Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
(PNA3310)

Oleh:

Tim Pengampu

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Praktikum merupakan salah satu bagian dari kegiatan akademik yang diselenggarakan

guna membantu dan melengkapi pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Sesuai

dengan kurikulum, Mata Kuliah Fisiologi Tanaman membutuhkan praktikum yang terdiri atas

beberapa mata acara sebagai kegiatan penunjangnya.

Buku petunjuk praktikum Fisiologi Tanaman ini disusun guna membantu mahasiswa

dalam pelaksanaan kegiatan praktikum. Pemilihan acara praktikum disamping disesuaikan

dengan kemampuan labolatorium disesuaikan dengan materi kuliah yang diberikan dan juga

pertimbangan lain.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga buku petunjuk praktikum ini bermanfaat

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tim Penyusun

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


2
RESPON TANAMAN
ACARA TERHADAP DEFISIENSI UNSUR
HARA

1
1. Tujuan Praktikum

Pada akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Menyebutkan macam unsur hara esensial dan unsur hara bukan esensial

b. Menjelaskan masing- masing peranan unsur hara esensial terhadap

pertumbuhan

c. Mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara

2. Landasan Teori

Pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dalam (internal), tapi

juga oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara.

Unsur hara dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu unsur hara esensial dan

unsur hara bukan esensial.

Unsur hara esensial mutlak dibutuhkan oleh tanaman dan harus tersedia,

meskipun dalam jumlah sedikit. Kekurangan unsur hara tersebut akan mengakibatkan

gejala yang disebut penyakit fisiologis. Peranan unsur hara esensial tidak dapat

digantikan oleh unsur hara lain. Golongan unsur hara esensial meliputi C, H, O, N, P,

K, S, Ca, Mg, Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn dan Cl.

Unsur hara dapat dibedakan lagi menjadi 2 golongan, yaitu makro dan mikro.

Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca dan Mg. Adapun unsur hara

mikro meliputi: Fe, B, Mn, Cu, Zn, C, Mo dan Cl. Unsur hara memiliki peranan bagi

pertumbuhan tanaman yaitu:

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


3
1. Sebagai penyusun molekul organik yang kompek, terutama dalam makro

molekul

2. Membantu peran enzim, mendekatkan enzim dengan substrat dalam

pembentukan komplek enzim- substrat, terutama unsur mikro

3. Mempertahankan keseimbangan ion, yaitu antara kation- kation bervalensi

satu dan dua. Hal ini penting untuk mempertahankan fungsi dari protoplasma

di samping mempertahankan permeabilitas membran

4. Dalam sistem oksidasi- reduksi, karena sifat valensinya yang dapat berubah

sebagai contoh Fe dan Cu.

3. Bahan dan Alat

Bahan (yang diperlukan 1 kelompok): Alat (yang diperlukan 1 kelompok):

a. Benih bayam a. Polibag berisi pasir steril (15

b. Benih kangkung darat buah)

c. Pupuk Urea (0,15 g) b. Mistar

d. Pupuk SP-36 (0,12 g) c. Oven

e. Pupuk KCl (0,9 g) d. Alat tulis dan kertas HVS

4. Prosedur Kerja

1. Polibag sejumlah 15 buah, masing- masing diisi pasir sampai ¾ bagian volume

2. Polibag ditempatkan di rumah plastik di kebun percobaan Fakultas Pertanian

3. Perlakuan pada polibag dirancang dengan rancangan berikut:

a. Polibag 1 diberi urea + SP-36 + KCl

b. Polibag 2 diberi urea + SP-36

c. Polibag 3 diberi SP-36 + KCl

d. Polibag 4 diberi urea + KCl

e. Polibag 5 tanpa pemupukan (kontrol)

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


4
4. Setiap polibag perlakuan diulang sebanyak 3 kali

5. Benih bayam/ kangkung darat sebanyak 6 benih ditanam dalam polibag

6. Media tanam pasir disiram setiap pagi dan sore setiap hari

7. Variabel jumlah tanaman yang hidup, rerata tinggi tanaman terbaik, jumlah daun

tanaman terbaik dan kondisi media tanam diamati setiap hari (data logbook)

8. Destruksi dilakukan pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST dengan variabel yang

diamati adalah warna daun, bobot segar tanaman, tajuk dan akar serta bobot kering

tanaman, tajuk dan akar.

