Anda di halaman 1dari 13

HARA P BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

PAPER

OLEH :

ROY AFRIJAL SARAGIH M


170301241
AGRONOMI-1

LABORATORIUM NUTRISI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
HARA P BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

PAPER

OLEH :

ROY AFRIJAL SARAGIH M


170301241
AGRONOMI-1

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Nutrisi Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.

Diketahui oleh Diperiksa oleh


Asisten koordinator Asisten korektor

(Cindy Aprilya Haloho) (Yosua Julando Sinaga)


NIM. 160301203 NIM. 160301202

LABORATORIUM NUTRISI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur prnulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Adapun judul paper ini adalah “Hara Fosfor Bagi Pertumbuhan Tanaman”

yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Nutrisi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada Kesempatan ini Penulis juga megucapkan terimakasih kepada dosen

penanggung jawab, yaitu; Ir. Meiriani, MP; Dr. Ir Ratna Rosanti Lahay MP;

Dr. Ir Lisa Mawarni, MP ; Dr. Ir Haryati, MP ; serta abang dan kakak asisten yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis

mengucapkan terima kasih

Medan, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang.............................................................................................. 1

Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

Kegunaan Penulisan ...................................................................................... 3

HARA FOSFOR BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Nutrisi yang dibutuhkan pada suatu tanaman pada umumnya merupakan

bagian unsur-unsur hara, dimana secara garis besar jenis-jenis unsur hara yang

dibedakan: (1) unsur hara makro dan (2) unsur hara mikro. Unsur hara makro

merupakan unsur hara yang dibutuhkan suatu tanaman dalam jumlah besar. Unsur

hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit.

Unsur hara makro sendiri terdiri dari utama yang berupa: Nitrogen (N), Fosfor (P),

Kalium (K). Unsur hara makro kedua berupa: Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),

Belerang atau sulfur (S). Unsur hara Mikro terdiri dari: Boron (B), Tembaga (Cu),

Seng atau Zinc (Zn), Besi atau ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor

(Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicone (Si), Nikel (Ni) (Winarso, 2005).

Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan

oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir penting dalam

pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini

mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua

jaringan hidup (Brady and Weil, 2002).

ketersediaan unsur hara di berbagai tempat berbeda-beda. Untuk menunjang

pertumbuhan tanaman, diperlukan pemasukan unsur hara dari luar seperti pemberian

pupuk. pemupukan berperan penting dalam produksi biomassa tanaman

(Gusmaini dan Nurhayati, 2007).


2

Fosfor merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer energi

(ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan RNA),

untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein (Gardner et al., 1991; Lambers etal,

2008).

Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian

kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4) (Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk

P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi

kedua bentuk P tersebut sangat bervariasi. Nilai P-organik dilaporkan antara 5-80%

(Richardson et al, 2005; Hao et al, 2008).


3

Tujuan Penulisan

Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui peranan unsur hara Fosfor

bagi pertumbuhan tanaman.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah untuk dapat memenuhi

komponen penilaina di laboratorium Nutrisi tanaman program studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi

bagi pihak yang membutuhkan


4

HARA FOSFOR BAGI PERTUMBUHAN TANAMAN

Di dalam tanah P terdapat dalam berbagai bentuk persenyawaan yang

sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke

dalam tanah, tidak dapat digunakan tanaman karena bereaksi dengan bahan tanah

lainnya, sehingga nilai efisiensi pemupukan P pada umumnya rendah hingga sangat

rendah (Winarso, 2005). Hasil penelitian Ismael (1995) menunjukkan bahwa

efisiensi pupuk P oleh tanaman kedelai pada tanah Ultisol hanya 3 hingga 4%.

Dengan demikian upaya ekstensifikasi tanaman pangan di tanah ini memerlukan

upaya peningkatan ketersediaan P. Pemakaian bahan-bahan yang mampu memacu

perkembangan perakaran tanaman diperlukan agar tanaman lebih mampu bertahan

pada kondisi miskin P tersedia (Lakitan,2005).

Fosfor juga tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan tanaman seperti

halnya Nitrogen dan Kalium walaupun diabsorpsinya dalam jumlah yang lebih kecil

dari kedua unsur tersebut. Sumber utama P larutan tanah, disamping dari pelapukan

bebatuan/bahan induk juga berasal dari mineralisasi P organik hasil dekomposisi 7

sisa-sisa tanaman yang mengimmobilisasikan P dari larutan tanah dan hewan

(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Ketersediaan dan bentuk-bentuk P di dalam tanah sangat erat hubungannnya

dengan kemasaman (pH) tanah. Pada kebanyakan tanah ketersediaan P maksimum

dijumpai pada kisaran pH antara 5,5 – 7. Ketersediaan P akan menurun bila pH tanah

lebih rendah dari 5,5 atau lebih tinggi dari 7. Adsorpsi P dalam larutan tanah oleh Fe

dan Al oksida dapat menurun apabila pH meningkat. Apabila kemasaman makin


5

rendah (pH makin tinggi) ketersediaan P juga akan berkurang oleh fiksasi Ca dan Mg

yang banyak pada tanah- tanah alkalin. P sangat rentan untuk diikat baik pada kondisi

masam maupun alkalin. Semakin lama antara P dan tanah bersentuhan, semakin

banyak P terfiksasi. Dengan waktu Al akan diganti oleh Fe, sehingga kemungkinan

akan terjadi bentuk Fe –P yang lebih sukar larut jika dibandingkan dengan Al –P.

