Anda di halaman 1dari 20

BIOREMEDIASI DAN POTENSI DEKONTAMINASI FLAGELLATA

POTERIOSPUMELLA SP
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengantar Bioteknologi

Dosen Pengampu:
Dr. rer. nat Adi Rahmat, M. Si.
Dr. Topik Hidayat, M. Si.

Oleh:
Kelompok 6 AB
Nuke Siti Fadilah (1600689)
Nurfira (1604894)
Restikawati (1600082)
Rina Sumarni (1603887)
Utami Nurfajrini (1603375)
Wiwid Afandi (1601385)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang “Bioremediasi dan potensi dekontaminan flagellata
Poteriospumella sp” dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu masyarakat dalam
mengurangi air yang mengandung logam di dalam sungai. Semoga dengan melakukan hal ini
pembaca ataupun masyarakat bisa menerapkannya di lingkungan sekitar.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Bandung, 13 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

Abstrak.............................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Pertanyaan Penelitian............................................................................................................2

D. Tujuan...................................................................................................................................2

E. Manfaat.................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................................................3

A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................................3

BAB III ISI ARTIKEL....................................................................................................................5

A. METODOLOGI....................................................................................................................5

B. HASIL...................................................................................................................................7

C. PEMBAHASAN...................................................................................................................7

BAB IV ANALISIS ARTIKEL.....................................................................................................11

A. Keunggulan.........................................................................................................................11

B. Kelemahan..........................................................................................................................11

C. Penerapan............................................................................................................................11

BAB V KESIMPULAN................................................................................................................13

A. Simpulan.............................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BIOREMEDIASI DAN POTENSI DEKONTAMINASI FLAGELLATA
POTERIOSPUMELLA SP

Abstrak

Polusi air karena logam berat dan pathogen yang terbawa air adalah salah satu masalah
kesehatan yang signifikan di masyarakat khususnya negara-negara berkembang dimana
pasokan air minum yang tadinya aman secara cepat menjadi tidak aman. Flagellata adalah
organisme mikroskopis akuatik yang telah memiliki strategi berkembang dan bertahan hidup
yang sangat baik, yang akan membantu menahan tekanan karena lingkungan dan kedepannya
dapat bertindak sebagai biocontrol alami dalam system ekologi yang kompleks. Penelitian ini
menyelidiki pengolahan air limbah dan potensi bioremediasi dari flagellate Poteriospumella
sp. Poteriospumella sp. diisolasi dari daerah utara Pakistan dan diidentifikasi dengan
menggunakan Analisis 18RrRNA. Sampel air limbah dikumpulkan dari nullah (S1) dan dua
orang dari wilayah industry yaitu Islamabad dan Rawalpindi (S2 dan S3) dan sifat fisiokimia
(Biologis kebutuhan oksigen, oksigen terlarut, nitrogen total, amonia, fosfat dan sulfat). Pada
tahap awal peneliti memelihara Poteriospumella sp kemudian di analisis dan dalam kombinasi
dengan konsorsium empat strain bakteri yang sudah ditandai yaitu, Pseudomonas sp.
Salmonella sp., Citrobacter sp., Dan Enterobacter sp. selama 15 hari. Selanjutnya,
bakteriivora yang berpotensi flagellate endemic diselidiki ditemukan di perairan umum yang
patogen yaitu Vibrio cholerae setelah dievaluasi kemampuannya dapat menyerap atau
menghilangkan logam berat,cury (Hg). Hasilnya jelas menunjukkan potensi unggulan dari
flagel-terbaru dalam meningkatkan sifat fisiokimia air limbah dari ketiga air limbah sampel
yaitu kisaran penghapusan BOD (0-10.5%), DO (7.8-38.2%), TN (11.6-53.6%), amunisi- nia
(2,7-33,5%), fosfat (0-40%) dan sulfat (5,1-12,5%). Singkatnya, Poteriospumella sp.
menunjukkan potensi bioremediasi yang sangat baik terhadap Hg 92-93% ion merkuri dalam
2 minggu). Selain itu, secara signifikan mengurangi CFUL subtipe unik jenis Vibrio cholerae
yang beredar di Pakistan dan karenanya dapat digunakan sebagai predator alami untuk
mengendalikan transmisi kolera melalui air.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Polusi air karena logam berat dan patogen yang terbawa oleh air seperti
V.cholerae di anggap menjadi masalah yang penting di seluruh dunia terutama di
negara berkembang, karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat seperti zat
mercuri anorganik (Hg) yang tertelan dapat menyebabkan kerusakan otak yang
parah, insomnia, kelelahan, sakit kepala dan Pneumonitis.
Polusi air tersebut di sebabkan oleh limbah industri lingkungan yang tidak
hiegenis dan praktik pembuangan limbah yang tidak diperiksa dahulu sebelum di
buang ke badan air tawar yang membuatnya secara biologis tidak aman untuk di
minum. Diperkirakan dua juta ton limbah per hari dibuang ke badan air tawar dan
sangat mempengaruhi kualitas air tanah (Azizullah et al, 2014). Suatu penelitian juga
telah menunjukan bahwa di negara Pakistan dari 6634 industri yang terdaftar, hanya
1% yang mengolah limbah mereka sebelum di buang ke lingkungan dan sekitar 1228
industri telah mencemari habitat laut karena ketidakpatuhan dengan penilaian
dampak lingkungan dan perencanaan (Azizullah, 2014)
Untuk mengatasi masalah polusi air tersebut dapat menggunakan cara
bioremediasi yang dulu menggunakan mikroba dengan kemampuanya untuk bertahan
dan berkembang dengan baik terhadap perubahan suhu dan pH, selain itu
bioremediasi oleh mikroba dapat menurunkan tingkat bahaya dari kontaminan yang
beracun, sangat ekonomis, efisien dan ramah lingkungan. Namun dengan
berkebangnya imu pengetahuan, tingkat efisien itu dapat di tingkatkan dengan
menggunakan potensi bioremediasi dari protozoa. Protozoa adalah mikroorganisme
air dan merupakan bio indikator polusi yang lebih baik di bandingkan bakteri dan
jamur (Pauli, jak dan berger 2001; Zahid et al 2014). Predator alami seperti protozoa
dapat menyebabkan kepunahan mangsa oleh aktivtas bakteriivora mereka dan dapat
mengatur pertumbuhan komunitas mikroba.