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


5
PERTUMBUHAN AKAR DAN
ACARA TAJUK

2
1. Tujuan Praktikum

Pada akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui fase pertumbuhan pada akar dan tajuk tanaman

b. Mengetahui kurva pertumbuhan tanaman

2. Landasan Teori

Pertumbuhan adalah perubahan volume, jumlah atau ukuran sel, organ maupun

individu, yang dapat diukur menggunakan alat ukur atau bersifat kuantitatif dan dapat

dinyatakan dengan satuan ukuran berat (g, kg) dan satuan ukuran panjang (cm, m). Secara

sederhana, pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan ukuran organisme dari kecil

menjadi besar (Adrian, 2008). Pertumbuhan tanaman mula-mula berlangsung lambat,

kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu titik maksimum, akhirnya

laju pertumbuhan menurun.

Apabila digambarkan dalam grafik, kurva pertumbuhan berbentuk kurva sigmoid

(berbentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi

penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran,

rupa dan bentuk akhir dari tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan

dan lingkungan (Tjitrosomo, 1999).

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan

yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan akar yang

kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan tanaman bagian atas (batang, daun, dan

bunga). Apabila akar mengalami kerusakan karena gangguan secara biologis, fisik, atau

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


6
mekanis dan menjadi kurang berfungsi, maka pertumbuhan tanaman bagian atas menjadi

kurang optimal (Fitriaji, 2009).

Fungsi akar pada tanaman antara lain:

1. Penyerapan air dan mineral

2. Penjangkaran tanaman

3. Penyimpanan cadangan makanan

4. Transpor

5. Pembiakan

Pertumbuhan akar dan tajuk sangat saling berkaitan. Secara alamiah tanaman

menghasilkan hormon pertumbuhan, seperti auksin dan sitokinin. Auksin merupakan

hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh tajuk tanaman kemudian ditranslokasikan ke

bagian akar untuk mengatur pertumbuhan akar. Sitokinin dihasilkan oleh akar kemudian

ditranslokasikan ke bagian tajuk tanaman untuk mengatur pertumbuhan tajuk tanaman.

3. Bahan dan Alat

Bahan (yang diperlukan 1 kelompok): Alat (yang diperlukan 1 kelompok):

a. Benih bayam a. Polibag berisi pasir steril (9

b. Benih kangkung darat buah)

c. Pupuk Urea (0,15 g) b. Mistar

d. Pupuk SP-36 (0,12 g) c. Oven

e. Pupuk KCl (0,9 g) d. Alat tulis dan kertas HVS

4. Prosedur Kerja

1. Polibag sejumlah 9 buah, masing- masing diisi pasir sampai ¾ bagian volume

2. Polibag ditempatkan di rumah plastik di kebun percobaan Fakultas Pertanian

3. Perlakuan pada polibag dirancang dengan rancangan berikut:

a. Polibag 1 tanpa pupuk dasar

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


7
b. Polibag 2 diberi pupuk dasar dosis 1x (Urea 0,15 g; SP-36 0,12 g; KCl 0,9

g)

c. Polibag 3 diberi pupuk dasar dosis 2x (Urea 0,3 g; SP-36 0,24 g; KCl 1,8

g)

4. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

5. Benih bayam/kangkung darat sebanyak 6 benih ditanam ke dalam setiap polibag

6. Media tanam pasir disiram setiap pagi dan sore setiap hari

7. Variabel jumlah tanaman yang hidup, rerata tinggi tanaman terbaik, jumlah daun

tanaman terbaik dan kondisi media tanam diamati setiap hari (data logbook)

8. Destruksi dilakukan pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST dengan variabel yang

diamati adalah panjang akar, tinggi tajuk, bobot segar tajuk dan akar serta bobot

kering tajuk dan akar.

9. Buatlah grafik pertumbuhan akar dan tajuk

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


8
ANALISIS PERTUMBUHAN
ACARA TANAMAN

3
1. Tujuan Praktikum

Pada akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui bagaimana proses laju tumbuh dari tanaman sayur daun

b. Mengetahui asimilasi bersih tanaman

c. Mengukur kandungan klorofil yang terdapat pada suatu jenis daun dengan

menggunakan SPAD

d. Mengetahui cara menghitung luas daun caisin dan kangkung darat

e. Menjelaskan peranan luas daun terhadap pertumbuhan tanaman

2. Landasan Teori

A. Laju Asimilasi Bersih

Pengertian pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca

dengan bentuk kuantitatif yang dapat diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu

cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering.

Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu tanaman, yaitu dengan

pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan

ketelitian kuantitatif. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman

dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta

interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi bahan

kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif,

dapat mencerminkan produktivitas tanaman.

Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


9
dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman dari waktu ke

waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat diukur laju asimilasi

neto. Dengan hanya memperhatikan bobot kering tanaman dapat diukur laju tumbuh

pertanaman dan laju pertumbuhan relatif (Leopold dan Kriedermann, 1975). Permukaan

daun merupakan organ utama tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, sehingga orang

sering menyatakan pertumbuhan berdasarkan luas daun Laju Asimilasi Bersih (LAB)

merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. LAB merupakan laju

penimbunan bobot kering per satuan luas daun per satuan waktu (g.m -2). LAB tidak

konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman

(Gardner et al., 1991). Laju asimilasi bersih tanaman umur 4 minggu lebih kecil

dibandingkan laju asimilasi bersih umur 2 minggu. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi

oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan

indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (Gardner et

al., 1991).

B. Perhitungan Kandungan Klorofil

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan

cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros =

green/hijau dan phyllon = leaf/daun). Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap

energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Proses

penyerapan cahaya oleh tumbuhan erat sekali hubungannya dengan suatu mekanisme

yang disebut dengan fotosintesis.

Fotosintesis merupakan suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun

senyawa organik dari karbondioksida dan air. Proses ini hanya akan terjadi jika ada

cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada kloroplas. Untuk

terjadinya fotosintesis , energi dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai

pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi yang disebut dengan pusat

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


10
reaksi (reaction center) Reaksi secara keseluruhan dapat ditulis dalam persamaan

sebagai berikut:

6CO2 + 12H2O + energi cahaya (klorofil) → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Dari rumus tersebut terlihat bahwa selain cahaya, klorofil atau zat hijau daun

memegang peranan penting untuk proses fotosintesis. Pada reaksi tersebut C 6H12O6 atau

yang mempunyai rumus empiris (CH2O) merupakan produk utama dari fotosintesis yang

diharapkan oleh manusia.

Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen

didalamnya. Klorofil a, dan b yang berwarna hijau banyak menyerap sinar lembayung dan

merah, memancarkan warna hijau ;dan xantofil serta karotein yang berwarna kuning

sampai orange karena menyerap sinar biru dan lembayung, lebih kuat daripada sinar

berwarna lain.

Pigmen kloroplas yang menyerap cahaya yang diperlukan untuk proses fotosintesis.

Pigmen yang terdapat pada kloroplas, antara lain : klorofil a (yang berwarna hijau muda),

klorofil b (yang berwarna hijau tua), dan karotin (berwarna kuning sampai jingga). Klorofil

merupakan butiran hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas berbentuk oval yang

mengadung grana dan stroma.

C. Perhitungan Luas Daun

Perhitungan luas daun dapat dihitung dengan metode sebagai berikut :

a. Metode kertas millimeter

Metode ini mengunakan kertas millimeter dan peralatan menggambar utuk

mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan

bentuk relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar ada kertas

millimeter ang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas

millimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang

terdapat dalam pola daun.

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


11
b. Metode gravimetri

Metode ini menggunakan timbangan. Prinsipnya luas daun ditaksir melalui

perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar

daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika daun.

Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya pada sehelai

kertas sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat

replika daun dengan berat total kertas.

c. Metode panjang kali lebar

Metode ini dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir

dengan mengukur panjang dan lebar daun.

4. Bahan dan Alat

Bahan (yang diperlukan 1 kelompok): Alat (yang diperlukan 1 kelompok):

a. sampel tanaman acara 1 a. Timbangan analitik

b. Oven

c. SPAD

d. Milimeter blok

e. Gunting

f. Kalkulator

g. Mistar

h. Amplop

i. Alat tulis dan kertas HVS

5. Prosedur Kerja

1. Sampel tanaman diambil setiap 10, 20 dan 30 hari setelah tanam

2. Bobot tanaman diukur dengan timbangan analitik untuk mendapat data bobot segar

tanaman

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


12
3. Luas daun diukur dengan menggunakan kertas milimeter blok

a. Daun dari sampel tanaman diambil dengan menggunakan gunting

b. Daun tersebut dijiplak gambar di atas kertas milimeter blok

c. Perhitungan luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam

pola daun yang digambar pada kertas milimeter blok

4. Kandungan klorofil diukur menggunakan alat SPAD

5. Sampel tanaman dimasukkan ke dalam kantong kertas/ amplop

6. Kantong kertas berisi sampel tanaman dimasukkan ke dalam oven

7. Sampel tanaman dikeringkan dalam oven selama 24 jam

8. Bobot sampel tanaman setelah dioven, diukur dengan timbangan analitik untuk

memperoleh data bobot kering tanaman

Rumus untuk mengolah data pengamatan, sebagai berikut:

