Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan selalu berkaitan dengan apapun demikian juga berkaitan dengan
kimia, kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang memiliputi struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Kehidupan
selalu berkaitan dengan kimia contohnya saja deterjen, alkohol, kopi, susu, air dan
sebagainya yang didalamnya mengandung unsur-unsur kimia.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C,
H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan
rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa
air.
Dari pembahasan diatas penyusun ingin membahas tentang pembuatan Eter, jenis-
jenis/macam-macam Eter,tata nama Eter, sifat-sifat Eter, keisomeran pada
Eter, dan manfaat dari Eter beserta dampaknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan eter ?
2. Bagaimana cara pembuatan eter ?
3. sebutkan jenis-jenis atau macam-macam eter !
4. bagaimana tata nama eter ?
5. sebutkan sifat-sifat eter !
6. bagaimana keisomeran pada eter ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui Pengertian Eter


2. Mengetahui Pembuatan Eter.
3. Mengetahui Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.
4. Mengetahui Tata Nama Eter
5. Mengetahui Sifat-Sifat Eter
6. Mengetahui Keisomeran Pada Eter
7. Mengetahui Manfaat Eter Beserta Dampaknya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eter


Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-
unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus
alkil.
R–H R – OR'
alkana eter

Rumus umum struktur : R – O -R'


Rumus umum molekul : CnH2n+2

ü Struktur dan ikatan


Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O
sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan
valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada
pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen
senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan
dengan alfa hidrogen keton.

ü Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis berikut yang
mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
· Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian daripada
sistem aromatik.
· Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen terikat
dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
· Ester R-C(=O)-O-R
· Asetal R-CH(-O-R)-O-R
· Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
· Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R

2.2 Pembuatan Eter


Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga
reaksi dehidrasi sempurna.
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain
dilewatkan di atas suatu alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi
dehidrasi pada alkohol tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang lazim digunakan sebagai penarik air adalah
H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan
etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara pembuatan
eter seperti ini dinamakan "proses eterifikasi kontinyu". Secara teoritik, dapat
diduga bahwa dengan sekali penambahan asam sulfat dapat digunakan untuk
membuat eter dengan jumlah alkohol yang tidak terbatas. Dalam kenyataannya,
setelah jangka waktu tertentu, asam sulfatnya harus diperbarui karena ada
sebagian yang tereduksi menjadi asam sulfit.
Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah
karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat
terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah
120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145°
C, memberikan hasil etilena.
Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam sulfat ini
hanya memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah dengan rantai
linier. Bila diterapkan untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata
lebih banyak menghasilkan etena.
Pembuatan eter dari alkohol
CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O
ü Menurut Sintesis Eter Williamson
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan
suatu alkoksida. Alkoksida dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer
dengan suatu basa seperti NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 → NaBr + C2H5-O-C2H5
ü Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida
Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan menghasilkan eter dan
garam perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O → C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
Eter mempunyai struktur rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar
104,5º dan jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi
untuk ikatan C-O sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter, alkohol dan air
sangatlah mirip. Pada teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen alfa eter
bersifat lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi jauh kurang asam
dibandingkan dengan hidrogen alfa golongan karbonil (seperti aldehida dan
keton).

ü Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya
adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.

ü Adisi elektrofilik alkohol ke alkena


Alkohol dapat melakukan reaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi secara
elektrofilik.
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri
trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.

ü Pembuatan epoksida
Epoksida biasanya dibuat melalui oksidasi alkena. Eposida yang paling penting
dalam industri adalah etilena oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi etilena
dengan oksigen. Epoksida lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:
· Melalui oksidasi alkena dengan peroksiasam seperti Asam meta-
kloroperoksibenzoat (m-CPBA).
· Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin
2.3 Reaksi pada eter
Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia
lebih reaktif daripada alkana. Beberapa contoh reaksi penting eter adalah sebagai
berikut.[

1. Pembelahan eter
Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-asam
mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam klorida hanya membelah eter
dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan metil halida:
ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH
Reaksi ini berjalan via zat antara onium, yaitu [RO(H)CH3]+Br-.
Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron
tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan
menghasilkan alkil bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat
dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.

2. Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter, dapat
membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini memerlukan
oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis logam,
dan aldehida. Peroksida yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena ini,
diisopropil eter dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai pelarut.

3. Sebagai basa Lewis


Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa Bronsted. Asam kuat
dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium". Contohnya, dietil eter
dapat membentuk kompleks dengan boron trifluorida, yaitu dietil eterat
(BF3.OEt2). Eter juga berkooridasi dengan Mg(II) dalam reagen Grignard. Polieter
(misalnya eter mahkoya) dapat mengikat logam dengan sangat kuat.

