DISUSUN OLEH :
LUTFITA AYU KUSUMAWARDANI
22025010098
GOLONGAN B2
Banyak unsur hara yang mudah dapat ditranslokasikan dari daun yang
berumur tua ke daun yang masih muda dan organ penampung. Unsur hara ini
yang berupa antara lain adalah nitrogen, magnesium, kalium, klor, belerang, dan
fosfor. Selain itu unsur hara juga ada beberapa macam yang tidak dapat atau sulit
untuk ditranslokasikan seperti kalsium, boron dan besi, sedangkan untuk unsur
hara seperti mangan, tembaga masih tergolong dalam kategori sedang. Perbedaan
dari dua macam sifat unsur ini maka dapat diketahui bahwa gejala yang
ditimbulkan tanaman saat kekurangan hara juga akan berbeda, di mana untuk
unsur hara yang mudah ditranslokasikan akan menunjukkan gejala yang berawal
dari daun yang lebih tua dan sebaliknya jika kekurangan unsur hara yang sulit
untuk ditranslokasikan maka gejala yang tampak terdapat pada daun yang masih
muda (Lakitan, 2017).
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari unsur makro dan unsur
mikro. Unsur makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak, seperti
Nitrogen (N),Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur
(S), sedangkan unsur mikro diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit,
namun kehadirannya tetap dibutuhkan di dalam jaringan tanaman, seperti Besi
(Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (Bo), Molybdenum (Mo), Klorida (Cl)
Dan Seng (Zn) (Pohan 2020).
Ketersediaan unsur hara menjadi faktor yang menunjang tanaman untuk
tumbuh dan berkembang. Unsur hara bagi setiap tanaman berbeda-beda
jumlahnya (Ruhnayat, 2017). Unsur-unsur hara di dalam tubuh tanaman ada yang
sifatnya bergerak atau dapat berpindah dan ada unsur hara yang cenderung tidak
bergerak atau tidak dapat berpindah. Secara umum, unsur makro memiliki
kecenderungan bergerak sedangkan unsur mikro tidak bergerak. Tanaman mampu
memindahkan unsur hara yang bergerak. Unsur hara yang bergerak dipindahkan
dari daun yang lebih tua ke titik-titik pertumbuhan yang baru. Hal ini bertujuan
untuk memastikan pertumbuhan tetap berlanjut dan terus terjadi ketika
kekurangan unsur-unsur hara tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Fisiologi Tanaman “Pengaruh Unsur Terhadap
Pertumbuhan Tanaman” adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peranan unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
2. Memahami dan mengetahui peristiwa kelebihan dan kekurangan unsur hara
pada tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah apabila tumbuhan itu
sendiri tidak mampu menyelesaikan daur hidupnya sampai tumbuhan
menghasilkan biji yang dapat tumbuh bila unsur hara tidak tersedia dalam keadaan
yang cukup, dan unsur hara tersebut merupakan suatu penyusun molekul pada
bagian tumbuhan yang esensial untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Unsur hara
sangat penting untuk tumbuhan di mana unsur hara berperan sebagai komponen
utama yang menyusun dan membantu pertumbuhan tanaman apa pun (Lakitan,
2017).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur ini dapat
menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara
mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing-masing unsur hara ini memiliki
peran dan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak
dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan
bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis tanaman,
gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman (Surtinah,
2019).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur hara ini
dapat menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kematian pada tanaman.
Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing-masing unsur hara ini
memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Apa bila salah satu dari unsur
tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan
permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis
tanaman, gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman
(Widyati, E., 2021).
Tinggi Jumlah
1,5 2 Tinggi
Kangkung (Ipomea
1. tanaman : 3
aquatica L.) 3,5 3
10 ml Jumlah daun :
4 3 2,67
3 2 Tinggi
2. Kangkung (Ipomea tanaman : 2
3 2
aquatica L.) 30 ml Jumlah daun :
- - 1,3
4 3 Tinggi
4.2 Pembahasan
POC merupakan Pupuk Organik Cair yaitu larutan yang berasal dari
pembusukan bahan-bahan alami seperti limbah tanaman, kotoran hewan, dan
manusia yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu. Kelebihan dari
pupuk organik cair dibandingkan pupuk organik padat adalah kemampuannya
untuk dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara dan mampu menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman secara cepat serta lebih efisien. Jika
dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak zat-zat hara tanah dan tanaman walaupun digunakan dalam intensitas
yang tinggi. Selain itu, pupuk jenis ini juga memiliki bahan pengikat sehingga
larutan yang disiramkan ke permukaan tanah bisa langsung terserap dengan
baik oleh tanaman. Penggunaan pupuk organik cair – meskipun dalam
intensitas yang tinggi – dapat mengatasi masalah lingkungan serta menjadi
jawaban atas kelangkaan dan mahalnya harga pupuk anorganik baru-baru ini.
Pupuk organik cair lebih efektif dan efisien jika diaplikasikan pada
daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode
hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh
bagi tanaman terutama saat tanaman mulai bertunas atau masa-masa transisi
dari fase vegetatif ke generatif sebagai nutrisi perangsang pertumbuhan buah
dan biji. Daun dan batang tanaman bisa menyerap secara langsung pupuk cair
yang disemprotkan melalui stomata atau pori-pori pada permukaan batang.
Meski demikian, pemberian pupuk organik cair (POC) lewat daun harus
cermat dan hati-hati. Takaran pemberian pada daun harus dijaga, karena jika
overdosis bisa mematikan tanaman. Selain itu, pemberian pupuk daun yang
berlebih justru akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi,
ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan dan dijaga untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Pupuk organik cair sifatnya sebagai pupuk tambahan, maka dari itu
sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro telah
dipenuhi oleh pupuk utama (pupuk kandang/kompos) yang diaplikasikan
langsung pada media tanam, pupuk organik cair memberikan unsur hara
mikro yang lebih gar terserap sempurna melalui batang dan daun. Untuk
mendapatkan kandungan hara mikro yang dibutuhkan, kita bisa memilah
bahan baku pupuk yang akan difermentasi. Untuk merangsang pertumbuhan
daun, pupuk organik cair (POC) bisa disemprotkan pada tanaman yang mulai
tumbuh tunas muda. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji ataupun umbi,
pupuk cair bisa disemprotkan saat masa transisi dari fase vegetatif ke
generatif.
5.2 Saran
Praktikum “Pengaruh Unsur Terhadap Pertumbuhan Tanaman”
sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti lagi agar mendapatkan hasil atau data
yang lebih valid dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, I. 2020. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Surtinah. 2019. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) pada
Tanaman Selada (Lactuca sativa, L) di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1):
20-25.