1
B. Rumusan Masalah

Bagaimana flagellate Poteriospumella sp dapat dijadikan bahan bioremediasi


untuk menangani masalah polusi air karena limbah industri?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana flagellate Poteriospumella sp dapat mengurangi logam berat terutama


Hg dalam limbah industri yang mencemari air?
2. Bagaimana flagellate Poteriospumella sp dapat mengendalikan pertumbuhan
V.cholerae yang menjadi patogen dalam polusi air?
3. Bagaimana efektivitas flagellate Poteriospumella sp. dan flagellate
Poteriospumella sp yang di tambahkan srain bakteri dalam bioremediasi polusi
air karena limbah industri?

D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengolahan air limbah dan potensi
bioremediasi oleh flagellate Poteriospumella sp. Serta kemampuanya untuk
mengatasi patogen vibrio cholera
E. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mengatasi polusi air akibat limbah
industri dengan memanfaatkan flagellate Poteriospumella sp. Sebagai bioremediasi
yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan bakteri atau jamur.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

Polusi air dianggap sebagai masalah penting di seluruh dunia, yang terus meningkat
karena meningkatnya pembuangan limbah padat kota serta limbah industri di lingkungan
dan sumber daya air. Praktik yang tidak higienis dan tidak terkendali dalam membuang
bahan limbah ke dalam air tawar mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya air
dan membuatnya secara mikroba tidak aman untuk diminum. Diperkirakan bahwa dua
juta ton limbah per hari dibuang ke badan air tawar, sangat mempengaruhi kualitas air
tanah (Azizullah et al. 2014). Statistik menunjukkan bahwa di Pakistan, dari 6634
industri yang terdaftar, proporsi yang tidak signifikan yaitu 1% mengolah limbah mereka
sebelum dibuang ke lingkungan dan sekitar 1228 industri mencemari habitat laut karena
kepatuhan yang buruk terhadap penilaian dan perencanaan dampak lingkungan
(Azizullah, Richter, dan Hader 2011; Sial et al. 2006).
Untuk memperbaiki situasi yang semakin memburuk diperlukan solusi yang lebih
inovatif dan ekonomis karena metode pengolahan air limbah tradisional (presipitasi
kimia, koagulasi kapur, pertukaran ion, dll.) Memiliki beberapa kelemahan seperti
kebutuhan pasokan energi tinggi, penghilangan sebagian logam, biaya lebih tinggi dan
pembentukan lumpur beracun sebagai hasil akhir (Balkema et al. 2002). Mikroba di
lingkungan yang tercemar ini dapat bertahan dan berkembang dengan baik di hadapan
logam berat serta dapat mentolerir suhu, pH, dan potensi pengurangan oksidasi yang
berubah dengan baik dari lokasi atau lokasi tertentu. Bioremediasi mikroba, yang dapat
mengubah atau menurunkan kontaminan beracun menjadi bahan kimia yang kurang
berbahaya, bersifat ekonomis, sangat efisien, ramah lingkungan, dan karenanya dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik pembersih alami dari lingkungan perairan yang
