Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SOSIOLOGI HUKUM

PENCEMARAN SUNGAI AKIBAT INDUSTERI

Dosen Pengampu :
DR. EFA RODIAH NUR,M.H.

Disusun oleh :

EKO SUPRIADI

1921020071

PRODI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas nikmat dan hidayahnya dapat menyelesaikan
makalah dengan mata kuliah “fiqih muamalah’ ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta
salam semoga tercurahkan kepada nabi muhammad yang telah membawa rsalah islam,
sehingga sampai kepada umatnya.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak : MUHAMMAD APRIZAL


ARSYITA,S.ST.PI.,M,H

selaku dosen pengampu mata kuliah hukum lingkungan yang memberi amanat kepada penulis
dengan judul makalah “jual beli lelang (sistem lelang). Karena di zaman sekarang,
pengetahuan dan rasa ingin tahu umat muslim sangatlah minim dengan pengetahuan seputar
jual belim maka penulis akan menjelaskan sekiranya agar pembaca dapat mengetahui.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih, semoga
makalh ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.

Bandarlampung, 8 november 2021

Penyusun

2
3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................

Daftar isi ..................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................

A. Latar Belakang ........................................


B. Rumusan Masalah .......................................
C. Tujuan Penulisan ......................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................

A. Pencemaran air sungai …………………………………………...


B. Bahan pencemaran air sungai …………………………………..
C. Indikator pencemran air sungai ………………………………...
D. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam ………………..
E. Penyebab terjadinya pencemaran sungai ……………………….
F. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh manusia…………….
G. Dapak pencemaran sungai ……………………………………...
H. Pencemaran yang tidak di sebabkan oleh sifat racun dan bahan –
bahan …
I. Pencegahan pencemaran sungai ………………………………..
J. Penanggulangan pencemaran air sungai ……………………….

BAB III PENUTUP .............................................

A. Kesimpulan ............................................
B. Daptar pustaka………………………………………………………..

4
BAB I

PENDAHULUAN

A.latar belakang

Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga perlakuan
air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya
social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai
sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu
dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Perlu upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat
mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi
baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan
hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan
pertanian dan lain sebagainya.

Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena air telah
tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga untuk
memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal.
Secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas
yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran
sungai ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan
sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun pertanian.

Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis air
bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan
keengganan mereka untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah
pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin parah.

Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di seluruh dunia.
Pencemaran air disebabkan oleh jumlah manusia dan kegiatan manusia yang beragam.
Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat
(point sources), seperti: limbah industri, limbah usaha peternakan, perhotelan, rumah sakit dan
limbah tersebar. Sedangkan non point sources, seperti: limbah pertanian, perkebunan dan

5
domestik. Dalam perusahaan/industri yang besar masalah penanggulangan air limbah dapat
diatasi karna memiliki modal yang lebih, namun akan berbeda dengan industri yang skalanya
masih kecil atau menengah mereka belum mampu untuk mengatasi masalah air limbah
(Asmadi dan Suharno, 2012).Menurut Zulkifli (2014),apabila air limbah yang mengandung
bahan pencemar langsung dialirkan kedanau, badan air, sungai dan telaga tanpa diolah terlebih
dahulu maka air limbah dapat menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh
manusia, gangguan terhadap kesehatan, dan mengakibatkan kematian kehidupan air yang ada
didalamnya. Maka dari itu perlu adanya pengolahan limbah terlebih dahulu agar tidak terjadi
pencemaran.

1 .Industribatik termasuk dalam kelompok industritekstil di Indonesia yang selain untuk