2.4 Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.

Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter
asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan
eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran
atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula
eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan
Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti
keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda.
Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan
CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan
sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak
terlalu reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus.
Reaksi terhadap eter adalah:
Ø Reaksi Oksidasi Eter
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil
seperti pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari
etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO
Ø Reaksi Eter dengan Asam
· Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I
· Dengan H2SO4 Dingin
Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam
asam sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat.
Contoh: C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4

Ø Reaksi Hidrolisis Eter


Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4)
terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH
Ø Reaksi Eter dengan Halogen
Halogen(klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C
alfa (atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
2.5 Tata Nama Eter

Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter
(Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus
alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus
alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad),
kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di. Tata nama
trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan nama-nama
gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan kata eter.
Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil metil eter, sedangkan
CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)
Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh
nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada
rantai induk. Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana,
dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana. Contohnya
adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-metoksipentana yang rumus
strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:

Bila senyawa yang menurunkannya adalah alkena, maka nama yang diberikan
adalah alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang mempunyai
rumus CH3OCH=CHCH3.
Eter yang memngandung gugus aril dinamakan Alkoksiarena. Sebagai contoh
adalah Metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai berikut:
Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Nama IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial
(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Dietil eter Etoksi etena

· Contoh Rantai siklik eter


Tetrahidrofuran
(Oksasiklopentana)
Rumus molekul : C4H8O
Nama lain : THF, Tetrahidrofuran, 1,4-epoksibutana,bitilena oksida,
siklotetrametilena oksida, dietilena oksida, , oksolana, furanidina, hidrofuran,
tetra-metilena oksida.
2.6 Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa
alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul
eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar,
sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah
terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam
hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan
alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan
untuk membedakan alkohol dengan eter.
A. Sifat-sifat fisika
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.

Beberapa alkil eter

Titik Titidk Momen


Kelarutan dalam
Eter Struktur lebur didih dipol
1 L H2 O
(°C) (°C) (D)

CH3-O-
Dimetil eter -138,5 -23,0 70 g 1,30
CH3

CH3CH2-
Dietil eter O- -116,3 34,4 69 g 1,14
CH2CH3

Larut pada semua


Tetrahidrofuran O(CH2)4 -108,4 66,0 1,74
perbandingan

Larut pada semua


Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 0,45
perbandingan

B. Sifat-sifat kimia
1. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol
C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya.
2. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun
amida.
3. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
4. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia lebih
reaktif daripada alkana
5. · Mudah terbakar
· Pada umumnya bersifat racun
· Bersifat anastetik (membius)
2.7 Keisomeran pada Eter
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun
rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan
metil propil eter dan metil isopropil eter.
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi,
keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang
memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda
disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan
alkohol.
2.8 Manfaat Eter Beserta Dampaknya.
Ø Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat
bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat
menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir.
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau
menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga
laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4.Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non
polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan
muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang
dipakai di negara-negara maju.
Ø Dampak penggunaan senyawa eter
1. Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada
konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.
2. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan.
3. Eter bahan yang mudah terbakar karena eter mudah tersulut oleh kobaran
maupun percikan api.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-
unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus
alkil.
2. Eter dibuat dari dehidrasi alkohol, Pembuatan Eter Menurut Williamson,
Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida.
3. Eter digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris.
4. Tata Nama Eter Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC.
5. Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas).
6. Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
7. Manfaat eter, dibidang medis digunakan untuk anestesi (bius), dibidang
otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala,
dilaboratorium, eter digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan
senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alex Kimia. 2013. Pengertian dan Manfaat ETER. (online). Pengertian dan
Manfaat ETER _ Chemistry by Alex P.I.P.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.
2. Ilmu Kimia. 2012. Golongan Eter. (online). Golongan Eter_Ilmu Kimia.htm.
Akses tanggal 22 juni 2015.
3. Ilmu Kimia. 2013. Pembutan Eter.
(online). http://www.ilmukimia.org/2013/03/pembuatan-eter.html. Akses
tanggal 22 juni 2015.
4. Ilmu Kimia. 2012. Reaksi Terhadap Eter. (online). Reaksi Terhadap Eter
_ Ilmu Kimia.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.
5. Ilmu Kimia. 2012. Tata Nama Eter. (online). Tata Nama Eter_Ilmu
Kimia.htm. Akses tanggal 22 juni 2015.
6. Suhartinichemist. 2012. KIMIA ALKOHOL dan ETER. (online).
KIMIA ALKOHOL dan ETER.htm. Akses tanggal 22 juni 2015
7. Fessenden , Fessenden . KIMIA ORGANIK edisi 3 jilid 1 . Penerbit Erlangga .
1986.
8. https://id.wikipedia.oig/wiki/Eter (diakses pada tanggal 22 juni 2015)