tercemar (Rehman, Farah, dan Shakoori 2007). Namun, ada efisiensi yang dapat
ditingkatkan dengan pendekatan inovatif lainnya seperti mengidentifikasi dan

3
menggunakan potensi bioremediasi protozoa, yang merupakan anggota umum dari
mikroflora alami habitat perairan (Kamika dan Momba 2011).
Protozoa adalah pemakan utama mikroorganisme akuatik dan merupakan bio-
indikator polusi yang lebih baik dibandingkan dengan bakteri dan jamur (Pauli, Jax, dan
Berger 2001; Zahid et al. 2014). Predator alami seperti protozoa dapat mengakibatkan
kepunahan mangsa oleh aktivitas bakteri mereka atau mencegah mangsa agar tidak
berkoloni di ceruk ekologis baru atau mengatur kelimpahan komunitas mikroba (Rønn et
al. 2002), namun bioremediasi mereka maupun potensi bakteri belum diteliti. untuk
potensi penuh. Selain itu, kemampuan biodegradasi protozoa tersebut berfungsi sebagai
kandidat yang cocok untuk menggunakannya dalam bioteknologi lingkungan dan
membersihkan limbah (Pauli, Jax, dan Berger 2001). Protozoa dapat melepaskan produk
organik dan anorganik ke dalam ambien mereka, yang mendaur ulang banyak nutrisi
sebagai nitrogen, fosfor dan karbon organik yang mendukung populasi bakteri di
sekitarnya (Madoni 2011).
Protozoa adalah kelompok beragam yang mencakup spesies hidup bebas serta spesies
komensal, parasit, dan mutualistik dengan morfologi yang jauh. Karakteristik media
pertumbuhan mereka seperti jumlah bahan organik terlarut, pH, konduktivitas listrik,
suhu dan konsentrasi oksigen terlarut dalam air dapat membantu menentukan zona polusi
yang terkait dengan spesies tertentu dari indikator protozoa (Dias, Wieloch, dan
D'Agosto 2008; Sherr dan Sherr 2016).

4
BAB III
ISI ARTIKEL
A. METODOLOGI

1. Desain Operasional Variabel


Desain operasional variabel yang digunakan pada penelitian ini jika dilihat
berdasarkan masing-masing variabel yang digunakannya yaitu:
a) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau mampu mengubah pada
variabel yang terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian jurnal
yang dikaji yaitu difokuskan kepada sistem Bioremediasi.
b) Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang diubah pada variabel
yang terikat. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian jurnal yang
penulis kaji yaitu difokuskan pada potensi dekontaminasi flagellata
Poteriospumella sp.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengisolasi flagellata
Poteriospumella sp yang mana sampel air untuk isolasi flagellata Poteriospumella sp
dikumpulkan dari danau taman nasional Deosai yang ekstrim dan presipitasi tahunan
510 mm hingga ke 750 mm. Pada sampel air tawar yang dikumpulkan dalam sekrup
botol tertutup steril dari danau Deosai. Selanjutnya sampel air limbah diambil dari air
limbah cekungan Nullah Lai, di Rawalpindi, Pakistan. Lalu sampel air limbah
industri dikumpulkan dari drainase air limbah lokal yang terletak di
Islamabad/Rawalpindi yang mengandung debit dari industri marmer, pabrik baja
gulung dan sabun industri serta pabrik tepung.