(Gardner et al., 1991).

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara

makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan

kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur 8 fosfor

di tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah

(apatit) (Wang,2007).

Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4 - ) dan ion

ortofosfat sekunder (HPO4 - ). Menurut Tisdale (1985) dalam Rosmarkam dan

Yuwono (2002) unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk

pirofosfat dan metafosfat, bahkan menurut Thomson (1982) dalam Rosmarkam dan

Yuwono (2002) bahwa kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa oraganik

yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin. Fosfor yang diserap tanaman

dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor

ini mobil atau mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam

tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering

tanaman (Fanindi,2009).
6

Kebutuhan pupuk P yang terus meningkat seiring dengan peningkatan

produksi pertanian. Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menyatakan bahwa,

produksi pupuk P diproyeksikan mencapai 580.000 ton pada 2011. Dalam rangka

mendukung rencana swasembada pangan pada tahun 2015, pemerintah akan

melakukan peningkatan produksi pupuk P melalui program revitalisasi industri pupuk

yang akan dianggaran sebesar Rp 49,01 triliun. Masalah utama berkaitan dengan

memproduksi pupuk P-industri (seperti SP-36 dan NPK), adalah biaya bahan baku

batuan fosfat yang diimpor dan harga gas. Sebaliknya, harga jual pupuk sudah

ditetapkan oleh pemerintah melalui harga eceran tertinggi (HET) (SK Menteri

Pertanian No. 107/Kepts/SR. 130/2/2004), yaitu sebesar Rp 1.050/kg atau sekitar

US$100 per ton, sementara harga gas terus meningkat seiring meningkatnya harga

minyak bumi (Balittanah, 2011).

Tanaman membutuhkan fosfor untuk pertumbuhan, pemanfaatan gula dan

pati, pembentukan fotosintesis, inti dan pembelahan sel, pembentukan lemak dan

albumen. Senyawa fosfat terlibat dalam transfer dan penyimpanan energi di dalam

tanaman. Energi dari fotosintesis dan metabolisme karbohidrat disimpan dalam

senyawa fosfat untuk digunakan dalam pertumbuhan dan reproduksi (Indria,2005).


7

KESIMPULAN

1. Fosfor merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer energi

(ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan

RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein Tanaman menyerap

nitrogen dalam bentuk NH4 + atau NO3", yang dipengaruhi oleh sifat tanah,

jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan.

2. Di dalam tanah P terdapat dalam berbagai bentuk persenyawaan yang

sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman

3. Ketersediaan dan bentuk-bentuk P di dalam tanah sangat erat hubungannnya

dengan kemasaman (pH) tanah.

4. Kebutuhan pupuk P yang terus meningkat seiring dengan peningkatan

produksi pertanian. Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menyatakan

bahwa, produksi pupuk P diproyeksikan mencapai 580.000 ton pada 2011.

5. Tanaman membutuhkan fosfor untuk pertumbuhan, pemanfaatan gula dan

pati, pembentukan fotosintesis, inti dan pembelahan sel


8

DAFTAR PUSTAKA

Brady NC and RR Weil. 2002, The Nature and Properties of Soils. 13'* Edition.

Upper Saddle River, New Jersey. USA

Fanindi, A. Yohaeni S. Sutedi E. dan Oyo. 2009. Produksi Hijauan dan Biji

Legiuminosa Arachis pintoi Pada Berbagai Dosis Pemupukan. Balai

Penelitian Tanah, Bogor.

Gardner, E. J., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya

(Terjemahan Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press.

Gusmaini dan Nurhayati H. 2007. Potensi Pengembangan Budidaya Artemessia

annua L. di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Bogor.

Hao X, F Godlinski and C Chang. 2008. Distribution of phosphorus forms in soil

following long-term continuous and discontinuous cattle manure

applications. So/7 Science Society of America Journal 72, 90-97

Indria, A. T. 2005. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Pemberian Macam Bahan

Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis

Hypogaea L). Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Lambers H, FS Chapin, and TL Pon. 2008. Plant Physiological Ecology. Springer.

Lakitan, Benyamin. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.
9

Richardson AE, TS George, M Hens and RJ Simpson. 2005. Utilization of soil

organic phosphorus by higher plants. In: BL Turner, E Frossard and DS

Baldwin (Eds). Organic Phosphorus in the Environment. CABI

Publishing. Wallingford. UK.

Wang YP, BZ Houlton and CB Field. 2007. A model of biogeochemical cycles of

carbon, nitrogen, and phosphorus including symbiotic nitrogen fixation

and phosphatase production. Global Biogeochemical Cycles 21, 1018-

1029

Anda mungkin juga menyukai