Perhitungan Laju Tumbuh Relatif

1 (bobot akhir − bobot awal)


LTR = ×
bobot awal 10 hari

Laju tumbuh relatif (LTR) atau relative growth rate merupakan kemampuan tanaman

menghasilkan bahan kering hasil asmilasi tiap bobot kering awal tiap satuan waktu

(g/g/ 10 hari).

Perhitungan Laju Asimilasi Bersih

1 (bobot akhir − bobot awal)


LAB = ×
luas daun 10 hari

Laju asimilasi bersih (LAB) atau net assimilation rate (NAR) merupakan kemampuan

tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan

waktu (g/cm2/ 10 hari).

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


13
PENGARUH CEKAMAN
ACARA CAHAYA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN

4
1. Tujuan Praktikum

Pada akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui respon pertumbuhan tanaman terhadap cekaman cahaya

b. Mengetahui respon fisiologis tanaman terhadap cekaman cahaya

2. Landasan Teori

Hall and Rao (1999) menyatakan bahwa cahaya matahari merupakan sumber

energi yang digunakan tanaman untuk berfotosintesis. Pentingnya peran cahaya bagi

tanaman dimulai sejak perkecambahan sampai dengan tanaman dipanen. Lamanya

penyinaran, kualitas dan intensitas cahaya yang diterima tanaman akan menentukan

aktivitas fotosintesis. Aktivitas fotosintesis akan menentukan jumlah fotosintat yang

dihasilkan. Levitt (1980) menyatakan bahwa kebutuhan cahaya dan respon tanaman

tergantung jenis tanaman.

Selain berpengaruh terhadap produksi fotosintat, penyinaran juga berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman. Pada saat kondisi cahaya optimum, fotosintat yang

dihasilkan relatif tinggi. Selanjutnya pertumbuhan organ dan tanaman secara

keseluruhan berjalan optimum. Namun sebaliknya, pada saat kondisi cahaya di bawah

optimum, fotosintat yang dihasilkan rendah sehingga pertumbuhan tanaman tidak

optimal (Martin et al.. 2006).

Menurut Martin et al. (2006), terbatasnya lahan menyebabkan penanaman

tanaman seringkali dilakukan pada kondisi lahan yang kurang cahaya. Keterbatasan

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


14
cahaya diharapkan tidak mengurangi hasil secara drastis, namun sebaliknya tanaman

diharapkan dapat memberikan toleransi. Ada jenis tanaman yang toleran terhadap

cahaya rendah, namun ada tanaman yang sangat menderita pada saat memperoleh

3. Bahan dan Alat

Bahan (yang diperlukan 1 kelompok): Alat (yang diperlukan 1 kelompok):

a. Benih jagung a. Timbangan analitik

b. Pasir steril b. Oven

c. Pupuk Urea c. Polibag

d. Pupuk SP-36 d. SPAD

e. Pupuk KCl e. Gunting

f. Kalkulator

g. Mistar

h. Oven

i. Alat tulis dan kertas HVS

4. Prosedur Kerja

1. Pasir steril sebagai media disiapkan, dimasukkan ke dalam polibag. Jumlah

polibag yang diisi pasir tersebut sebanyak 10 buah. Pasir disiram dengan air hingga

kapasitas lapang

2. Setiap media dalam polibag diberi pupuk secara lengkap

3. Setiap media ditanam 3 benih yang baik. Kemudian 5 polibag ditempatkan pada

kondisi ternaungi dan 5 polibag lainnya ditempatkan pada kondisi tidak ternaungi

4. Pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam dilakukan pengamatan terhadap tinggi

tanaman, kandungan klorofil, bobot segar akar dan tajuk serta bobot kering akar

dan tajuk.