3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu experimental design
yang melakukan percobaan terhadap flagellata Poteriospumella sp dan bakteri
terhadap dekontaminasi pada air limbah dengan menggunakan prinsip bioremediasi.

5
4. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel pada penelitian di dalam jurnal yang dikaji yaitu flagellata
Poteriospumella sp, sampel air tawar, sampel air dan sampel air limbah industri.

5. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pakistan bagian Utara tepatnya di daerah Rawalpindi
dan Nullah Lai.

6. Instrumen
Instrumen penelitian dalam jurnal ini yaitu membuat kultur dan
mengidentifikasi flagellata Poteriospumella sp dengan dimodifikasi ke media TMRL
dan diamati dengan menggunakan sistem mikroskop. Selain itu, ekstraksi DNA
dilakukan dengan menggunakan WizPrep DNA dan dilakukan PCR untuk
amplifikasi spesifik pada flagellata Poteriospumella sp. Selanjutnya dilakukan kultur
bakteri yang mana konsorsium bakteri tersebut berasal dari sumber daya lingkungan
yaitu, Pseudomonas sp, Salmonella sp, Citrobacter sp, dan Enterobacter sp. Hal
tersebut dilakukan untuk mempelajari potensi bioremediasi gabungan antara
flagellata Poteriospumella sp dan bakteri terhadap air limbah.

7. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian jurnal yang dikaji menggunakan
pengayaan laboratorium penelitian yang melakukan analisis statistik dan semua
percobaan yang dilakukan itu dirangkap menjadi 3, setiap 3 rangkap bacaan tersebut
dihitung mean dan standar dari mean tersebut. Apliaksi paket software yang
digunakan untu menganalisis statistik dari penelitian ini, yaitu software Minitab yang
digunakan untuk analisis satu arah varians dan untuk menentukan tingkat signifikan
penyimpangan antara dua nilai.

6
8. Prosedur
Periode pengumpulan sampel penelitian dari penelitian ini yaitu dikumpulkan
mulai dari bulan April sampai bulan September yaitu satu kali dari Nullah Lai,
saluran drainase utama natural yang melewati kota Rawalpindi dan sampel air libah
lainnya di kumpulkan dalam periode waktu yang sama dari pabrik penggilingan
ulang, industri sabun dan pabrik tepung.

B. HASIL

Potensi flagellata yang baru diisolasi Poteriospumella sp. dalam bioremediasi


air limbah dan kontaminasi Hg dievaluasi, yang menunjukkan bahwa
Poteriospumella sp. dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air secara
keseluruhan. Apalagi Poteriospumella sp. berhasil mampu mengendalikan
pertumbuhan V. cholerae karena kemampuan bakteriivora yang sangat baik.
Secara keseluruhan, kami menunjukkan bahwa Poteriospumella sp., karena
sifatnya kemampuan bakteriivora (agen biokontrol) dan juga potensi
bioremediasinya dapat digunakan sebagai: alternatif hemat biaya untuk
peningkatan kualitas air dan disinfeksi, sehingga mengurangi efek berbahaya
pada kesehatan manusia.

C. PEMBAHASAN

Diperkirakan 2,5 miliar orang di seluruh dunia kekurangan fasilitas sanitasi


yang layak, dan hampir setengah dari populasi itu tidak memiliki akses air minum
yang aman. Kontaminasi air karena bahan berbahaya seperti logam berat dan
agen infeksi merupakan ancaman utama bagi kesehatan masyarakat di seluruh
dunia. Logam-logam berat dan juga patogen yang ditularkan melalui air yaitu V.
cholerae memiliki akses ke rantai makanan melalui limbah cair industri dan
saluran limbah. V. cholera menjadi endemik di lebih dari 30 negara di dunia
termasuk Pakistan. Ekosistem akuatik secara global berada di bawah ancaman
oleh polutan lingkungan dan karenanya solusi yang hemat biaya adalah dengan
menggunakan flagel yang bertahan secara alami dapat memainkan peran ganda