Anda mungkin juga menyukai

  • MAKALAH Ester
    MAKALAH Ester
    Dokumen10 halaman
    MAKALAH Ester
    Shofiana Shofye
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eter Dan Evoksida
    Makalah Eter Dan Evoksida
    Dokumen22 halaman
    Makalah Eter Dan Evoksida
    Anonymous 2MTCb5eZsY
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen15 halaman
    Eter
    Rosa Arum
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen15 halaman
    Eter
    Anonymous lkeo2i9Fo
    100% (1)
  • Eter Bab I Pendahuluan
    Eter Bab I Pendahuluan
    Dokumen15 halaman
    Eter Bab I Pendahuluan
    Swarb Sheeep
    Belum ada peringkat
  • Kimia Eter
    Kimia Eter
    Dokumen26 halaman
    Kimia Eter
    Muhammad Irfhan Fajri Royyan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia
    Makalah Kimia
    Dokumen16 halaman
    Makalah Kimia
    Stevany Pakasi
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen26 halaman
    Eter
    Adamas Carlos
    Belum ada peringkat
  • Ko Bab 2
    Ko Bab 2
    Dokumen24 halaman
    Ko Bab 2
    alfian ubaid
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH ETER
    MAKALAH ETER
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH ETER
    echa desmita
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH ETER
    MAKALAH ETER
    Dokumen13 halaman
    MAKALAH ETER
    Ardiah Nopri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eter
    Makalah Eter
    Dokumen12 halaman
    Makalah Eter
    Yudhis
    Belum ada peringkat
  • Eter & Epoksida
    Eter & Epoksida
    Dokumen12 halaman
    Eter & Epoksida
    Ilham Surya Abadi
    Belum ada peringkat
  • Eter Epoksida
    Eter Epoksida
    Dokumen18 halaman
    Eter Epoksida
    Masayu Rini Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Fathona Saptara
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen11 halaman
    Eter
    Yenni Saragih
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI ETER
    OPTIMASI ETER
    Dokumen32 halaman
    OPTIMASI ETER
    Devi Madhany
    Belum ada peringkat
  • Senyawa Eter
    Senyawa Eter
    Dokumen3 halaman
    Senyawa Eter
    riva rahmasari
    Belum ada peringkat
  • Eter Kimia Dasar
    Eter Kimia Dasar
    Dokumen7 halaman
    Eter Kimia Dasar
    Dwi NicHe
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eter
    Makalah Eter
    Dokumen19 halaman
    Makalah Eter
    Courtney Alexander
    Belum ada peringkat
  • File SP Eter
    File SP Eter
    Dokumen17 halaman
    File SP Eter
    gale21
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen5 halaman
    Eter
    Dyah Ayu Kumalasari
    Belum ada peringkat
  • Kimia Guwehhhh
    Kimia Guwehhhh
    Dokumen12 halaman
    Kimia Guwehhhh
    M.Zaky Asryan
    Belum ada peringkat
  • Eter dan Isomer Fungsional
    Eter dan Isomer Fungsional
    Dokumen5 halaman
    Eter dan Isomer Fungsional
    kidd_arians1092
    Belum ada peringkat
  • Makalah PR Eter
    Makalah PR Eter
    Dokumen12 halaman
    Makalah PR Eter
    ajiutomo
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia Organik Eter Dan Ester
    Makalah Kimia Organik Eter Dan Ester
    Dokumen36 halaman
    Makalah Kimia Organik Eter Dan Ester
    Shelly octafia diana
    Belum ada peringkat
  • Eter Dan Epoksi SP
    Eter Dan Epoksi SP
    Dokumen32 halaman
    Eter Dan Epoksi SP
    Juwita Arrahma Wijayanti
    Belum ada peringkat
  • ETER Devi
    ETER Devi
    Dokumen11 halaman
    ETER Devi
    Dewa Ayu Wismayanti
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Eter
    Pengertian Eter
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Eter
    Regi Apriliansyah
    Belum ada peringkat
  • Tata Nama Eter
    Tata Nama Eter
    Dokumen11 halaman
    Tata Nama Eter
    adrian
    Belum ada peringkat
  • Eter dan Epoksida
    Eter dan Epoksida
    Dokumen14 halaman
    Eter dan Epoksida
    Saleh Hambali
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen5 halaman
