NAMA
KELAS
: XI-IPA 1
PELAJARAN
: KIMIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang ETER. Makalah ini diajukan guna memenuhi Remedial Kimia
UH-3 Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta , 23 November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eter adalah salah satu zat yang digunakan sebagai anestesi( obat bius).
Eter ditemukanoleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun
1275. Lulliusmenamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis oleh Valerius Cordus,
ilmuwan dariJerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius
mengubahnama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan eter ?.
2. Bagaimana tata nama eter?
3. Bagaimana sifat kimia dan sifat fisik eter ?
4. Apa saja kegunaan dan dampak eter dalam kehidupan ?
5. Bagaimana reaksi-reaksi pembuatan eter ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tata nama eter.
2. Untuk memahami sifat-sifat eter.
3. Untuk mengetahui kegunaan eter.
4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi eter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eter
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat
2substituen (alkil/aril). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius. Molekuleter
tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter sedikit polar(lebih
polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan dapat membentuk polieter. Eter
atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkanadiganti oleh
gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R H R OR'
alkana eter
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110 dan jarak C-O sekitar 140 pm.
Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada
senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi
alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau
demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.
Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis berikut yang mempunyai stuktur
serupa - R-O-R.
1. Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian daripada
sistem aromatik.
2. Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen terikat
dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
Ester R-C(=O)-O-R
Asetal R-CH(-O-R)-O-R
Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R
2. Penamaan Alkoksialkana
(IUPAC) penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh na
marantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai
induk.a)
Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil dianggap sebagai alkoksi,
danyang terbesar dianggap alkana.Contoh :
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjadsedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-,
dan neo-)diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
Nama Trivial
CH3 - O CH3
CH3 - O CH2 CH3
CH3 CH2 O CH2 CH3
Dimetil Eter
Etil Metil Eter
Dietil Eter
Isopentil Etil Eter
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
Metoksi Metana
Metoksi Etana
Etoksi Etana
2- Etoksi Pentana
Fenoksi Propana
Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentukcampuran yang eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat kimia
Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.
Contoh :
Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
Contoh :
Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom
H.
Contoh :
Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksidaAlkil halida bereaksi dengan perak(I)
oksida menghasilkan eter. Hasil sampingdiperoleh garam perak halida.
Contoh :
Dehidrasi alkohol primerEter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol primer dengan asam
sulfat dan katalisalumina.
Contoh :
Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Contoh:
Isomer StrukturIsomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun rumusstrukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan
metil propileter dan metil isopropil eter.
Isomer FungsionalAlkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan
tetapi, keduanyamemiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang
memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut
memiliki keisomeranfungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai
alkanadiganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.R H R OR'
Sifat senyawanya berwujud cair kecuali dimetil eter berwujud gas, titik didih dan
titiklelehnya lebih kecil dibandingkan alkohol, bersifat non polar, sehingga
kelarutannyadalam air sangat kecil. Dan sifat kimianya yaitu mudah terbakar,eter kurang
reaktifdibandingkan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium.
Tata nama pada eter berdasarkan cara Trivial dan IUPAC, serta eter memiliki dua
keisomeran yaitu isomer struktur dan isomer fungsional