7
memurnikan sumber air dari bahan berbahaya / beracun serta bertindak sebagai
predator alami untuk air yang tercemar oleh patogen.
Studi saat ini ditargetkan pada analisis potensi bioremedias dari
Poteriospumella sp yang baru diisolasi serta peran predatornya melawan V.
cholerae. Parameter fisio kimia dari air limbah-limbah kota dan limbah industri
dievaluasi dari situs yang berbeda, dari dua kota metropolitan utama Pakistan
yaitu Rawalpindi dan Islamabad. Situs-situs yang dipilih termasuk Nullah Lai
(S1) yang merupakan badan air limbah utama yang mengalir di sepanjang kota
kembar Rawalpindi / Islamabad (sering kebanjiran selama musim hujan dan air
limpahan memasuki area perumahan terdekat) dan area limpahan air limbah
industri misalkan pabrik marmer, baja dan sup (S2) dan air limbah industry
(pabrik tepung) (S3). Sampel air dari ketiga lokasi, menunjukkan kadar klorida
yang tinggi (berkisar 35,12-39,42 mg / ml), TDS (mulai 677-934 mg / L), tekstur
(96-382 mg / L), kalsium (73-109), TN (mulai 0,3-9,7 mg / L), amonia (mulai
0,36–11,68 mg / L), BOD (mulai 16-24 mg / ml), kalium (mulai 7-34 mg / ml),
fosfat (mulai 1-6 mg / ml), kekeruhan (berkisar 8,7-49,2 ntu) dan alkalinitas (660-
990 mg / ml) dibandingkan dengan standar/kontrol. Hasil serupa telah dilaporkan
untuk parameter air limbah Nullah Lai sebelumnya yaitu, TDS 754,3 mg / L, total
tekstur 300 mg / L dan kalsium 74,31-139,2 ppm.. Ketiga sampel air limbah ini
kemudian diolah dengan Poteriospumella sp. dalam kombinasi dengan
konsorsium bakteri dan perubahan dalam parameter fisiokimia lalu dicatat. Hasil
menunjukkan bahwa pengolahan air limbah dengan Poteriospumella sp. secara
signifikan mengurangi nilai BOD di S1, S2, S3 oleh 15,79, 18.75, 16.7%. Seperti
yang dilaporkan sebelumnya dalam Paramecium caudatum dan Daphnia magna.
Dengan demikian, protozoa dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan
kualitas air seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Madoni dan Romeo pada
2006. Demikian pula faktor-faktor seperti TDS dan kekeruhan sampel air
meningkat secara signifikan. [S1 (32,6%); S2 (15,73%), S3 (25,85%)] dan [S1
(8,05%); S2 (84,55%), S3 (77,74%)], masing-masing setelah penambahan
Poteriospumella sp. hasilnya sebanding dengan penelitian sebelumnya dimana
penambahan protozoa mengurangi kekeruhan. Oksigen terlarut, salah satu