    Eter
    Arya Adji Prastya
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Eter
    Pengertian Eter
    Dokumen20 halaman
    Pengertian Eter
    Rizki Arif Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Eter, Dan Aldehid
    Eter, Dan Aldehid
    Dokumen12 halaman
    Eter, Dan Aldehid
    afta
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen11 halaman
    Eter
    elma
    Belum ada peringkat
  • Eter Dan Epoksida
    Eter Dan Epoksida
    Dokumen13 halaman
    Eter Dan Epoksida
    vephemimosa
    Belum ada peringkat
  • UNTUK ETER, EPOKSIDA & SULFIDA
    UNTUK ETER, EPOKSIDA & SULFIDA
    Dokumen18 halaman
    UNTUK ETER, EPOKSIDA & SULFIDA
    Amaliatul Khusna
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tentang Eter
    Makalah Tentang Eter
    Dokumen11 halaman
    Makalah Tentang Eter
    Wibowo Bayyu Aji
    100% (3)
  • Eter Dan Epoksida
    Eter Dan Epoksida
    Dokumen38 halaman
    Eter Dan Epoksida
    Rizkanurdianti
    Belum ada peringkat
  • Eter
    Eter
    Dokumen10 halaman
    Eter
    Ines Jiana
    Belum ada peringkat
  • Kimia Organik Eter & Alkohol
    Kimia Organik Eter & Alkohol
    Dokumen21 halaman
    Kimia Organik Eter & Alkohol
    Fenny Putri
    100% (1)
  • Makalah Eter
    Makalah Eter
    Dokumen16 halaman
    Makalah Eter
    Imma Hayasuki
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ester
    Makalah Ester
    Dokumen7 halaman
    Makalah Ester
    A'Yu P. Larasati
    50% (2)
  • MAKALAH Ester
    MAKALAH Ester
    Dokumen9 halaman
    MAKALAH Ester
    Yuhanidha Siti
    Belum ada peringkat
  • Eter Kelompok 7
    Eter Kelompok 7
    Dokumen9 halaman
    Eter Kelompok 7
    HeruYan
    Belum ada peringkat
  • Eter, Epoksida & Sulfida
    Eter, Epoksida & Sulfida
    Dokumen33 halaman
    Eter, Epoksida & Sulfida
    Naimatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • ETER
    ETER
    Dokumen7 halaman
    ETER
    Restika Mahaliany Putri
    Belum ada peringkat
  • Eter Dan Epoksida SP
    Eter Dan Epoksida SP
    Dokumen18 halaman
    Eter Dan Epoksida SP
    Juwita Arrahma Wijayanti
    100% (1)
  • Materi Ester
    Materi Ester
    Dokumen8 halaman
    Materi Ester
    Mila Nuraida
    Belum ada peringkat
  • Eter Alkohol
    Eter Alkohol
    Dokumen17 halaman
    Eter Alkohol
    Aditya Wirayuda
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Eter
    Pengertian Eter
    Dokumen10 halaman
    Pengertian Eter
    Ratna Kumala D
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI PENGERTIAN
    OPTIMASI PENGERTIAN
    Dokumen8 halaman
    OPTIMASI PENGERTIAN
    Samaria moniz
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eter Bela Fix
    Makalah Eter Bela Fix
    Dokumen9 halaman
    Makalah Eter Bela Fix
    Nabilla Rizki H
    Belum ada peringkat
  • Alkoksi Alkana
    Alkoksi Alkana
    Dokumen3 halaman
    Alkoksi Alkana
    Rodliyah Eka
    Belum ada peringkat
  • Eter Kimia
    Eter Kimia
    Dokumen13 halaman
    Eter Kimia
    Ida Farida Munthe
    Belum ada peringkat
  • Alkohol dan Eter
    Alkohol dan Eter
    Dokumen14 halaman
    Alkohol dan Eter
    Muhammad Ridha
    Belum ada peringkat
  • ETER
    ETER
    Dokumen36 halaman
    ETER
    Dytha Florenza
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen9 halaman
    Bab 7
    Rizky Vasya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Rolis Pou
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Rolis Pou
    Belum ada peringkat
  • New Microsoft PowerPoint Presentation
    New Microsoft PowerPoint Presentation
    Dokumen10 halaman
    New Microsoft PowerPoint Presentation
    Rifka Sadapu
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen2 halaman
    Attachment
    Rifka Sadapu
    Belum ada peringkat
  • Penydalam Umar7
    Penydalam Umar7
    Dokumen0 halaman
    Penydalam Umar7
    Faisal Ahmad
    Belum ada peringkat