5. Grafik pertumbuhan dibuat berdasarkan data destruksi.

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


15
6. Hasil perhitungan data dibandingkan dan dibahas

TRANSPIRASI
ACARA
5
1. Tujuan Praktikum

Pada akhir praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui laju transpirasi beberapa jenis tanaman

b. Mengetahui pengaruh luas permukaan daun terhadap laju transpirasi

c. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju transpirasi

2. Landasan Teori

Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup

tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan

lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang

hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Peristiwa

berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke

udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari tanaman disebut

transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut Evapotranspirasi. Jadi semakin cepat

laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian

pula sebaliknya Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut

fotometer atau transpirometer.

Macam-macam transpirasi terdiri dari:

a. Transpirasi kutikula

b. Transpirasi stomata

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


16
c. Transpirasi lentikuler

Mekanisme transpirasi yaitu air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui

rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air

dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu

dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas.

Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan

kemudian ke atas melalui arus transportasi.

Faktor-faktor dalam adalah:

• Besar kecilnya daun

• Tebal tipisnya daun

• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun

• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun

• Banyak sedikitnya stomata

• Bentuk dan lokasi stomata:

Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi

• Sinar matahari

• Temperatur

• Kelembaban udara

• Angin

• Keadaan air didalam tanah

Keuntungan transpirasi bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:

• Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem

• Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal

• Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

Jika kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh transpirasi yang

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


17
merugikan akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor. Tingkat

kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk menimbulkan gejala kelayuan pada

tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel parenkim yang

berdinding tipis akan layu dengan cepat. Cara Pengukuran Transpirasi Ada empat cara

laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :

1. Kertas korbal klorida

2. Potometer

3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi

4. Penimbangan langsung

Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang

tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan

permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untuk

jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

3. Bahan dan Alat

Bahan (yang diperlukan 1 kelompok): Alat (yang diperlukan 1 kelompok):

a. Tanaman lada perdu a. Timbangan analitik

b. Tanaman pucuk merah b. Milimeter blok

c. Tanaman bunga sepatu c. Gunting

d. Tanaman jambu air d. LUX meter

e. Mistar

f. Botol kaca

g. Alat tulis dan kertas HVS

4. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Botol kaca diisi air sampai ¾ bagian

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


18
3. Setiap jenis tanaman dimasukkan ke dalam botol kaca dan diulang sebanyak 6 kali

4. Botol dengan air dan tanaman di dalamnya diukur bobot air+tanaman

menggunakan timbangan analitik

5. Setiap 3 ulangan tiap jenis tanaman diletakkan di tempat yang ternaungi dan 3

ulangan lainnya diletakkan di tempat yang tidak ternaungi

6. Intensitas cahaya diukur menggunakan alat Lux meter

7. Bobot unit percobaan ditimbang setiap 45 menit sekali sebanyak 2 kali

8. Laju transpirasi diukur dengan metode penimbangan langsung yang dapat dihitung

dengan rumus:

LTn/ waktu = Wn – Wn-1

Keterangan :

Wn = bobot botol (air+tanaman) sesudahnya

Wn-1 = bobot botol (air+tanaman) sebelumnya

(W2 − W1) + (W1 − W0)


LT total = ÷ 45 menit
luas daun

9. Data dimasukkan ke dalam tabel pengamatan berikut:

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


19
DAFTAR PUSTAKA

Djoseputro , Dwi . 1989 . Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Hall, D.O. and K.K. Rao. 1999. Photosynthesis. 6th ed. Cambridge University Press. 214 hal.

Ismal, G.. 1979. Ekologi Tumbuh-tumbuhan dan Tanaman Pertanian. UNAND. Padang.

Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada
Jakarta.

Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Leopold, A. C. and P. E Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. Tata McGrow
Hill Pub. Co. Ltd.., New Delhi. 545p.

Lerner, H.R. 1999. Plant Responses to Environmental Stresses. Marcel Dekker, Inc. New
York, Basel, 730 hal.

Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stresses. 2nd edition. Vol. II. Water,
Radiation, Salt, and Other Stresses. Academic Press, New York, London, Toronto,
Sydney, San Francisco. 606 hal.

Loveless , A. R. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. PT.


Gramedia, Jakarta.

Martin, J.H., R.P. Waldren, D.L.. Stamp. 2006. Principles of Field Crop Production. Pearson
Prentice Hall. Upper Saddle River, New Jersey. 954 hal.

Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan II. ITB, Bandung.

Laboratorium Agronomi dan Hortikultura


20

Anda mungkin juga menyukai