + NPK 334.8
0 0
30 0.146
60 0.266
90 0.371
120 0.467
150 0.626
Standart Kurva N
1
y = 0.004x + 0.0128
R = 0.9946
0.5
0
0 50 100 150 200
Berat %
Konsentrasi
Sampel Abs Sampel Sampel Kandungan Rerata % Tipe
(ppm Kurva)
(Mg) N-Total
A 0.157 250 36.25 0.725
0.700 Defisiensi N
A2 0.147 250 33.75 0.675
B 0.393 250 95.25 1.905
1.733 Defisiensi P
B2 0.324 250 78 1.560
C 0.402 250 97.5 1.950
1.863 Desisiensi K
C2 0.367 250 88.75 1.775
D 0.457 250 111.25 2.225 +NPK
1.925
D2 0.337 250 81.25 1.625
Analisa Kandungan P2O5 Pada Jaringan Tanaman
0 0
10 0.031
20 0.081
40 0.124
60 0.169
80 0.179
100 0.212
200 0.383
Standart Kurva P
0.45
0.4
0.35
0.3
Absorbansi
0.25
0.2
0.15
0.1
y = 0.0018x + 0.031
0.05
R = 0.9718
0
0 50 100 150 200 250
Konsentrasi
Berat %
Konsentrasi
Sampel Abs Sampel Sampel Kandungan Rerata % Tipe
(Ppm Kurva)
(Mg) P2O5
-N 0.048 500 9.444 0.189
0.367 Defisiensi N
-N 0.080 500 27.222 0.544
-P 0.101 500 38.889 0.778
0.661 Defisiensi P
-P 0.080 500 27.222 0.544
-K 0.064 500 18.333 0.367
0.400 Defisiensi K
-K 0.070 500 21.667 0.433
+ NPK 0.101 500 38.889 0.778 +NPK
0.800
+ NPK 0.105 500 41.111 0.822
Analisa Kandungan K2O Pada Jaringan Tanaman
Sampel S1 : Sampel S2 :
F = 0,847 F = 0,847
= 2,2869 % = 2,7951 %
Sampel T1 : Sampel T2 :
F = 0,847 F = 0,847
= 2,9645% = 2,6257%
F = 0,847 F = 0,847
= 3,1339%
Rata-rata sampel Q = = 3,16778 %
Sampel R1 : Sampel R2 :
F = 0,847 F = 0,847
= 2,60872% = 2,7104%
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan pupuk
Praktikum mengenai respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara ini
menggunakan tanaman cabe kecil atau cabe rawit sebagai objek pengamatan, dan
sebagai tempat media tumbuhnya menggunakan media pasir yang miskin akan
unsur hara. Media pasir telah dicuci steril mennggunakan air mengalir, sehingga
unsur hara yang berada pada pasir menghilang. Pada tanaman cabe ini dibedakan
menjadi empat macam perlakuan yaitu, tanaman yang dipupuk NPK, NP(-K),
NK(-P), dan PK(-N). Pengamatan pada tanaman cabe ini secara visual, dilakukan
satu minggu satu kali, sedangkan penimbangan bobot kering akar dan tajuk
dilakukan setelah tanaman cabe berumur satu bulan. Pemberian pupuk dilakukan
saat tanaman telah berumur satu bulan menggunakan empat macam perlakuan.
Tanaman cabe yang telah berumur satu bulan dikeluarkan dari pot,
dibersihkan dari sisa tanah yang menempel pada akar, lalu akar dibilas
menggunakan air mengalir. Proses selanjutnya adalah tanaman ditimbang berat
basahnya kemudian dioven selama 4 hari dengan suhu 60 derajat untuk
mengetahui berat keringnya. Tanaman yang telah dioven kemudian ditimbang dan
dimasukkan kedalam rumus untuk mengetahui nilai kadar air pada masing-masing
tanaman. Rumusnya yaitu
%KA = %
Unsur Hara KA
-N 315.5
-P 285
-K 843.5
+NPK 334.8
Hasil dari rerata sampel tersebut menunjukkan bahwa nilai N total lebih
kecil dari nilai sampel lain. Hal ini menandakan dalam tanaman cabe tersebut
mengalami defisiensi unsur hara N. sejalan dengan pengertian defisiensi bahwa
jika tanaman mengalami kekurangan salah satu unsur hara makro, maka tanaman
akan menunjukkan gejala-gejala fisik yang dapat terlihat oleh mata telanjang.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai persentatif dari analisa
kandungan K2O pada jaringan tanaman tidak mengalami defisiensi unsur K. Hal
ini dikarenakan nilai (-K) lebih besar dari nilai (-N), (-P) dan (+NPK).
Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara tersebut dan faktor
yang paling mempengaruhi adalah kesalahan dari praktikan itu sendiri (human
error), sehingga tanaman cabe tidak mengalami defisiensi unsur (-K).
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. perlakuan pupuk dilakukan untuk mengetahui defisiensi pada tanaman
cabe dengan memberikan pupuk yang pada masing-masing tanaman
dengan mengurangi salah satu unsur hara makro.
b. pengukuran menggunakan spektrofotometer digunakan utnuk mengetahui
nilai absorbansi dari masing-masing tanaman yang dibuat larutan. Apabila
nilai sampel yang diketahui lebih kecil dari sampel lain, maka tanaman
tersebut mengalami defisiensi karena menunjukkan kekurangan unsur
hara.
c. Pengujian menggunakan teknik tetri metri digunakan untuk menganalisa
kandungan K pada tanaman mengalami defisiensi atau tidak. Seperti
halnya dengan pengujian menggunakan spektrofotometer, nilai yang
dihasilkan digunakan untuk mengetahui kandungan unsur hara yang
berada pada tanaman.
5.2 Saran
Dalam praktikum tersebut diharapkan praktikan memperhatikan setiap
langkah prosedur kerja dan memperhatikan pada saat menghitung ataupun
mencatat nilai absorbansi dari masing-masing larutan. Hal tersebut sangatlah
penting karena nilai yang dihasilkan akan bebeda dan tidak sesuai dengan data
yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen. 2017. BKPM (Buku Kerja Praktek Mahasiswa) Jember: Politeknik
Negeri Jember