memenuhi kebutuhan dalam negeri juga merupakan komoditi ekspor penghasil devisa
negara. Meskipun dari segi ekonomi memberikan pendapatan yang besar bagi Negara,
namun industri batik memiliki dampak yang besar pula pada limbah hasil produksinya yang
dapatmengakibatkan pencemaran bagi lingkungan. Harini, dkk(2001),menyatakan bahwa
limbah cair industribatik memiliki sifat dan komposisi yang kompleks, tergantung jenis serat
yang diolah, macam proses serta bahan kimia yang digunakan. Secara umum limbah cair
industribatik mempunyai karakteristik berwarna, pH tinggi, kadar BOD, COD, suhu, padatan
terlarut dan tersuspensi tinggi. Pada umumnya air limbah ini dibuang langsung kesungai,
sehingga potensial menimbulkan pencemaran.Hasil survei yang dilakukandi daerah
Klatentepatnya di Desa Nggemblegan Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten terdapat
industri batik yang mana posisi industri berada di tengah-tengah pemukiman. Industri batik
tersebut belum memilikipengolahanlimbah, dimana outletpembuangan limbah cair langsung
menuju selokan air warga sekitar. Pada uji pendahuluan sampel limbah cair industri tersebut,
yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakaratadidapat hasil kadar TSS melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia no.5 tahun 2014tentang baku mutu air
limbah industritekstil. Pada sampel uji pertama kadar TSS sebesar 1660
3mg/l, sedangkan nilai ambang batas pada baku mutu tersebut kadar TSS tidak boleh melebihi
50 mg/l.Salah satu cara untuk menurunkan kadar TSS yaitu dengan teknologi pengolahan air
limbah secara kimia. Asmadi dan Suharno (2011),menyatakan pengolahan air limbah secara
kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam berat,senyawa fosfor, dan zat organikberacun dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan (koagulasi-flokulasi). Bahan kimia yang
sering digunakan adalah almunium sulphate, ferrous sulphate, lime, ferric chloride, ferric
sulphate, tetapi penggunaan koagulan dengan bahan kimia relatif cukup mahal dan tidak
semua daerah menjual bahan kimia tersebut.Biji asam jawa (Tamarindus indica) dalam
Bahasa Jawa biasa disebut dengan klungsu yang selama ini belum dimanfaatkan secara
optimal, dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah yang ramah lingkungan serta mudah
untuk mendapatkannya dipasaran. Daripenelitian yang dilakukan Robin, dkk (2014) dalam
menurunkan kadar TSS dengan menggunakan serbuk biji asam jawa pada sampel air limbah
cair tahu menunjukkan hasil penurunan TSS, yang semula kadar TSS sebesar 1232 mg/l
setelah perlakuan menjadi 151 mg/l. Begitu pula hasil penelitian Irnia, dkk (2007) pada
sampel limbah cair tahu menunjukkan konsentrasibiji asam jawa berpengaruh terhadap
penurunan TSS.

6
2. Berdasarkan permasalahan tentang limbah cair batik dan penelitian yang sudah pernah
dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keefektifan koagulan
biji asam jawa untuk menurunkan kadar TSS pada limbah cair batikdi Desa Gemblegan
Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten

B .Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud pencemaran sungai

Apa saja yang menjadi indikator pencemaran sungai

Apa saja yang menjadi sumber pencemaran sungai

Apa dampak dari pencemaran sungai

Bagaimana mencegah pencemaran sungai

Bagaimana menanggulangi pencemaran sungai

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas mengenai
pencemaran sungai. Secara khusus akan dibahas sumber, dampak dan pencegahan serta
penanggualangan pencemaran sungai yang tentu saja tidak lepas dari pengertian dan
perspektif hukum dari pencemaran sungai serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan
dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran sungai beserta cara
penanggulangan, timbul kesadaran dari kita semua akan betapa pentingnya sungai bagi
kehidupan yang pada akhirnya pencemaran sungai dapat dikurangi sehingga didapat sumber
air yang aman dan sesuai baku mutu.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Sungai
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir dari hulu
(pegunungan) ke hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat
bagi biota air. Banyaknya pabrik dan industri rumah tangga tentunya menimbulkan
dampak positif dan negatif di kalangan masyarakat sekitar. Dampak positif dari
banyaknya industri ini, tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia, yang selama ini juga menjadi
masalah besar bagi Indonesia. Akan tetapi dampak negatif ini yang menjadi fokus
utama karena merugikan masyarakat dan lingkungan yaitu akan terjadi pencemaran,
baik pencemaran air, tanah dan udara. Saat ini air sungai menjadi masalah yang perlu
mendapatkan perhatian serius, karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia terutama industri.

Sebagian besar penduduk tinggal di pinggiran sungai, orang-orang ini selalu


membutuhkan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Akibat dari sungai yang
tercemar ini, tidak sedikit penduduk yang mengalami sakit yang cukup
memprihatinkan bahkan sampai meninggal. Limbah industri yang seharusnya diolah
untuk tidak mencemari lingkungan, tetapi dibuang ke sungai begitu saja tanpa
perlakuan lebih lanjut. Sungguh miris rasanya melihat hal ini yang sebenarnya
disebabkan oleh manusia itu sendiri.

Seiring dengan berjalan waktu, berita-berita mengenai pencemaran sungai semakin


banyak dan semakin menjadi pusat perhatian. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh
Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat
pencemaran limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian. Sungai yang
tercemar di Pulau Jawa contohnya yaitu Sungai Citarum, Sungai Cimahi, dan Sungai
Cibeureum. Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan
terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya
pengawasan pemerintah untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan
masalah pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin

8
parah. Diharapkan semua masyarakat dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah
ini dan dapat menjadikan sungai menjadi lebih bersih seperti dulu.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun
fenomena alam seperti gunung berapi, badai, dan gempa bumi juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dapat disalahkan sebagai
penyebab pencemaran air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Air yang tercemar secara fisik dapat dilihat adanya perubahan dari
warna asli, walaupun dapat juga tidak tampak perubahan yang nyata.

Industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat


produksi maupun limbah yang dihasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di
dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat
mencemari ekosistem air, pembuangan limbah industri ke sungai – sungai dapat
menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi serta fisik air. Polutan yang
dihasilkan oleh pabrik dapat berupa :

Logam berat : timbal, tembaga, seng dan lain-lain.


Panas air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan
mematikan biota air.
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari
jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan
air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Limbah industri yang tidak diolah terlebih
dahulu sangat mencemari air sungai. Jenis limbah ini bergantung pada jenis
industrinya, misalnya zat warna dari pabrik tekstil, sampah organik dari pabrik
pulp/kertas, dan merkuri dari industri tertentu. Pembuangan limbah cair ke perairan
berpotensi mencemari lingkungan. Akibatnya senyawa raksa, merkuri yang terlarut
dalam air masuk melalui rantai makanan dari mikroorganisme ke ikan kemudian ke
manusia yang mengkonsumsinya. Ini merupakan salah satu penyebab kematian.

Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari semua masyarakat untuk mencegah hal ini
terjadi. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran
air antara lain:

Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
Tidak membuang sampah ke sungai.
Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

9
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan
air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.
Dengan cara ini akan berhasil jika semua pihak dapat ikut serta untuk tidak mencemari
sungai kita bersama.

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua bergantung pada air. Untuk
itu diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini,
persoalan penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari
segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.

Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau
kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak
dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya
karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu sungai yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai
pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara
utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air sungai, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan
pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi
lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No.
23/1997.

Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,


yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan
lingkungan air yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air sungai
dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga
air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya

B. Bahan Pencemar Air Sungai

Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:

a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri
gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran
hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah
tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat

10
dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan
organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah
yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau
busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.

C, H, S, N, + O2 ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2 Senyawa organik

b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang


mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit
saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar
ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.

c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti


merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam
anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh
biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal,
hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
tersebut.

d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat
sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.

e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa


fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi
permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan
organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini
disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan
akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.

f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak
sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari
percobaan-percobaan nuklir lainnya.

g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada
tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi
yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah.

h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit
tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan
pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik
(organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan

11
terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini
memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.

Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:

1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh


mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam
anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif
5. Bahan pencemar berupa panas

C. Indikator Pencemaran Air Sungai

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :

a. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkatkejernihan


air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahanwarna, bau dan rasa,

b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zatkimia


yang terlarut dan perubahan pH,

c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air


berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air sungai terbagi dua jenis,
yaitu parameter kimia dan parameter fisika. Parameter kimia antara lain derajat keasaman
(pH), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved
Oxygen (DO), lemak dan minyak, serta Nitrogen amoniak (NH3 – N), Sedangkan parameter
fisika antara lain suhu, Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS).

 . Parameter Kimia

a) Derajar Keasaman (pH), Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam
dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia,
maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman diduga sangat
berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran dan kelarutan beberapa gas, serta
menentukan bentuk zat didalam air. Nilai pH air digunakan untuk mengekpresikan kondisi
keasaman (kosentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai
pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi
netral. Air limbah dan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan
mengganggu kehidupan biota akuatik.

12
b) Biologycal Oxygen Demand (BOD), Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah
banyaknya oksigen yangdibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan
organiknya yangmudah terurai. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal
darilimbah pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini merupakansalah satu
parameter yang di lakukan dalam pemantauan parameter air, khusunyapencemaran bahan
organik yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan jumlahoksigen yang dikosumsi oleh
respirasi mikro aerob yang terdapat dalam botolBOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20
0
C selama lima hari, dalam keadaantanpa cahaya. Kadar maksimum BOD5 yang
diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik
adalah 3,0-6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan
kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150 mg/L.

c) Chemical Oxygen Demand (COD),Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD


menggambarkan jumlah totaloksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik
secara kimiawi, baikyang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi
secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam
ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi
tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang
tidak tercemar biasanya kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar
dapat lebih dari 200 mg/liter pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.

d) Dissolved Oxygen (DO), oksigen terlarut atau DO adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat dihasilkan
dari atmosfir atau dari hasil fotosintesis. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada
temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperatur dan tekanan, maka
kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25 oC dan tekanan 1 atm adalah 8,32 mg/L
(Warlina, 1985).

e) Lemak dan Minyak, Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam
kelompokpadatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut
Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak mudah
teruraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang
menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air
berkurang serta lapisan minyak menghambat pegambilan oksigen dari udara sehingga
oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.

f) Nitrogen Amoniak(NH3-N), Merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas


air, baik airminum maupun air sungai. Amoniak berupa gas yang berbau tidak enak
sehingga20 kadarnya harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai
kadarnya 0.5 mg/l.

