BI 2204
Pengamatan Perkecambahan, Pertumbuhan, dan Nutrisi Tanaman pada
Kale (Brassica oleracea var.Sabellica)
Oleh:
Mathew Theo Wijaya
10619033
Kelompok 6
Alat Bahan
Alat Bahan
Grafik 1.1 Data Kompilasi Potensi Perkecambahan Angkatan beserta Jenis Perlakuan
Grafik 1.2 Data Kompilasi Daya Perkecambahan Angkatan beserta Jenis Perlakuan
Grafik 1.3 Rataan Tinggi Kecambah pada Pertumbuhan (Data Angkatan)
Grafik 1.4 Rataan Jumlah Daun Kecambah pada Pertumbuhan (Data Angkatan)
Grafik 1.5 Rataan pH Kecambah pada Pertumbuhan (Data Angkatan)
Grafik 1.6 Rataan Panjang Internodus Kecambah pada Pertumbuhan (Data Angkatan)
Tabel 2.1 Foto Warna dengan Leaf Color Chart
4.2 Pembahasan
Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan
merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman apabila kondisi
lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas
sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya mikroorganisme yang mengganggu
tanaman (Gardner, 1991). Menurut Silvikutur (2007) cahaya berpengaruh hampir dalam segala
aspek fisiologis perkembangan tumbuhan. Daun berusaha mendapatkan lebih banyak cahaya
untuk proses fotosintesis. Cahaya akan menghambat pertumbuhan batang sehingga pada bagian
batang yang tidak terkena cahaya menjadi lebih panjang. Keadaan gelap berpengaruh terhadap
bentuk luar tumbuhan dan laju perpanjangannya. Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan
tumbuh lebih cepat daripada yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya.. Akan tetapi
tumbuhan menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang.
Tumbuhan dengan keadaan demikian, disebut dengan etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya,
auksin merangsang pemanjangan sel-sel sehingga tumbuh lebih panjang. Sebaliknya, dalam
keadaan banyak cahaya auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan terhambat. Cahaya
menyebabkan auksin rusak terdispersi ke sisi gelap. Laju tumbuh memanjang pada tumbuhan
dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuhan lebih kokoh, daun
berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Selain berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
cahaya dibutuhkandalam proses fotosintesis. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat
membentuk klorofil sehingga daun menjadi pucat (Silvikutur, 2007). Pada grafik 1.1 dan 1.2,
menunjukan bahwa kecambah dengan perlakuan terang memiliki daya serta potensi kecambah
dengan persentase yang lebih tinggi ketimbang kecambah dengan perlakuan gelap. Hal ini
bersesuai dengan apa yang diungkapkan Silviakutur (2007) bahwa cahaya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan tumbuhan, semakin banyak cahaya yang didapat tumbuhan dengan
intensitas yang optimum maka akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan proses
perkecambahan. Dengan cukupnya sumber cahaya yang ada, kecambah tersebut mampu membuat
energi yang cukup sehingga kecambah akhirnya dapat bertumbuh hingga ke fase pertumbuhan
selanjutnya. Sumber cahaya juga sangat mempengaruhi keadaan sekitar lingkungan
perkecambahan. Dengan intensitas cahaya yang optimum, maka keadaan lingkungan sekitar
kecambah juga akan menjadi lebih optimum sehingga kecambah tersebut untuk bertumbuh.
Pada grafik 1.3; 1.4; dan 1.5, menunjukan bahwa pertumbuhan dengan pemberian nutrisi
sebesar 0.25x memberikan hasil yang lebih tinggi dalam segi parameter tinggi kecambah, jumlah
daun, dan pH pada lingkungan kecambah. Pada literatur lain berdasarkan jurnal Roedy (2018),
dengan spesimen yang hampir sama namun berbeda kelompok varian, ditemukan bahwa
pemberian nutrisi 0.30x merupakan perbandingan yang optimal untuk menghasilkan kecambah
dengan parameter pertumbuhan yang unggul. Hal ini menunjukan bahwa nutrisi perbandingan
yang digunakan yang tepat yaitu berkisar 0.25-0.30x untuk menghasilkan perkecambahan yang
unggu diberbagai parameter.
Gambar 1.1 Perkecambahan Kontrol hari ke-1 hingga hari ke-7
Selama dalam tahap perkecambahan, tumbuhan tidak mengalami masalah dan tumbuh
sesuai dengan kecambah pada umumnya, namun saat pertama kali memasuki tahap hidroponik
spesimen yang saya miliki tidak sengaja terkena rembesan air hujan dengan volume yang cukup
besar sehingga mengakibatkan spesimen menjadi layu dan mati akibat volume air yang diterima
terhadap spesimen terlalu besar. Air hujan juga memiliki pH yang cukup rendah, sehingga
menjadikan hal tersebut sebagai salah satu faktor yang membuat spesimen menjadi mati dan
pengamatan lebih lanjut tidak dapat dilakukan.
5.1 Kesimpulan
a. Benih dengan pendapatan cahaya yang cukup terang akan memiliki potensi dan daya
kecambah yang baik dibandingkan dengan benih yang tidak mendapat kondisi
pencahayaan yang baik.
b. Menurut data referensi dan percobaan, perbandingan nutrisi 0.25x-0.30x merupakan
perbandingan yang paling ideal untuk pertumbuhan fisiologis tumbuhan spesimen.
5.2 Saran
-
Daftar Pustaka
Gardner, F.P., Pearce R.B, dan Mitchell, R. L. diterjemahkan oleh Susilo, H dan Subiyanto., 1991.
Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Kaiser, C. and M. Ernst. (2018). Microgreens. CCD-CP-104. Lexington, KY: Center for Crop
Diversification, University of Kentucky College of Agriculture, Food and Environment.
Purnobasuki,H.2012.Perkecambahan.http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/Perkecambahan_Her
yPurnobasuki_237.p df. diakses pada tanggal 23 Maret 2021
Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 2001. Hidroponik Sayuran Semusim. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prakoso. 2010. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rubatzky, V.E., dan Ma Yamaguchi, 1998, Sayuran Dunia : Prinsip, Produksi dan Gizi Jilid II, ITB,
Bandung.
Simpson, M. G., 2006, Plant systematics, Elsevier Academic Press Publivation, London.