Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN


“PENGARUH UNSUR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN”

DISUSUN OLEH :
LUTFITA AYU KUSUMAWARDANI
22025010098
GOLONGAN B2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman meliputi


tinggi tanaman, sedangkan perkembangan tanaman merupakan proses
bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik pertumbuhan
maupun perkembangan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara.
Apabila ketersediaan unsur hara tercukupi. Proses pertumbuhan maupun
perkembangan tanaman akan dapat berjalan normal. Tanaman memerlukan air
dan hara untuk bermetabolisme, tanaman dapat tumbuh dengan baik atau normal
apabila kebutuhan akan unsur haranya terpenuhi (Evita, 2019).

Banyak unsur hara yang mudah dapat ditranslokasikan dari daun yang
berumur tua ke daun yang masih muda dan organ penampung. Unsur hara ini
yang berupa antara lain adalah nitrogen, magnesium, kalium, klor, belerang, dan
fosfor. Selain itu unsur hara juga ada beberapa macam yang tidak dapat atau sulit
untuk ditranslokasikan seperti kalsium, boron dan besi, sedangkan untuk unsur
hara seperti mangan, tembaga masih tergolong dalam kategori sedang. Perbedaan
dari dua macam sifat unsur ini maka dapat diketahui bahwa gejala yang
ditimbulkan tanaman saat kekurangan hara juga akan berbeda, di mana untuk
unsur hara yang mudah ditranslokasikan akan menunjukkan gejala yang berawal
dari daun yang lebih tua dan sebaliknya jika kekurangan unsur hara yang sulit
untuk ditranslokasikan maka gejala yang tampak terdapat pada daun yang masih
muda (Lakitan, 2017).

Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari unsur makro dan unsur
mikro. Unsur makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak, seperti
Nitrogen (N),Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur
(S), sedangkan unsur mikro diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit,
namun kehadirannya tetap dibutuhkan di dalam jaringan tanaman, seperti Besi
(Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (Bo), Molybdenum (Mo), Klorida (Cl)
Dan Seng (Zn) (Pohan 2020).
Ketersediaan unsur hara menjadi faktor yang menunjang tanaman untuk
tumbuh dan berkembang. Unsur hara bagi setiap tanaman berbeda-beda
jumlahnya (Ruhnayat, 2017). Unsur-unsur hara di dalam tubuh tanaman ada yang
sifatnya bergerak atau dapat berpindah dan ada unsur hara yang cenderung tidak
bergerak atau tidak dapat berpindah. Secara umum, unsur makro memiliki
kecenderungan bergerak sedangkan unsur mikro tidak bergerak. Tanaman mampu
memindahkan unsur hara yang bergerak. Unsur hara yang bergerak dipindahkan
dari daun yang lebih tua ke titik-titik pertumbuhan yang baru. Hal ini bertujuan
untuk memastikan pertumbuhan tetap berlanjut dan terus terjadi ketika
kekurangan unsur-unsur hara tertentu.

Gejala-gejala kekurangan unsur hara kan terlihat pada titik pertumbuhan


yang lebih tua atau di bagian bawah tanaman. Unsur-unsur hara yang tidak
bergerak bersifat tetap dan tidak dapat di pindahkan di dalam tubuh tanaman.
Biasanya menjadi satu komponen-komponen struktural tanaman. Gejala defisiensi
unsur hara tidak bergerak umumnya dan pada mulanya berada di titik-titik
pertumbuhan baru, di dekat bagian atas tanaman (Trail, 2016)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Fisiologi Tanaman “Pengaruh Unsur Terhadap
Pertumbuhan Tanaman” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peranan unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
2. Memahami dan mengetahui peristiwa kelebihan dan kekurangan unsur hara
pada tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman membutuhkan asupan atau suplai hara pertumbuhan dan


perkembangannya. Hara tanaman terbagi menjadi unsur hara makro dan hara
mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak oleh tanaman. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang sedikit namun esensial bagi tanaman. Meskipun
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit unsur hara mikro ini harus tersedia untuk
tanaman. Unsur hara akan mempengaruhi kualitas suatu tanaman. Kekurangan
unsur hara mikro akan mengganggu fisiologis tanaman yang dapat berakibat
terhadap penurunan produksi tanaman. Kekurangan unsur hara mikro tanaman
dapat diatasi salah dengan pemanfaatan mikoriza. Mikoriza dapat membantu
penyerapan hara oleh akar tanaman (Puspitasari, D, et al ., 2016).

Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah apabila tumbuhan itu
sendiri tidak mampu menyelesaikan daur hidupnya sampai tumbuhan
menghasilkan biji yang dapat tumbuh bila unsur hara tidak tersedia dalam keadaan
yang cukup, dan unsur hara tersebut merupakan suatu penyusun molekul pada
bagian tumbuhan yang esensial untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Unsur hara
sangat penting untuk tumbuhan di mana unsur hara berperan sebagai komponen
utama yang menyusun dan membantu pertumbuhan tanaman apa pun (Lakitan,
2017).

Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur ini dapat
menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara
mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing-masing unsur hara ini memiliki
peran dan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak
dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan
bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis tanaman,
gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman (Surtinah,
2019).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur hara ini
dapat menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kematian pada tanaman.
Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing-masing unsur hara ini
memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Apa bila salah satu dari unsur
tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan
permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis
tanaman, gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman
(Widyati, E., 2021).

Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi ketersediaan kebutuhan unsur


hara baik makro maupun mikro oleh tanaman. Unsur hara mikro pada dasarnya
unsur hara esensial bagi tanaman mutlak diperlukan tanaman, salah satu unsur
hara mikro yaitu Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3-, unsur ini
sangat diperlukan unsur fiksasi N (Nelvia, et al., 2021). Menurut Ismail, (2019)
untuk unsur hara makro dan mikro jika diambil oleh tanaman dalam jumlah
sedikit ataupun banyak akan berpengaruh dalam metabolisme tanaman. Gejala
kekurangan unsur hara tergantung baik pada mobilitas dan peran unsur haranya.
Biasanya terjadi batang kerdil dan daun, klorosis daun, klorosis seluruh, nekrosis
daun, tinggi tanaman dan ukuran daun hampir sama dengan gejala yang lain.

Pemupukan yang umum dilakukan hanyalah hara makro, padalah hara


mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing-masing unsur hara memiliki
peranan sendiri-sendiri, unsur hara atau nutrisi pada tanaman harus lengkap jika
ingin semua aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung normal,
sehingga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur hara tanaman akan
mengakibatkan gejala pada tanaman, baik gejala kekurangan maupun kelebihan
unsur hara (Evita, 2019).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 20 April 2023 pada pukul
11.20 sampai selesai, bertempat di Jalan Kyai Maszad Gg. Suweri II
RT.07/RW.01, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sprayer, baki, tutup,
netpot, alat tulis dan handphone. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu benih tanaman kangkung, air, rockwool, POC.

3.3 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan yang telah disiapkan

Menyemai benih tanaman kangkung pada rockwool yang tersedia

Menyiapkan baki dan diisi air ditambah larutan POC 10 ml/l,


30 ml/l, dan 50 ml/l. Kemudian ditutup.

Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit


perlakuan

Setelah muncul akar, rockwool dipindahkan ke netpot (hidroponik)

Mengamati tanaman selama 2 bulan

Mendokumentasikan setiap pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun pada
Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica L.) yang Diberi Larutan POC

Tinggi Jumlah

Tanaman Daun Rata -Rata


Nama Tanaman
No. Larutan (cm)
dan Nama Ilmiah (helai)
POC
Minggu ke-1 Minggu ke-1 Minggu ke-1

1,5 2 Tinggi
Kangkung (Ipomea
1. tanaman : 3
aquatica L.) 3,5 3
10 ml Jumlah daun :
4 3 2,67

3 2 Tinggi
2. Kangkung (Ipomea tanaman : 2
3 2
aquatica L.) 30 ml Jumlah daun :
- - 1,3

4 3 Tinggi

Kangkung (Ipomea tanaman : 3,8


3.5 4
3. aquatica L.) Jumlah daun :
50 ml
3,3
4 3

4.2 Pembahasan
POC merupakan Pupuk Organik Cair yaitu larutan yang berasal dari
pembusukan bahan-bahan alami seperti limbah tanaman, kotoran hewan, dan
manusia yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu. Kelebihan dari
pupuk organik cair dibandingkan pupuk organik padat adalah kemampuannya
untuk dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara dan mampu menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman secara cepat serta lebih efisien. Jika
dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak zat-zat hara tanah dan tanaman walaupun digunakan dalam intensitas
yang tinggi. Selain itu, pupuk jenis ini juga memiliki bahan pengikat sehingga
larutan yang disiramkan ke permukaan tanah bisa langsung terserap dengan
baik oleh tanaman. Penggunaan pupuk organik cair – meskipun dalam
intensitas yang tinggi – dapat mengatasi masalah lingkungan serta menjadi
jawaban atas kelangkaan dan mahalnya harga pupuk anorganik baru-baru ini.

Pupuk organik cair lebih efektif dan efisien jika diaplikasikan pada
daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode
hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh
bagi tanaman terutama saat tanaman mulai bertunas atau masa-masa transisi
dari fase vegetatif ke generatif sebagai nutrisi perangsang pertumbuhan buah
dan biji. Daun dan batang tanaman bisa menyerap secara langsung pupuk cair
yang disemprotkan melalui stomata atau pori-pori pada permukaan batang.
Meski demikian, pemberian pupuk organik cair (POC) lewat daun harus
cermat dan hati-hati. Takaran pemberian pada daun harus dijaga, karena jika
overdosis bisa mematikan tanaman. Selain itu, pemberian pupuk daun yang
berlebih justru akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi,
ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan dan dijaga untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.