8
parameter paling signifikan dalam karakterisasi ekosistem laut. Juga
menunjukkan tren penurunan pada semua sampel air yaitu S1 (14,78%), S2
(37,88%), S3 (19,75%) menggunakan Poteriospumella sp. dan S1 (7,82%), S2
(34,85%), S3 (38,27%) masing-masing dalam hal flagellate-consortia.
Penghapusan TN secara signifikan oleh Poteriospumella sp. secara mandiri
yaitu 95% dicapai di S1-C, sedangkan di S3-C penghapusan 85,56% dicapai. Co-
culture juga menghilangkan TN, tetapi efisiensi penghilangannya lebih sedikit
yaitu S1 (11,67%); S2 (33,34%), S3 (53,61%). Amonia, nitrogen anorganik yang
terbentuk di limbah, secara signifikan berkurang dalam sampel S1-C sebesar
94,9%, S2-C 16,67% dan dalam sampel S3-C sebesar 85,5% sedangkan tidak ada
peningkatan signifikan yang diamati dalam kasus konsorsium. Hasil serupa
pernah dilaporkan sebelumnya di mana Nitrobacter europea mampu
menghilangkan amonia dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Perbandingan
efisiensi penghilangan flagel dengan adanya dan tidak adanya konsorsium bakteri
menunjukkan bahwa flagel sendiri memiliki efisiensi penghilangan yang lebih
baik daripada secara kolektif dengan bakteri. Tren ini dapat dikaitkan dengan
hubungan predator-mangsa antara flagellate dan bakteri yang dapat menyebabkan
penurunan populasi bakteri dan karenanya mengurangi efisiensi penghilangan.
Logam berat dalam air selalu menjadi ancaman bagi organisme hidup dan
menyebabkan efek serius pada kesehatan manusia. Di antara berbagai logam
berat, Hg dianggap sangat tinggi memiliki unsur beracun yang memiliki potensi
bioakumulasi yang signifikan. Bila menelan air yang terkontaminasi merkuri
anorganik Hgþ2 dapat menyebabkan insomnia, kelelahan, sakit kepala,
pneumonitis dan juga dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah. Di
Pakistan, air tawar dan air tanah, terkontaminasi dengan limbah industri, telah
dilaporkan mengandung 0,011-0,331 mg / L Hg, yang jauh lebih tinggi dari batas
keamanan WHO. Dua mekanisme utama telah diusulkan sebelumnya dimana
protozoa menolak / menghilangkan logam beracun yaitu dengan presipitasi
ekstraseluler dan bioakumulasi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini potensi
bioremediasi Poteriospumella sp. terhadap logam Hg diselidiki, dan hasil
membuktikan bahwa Poteriospumella sp. adalah kandidat yang menjanjikan

9
untuk bioremediasi dan detoksifikasi (efisiensi penghilangan 92%). Kemampuan
Poteriospumella sp. dievaluasi terhadap patogen diare yang ditularkan melalui air
yaitu V. cholerae. Temuan menunjukkan bahwa Poteriospumella sp. memiliki
kemampuan membunuh yang sangat baik terhadap kedua subclades dari V.
cholerae. V. cholerae subclade PSC-2 lebih rentan terhadap penggembalaan oleh
flagellate dibandingkan dengan PSC-1 yang mungkin disebabkan oleh kurangnya
kesesuaian ekologis PSC 2 untuk melawan pemangsaan. Dengan demikian,
Poteriospumella sp. dapat digunakan sebagai kandidat potensial untuk
meningkatkan kualitas air, bioremediasi Hg dan dekontaminasi air minum dari
patogen kolera.

10
BAB IV
ANALISIS ARTIKEL
A. Keunggulan

Poteriospumella sp dapat digunakan sebagai kandidat potensial untuk


meningkatkan kualitas air, bioremediasi Hg dan dekontaminasi air minum
dari patogen kolera.

B. Kelemahan

Setelah semua pemaparan mengenai kelebihan serta dampak baik


yang ditimbulkan untuk lingkungan, namun ada satu yang perlu diperhatikan,
“Apakah metode yang dilakukan dalam artikel jurnal ini dapat diaplikasikan
di Indonesia?”, mengingat bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang
perlu digalakkan perihal kesadaran metode penuntasan yang baik untuk
kebersihan lingkungan sekitar.
C. Penerapan

Penerapan penelitian di dalam jurnal yang penulis kaji, jika diterapkan


di Indonesia yaitu:
Bioremediasi tidak dapat diaplikasikan untuk semua jenis polutan,
misalnya untuk pencemaran dengan konsentrasi polutan yang sangat tinggi
sehingga toksik untuk mikroba atau untuk pencemar jenis logam berat misal
kadmium dan Pb. Dimasa yang akan datang, penerapan teknologi
bioremediasi di Indonesia akan berkembang tidak hanya terbatas pada
pemulihan lahan tercemar minyak bumi di industri migas, tetapi juga
pencemaran di industri otomotif, SPBU dan industri lainnya seperti pertanian.
Dengan demikian, polutan targetnya bukan hidrokarbon minyak bumi saja

11
tetapi juga senyawa inorganik lainnya seperti pestisida. Pendekatan molekular
misalnya identifikasi mikroba dengan 16sRNA atau 18sRNA untuk
mengetahui keberlimpaphan mikroba dalam proses bioremediasi dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja bioproses. Teknologi molekular ini
sudah tersedia dan dibandingkan dengan teknik identifikasi konvesional yang
saat ini umum digunakan di Indonesia memberikan waktu pemeriksaan lebih
cepat. Namun demikian, penggunaan teknik molekular ini masih mahal dan
belum perlu sebagai prioritas (Suhardi, 2014).

