Anda di halaman 1dari 2

Narasumber kali ini yaitu Almando Geraldi, Ph.

D dimana beliau merupakan salah satu alumni


ITB pada program studi Mikrobiologi pada tahun ajaran 2004 – 2008. Kemudian melanjutkan
studinya ke Korea Advances Institute of Science and Technology (KAIST) untuk mengejar gelar
Ph.D pada tahun ajaran 2011 – 2017. Saat ini beliau tengah bekerja sebagai dosen di Departemen
Biologi pada Universitas Airlangga. Selain sebagai dosen saat ini beliau juga tengah berfokus
sebagai ilmuwan senior di University Center of Excellence dan ilmuwan postdoctoral di KAIST.
Beliau juga memiliki beberapa penghargaan seperti Postdoctoral Fellowship pada tahun 2017 di
KAIST Insitute for Biocentury dan KAIST Scholarship pada tahun 2011 – 2017. Selain itu beliau
telah menghasilkan 18 publikasi, 6 aplikasi paten, h-index 5, dan i10-index 1.

Hal menarik pertama yang cukup mengena buat saya yaitu saat beliau menjelaskan tentang
bagaimana cara perencanaan tentang studi lanjut dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Topik
tersebut begitu bermanfaat untuk saya sebab setelah menyelesaikan sarjana, saya memang ingin
lanjut untuk mendapatkan gelar master. Pertama beliau menjelaskan bahwa melanjutkan studi
bukanlah keinginan yang impulsif. Sebab apabila hal tersebut merupakan alasan terbesar, justru
hanya akan menghancurkan diri sendiri dan akan sulit untuk memotivasi diri saat menjalani studi.
Kemudian beliau juga menjelaskan untuk mencari tahu dan mempersiapkan persyaratan apa saja
yang dibutuhkan untuk melanjutkan studi seperti minimum IPK, tes keahlian bahasa inggris,
paspor atau dokumen administrasi, surat rekomendasi, syarat beasiswa, dll. Selain itu beliau juga
menyarankan untuk memantapkan hati untuk mencari kampus tujuan dan siapkan beberapa
alternatif pilihan. Beliau sendiri melanjutkan studinya ke negara ginseng yaitu Korea. Beliau
memilih Korea karena akademik disana merupakan salah satu yang terbaik di dunia, selain itu dana
riset di sana cukup banyak bahkan unlimited.

Hal kedua yang menarik untuk saya yaitu saat beliau membuka beberapa ekspetasi dan realita
yang beredar di khalayak banyak tentang bagaimana bekerja dan bersekolah di Korea. Menurut
beliau, etos kerja disana cukup berat dan ketat seperti tidak ada tanggal merah rasanya. Jam kerja
sebanyak 12 jam menurut beliau sudah sangat cukup untuk disyukuri sebab beliau mengatakan
biasanya bisa bekerja hingga 12 jam lebih di lab. Selain jam kerja yang cukup banyak, progress
report dan target riset serta studi disana sangat ketat. Seluruh aliran kerja disana sangat cepat
sehingga untuk bisa studi dan bekerja disana harus beradaptasi dengan cepat. Namun dibalik itu
semua terdapat beberapa keuntungan yang bisa diambil ketika bekerja atau studi di Korea.seperti
dana riset penelitian yang tak terbatas sehingga proses keberjalanan suatu riset bisa berguna dan
maksimal output-nya, alat serta bahan begitu lengkap serta canggih, akses jurnal dan referensi
untuk akademik tak terbatas sehingga pengetahuan dari sekitar dapat terserap dengan baik, dan
yang paling saya suka dari semua itu, tentunya apabila kuliah di luar negeri tentunya sangat
pamerable menurut beliau.

Hal terakhir yang menarik bagi saya dari sharing kali ini yaitu pekerjaan-pekerjaan penelitian
yang beliau lakukan selama menempuh studi di Korea. Research work pertama yang beliau
lakukan yaitu mengenai efisiensi produksi daripada butanol dengan platform konstruksi mikrobial.
Saya sendiri jujur kurang paham dengan teori-teori yang beliau gunakan sehingga E. coli mampu
menghasilkan butanol, namun menurut saya ini sangatlah keren dan solusi yang cocok dalam
menghadapi permasalahan tentang bahan bakar. Beliau mengatakan beberapa alasan mengapa
menggunakan E. coli pada penelitian beliau. Pertama pertumbuhannya cepat, seperti yang sudah
diketahui mikroba memiliki pertumbuhan yang cepat. Hal tersebutlah yang akan membuat
keberjalanan penelitian juga tidak berlangsung lama. Kedua, murah dan terakhir tidak diperlukan
modifikasi genetik yang rumit. Tentunya ketiga hal tersebut sangatlah relevan dengan dunia bisnis
dan bahan bakar. Berikut sekian tiga hal menarik yang saya dapatkan melalui kuliah Studium
Generale untuk Mikrobiologi dengan narasumber Almando Geraldi, Ph.D.

Anda mungkin juga menyukai