Pupuk organik cair sifatnya sebagai pupuk tambahan, maka dari itu
sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro telah
dipenuhi oleh pupuk utama (pupuk kandang/kompos) yang diaplikasikan
langsung pada media tanam, pupuk organik cair memberikan unsur hara
mikro yang lebih gar terserap sempurna melalui batang dan daun. Untuk
mendapatkan kandungan hara mikro yang dibutuhkan, kita bisa memilah
bahan baku pupuk yang akan difermentasi. Untuk merangsang pertumbuhan
daun, pupuk organik cair (POC) bisa disemprotkan pada tanaman yang mulai
tumbuh tunas muda. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji ataupun umbi,
pupuk cair bisa disemprotkan saat masa transisi dari fase vegetatif ke
generatif.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan mendapatkan hasil seperti pada


tabel 4.1 yaitu Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun pada
Tanaman Kangkung (Ipomea aquatica L.) yang Diberi Larutan POC.
Pemberian larutan POC pada tanaman kangkung dilaksanakan dengan 3
perlakuan yaitu POC 10 ml, 30 ml, dan 50 ml. Pada larutan POC 10 ml
tanaman kangkung tumbuh 1,5 cm, 3,5 cm, dan 4 cm dengan jumlah daun
berurutan 2, 3, dan 3. Tanaman kangkung yang diberi perlakuan POC 30 ml
diperoleh hasil yaitu tinggi tanaman 3 cm dan 3 cm dengan jumlah daun
masing-masing sama-sama 2 helai. Terakhir, untuk tanaman kangkung yang
diberi perlakuan larutan POC 50 ml tinggi tanamannya ada 4 cm, 3,5 cm dan
4 cm dengan jumlah daunnya masing-masing 3, 4, dan 3.

Rata-rata yang didapat pada masing-masing larutan POC adalah pada


larutan 10 ml mendapatkan rata-rata tinggi tanaman 3 dan rata-rata jumlah
daun 2,67. Pada larutan POC 30 ml rata-rata tinggi tanaman kangkung 2 dan
rata-rata jumlah daunnya 1,3. Sedangkan untuk pemberian larutan POC
sebanyak 50 ml didapatkan hasil rata-rata pada tinggi tanaman kangkung 3,8
dan rata-rata jumlah daunnya sebesar 3,3. Maka dari itu dapat dilihat bahwa
pemberian larutan POC 50 ml dapat membantu mempercepat pertumbuhan
tanaman kangkung dibandingkan pemberian larutan POC 10 ml dan 30 ml.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum “Pengaruh Unsur Terhadap
Pertumbuhan Tanaman” adalah sebagai berikut :

1. Pemberian larutan POC yang berbeda-beda pada tanaman kangkung


berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun tanaman
kangkung
2. Pemberian larutan POC yang banyak dapat membantu mempercepat
pertumbuhan tanaman kangkung
3. Pupuk Organik Cair ini hanya sebagai pupuk tambahan yang sebaiknya
kaya akan unsur hara mikro karena unsur hara makro telah dipenuhi oleh
pupuk utama.

5.2 Saran
Praktikum “Pengaruh Unsur Terhadap Pertumbuhan Tanaman”
sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti lagi agar mendapatkan hasil atau data
yang lebih valid dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Evita. 2019. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolusvulgaris, L.).
Agronomi, 13(1):21- 24.

Ismail. 2016. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA UNM: Makassar

Lakitan, B. 2017. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L. 2021. Pengaruh Pemberian Molibdenum (Mo)


terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Teknobiologi, 2(1): 91 – 95.

Pohan, I. 2020. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2016. Eksplorasi Vesicular


Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Torjun,
Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.

Ruhnayat, Agus. 2017. Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, K Untuk


Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Bul. Littro,
18(1), 49-59.

Surtinah. 2019. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) pada
Tanaman Selada (Lactuca sativa, L) di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1):
20-25.

Trail, Patrick. 2016. Mendiagnosis Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman di


Lahan. Diterjemahkan oleh Tyas Budi Utami. ECHO Asia Notes, 29

Widyati, E. 2021. Optimasi Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Pada tanah Bekas


Tambang Batu Bara dengan Ameliorasi Tanag Acacia crassicarpa.
Penelitian Hutan Tanaman, 8(1): 24-62.
LAMPIRAN

Gambar 4.1 Tanaman Gambar 4.2 Tanaman


Kangkung yang Diberi Kangkung yang Diberi
Larutan POC 10 ml Larutan POC 30 ml

Gambar 4.5 Tanaman


Kangkung yang Diberi
Larutan POC 50 ml

Anda mungkin juga menyukai