12
BAB V
KESIMPULAN

A. Simpulan

Poteriospumella sp. dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air secara


keseluruhan. Bahkan, Poteriospumella sp. berhasil mengendalikan pertumbuhan V.
cholerae karena kemampuan bacterivorous yang sangat baik. Secara keseluruhan,
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan Poteriospumella sp. beserta kemampuan
bacterivorous (agen biokontrol) dan potensi bioremediasi dapat digunakan sebagai
alternatif penghematan biaya untuk perbaikan kualitas air dan disinfeksi, sehingga
mengurangi efek berbahaya pada kesehatan manusia.
B. Saran

Untuk menambah pengetahuan selain dari makalah ini juga bisa dengan
penambahan materi dari sumber literatur yang terpercaya sangat dibutuhkan agar
kredibilitas dari materi tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azizullah, A., M. Jamil, P. Richter, and D. P. Hader. (2014). Fast bioassessment of


wastewater and surface water quality using freshwater flagellate Euglena gracilis—A
case study from Pakistan. J. Appl. Phycol. 26 (1):421–431. doi: 10.1007/s10811-013-
0100-x.
Azizullah, A., P. Richter, and D. P. Hader. (2011). Ecotoxicological evaluation of
wastewater samples from Gadoon Amazai Industrial Estate (GAIE), Swabi, Pakistan.
Int. J. Environ. Sci. 1 (5):959.
Balkema, A. J., H. A. Preisig, R. Otterpohl, and F. J. Lambert. (2002). Indicators for the
sustainability assessment of wastewater treatment systems. Urban Water 4 (2):153–
161. doi: 10.1016/S1462-0758(02)00014-6.
Dias, R., A. Wieloch, and M. D’Agosto. (2008). The influence of environmental
characteristics on the distribution of ciliates (Protozoa, Ciliophora) in an urban
stream of southeast Brazil. Braz. J. Biol. 68 (2):287–295. doi: 10.1590/ S1519-
69842008000200009.
Kamika, I., and M. Momba. (2011). Comparing the tolerance limits of selected bacterial and
protozoan species to nickel in wastewater systems. Sci. Total Environ. 410: 172–181.
doi: 10.1016/j.scitotenv.2011.09.060.
Madoni, P. (2011). Protozoa in wastewater treatment processes: A minireview. Ital. J. Zool.
78 (1):3–11. doi: 10. 1080/11250000903373797.
Madoni, P., dan M. G. Romeo. 2006. Acute toxicity of heavy metals towards freshwater
ciliated protists. Environ. Pollut. 141 (1):1–7. doi: 10.1016/j.envpol.2005.08.025.

14
Pauli, W., K. Jax, and S. Berger. (2001). Protozoa in wastewater treatment: Function and
importance biodegradation and persistence, 203–252. Berlin, Heidelberg: Springer.
Rehman, A., R. Farah, and A. R. Shakoori. (2007). Potential use of a ciliate, Vorticella
microstoma, surviving in lead containing industrial effluents, in waste water
treatment. Pak. J. Zool. 39 (4):259.
Rønn, R., A. E. McCaig, B. S. Griffiths, and J. I. Prosser. (2002. Impact of protozoan
grazing on bacterial community structure in soil microcosms. Appl. Environ.
Microbiol. 68 (12):6094–6105. doi: 10.1128/AEM.68.12. 6094-6105.2002.
Sherr, E. B., and B. F. Sherr. 2016. Aquatic microbial ecology and biogeochemistry: A dual.
Perspective,3 –12. Switzerland: Springer.
Suhardi, Renni. (2014). APAKAH BIOREMEDIASI?. [ONLINE]. Diakses di:
https://blogs.itb.ac.id/rennisuhardi/bioremediasi/apakah-bioremediasi/. (15 Oktober
2019).

15

Anda mungkin juga menyukai