Anda di halaman 1dari 8

SENYAWA ESTER

Nama-Nama Kelompok 2

Ryan Fill Cristopher Tobias Tianga 218700003

Azzahra Pratama Putri Nasution 218700018

Sisca Karnina Siburian 218700011

Maidarastati Putri Nis Bate e 218700001

Prodi Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Medan Area

Medan

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ester adalah salah satu dari kelas senyawa organik yang sangat berguna yang sering
dijumpai di alam . Ester merupakan salah satu senyawa organik yang terbentuk melalui
pergantian satu . atau lebih atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik
( biasa dilambangkan dengan ' R ) . Contoh CH3COOCH3 dengan nama metil asetat . Digunakan
untuk polimer sintetik dan dapat diubah menjadi aneka ragam senyawa lainnya . Dalam
kehidupan sehari - hari kita sering mengkonsumsi berbagai macam minuman rasa buah yang
mungkin kebanyakan tidak benar - benar berasal dari buah asli tetapi hanya dicampuri essens
( aroma buah ) . Essens terbuat dari senyawa ester yang aromanya bermacam - macam
tergantung ester penyusunnya .

B. Pengertian Ester

Senyawa ester  adalah senyawa organic yang bereaksi dengan air untuk menghasilkan
alkohol dan asam organik atau anorganik. Senyawa ester ditemukan oleh seorang ahli kimia asal
Jerman bernama Leopold Gmelin.

Dilansir dari Thought Co, Gmelin menamakan ester dari kata bahasa Jerman yaitu
“essigather” yang memiliki arti “eter asetat”.

Ester yang yang terbentuk antara alkohol dan asam karboksilat adalah senyawa ester yang
paling umum. Reaksi esterifikasinya adalah sebagai berikut:

R’ – OH   +    R – COOH  →   R – COO – R’     +    H2O

(alkohol)        (asam karboksilat)           (ester)                    (air)


BAB II

Sifat-Sifat Ester

a) Sifat Fisis
(1) Ester memiliki titik didih dan titik beku yang lebih rendah dari titik
didih dan titik beku asam karboksilat asalnya.
(2) Ester suku rendah berupa zat cair yang berbau harum (beraroma
buah-buahan).
b) Sifat Kimia
(1) Ester bersifat netral dan tidak bereaksi dengan logam natrium
maupun PCl3.
(2) Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi asam karboksilat dan
alkohol.

(3) Hidrolisis ester suku tinggi dengan NaOH atau KOH menghasilkan
sabun dan gliserol (reaksi penyabunan).
Contoh:

(4) Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol.


Contoh:

(5) Reduksi terhadap ester tak jenuh suku tinggi (minyak atau lemak cair)
yang menghasilkan mentega.
Ester atau Alkil Alkanoat
Sifat – Sifat Alkil Alkanoat
Senyawa – senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2) Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air
3) Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.
4) Ester merupakan senyawa karbon yang netral
5) Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis

Contoh :
R–COOR1 + H2O -----------> R–COOH + R1–OH
Ester As. Alkanoat Alkohol

6) Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah
senyawa alkohol.

Contoh :
R–C OOR1 + 2 H2 → R–CH2–OH + R1–OH
Ester Alkohol Alkohol

7) Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun)
dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan.

Tata Nama Trivial


Tata nama secara tirivial pada ester memiliki aturan penamaan dengan pola nama
alkil diikuti nama ester. Berikut contoh penamaan ester secara trivial:
1. CH3 – COO – CH3, pada senyawa tersebut terdapat dua buah metil yang
menempel pada gugus ester – COO – sehingga nama senyawanya
adalah dimetil ester.

2. CH3 – COO – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut terdapat metil dan etil yang
menempel pada gugus ester – COO – sehingga nama senyawanya etil metil
ester.
3. CH3 – CH2 – CH2 – COO – CH3 pada senyawa tersebut terdapat propil dan
metil yang menempel pada gugus fungsi ester – COO – sehingga nama
senyawanya metil propil ester.

Tata Nama IUPAC


Untuk memberi nama senyawa ester secara IUPAC mengikuti pola alkil
alkanoat dengan aturan penentuan nama sebagai berikut:
1. Menentukan rantai atom C yang terikat langsung dengan gugus fungsi ester –
COO – dan diberi nama dengan nama alkanoat.

2. Menentukan rantai atom C yang bertindak sebagai alkil.

Agar lebih paham, mari kita simak contoh penamaan ester berikut berdasarkan aturan
IUPAC.
1. CH3 – COO – CH3, pada senyawa tersebut rantai atom C yang terikat dengan
gugus fungsi – COO – berjumlah 2 buah sehingga namanya Sementara alkil
yang terdapat pada senyawa tersebut adalah – CH 3 yang
berarti metil. Berdasarkan hal tersebut, maka nama senyawa tersebut
adalah metil etanoat.

2. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – COO – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut rantai
atom C yang terikat langsung dengan gugus ester – COO – berjumlah 5 buah
atom sehingga namanya Sementara itu alkil yang terikat adalah – CH 2 –
CH3 yang berarti etil. Berdasarkan hal tersebut, maka nama senyawanya
adalah etil pentanoat.

3. Untuk lebih memahami penamaan senyawa ester secara IUPAC, perhatikan


rumus struktur senyawa berikut:
Pada senyawa tersebut terdapat 4 atom C yang terikat langsung dengan gugus fungsi –
COO – (ditandai warna orange) dan 4 atom C yang bertindak sebagai alkil (ditandai
dengan warna biru).

ISOMER PADA ESTER


Isomer Senyawa Ester
Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama namun
mempunyai struktur yang berbeda. Senyawa ester yang mengandung atom karbon
C lebih dari dua dapat mempunyai isomer. Karena untuk satu rumus molekul
ester memiliki 2 alkil di antara gugus karbonil dapat berbeda.

Isomer Ester
Senyawa ester (R - COO - R') berisomer secara fungsional dengan asam
karboksilat (R - COOH) karena memiliki rumus molekul yang sama
yaitu CnH2nO2. Sehingga, senyawa ester yang memiliki rumus molekul  akan
berisomer dengan senyawa asam karboksilat yang memiliki jumlah atom C, H, dan
O yang sama dengan senyawa ester tersebut.
Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat.
Contoh isomer struktur dan isomer fungsional ester untuk rumus
molekul C4H8O2 adalah sebagai berikut.

Isomer struktur :

Isomer fungsional :
Keenam rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H8O2, tetapi
berbeda baik dari aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam
karboksilat berisomer fungsional satu dengan lainnya.

Isomer struktur adalah senyawa dengan rumus molekul yang sama, namun memiliki struktur
yang berbeda. Pada alkil alkanoat dengan jumlah atom C = 4, struktur yang mungkin dibentuk
adalah:

Anda mungkin juga menyukai