DISUSUN OLEH :
FAUZIAWATI (07)
KELOMPOK : HARIMAU
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi dari makalah ini ada kekurangan da nada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga memberikan manfaat.
“Penulis”
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang dapat ditanami bermacam – macam
tumbuhan yang beraneka ragam , seperti tanaman palawija, tanaman kecambah, buah –
buahan, bunga, dll. Tanaman – tanaman tersebut dikembangbiakan di Indonesia karena
mengandung bayak manfaat, baik dalam segi ekonomi, sosial dan kesehatan.
Sementara itu, para petani Indonesia masih menggunakan cara tradisional dengan
menanam di sawah, dibajak dengan sapi, dipupuk, dan disirami. Penanaman dengan
menggunakan cara tradisional merupakan teknik yang sangat baik, karena dapat
menghindarkan penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan
keberlangsungan ekosistem di bumi.
Namun, sekarang banyak para petani yang mengeluhkan adanya gagal panen pada
tanaman mereka. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gagal panen, salah
satunya adalah sistem aerasi pada tanaman. Kita ketahui bahwa air merupakan kebutuhan
utama tanaman untuk melangsungkan kehidupannya dalam tumbuh dan berkembang. Hal
inilah yang sering dilupakan para petani dalam memberikan takaran air yang paling tepat
untuk kesuburan tanaman mereka. Karena takaran air yang optimum dapat menghasilkan
tanaman yang tumbuh dan berkembang secara optimum.
Di sisi lain, aerasi tanah erat kaitannya dengan kadar oksigen di dalam tanah. Tanah
yang aerasinya baik memungkinkan masuknya udara ke dalam tanah, sehingga akan
mengandung oksigen yang cukup pula. Seperti diketahui akar sangat membutuhkan oksigen
untuk melakukan respirasi. Hal inilah yang terkadang tidak di sadari oleh para petani dalam
melakukan penyiraman pada tanaman mereka. Padahal apabila hal tersebut dilupakan dapat
memberikan dampak buruk dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
B. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah sistem aerasi yang baik dan benar dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman berkecambah ?
1.2.2. Bagaimanakah pengaruh sistem aerasi dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman berkecambah ?
C. Tujuan Pratikum
1.3.1 untuk mengetahui pengaruh aeresi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang hujau.
1.3.2 untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau
yang disiram air dengan takaran yang berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Salah satu ciri yang membedakan makhluk hidup dengan benda mati adalah makhluk
hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang
mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya.
Tumbuhan berbiji tumbuh dan berkembang dari biji. Umumnya, biji terdapat di dalam
buah. Biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio (bakal)
tumbuhan serta cadangan makanan. Suatu embrio tumbuhan terdiri atas batang lembaga
(kaulikalis), bakal akar (radikula), dan satu atau dua keping biji (kotiledon). Bagian sumbu
embrio yang berada di atas tempat munculnya kotiledon disebut epikotil, sedangkan bagian
sumbu embrio yang berada di bawah tempat munculnya kotiledon disebut hipokotil.
Cadangan makanan ada yang terdapat pada endosperm, yaitu jaringan yang mengelilingi
embrio, atau terdapat di dalam kotiledon. Biji dengan cadangan makanan pada endosperm
disebut biji berendosperm atau biji beralbumin, contohnya biji jagung. Sementara itu, biji
dengan cadangan makanan pada kotiledon disebut biji tak berendosperm atau biji
eksalbumin, contohnya biji bunga matahari. Biji dilindungi oleh testa, yaitu suatu selubung
biji kuat yang berasal dari dinding bakal biji. Testa berfungsi sebagai kulit biji.
a. Perkecambahan
Proses perkecambahan biasanya diawali dengan masuknya air ke dalam biji. Air
masuk ke dalam biji melalui mikropil dan testa. Masuknya air ke dalam biji dipengaruhi oleh
peristiwa imbibisi. Hal itu menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel dan memungkinkan
diaktifkannya enzimenzim yang mengatalisis reaksi-reaksi biokimiawi perkecambahan.
Reaksireaksi biokimiawi tersebut, diantaranya, adalah reaksi pembongkaran cadangan
makanan yang ada pada kotiledon. Hasil reaksi tersebut digunakan sebagai sumber energi,
sebagai bahan penyusun komponenkomponen sel, dan untuk pertumbuhan embrio. Embrio
pada biji tidak memiliki klorofil sehingga kebutuhan nutrisinya terutama diperoleh dari
cadangan makanan pada endosperm. Selain dari endosperm, nutrisi untuk perkembangan
embrio dapat pula diperoleh dari kotiledon atau bagian lain pada bakal biji, bergantung pada
karakteristik biji tersebut.
Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan
faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh
tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Faktor luar
tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu
faktor lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.Untuk lebih memahami,
mari cermati uraian berikut ini.
a. Faktor Internal
1) Nutrisi
Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak), antara
lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, potasium (kalium), dan magnesium.