 .Parameter Fisika

a) Suhu, Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi olehmusim, lintang
(latitute),ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutupan

13
awan, dan aliran serta kedalaman badan air, adalahsalah satu faktor yang sangat penting
bagi kehidupan organisme, karena suhumempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun
pengembangbiakan dariorganisme-organisme tersebut.

b) Total Suspended Solid (TSS),Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi adalah
padatan yangmenyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap.
Padatantersuspensi terdiri dan partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih
kecildari pada sedimen, seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan
lainnya.Partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air umumnyaterdiri
dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan,kotoran manusia
dan limbah industri.

c) Total Dissolved Solid (TDS),Total Dissolved Solid atau padatan terlarut adalah padatan-
padatan yangmempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan
terlarutpada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan
dapatmeningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi21cahaya
matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap prosesfotosintesis diperairan.

D. Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai

Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran sungai yang
disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia.
Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran
hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai
yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain
limbah industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah
pertambangan.

E. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam

a) Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan mengakibatkan sedikitnya spesies
yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama
mati akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 %
dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai
makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak
semua sungai yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan
jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

b) Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan


perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya
ekosistem makhkluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap
menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan
membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk
melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2 yang berlebih.

14
c) Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau danau
tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari gunung mengendap di
sungai. Jika materi yang mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-
ikan mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi yang bervolume
kecil menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.

d) Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami
pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai
bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki
penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah yang ada
di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi
sedikit keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu
sungai sana.

F. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia

a) Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya


pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu
bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “limbah B3 adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.”. Karakteristik limbah B3 adalah
korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan
menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang
mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan
logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam
kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan
tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata,
mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.

Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga
sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari
industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di
Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang
bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui
rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian
dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-
anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan disease/ mucocutaneous
lymph node syndrome.

b) Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah


organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat
diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan
daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain,

15
kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk
proses pembusukannya.

Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.
Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini
hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar
diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan
deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau.
Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan
eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup
sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses
fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan
persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

c) Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat
tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti
ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini
menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan
aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air
dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan
hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida yang
terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

G. Dampak Pencemaran Sungai

16
Pada saat ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal ini
disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya
rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.

Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan
kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas
dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau
ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa
ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada
akhirnya menyebabkan kematian karang.

Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan binatang-
binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis
dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air
buangan.

H. Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar
adalah :

1. Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang
masuk yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke
ekosistem perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau
tanaman air, sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti
ikan dan kerang-kerangan.
2. Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah
kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang
lebih cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu
berpindah (migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif
cepat pada jarak yang pendek.
3. Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diendapkan di
pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota
perairan.
4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air
terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
5. Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang
menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.

Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih
terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan.
Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran
bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan
merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat.

Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar
oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya
mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati.

17
Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan
tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup
yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita (Ardhana,
1994).

I. Pencegahan Pencemaran Sungai

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran sungai :

1. Penggunaan detergen secukupnya,

2. Tidak mebuang sampah ke sungai

3. Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya,

4. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL),

5. Reboisasi

6. Pengomposan sampah organik,

7. Pendaurulangan sampah anorganik.

J. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan


Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun
non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian
pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan
upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala
menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran
dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan
secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha
untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan
yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri
dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap
perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah
alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air
dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air

18
dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut. Kitapun
perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah
menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita,
seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita
harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng,
minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan
kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk
bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam
atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.

Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai
contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber
bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi
alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan
tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan ? Teknologi dapat kita gunakan untuk
mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah,
yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang
tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila
kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus
dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif)
yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat
pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif
dan bijaksana.

Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan
kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman,
bersih dan sehat.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pencemaran air adalah masuknya suatu zat, energi maupun komponen lainnya baik berupa
makhluk hidup maupun benda mati ke dalam air yang menyebabkan penurunan kualitas air
sehingga air tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Umumnya, air yang tercemar
memiliki beberapa ciri yaitu seperti perubahan warna, rasa, bau, dan menjadi keruh. Sungai
merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup makhluk
hidup sehari – hari. Manfaat sungai sangat vital untuk semua makhluk hidup. Usaha
pelestarian sungai dapat dimulai dari hal yang terkecil seperti tidak membuang sampah
sembarangan hingga ke yang terbesar yaitu tidak membuang limbah langsung ke sungai. Jika
kualitas sungai baik, kesehatan makhluk hidup juga menjadi baik, karena sungai juga
merupakan salah satu sumber mata air.

20
Daftar Pustak

http://hayattulloh17.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pencemaran-air-sungai-das_7.html
http://inimakalahku.blogspot.co.id/2014/11/pencemaran-pir-oleh-limbah-industri.html
http://csrindonesia.com/mengendus-limbah-sungai-citarum-upaya-menuju-nol-pembuangan-
bahan-kimia-berbahaya/
http://bandung.bisnis.com/read/20170222/82444/567749/soal-sungai-tercemar-pemkot-
cimahi-butuh-masukan
http://m.rmoljabar.com/news.php?id=10240

21

Anda mungkin juga menyukai