PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana proses terjadinya reaksi epoksida ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tata cara pemberian nama pada senyawa eter
2. Mengenali sifat fisis dari senyawa eter
3. Mengetahui cara pembuatan dan pemutusan eter
4. Mengetahui pengertian dari eter siklik
5. Mengetahui proses terjadinya reaksi epoksida
BAB II
PEMBAHASAN
2
ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus
penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Contoh :
Contoh :
3
3. Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya
harus berdasarkan urutan abjad huruf pertama nomor substituen.
Contoh :
4. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara
lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
Sistem Trivial
Contoh :
4
2. Tambahkan akhiran eter setelah nama-nama subtituen.
Contoh :
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang
khas
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod
1. Pembuatan Eter
Dehidrasi alkohol
Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 C). Reaksi ini
dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untuk
menghasilkan eter simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan
5
eter tak simetris. Dietil eter dan eter siklik dihasilkan dari etanol menggunakan
metode ini.
Kondensasi Ullmann
6
1. Pemutusan Eter
Mekanisme pemutusan
1. Eter diprotonasi
Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga
termasuk golongan epoksida, dan merupakan hasil oksidasi dari alkena.Contoh
yang paling sederhana adalah etilen oksida atau lebih dikenal dengan nama
oksirana.
7
Oleh karena itu, nama senyawa epoksida sering diturunkan dari nama
alkenanya sebelum dioksidasi menjadi eter, dan diberi akhiran oksida atau
dengan nama kedua alkil yang terikat pada oksirana dan diberi akhiran oksirana.
Epoksida adalah senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga
anggota. Epoksida merupakan gugus yang sangat reaktif, terutama dalam larutan
asam karena akan menaikkan kecepatan pembukaan cincin oksida dengan cara
protonasi kepada atom oksigen dan berinteraksi dengan berbagai macam reagen
nukleofilik (Gunstone, 1996). Struktur dasar dari sebuah epoksida berisi sebuah
atom oksigen yang diikat pada dua atom karbon berdekatan yang berasal dari
hidrokarbon. Tegangan dari cincin dengan tiga anggota ini membuat senyawa
epoksida menjadi lebih reaktif daripada eter asiklik.
Struktur epoksida
8
Dalam kondisi asam, posisi serangan nukleofil dipengaruhi baik oleh efek
sterik (seperti yang biasanya terlihat untuk S N 2 reaksi) dan oleh
karbokation stabilitas (seperti yang biasanya terlihat untuk S N 1 reaksi).
Dalam kondisi dasar, nukleofil menyerang karbon diganti setidaknya,
sesuai dengan 2 proses penambahan standar S reaksi N nukleofilik.
Hidrolisis dari epoksida dalam adanya katalis asam menghasilkan glikol .
The hidrolisis Proses epoksida dapat dianggap sebagai penambahan
nukleofilik air untuk epoksida bawah asam kondisi.
Pengurangan dari epoksida dengan hidrida aluminium lithium dan air
menghasilkan alkohol . Ini proses reduksi dapat dianggap sebagai
penambahan nukleofilik hidrida (H-) untuk epoksida di bawah kondisi
dasar.
Pengurangan dengan tungsten hexachloride dan n-butyllithium
menghasilkan alkena . Reaksi ini berlaku adalah de-epoksidasi
9
2.6. Manfaat Eter Bagi Kehidupan
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau
obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan
3. Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non
polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan
muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah
jarang dipakai di negara-negara maju.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
5. Epoksida adalah senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga
anggota. Epoksida merupakan gugus yang sangat reaktif, terutama dalam
larutan asam
2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/219773829/MAKALAH-KIMIA-ORGANIK diakses
pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 19.37 WIB
12