Unsur mikro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas besi,
tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor, dan molibdenum
2) Cahaya
Tidak semua jenis nutrisi yang diserap oleh tanaman dapat digunakan secara langsung
oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh, air dan karbon dioksida harus diolah
terlebih dahulu di dalam daun untuk membentuk zat gula (glukosa) melalui proses
fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat terjadi jika ada cahaya.
Hasil fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh tanaman sebagai
sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan untuk membangun komponen-
komponen sel. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia
sumber energi bagi tumbuhan untuk melangsungkan pertumbuhannya.
3) Suhu
Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat penting karena suhu berpengaruh
terhadap aktivitas enzim. Enzim merupakan senyawa protein yang dapat berperan sebagai
katalisator dalam reaksireaksi kimia di dalam sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal
jika suhunya optimal. Jika suhu naik melebihi suhu optimal, aktivitas enzim akan berkurang.
Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berjalan dengan
baik. Jika reaksireaksi kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu. Jika
suhu naik, transpirasi juga akan naik sehingga tanaman akan kehilangan lebih banyak air.
Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Tanaman biasanya memiliki
persyaratan suhu tertentu untuk dapat hidup secara normal.
4) Kelembapan
Kelembapan udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika
kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zatzat mineral
juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.
Jika kelembapan tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zatzat nutrisi juga
rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga
pertumbuhannya juga akan terhambat.
5) Aerasi
Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam tanah. Tanah yang
memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah
diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam
perkembangan selsel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam
tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
3. Kajian Tentang Kacang Hijau (Phaseolus radiates)
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budi daya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi.
Tanaman kacang hijau adalah tanaman semusim berumur pendek (60 hari). Panen
kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari ke-80 setelah tanam. Menurut
Purwono (2005:12) kacang hijau termasuk dalam Leguminosae. Adapun klasifikasi botani
tanaman kacang hijau sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminose (Fabaceae)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiates
Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam tanah. Tanah yang
memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah
diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam
perkembangan sel-sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam
tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
Kebutuhan O2 pada tanaman untuk pertumbuhan tanaman secara optimal pada umumnya
ialah:
Tanaman kekurangan air dapat mengakibatkan kematian, sebaliknya kelebihan air dapat
menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah
yang tergenang. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media
tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di
lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman
(kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan
air melalui proses transpirasi (Islami dan Utomo, 1995).
BAB III
METODE PRATIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Pratikum ini dilakukan pada:
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
a. Botol 1 (penyiraman air secara berlebihan)
1 Ke - 7 1,2 5 9 11 19
1 Ke - 7 9,5 10,5 _ _ _
Botol 1
Tumbuhan 1
1. Memiliki ukuran yang sangat kecil.
2. Memiliki akar yang tidak terlalu panjang.
3. Masih dalam proses radikula.
Tumbuhan 2
1. tumbuhnya akar tunggang.
2. memiliki bentuk daun seperti kupu – kupu.
Tumbuhan 3
1. Epikotil menjadi lurus dan muncul daun.
2. Akar radikula mulai memanjang.
Tumbuhan 4
1. Munculnya akar lateral yang mulai berkembang.
2. Munculnya daun yang mulai memanjang.
3. Akarnya yang melengkung.
Tumbuhan 5
1. Tumbuhnya akar tunggang.
2. Memiliki bentuk daun seperti kupu – kupu.
3. Daunnya berbentuk ofal dan bagian ujung daunnya lancip.
Botol 2
Tumbuhan 1
1. Tumbuhnya akar tunggang.
2. Memiliki bentuk daun seperti kupu – kupu.
3. Daunnya berbentuk oval dan bagian ujung daunnya lancip.
Tumbuhan 2
1. Tumbunnya akar tunggang.
2. Memiliki bentuk daun seperti kupu – kupu.
3. Daunnya berbentuk oval dan bagian ujung daunnya lancip.
Tumbuhan 3
1. Suhunya terlalu rendah sehingga dapat merusak enzim.
2. Terlalu dalam saat menanam biji kacang hijau.
3. Kurangnya cahaya sehingga menghambat pertumbuhan.
Tumbuhan 4
1. Suhunya terlalu rendah sehingga dapat merusak enzim.
2. Terlalu dalam saat menanam biji kacang hijau.
3. Kurangnya cahaya sehingga manghambat pertumbuhan.
Tumbuhan 5
1. Suhunya terlalu rendah sehingga dapat merusak enzim.
2. Terlalu dalam saat menanam biji kacang hijau.
3. Kurangnya cahaya sehingga menghambat pertumbuhan.
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh aerasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa:
B. Saran
1. Pemilihan tanah yang baik harus diperhatikan.
2. Penanaman biji kacang hijau sebaiknya tidak terlalu dalam karena hipokotil akan
lama muncul ke permukaan tanah.
3. Lakukan penyiraman secara teratur.
4. Lakukan pengamatan terhadap tumbuhan kacang hijau dengan teliti dan cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfiroh, Ida. 2013. Penelitian Pengaruh Sistem Aerasi pada Pertumbuhan dan
Perkembangan Kecambah. http://iddamahfiroh.blogspot.com/. Diakses pada 30
Agustus 2015.
LAMPIRAN
Foto dokumentasi